dengan sectio caesarea yang menggunakan pembiusan umum, rawat gabung dilakukan setelah ibu dan bayi sadar, misalnya 4-6 jam setelah operasi selesai.
Apabila pembiusan secara spinal, bayi dapat segera disusui. Apabila ibu masih mendapat infus, bayi tetap dapat disusui dengan bantuan petugas, dan ibu dalam
keadaan sehat Prawirohardjo, 2008; Maryuni, 2009.
1.4 Kontraindikasi Rawat Gabung
Kegiatan rawat gabung dimulai sejak ibu bersalin di kamar bersalin dan di bangsal perawatan pasca persalinan. Akan tetapi, tidak semua bayi atau ibu dapat
segera dirawat gabung. Ibu yang tidak dapat melaksanakan rawat gabung adalah ibu dengan kelainan jantung yang ditakutkan menjadi gagal jantung, ibu dengan
preklamsia dan eklamsia berat, ibu dengan penyakit akut yang berat, ibu dengan karsionoma payudara, dan ibu dengan psikosis. Sedangkan bayi yang tidak dapat di
rawat gabung adalah bayi dengan berat lahir sangat rendah, bayi dengan kelainan kongenital yang berat, bayi yang memerlukan observasi atau terapi khusus bayi
kejang, sakit berat Prawirohardjo, 2008.
1.5 Proses dan Cara Pelaksanaan Rawat Gabung
Kegiatan rawat gabung dimulai sejak ibu bersalin di kamar bersalin dan di bangsal perawatan pasca persalinan. Meskipun demikian penyuluhan tentang
manfaat dan pentingnya rawat gabung sudah dimulai sejak ibu pertama kali memeriksakan kehamilannya di poliklinik asuhan antenatal Marjono, 1999.
Tidak semua bayi atau ibu dapat segera dirawat gabung, bayi dan ibu yang dapat segera mengikuti program rawat gabung harus memenuhi beberapa kriteria
yaitu lahir spontan baik presentasi kepala maupun bokong, masa kehamilan lebih dari 37minggu dengan berat lahir lebih dari 2500 gram, bayi tidak mengalami
asfiksia nilai APGAR menit ke V lebih dari 7, tidak ada gejala sesak nafas,
sianosis, infeksi atau kelainan kongenital berat, bila lahir dengan tindakan vakum atau forceps rawat gabung dapat ditunda sementara sampai bayi kelihatan baik, aktif
dan sudah ada refleks menghisap. Bayi yang lahir secara sectio caesarea dengan pembiusan umum, rawat gabung dilakukan setelah ibu dan bayi sadar bayi tidak
mengantuk misalnya empat sampai enam jam setelah operasi selesai, ibu sehat dan tidak ada infeksi intrapartum Karkata, dalam Soetjiningsih, 1997 ; Rulina Tobing,
2004; Mappiwali, 2008. Dalam perawatan rooming-in bayi ditempatkan bersama ibunya dalam suatu
ruangan, sehingga ibu dapat melihat dan menjangkau bayinya kapan saja ibu membutuhkannya. Bayi dapat diletakkan di tempat tidur bersama ibunya, atau dalam
boks di samping tempat tidur ibu Marjono, 1999. Perawat harus memperhatikan keadaan umum bayi dan dapat mengenali
keadaan-keadaan abnormal, kemudian melaporkannya kepada dokter. Dokter terutama dokter anak dan kebidanan mengadakan kunjungan sekurang-kurangnya
sekali dalam sehari. Dokter harus memperhatikan keadaan ibu maupun bayi, terutama yang berhubungan dengan masalah menyusui. Perlu diperhatikan apakah
apakah ASI sudah keluar, adakah pembengkakan payudara, keadaan puting, adakah rasa sakit yang mengganggu saat menyusui, dan sebagainya Marjono, 1999.
Perawat juga harus membantu ibu untuk merawat payudara, menyusui, menyendawakan dan merawat bayi secara benar. Bila ibu dan bayi sudah
diperbolehkan pulang, diberikan penyuluhan lagi tentang cara merawat bayi, payudara, dan cara menyusui yang benar sehingga ibu akan terampil melakukannya
di rumah Marjono, 1999.
1.6 Manfaat Rawat Gabung