Analisis Penambahan Pijakan Kaki
5.2.3 Analisis Penambahan Pijakan Kaki
Menambahkan pijakan kaki pada tempat wudhu bertujuan untuk menstabilkan posisi kaki yang akan dibasuh, karena penurunan kemampuan otot untuk masing-masing anggota tubuh lansia tidaklah berbarengan. Kekuatan otot paha bagian bawah lebih cepat melemah dibanding kekuatan otot pada tangan (Tarwaka, 2004). Berikut tabel perbandingan antara tempat wudhu saat ini yang belum dilengkapi dengan pijakan kaki dengan tempat wudhu dengan tempat wudhu dengan pijakan kaki hasil rancangan.
Tabel 5.3 Perbandingan Penambahan Pijakan Kaki
Tanpa pijakan kaki Dengan pijakan kaki
Terdapat pijakan
Tidak terdapat
pijakan kaki
kaki
Pada rancangan pijakan kaki, dimensi pijakan kaki yang sesuai anthropometri lansia baik dari segi ukuran pijakan kaki maupun ukuran penempatan pijakan kaki. Dimensi pijakan kaki sesuai anthropometri lansia pengguna tempat wudhu, meliputi:
1. Panjang pijakan kaki Data anthropometri yang dibutuhkan untuk menentukan panjang pijakan kaki adalah panjang telapak kaki (ptk) dengan persentil ke-95. Penggunaan persentil 95 agar panjang pijakan kaki dapat mengakomodasi lansia yang 1. Panjang pijakan kaki Data anthropometri yang dibutuhkan untuk menentukan panjang pijakan kaki adalah panjang telapak kaki (ptk) dengan persentil ke-95. Penggunaan persentil 95 agar panjang pijakan kaki dapat mengakomodasi lansia yang
2. Lebar pijakan kaki Data anthropometri yang dibutuhkan untuk menentukan lebar pijakan kaki adalah lebar telapak kaki (ltk) dengan persentil ke-95. Penggunaan persentil
95 dimaksudkan agar lebar pijakan kaki dapat mengakomodasi lansia yang memiliki lebar telapak kaki lebih besar dan lansia dengan lebar telapak kaki lebih kecil juga dapat menggunakan pijakan kaki dengan nyaman. Dari hasil perhitungan diperoleh lebar pijakan kaki sebesar 13 cm.
3. Ketinggian pijakan kaki Data anthropometri yang dibutuhkan untuk menentukan ketinggian pijakan kaki adalah tinggi plopiteal (tp) dengan persentil ke-5. Penggunaan persentil 5 dimaksudkan pijakan kaki dapat mengakomodasi lansia yang memiliki tinggi plopiteal lebih kecil sehingga lansia dapat mengangkat kaki ke pijakan kaki dengan mudah. Dari hasil perhitungan diperoleh ketinggian pijakan kaki sebesar 36 cm.
4. Jarak pijakan kaki dengan tempat duduk wudhu bagian depan Jarak pijakan kaki dengan tempat duduk wudhu bagian depan dihitung dari panjang telapak kaki (ptk) dengan persentil ke-95. Penggunaan persentil 95 dimaksudkan agar jarak antara pijakan kaki dengan tempat duduk dapat mengakomodasi lansia yang memiliki panjang telapak kaki yang besar sehingga mudah untuk menggerakan telapak kaki. Dari hasil perhitungan diperoleh jarak pijakan kaki dengan tempat duduk bagian depan sebesar 25 cm.
5. Jarak pijakan kaki bagian tengah dari sisi tepi tempat duduk wudhu Jarak pijakan kaki bagian tengah dari sisi tepi tempat duduk wudhu dengan setengah lebar tempat duduk wudhu, hal ini bertujuan agar jarak horizontal pijakan kaki bagian tengah dari sisi tepi tempat duduk wudhu terletak digaris tengah tempat duduk wudhu dan tepat di bawah kran, sehingga lansia mudah melakukan gerakan membasuh kaki. Dari hasil perhitungan diperoleh jarak pijakan kaki bagian tengah dari sisi tepi tempat duduk wudhu sebesar 19 cm.
Selain dimensi pijakan kaki sesuai dengan anthropometri lansia, bahan pijakan kaki berasal dari plat aluminium, karena plat aluminium merupakan bahan yang kuat, tahan terhadap air (anti karat) dan tidak licin ( www.world- aluminium.org ), hal ini bertujuan untuk meningkatkan keamanan lansia ketika menggunakan pijakan kaki. Bahan yang dipilh sesuai kriteria tersebut yang terdapat di pasaran adalah plat aluminium dengan ukuran ketebalan 3 mm, lebar plat 30 cm dan panjang plat 30 cm.