Prinsip Pengingatan terhadap Toleransi Kultural

II.7 Prinsip Pengingatan terhadap Toleransi Kultural

Sejarah telah mencatat Islam sebagai satu-satunya agama yang memiliki toleransi yang luar biasa. Di negara-negara dimana Islam menjadi umat mayoritas, toleransi dan kerjasama antara satu agama dengan agama yang lain berjalan dengan baik dan berkembang. Hal ini membuktikan bagaimana Islam sebagai sebuah sistem hidup menjadi rahmat bagi seluruh alam sebagaimana dinyatakan oleh Allah berikut ini:

We sent thee not, but as a Mercy for all creatures. 27

We have not sent thee but as a universal (Messenger) to men, giving them glad tidings, and warning them (against sin), but most men understand not. 28

Sikap toleransi Rasulullah terlihat jelas pada hadith berikut:

25 Sunan Abu Dawud, Vol. III, hal 1346

26 Sunan Abu Dawud, Vol.IV, hal 1347

27 QS Al-Anbiya: 107

28 QS Saba: 28

It is narrated on the authority of Ibn Abu Laila that while Qais b. Sa’d and Sahl b. Hunaif weer both in Qadisiyya a bier passed by them and they both stood up. They were told that it was the bier of one of the people of the land (non_Muslim). They said that a bier passed before the Holy Prophet (may peace be upon him) and he stood up. He was told that he (the dead man) was a Jew. Upon this he remarked: Was he not a human being or did he not have a soul? And in the hadith transmitted by ‘Amr b. Murra with the same chain of transmitters, (the words) are: “There

passed a bier before us”. 29

Sejarah telah mencatat bagaimana bencinya umat Yahudi kepada Rasulullah dan umatnya hingga hari ini. Namun pada hadith diatas terlihat bagaimana penghormatan dan penghargaan Rasulullah kepada mereka. Bahkan kepada orang yang sudah mati sekalipun. Allah telah menciptakan manusia terdiri dari berbagai bangsa dan ras, namun hal ini tidak menjadi sumber perpecahan karena dalam Islam ukuran derajat seseorang di mata Allah terletak pada ketaqwaan dan keimanannya sebagaimana terlihat pada ayat berikut: O mankind! We created you from a single (pair) of a male and a female, and made you into nations and tribes, that ye may know each other (not that ye may despise (each other). Verily the most honoured of you in the sight of Allah is (he who is) the most righteous of you. And Allah has

full knowledge and is well acquainted (with all things) 30 Ayat tersebut juga mengajarkan kita untuk saling mengenal satu sama lain dan bekerja sama bagi

kesejahteraan bersama. Dalam Arsitektur, hal ini menegaskan akan kewajiban kita untuk menghormati budaya dan kehidupan sosial masyarakat dimana bangunan tersebut berdiri. Selama tidak bertentangan dengan Islam kita diperbolehkan mempergunakan bahasa arsitektur masyarakat setempat dengan memanfaatkan potensi dan material yang ada di tempat tersebut. Hal ini tentu menjadi prinsip yang menjamin flesibilitas perancangan bangunan dalam Islam. Dalam perancangan masjid misalnya, dari hasil kajian yang luas di berbagai negara terhadap perancangan sebuah masjid, kita akan mendapati berbagai variasi dan kreasi yang sungguh luar biasa. Masjid dibuat dengan teknologi, biaya dan sumber daya yang disesuaikan dengan kondisi regional dimana ia berdiri, tanpa sebuah keharusan untuk meletakkan elemen tertentu. Dari sini perancangan masjid yang bercorak Timur Tengah di negara yang beriklim tropis seperti Indonesia dan Malaysia tentu harus dikaji kesesuainnya.

29 Sahih Muslim Vol. II, hal 454

30 QS Al Hujurat: 13

Berbagai bentuk tipologi masjid di berbagai negara (dari kiri ke kanan), atas: tipologi

Gambar 2.3 Tipologi bangunan masjid

Atas : masjid di tanah Arab, tipologi masjid di Afrika, Tipologi Masjid di Turki dan Anatolia, Tipologi Masjid di Iran

Bawah : Tipologi masjid di India, Tipologi masjid di Cina, Tipologi masjid di Asia Tenggara

Pada aspek yang lain seperti perancangan sebuah rumah tinggal, aspek budaya dan pola kehidupan sosial masyarakat perlu diperhatikan ketika kita akan menyusun perletakkan dan program ruangnya. Sensivitas hubungan antara lelaki dan perempuan atau penghormatan antara orang muda dan orang tua perlu mendapat perhatian dan pertimbangan yang serius dalam proses perancangan sebuah bangunan tinggal.

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN JENIS KELAMIN, TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN TERHADAP KEJADIAN SKABIES PADA SANTRI PONDOK PESANTREN QOTRUN NADA KOTA DEPOK

0 0 5

PELAKSANAAN PROGRAM KULLIYATU TAHFIDZ AL-QUR’AN DALAM MENINGKATKAN HAFALAN SANTRI PONDOK PESANTREN MODERN ISLAM ASSALAAM SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 20162017 Nurul Latifatul Inayati, Isnaya Arina H, dan Izzah Azizah Al Hadi Program Studi Pendidikan Agama Is

0 2 16

INTERAKSI SOSIAL ANTAR MAHASISWI ASRAMA PUTRI KABUPATEN KAPUAS HULU DI KOTA PONTIANAK Adelvina Lamanepa, Gusti Budjang, Izhar Salim Program Studi Pendidikan Sosiologi FKIP UNTAN Pontianak E-mail: adelvinalamanepagmail.com Abstrak: Penelitian ini bertujuan

0 0 13

ANALISIS SIKAP TOLERANSI SANTRI MADRASAH ALIYAH PADA PONDOK PESANTREN KHULAFAUR RASYIDIN KABUPATEN KUBU RAYA

0 0 15

DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEPTUAL DAN KELANCARAN PROSEDURAL MATERI PTLSV DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA PONDOK PESANTREN

1 4 14

PENGENDALIAN SOSIAL PELANGGARAN TATA TERTIB SANTRIWATI DI PONDOK PESANTREN DARUL KHAIRAT PONTIANAK

1 0 11

STRATEGI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DALAM SISTEM PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN AL-MUAYYAD SURAKARTA

0 1 89

KEHIDUPAN PESANTREN DALAM NOVEL GENI JORA KARYA ABIDAH EL KHALIEQY ( KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA )

0 0 115

HUBUNGAN ANTARA SINDROM PREMENSTRUASI DENGAN AKTIVITAS BELAJAR PADA MAHASISWI DIV KEBIDANAN JALUR REGULAR UNS SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

0 2 42

ANALISIS NILAI-NILAI KULTURAL PONDOK PESANTREN DALAM NOVEL PEREMPUAN BERKALUNG SORBAN KARYA ABIDAH EL KHALIEQY

1 6 193