Teknik Pengumpulan Data
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan strategi yang digunakan untuk mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Sugiyono (2006: 253) menyatakan bahwa,
ilihat dari segi cara, terdapat lima macam teknik
pengumpulan data yaitu observasi, wawancara, kuesioner, dokumen dan gabungan keempatnya .
Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan melalui metode observasi, wawancara dan mencatat dokumen. Adapun secara lebih jelas adalah
Observasi dilakukan untuk menggali data atau informasi dari sumber data yang berupa tempat atau lokasi, peristiwa, benda dan rekaman gambar baik langsung maupun tidak langsung. Spradley dalam H.B.Sutopo (2006:75) menyatakan bahwa
bservasi dapat dibagi menjadi observasi tak berperan dan
observasi berperan yang terdiri dari berperan pasif, berperan aktif dan berperan penuh .
a. Observasi Tidak Berperan Kehadiran peneltii dalam observasi ini tidak diketahui oleh subjek yang diteliti. Observasi ini dapat dilakukan dengan jarak jauh untuk mengamati perilaku seseorang atau sekelompok orang di suatu lokasi tertentu dengan memilih tempat khusus yang berada dilokasi tetapi di luar perhatian kelompok yang diamati.
b. Observasi Berperan Observasi ini dilakukan dengan mendatangi suatu lokasi atau peristiwa sehingga kehadirannya diketahui oleh pihak yang diamati.
1) Observasi Berperan Pasif Observasi dapat dilakukan secara langsung dengan mengadakan pencatatan secara sistematis tentang keadaan yang sebenarnya dari objek yang diteliti.
2) Observasi Berperan Aktif Peneliti memainkan berbagai peran yang memungkinkan berada dalam situasi yang berkaitan dengan penelitiannya. Peneliti tidak hanya berperan dalam bentuk dialog yang mengarah pada pendalaman dan kelengkapan data, juga dapat mengarahkan peristiwa yang sedang dipelajari demi kemantapan data.
3) Observasi Berperan Penuh Peneliti memiliki peran dalam lokasi studinya sehingga benar-benar terlibat dalam suatu kegiatan yang ditelitinya dan peran peneliti tiak bersifat sementara sehingga peneliti tidak hanya mengamati, tetapi bisa berbuat sesuatu, berbicara dan sebagainya.
Peneliti datang ke lokasi penelitian yaitu di SMK Islamiyah Widodaren Ngawi untuk mencari data dengan pengamatan terhadap situasi dan kondisi yang ada untuk mendapatkan kebenaran dan melihat kenyataan yang terjadi.
2. Metode Wawancara
Lexy J. Moleong (2007:186) menyatakan bahwa:
awancara adalah
percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu .
H.B.Sutopo (2006:67-75) menyatakan bahwa: ecara umum, teknik
wawancara dibedakan menjadi teknik wawancara terstruktur dan wawancara yang tidak terstruktur yang disebut wawancara mendalam . Wawancara terstruktur merupakan jenis wawancara yang terfokus dan pertanyaannya telah disiapkan oleh peneliti secara pasti.
Patton dalam H.B.Sutopo (2006:69) menyatakan bahwa
awancara
mendalam adalah wawancara yang bersifat lentur dan terbuka, tidak berstruktur ketat, tidak dalam suasana f
Lebih lanjut H.B. Sutopo (2006:69) menyatakan bahwa: Wawancara dalam penelitian kualitatif pada umumnya dilakukan dengan
mengajukan pertanyaan yang open-ended dan mengarah pada kedalaman informasi, dilakukan dengan cara yang tidak secara formal, terstruktur, untuk menggali pandangan subjek yang diteliti tentang banyak hal yang sangat bermanfaat untuk menjadi dasar bagi penggalian informasinya secara lebih jauh dan mendalam.
Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam karena dalam wawancara ini pertanyaan yang diajukan dapat semakin rinci dan mendalam serta dapat mengorek kejujuran informan untuk mendapatkan informasi yang sebenarnya. Narasumber dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, waka kurikulum, waka kesiswaan, beberapa guru dan siswa yang telah dipilih oleh peneliti untuk diperoleh informasi tentang implementasi pendidikan karakter di SMK Islamiyah Widodaren Ngawi.
Guba dan Lincoln dalam H.B.Sutopo (2006: 80) menyatakan bahwa okumen adalah setiap bahan tertulis atau film yang tidak dipersiapkan karena adanya permintaan seorang penyid
Dokumen dapat dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan bahkan untuk meramalkan.
Yin dalam H.B Sutopo (2006:80-81) menyatakan bahwa:
encatat
dokumen disebut sebagai content analysis dan dimaksudkan bahwa peneliti bukan sekedar mencatat isi penting yang tersurat dalam dokumen atau arsip tetapi juga
Data-data yang dicatat adalah data-data yang mendukung informasi yang didapatkan. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis dokumen dengan cara mencatat dan menyimpulkan makna atau isi setiap dokumen dan arsip. Teknik ini dilakukan untuk mengumpulkan data yang bersumber
dari
dokumen
dan arsip-arsip yang
relevan dengan
pengimplementasian pendidikan karakter di SMK Islamiyah Widodaren Ngawi.