Prinsip Pengingatan tentang Keterbukaan

II.9 Prinsip Pengingatan tentang Keterbukaan

Prinsip akuntabilitas publik berbicara tentang proses tranparansi atau keterbukaan dari suatu pemerintahan kepada rakyat yang dipimpinnya. Prinsip ini juga berbicara tentang kewajiban pemerintah untuk menghilangkan dan menghindari apa-apa yang dapat mengganggu serta mengancam keselamatan umum demi kesejahteraan bersama. Dalam upaya memenuhi ide akuntabilitas yang pertama diperlukan kritik terhadap penguasa dalam upaya meluruskan jalannya pemerintahan oleh rakyat. Sejarah telah mencatat bahwa Islam telah membuktikan suatu sistem

33 Sahih Muslim, Vol. III, hal 818 33 Sahih Muslim, Vol. III, hal 818

supererogatory prayer and lowered his voice in recitation. 34

Kerangka dan dasar dari kritikan terhadap pemerintah atau usaha untuk memperbaiki keadaan ini terlihat jelas dari hadith Rasulullah berikut ini: It is narrated on the authority of Tariq b. Shihab:…….Abu Sa’id said: I heard the Messenger of Allah (may peace be upon him) saying, “Who amongst you should see something abominable should modify it with the help of his hand; and if he has not strength enough to do it, then he should do it with his tongue, and if he has not enough strength to do it even then he should abhor it

from his heart, and that is the least of faith.” 35 Dalam dunia arsitektur prinsip ini memberikan sebuah implikasi yang luar biasa terutama dalam

perancangan bangunan pemerintahan. Bangunan parlemen Jerman yang telah diperbaharui dari bangunan lamanya yang berarsitek klasik dapat menjadi kasus yang menarik. Pada bangunan ini masyarakat dapat berjalan di bagian atapnya dan dapat melihat bagaimana wakil rakyatnya bersidang. Perancangan ini menunjukkan supremasi sekaligus pengawasan dari masyarakat kepada pemimpinnya. Ide akuntabilitas yang kedua berhubungan dengan usaha pemerintah dan masyarakat untuk bersama-sama menghilangkan hal-hal yang dapat membahayakan kepentingan bersama. Dari hadith yang disebutkan sebelumnya bahwa kita dituntut untuk secara aktif merespon kemungkaran atau hal-hal yang negatif dalam masyarakat dengan segala potensi yang ada pada diri kita. Mengenai kewajiban kita untuk menyingkirkan bahaya dari masyarakat secara tegas dijelaskan oleh Rasulullah pada beberapa hadith berikut: It is narrated on the authority of Abu Huraira that the Messenger of Allah (may peace and blessings be upon him) said: Faith has over seventy branches or over sixty branches, the most excellent of which is the declaration that there in no God but Allah, and the humblest of which is

the removal of what is injurious from the path: and modesty is the branch of faith. 36 Abu Dharr reported: The Apostle of Allah (may peace and blessing be upon him) said: The deeds

of the people, good and bad, were presented before me, and I found the removal of something

34 Khan, hal 195-196

35 Siddiqui., Vol.1, hadith no. 79, hal. 33

36 Sahih Muslim, Vol. I, hal 27 36 Sahih Muslim, Vol. I, hal 27

mosque among their evil deeds. 37

Abu Huraira reported Allah’s Messenger (may peace and blessing be upon him) saying: A person while walking along the path saw the branches of the tree lying there. He said: By Allah, I shall remove these from this so that these may not do harm to the Muslims, and he was admitted to

Paradise. 38 Dalam dunia arsitektur ide kedua dari prinsip keterbukaan ini berimplikasi terhadap perancangan minimum dari bangunan untuk keselamatan anak. Pada bangunan tinggi seperti apartemen dan rumah susun aspek keamanan bagi anak-anak seringkali diabaikan, padahal berdasarkan hadith diatas ketika kita dapat menghilangkan bahaya dari masyarakat yang lain maka kita akan mendapatkan pahala selama usaha yang kita lakukan tersebut masih dapat melindungi orang lain. Penggunaan ornamentasi pada bangunan-bangunan umum apalagi bangunan pemerintahan yang pada akhirnya menghabiskan banyak uang untuk pembuatan dan pemeliharaannya perlu dihindari, dana yang ada sebaiknya disalurkan untuk kesejahteraan orang banyak dan usaha-usaha perlindungan di masa depan. Ornamen dapat digunakan untuk membahasakan slogan atau ide-ide yang membangun kepada masyarakat namun hendaknya tidak keluar dari koridor diatas. Mengenai penggunaan ornamentasi ini pun harus diperhatikan dalam perancangan dalam perancangan bangunan termasuk masjid sebagaimana secara tegas dinyatakan dalam hadith berikut ini:

The construction of the mosque. Abu Sa’id said, “The roof of the mosque was made of the leaves of date palms.” ‘Umar ordered a mosque to be built and said, “Protect the people from rain. Beware of red and yellow decorations for they put the people to trial.” Anas reciting a part of a Hadith said, “They will boast of them (mosques) rather than coming frequently to them for offering prayers.” Ibn ‘Abbas said, “You (Muslims) will surely decorate your mosques as the Jews

and Cristians decorated (their churches and temples). 39 Ibn ‘Abbas reported the Apostle of Allah (may peace be upon him) as saying: I was not

commanded to build high mosques. Ibn ‘Abbas said: You will certainly adorn them as the Jews and Christians did. 40 Dari uraian diatas terlihatlah bagaimana Islam mengatur aspek akuntabilitas atau keterbukaan secara jelas dalam perancangan bangunan dan kehidupan bermasyarakat.

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN JENIS KELAMIN, TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN TERHADAP KEJADIAN SKABIES PADA SANTRI PONDOK PESANTREN QOTRUN NADA KOTA DEPOK

0 0 5

PELAKSANAAN PROGRAM KULLIYATU TAHFIDZ AL-QUR’AN DALAM MENINGKATKAN HAFALAN SANTRI PONDOK PESANTREN MODERN ISLAM ASSALAAM SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 20162017 Nurul Latifatul Inayati, Isnaya Arina H, dan Izzah Azizah Al Hadi Program Studi Pendidikan Agama Is

0 2 16

INTERAKSI SOSIAL ANTAR MAHASISWI ASRAMA PUTRI KABUPATEN KAPUAS HULU DI KOTA PONTIANAK Adelvina Lamanepa, Gusti Budjang, Izhar Salim Program Studi Pendidikan Sosiologi FKIP UNTAN Pontianak E-mail: adelvinalamanepagmail.com Abstrak: Penelitian ini bertujuan

0 0 13

ANALISIS SIKAP TOLERANSI SANTRI MADRASAH ALIYAH PADA PONDOK PESANTREN KHULAFAUR RASYIDIN KABUPATEN KUBU RAYA

0 0 15

DESKRIPSI PEMAHAMAN KONSEPTUAL DAN KELANCARAN PROSEDURAL MATERI PTLSV DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA PONDOK PESANTREN

1 4 14

PENGENDALIAN SOSIAL PELANGGARAN TATA TERTIB SANTRIWATI DI PONDOK PESANTREN DARUL KHAIRAT PONTIANAK

1 0 11

STRATEGI PEMBELAJARAN BUDI PEKERTI DALAM SISTEM PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN AL-MUAYYAD SURAKARTA

0 1 89

KEHIDUPAN PESANTREN DALAM NOVEL GENI JORA KARYA ABIDAH EL KHALIEQY ( KAJIAN SOSIOLOGI SASTRA )

0 0 115

HUBUNGAN ANTARA SINDROM PREMENSTRUASI DENGAN AKTIVITAS BELAJAR PADA MAHASISWI DIV KEBIDANAN JALUR REGULAR UNS SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

0 2 42

ANALISIS NILAI-NILAI KULTURAL PONDOK PESANTREN DALAM NOVEL PEREMPUAN BERKALUNG SORBAN KARYA ABIDAH EL KHALIEQY

1 6 193