Aborsi Menurut Undang-Undang Keshatan UU No. 23 Tahun 1992 Pasal 15 UU No. 23 tahun 1992

e. Pasal 349 KUHP menyatakan :

Jika seorang dokter, bidan, atau juru obat membantu melakukan kejahatan berdasarkan Pasal 346, ataupun melakukan atau membantu melakukan salah satu kejahatan yang diterapkan dalam pasal 347 dan 348, maka pidana yang ditentukan dalam pasal itu dapat ditambahkan dengan sepertiga dan dapat dicabut hak untuk menjalankan pencarian dalam mana kejahatan dilakukan. Secara singkat dapat dijelaskan bahwa yang dapat dihukum, menurut KUHP dalam kasus Tindak Pidana Aborsi ini adalah : a. Pelaksana Aborsi, yakni tenaga medis atau dukun atau orang lain dengan hukuman maksimal 4 tahun ditambah sepertiganya dan dicabut hak untuk berpraktik.

a. Wanita yang menggugurkan kandungannya , dengan hukuman

maksimal 4 tahun.

b. Orang-orang yang terlibat secara langsung dan menjadi penyebab

terjadinya aborsi itu dihukum dengan hukuman yang bervariasi. 26

4. Aborsi Menurut Undang-Undang Keshatan UU No. 23 Tahun 1992 Pasal 15 UU No. 23 tahun 1992

Undang- undang kesehatan mengatur masalah aborsi yang secara substansial berbeda dengan KUHP, menurut undang-undang ini aborsi dapat dilakukan apabila ada indikasi medis. 26 Rukmini, M, Penelitian tentang aspek hukum pelaksanaan aborsi akibat perkosaan. Badan Pembinaan Hukum Nasional Departemen Kehakiman Dan Ham RI, 2004 Hal 32- 33 Universitas Sumatera Utara Pasal 15 UU No. 23 tahun 1992 1Dalam Keadaan darurat sebagai upaya untuk menyelamatkan jiwa ibu hamil dan atau janinnya, dapat dilakukan tindakan medis tertentu. 2Tindakan medis tertentu sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 hanya dapat dilakukan : a. Berdasarkan indikasi medis yang mengharuskan diambilnya tindakan tersebut. b. Oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu dan dilakukan sesuai dengan tanggung jawab profesi serta berdasarkan pertimbangan tim ahli c. Dengan persetujuan ibu hamil yang bersangkutan atau suami atau keluarganya d. Pada sarana kesehatan tertentu. 3 Ketentuan lebih lanjut mengenai tindakan medis tertentu sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dan ayat 2 ditetapkan dengan peraturan pemerintah Dalam penjelasan resmi dari ayat 1 itu dikatakan : Tindakan medis dalam pengguran kandungan dengan alasan apapun dilarang karena bertentangan dengan norma hukum, norma agama, norma kesusilaan dan norma kesopanan, namun dalam keadaan darurat sebagai Universitas Sumatera Utara upaya menyelamatkan jiwa ibu dan atau janin yang dikandungnya, dapat diambil tindakan medis tertentu. 27

B. Unsur-Unsur Dalam Tindak Pidana

Menurut Adam Chazami, unsur-unsur tindak pidana terdiri dari :

1. Unsur formal meliputi

a. Perbuatan manusia, yaitu perbuatan dalam arti luas, artinya tidak berbuat yang termasuk perbuatan dan dilakukan oleh manusia. b. Melanggar peraturan pidana. Dalam artian bahwa sesuatu akan dihukum apabila sudah ada peraturan pidana sebelum yang telah mengatur peraturan tersebut, jadi hakim tidak dapat menuduh suatu kejahatan yang telah dilakukan dengan suatu peraturan pidana, maka tidak ada tindak pidana. c. Diancam dengan hukuman, hal yang ini bermaksud bahwa KUHP mengatur tentang hukuman yang berbeda berdasarkan tindak pidana yang telah dilakukan. d. Dilakukan oleh orang yang bersalah, dimana unsure-unsur kesalahan yaitu harus ada kehendak, keinginan atau kemauan dari orang yang melakukan tindak pidana serta orang tersebut berbuat sesuatu dengan sengaja, mengetahui dan sadar sebelumnya terhadap akibat perbuatannya. Kesalahan dalam arti sempit dapat diartikan kesalahan 27 Portal HR, UU.No. 23 tahun 2009, diakses dari http:www.portalhr.comwp- contentuploadsdatapdfspdf_peraturan 1204 001310.pdf, pada tanggal 29 November 2015 pukul 00.53 WIB Universitas Sumatera Utara