Analisis Penambahan Tempat Duduk Wudhu

5.2.1 Analisis Penambahan Tempat Duduk Wudhu

Tempat duduk untuk wudhu diperlukan karena untuk menjaga keseimbangan tubuh lansia sehingga mengurangi resiko terjatuh atau terpleset ketika melakukan aktivitas wudhu, karena kekuatan otot paha bagian bawah lebih cepat melemah dibanding kekuatan otot pada tangan (Tarwaka, 2004). Berikut tabel perbandingan antara tempat wudhu saat ini yang belum tersedia tempat duduk dengan tempat wudhu yang dilengkapi tempat duduk hasil rancangan.

Tabel 5.1 Perbandingan Penambahan Tempat Duduk Wudhu

Tempat wudhu belum tersedia Tempat wudhu yang dilengkapi tempat duduk wudhu

tempat duduk wudhu

Tersedia

Tempat duduk wudhu

Tidak tersedia

tempat duduk

Pada rancangan tempat duduk wudhu, dimensi tempat duduk wudhu sesuai dengan anthropometri lansia baik ukuran tempat duduk wudhu maupun ukuran penempatannya agar tempat duduk nyaman digunakan. Dimensi tempat duduk wudhu sesuai anthropometri lansia pengguna tempat wudhu, meliputi:

1. Panjang tempat duduk wudhu Data anthropometri yang dibutuhkan untuk menentukan panjang tempat duduk wudhu adalah jarak pantat plopiteal (jpp) dengan persentil ke-5. Penggunaan 1. Panjang tempat duduk wudhu Data anthropometri yang dibutuhkan untuk menentukan panjang tempat duduk wudhu adalah jarak pantat plopiteal (jpp) dengan persentil ke-5. Penggunaan

2. Lebar tempat duduk wudhu Data anthropometri yang dibutuhkan untuk menentukan lebar tempat duduk wudhu adalah lebar pinggul (lp) dengan persentil ke-95. Penggunaan persentil

95 dimaksudkan agar tempat duduk wudhu yang dirancang dapat mengakomodasi lansia yang memiliki lebar pinggul lebih besar, sehingga lansia dapat duduk dengan nyaman. Dari hasil perhitungan diperoleh lebar tempat duduk wudhu sebesar 38 cm.

3. Ketinggian tempat duduk wudhu Data anthropometri yang dibutuhkan untuk menentukan ketinggian tempat duduk wudhu adalah tinggi plopiteal (tp) dengan persentil ke-5. Penggunaan persentil 5 dimaksudkan agar tempat duduk dapat mengakomodasi lansia yang memiliki tinggi plopiteal lebih kecil sehingga lansia dapat duduk dengan nyaman tanpa merasakan tempat duduk yang terlalu tinggi dan lansia yang memiliki tinggi plopiteal lebih besar dapat duduk dengan ketinggian yang sesuai. Dari hasil perhitungan diperoleh ketinggian tempat duduk wudhu sebesar 36 cm.

4. Jarak antar tempat duduk wudhu Data anthropometri yang dibutuhkan untuk menentukan jarak antar tempat duduk wudhu adalah lebar bahu (lb) dengan persentil ke-95. Penggunaan persentil 95 dimaksudkan untuk mengakomodasi lansia yang memiliki lebar bahu yang besar, sehingga lansia dapat menuju ke tempat duduk wudhu dengan leluasa. Dari hasil perhitungan diperoleh jarak antar tempat duduk wudhu sebesar 41 cm.

Selain dimensi tempat wudhu sesuai dengan anthropometri lansia, tempat duduk wudhu terbuat dari cor beton sehingga alas duduk yang dihasilkan kuat. Alas tempat duduk wudhu harus terbuat dari bahan yang tidak licin, hal ini bertujuan agar lansia dapat menggunakan tempat duduk wudhu dengan aman. Bahan yang dipilih adalah keramik anti slip karena keramik antislip ini memiliki Selain dimensi tempat wudhu sesuai dengan anthropometri lansia, tempat duduk wudhu terbuat dari cor beton sehingga alas duduk yang dihasilkan kuat. Alas tempat duduk wudhu harus terbuat dari bahan yang tidak licin, hal ini bertujuan agar lansia dapat menggunakan tempat duduk wudhu dengan aman. Bahan yang dipilih adalah keramik anti slip karena keramik antislip ini memiliki

Untuk memudahkan lansia ketika duduk dan akan bangun dari tempat duduk wudhu, maka ditambahkan hand rail di depan tempat duduk wudhu, karena pada lansia otot lengan akan lebih intensif penggunaanya dibandingkan otot kaki (Tarwaka, 2004). Pada rancangan hand rail, dimensi hand rail sesuai dengan anthropometri lansia baik dari segi ukuran hand rail maupun ukuran penempatan hand rail itu sendiri dan hand rail berbentuk lingkaran sesuai dengan karakteristik genggaman tangan, agar lansia merasa nyaman ketika menggunakan hand rail. Dimensi hand rail sesuai anthropometri lansia pengguna tempat wudhu, meliputi:

1. Diameter hand rail Data anthropometri yang dibutuhkan untuk menentukan diameter hand rail adalah diameter lingkar genggam (dlg) dengan persentil ke-50. Penggunaan persentil 50 dimaksudkan agar lansia yang memiliki diameter genggam lebih besar maupun yang lebih kecil dapat memegang hand rail dengan nyaman. Dari hasil perhitungan diperoleh diameter hand rail sebesar 3,8 cm.

2. Jarak dari dinding ke hand rail Data anthropometri yang dibutuhkan untuk menentukan jarak dari dinding ke hand rail adalah panjang telapak tangan (ptt) dengan persentil ke-95. Penggunaan persentil 95 dimaksudkan agar lansia yang memiliki panjang telapak tangan lebih besar memiliki ruang yang cukup antara hand rail dengan dinding ketika memegang hand rail. Dari hasil perhitungan diperoleh jarak dari dinding ke hand rail sebesar 19 cm.

3. Panjang hand rail Data anthropometri yang dibutuhkan untuk menentukan panjang hand rail adalah lebar bahu (lb) dengan persentil ke-95. Penggunaan persentil 95 3. Panjang hand rail Data anthropometri yang dibutuhkan untuk menentukan panjang hand rail adalah lebar bahu (lb) dengan persentil ke-95. Penggunaan persentil 95

4. Ketinggian hand rail dari alas tempat duduk wudhu Data anthropometri yang dibutuhkan untuk menentukan ketinggian hand rail dari alas tempat duduk wudhu adalah tinggi bahu duduk (tbd) dengan persentil ke-5. Penggunaan persentil 5 dimaksudkan agar lansia yang memiliki tinggi bahu duduk yang lebih pendek dapat mengakses hand rail dengan nyaman dan lansia yang memiliki tinggi bahu duduk lebih tinggi juga dapat mengakses hand rail dengan mudah. Untuk memperoleh tingkat kenyamanan yang memadai, ketinggian hand rail dibawah 10 cm di bawah tinggi siku atau tinggi bahu (Grandjean,1993). Dari hasil perhitungan diperoleh ketinggian hand rail sebesar 37 cm.

Selain dimensi hand rail sesuai dengan anthropometri lansia, hand rail terbuat dari bahan besi tempa tipe solid, karena bahan ini memiliki keunggulan yaitu kuat, aman (tidak licin), tahan lama (tidak mudah berkarat), hal ini bertujuan untuk meningkatkan keamanan lansia ketika menggunakan hand rai ( www.besitempa.blogspot.com ). Diameter besi tempa yang ada di pasaran yang mendekati diameter hand rail hasil perancangan sebesar 3,6 cm adalah besi tempa yang memiliki diameter 1,5 inch (3,8 cm). Berikut gambar pemakaian hand rail untuk membantu lansia ketika duduk atau ketika bangun dari tempat duduk wudhu.

Gambar 5.1 Penggunaan Hand Rail Untuk Membantu Lansia Duduk