Bentuk dan Strategi Penelitian

B. Bentuk dan Strategi Penelitian

1. Bentuk Penelitian

Penelitian ini berbentuk penelitian kualitatif. Lexy J. Moleong (2007:6) menyatakan bahwa: Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami

fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan secara holistik dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.

David Williams (dalam Lexy J. Moleong,2007:5) menyatakan bahwa: enelitian kualitatif adalah pengumpulan data pada suatu latar ilmiah dengan menggunakan metode ilmiah dan dilakukan oleh peneliti yang tertarik secara alamiah .

Denzin dan Lincoln yang dikutip Lexy J. Moleong (2007:5), menyatakan bahwa: enelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada .

eksplanatif, eksploratif dan deskriptif. Penelitian eksploratif bertujuan untuk menemukan hal-hal baru, sedangkan penelitian eksplanatif bertujuan menjelaskan suatu pegangan atau patokan untuk pembuktian suatu pendapat, dan penelitian deskriptif merupakan penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan data dengan kata atau uraian dan penjelasan.

Penulis dalam penelitian menggunakan penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian diskriptif ini bertujuan untuk mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada, mengidentifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan praktik-praktik yang berlaku. Metode deskriptif digunakan untuk melukiskan secara sistemik fakta atau bidang tertentu, menetapkan apa yang dilakukan oleh orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang mendatang.

Kualitaif deskriptif merupakan jenis penelitian yang bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran atau sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta- fakta, sifat-sifat situasi, kondisi atau fenomena dengan menggunakan data berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan objek yang diamati secara utuh. Berkaitan dengan penelitian ini, maka penulis ingin memaparkan secara deskriptif tentang implementasi pendidikan karakter di SMK Islamiyah Widodaren Ngawi.

2. Strategi Penelitian

H.B.Sutopo (2006:112) menyatakan bahwa: trategi penelitian

digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data sehingga dapat menjelaskan bagaimana tujuan penelitian akan dicapai dan bagaimana masalah akan dikaji dan dipecahkan untuk dipahami .

Robert K. Yin (1997:1) menyatakan bahwa: trategi penelitian kualitatif dibagi menjadi lima, yaitu: metode studi kasus, metode eksperimen, metode survei, metode historis dan metode analisis informasi dokumenter .

Strategi penelitian kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Robert K.Yin (1997:18) menyatakan bahwa: Strategi penelitian kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Robert K.Yin (1997:18) menyatakan bahwa:

Studi kasus secara umum merupakan strategi yang lebih cocok dengan pokok pertanyaan suatu penelitian berkenaan dengan bagaimana atau mengapa dan peneliti hanya memiliki sedikit peluang untuk mengontrol peristiwa-peristiwa yang akan diselidiki dan fokus penelitiannya terletak pada fenomena kontemporer (masa kini) di dalam konteks kehidupan nyata.

Robert K. Yin (1997:28), menjelaskan mengenai desain penelitian, dinyatakan bahwa: Desain penelitian adalah suatu rencana yang membimbing peneliti dalam

proses pengumpulan, analisis dan intepretasi observasi. Ia merupakan suatu model pembuktian logis yang memungkinkan peneliti untuk mengambil inferensi mengenai hubungan kausal antar variabel di dalam suatu penelitian. Desain penelitian juga menentukan ranah kemungkinan generalisasi terhadap situasi-situasi yang berbeda.

Desain penelitian studi kasus dibedakan menjadi dua macam, yaitu:

1) Desain Kasus Tunggal Kasus-kasus tunggal merupakan desain umum bagi penyelenggaraan studi kasus. Syarat penyelenggaraan studi kasus tunggal adalah kasus tersebut mengetengahkan suatu uji penting mengenai teori yang ada; merupakan peristiwa yang langka/unik dan berkaitan dengan tujuan penyingkapan. Tahap penting dalam pendesainan dan penyelenggaraan kasus tunggal adalah menentukan unit analisis. Terdapat beberapa keterkaitan dengan sub sub unit analisisnya, agar desain yang lebih kompleks atau terpancang, dapat berkembang. Sub unit seringkali dapat menambah peluang-peluang signifikansi bagi analisis yang lebih luas, yang mengembangkan bagianbagian kasus tunggal yang bersangkutan.

2) Desain Multikasus Penggunaan desain multikasus mengikuti logika replika, bukan replika sampling dan pemilihan kasus harus hati-hati. Kasus-kasus tersebut harus 2) Desain Multikasus Penggunaan desain multikasus mengikuti logika replika, bukan replika sampling dan pemilihan kasus harus hati-hati. Kasus-kasus tersebut harus

Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif deskriptif dengan menggunakan metode penelitian studi kasus tunggal. H.B.Sutopo (2006:140), penelitian studi kasus tunggal terarah pada satu karakteristik karena hanya dilakukan pada satu sasaran (satu lokasi atau satu subjek). Permasalahan atau fokus penelitian sudah ditentukan sebelum peneliti menggali permasalahan di lapangan. Permasalahan dalam penelitian ini terfokus pada implementasi pendidikan karakter di SMK Islamiyah Widodaren Ngawi.