Bentuk dan Strategi Penelitian
B. Bentuk dan Strategi Penelitian
1. Bentuk Penelitian
Dalam penelitian ilmiah ada dua macam bentuk penelitian yaitu penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif. Adapun maksud dari penelitian kualitatif adalah menitikberatkan pada proses yang diambil dari fenomena-fenomena yang ada kemudian ditarik suatu kesimpulan. Dalam penelitian ini, penulis memilih penelitian kualitatif karena dengan penelitian kualitatif maka peneliti dapat menggambarkan objek penelitian secara holistik berdasarkan realitas sosial yang ada di lapangan.
Menurut Moleong (2006: 3) mengutip pendapat Bodgan dan Taylor (1975:
5) “Metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data
commit to user
dapat diamati”. Sutopo mengatakan bahwa “penelitian kualitatif adalah suatu kegiatan untuk menjawab berbagai pertanyaan tentang bagaimana dan mengapa
(proses dan makna) dalam pernyataan nyatanya meliputi sejauh mana” (2002: 89). Sedangkan Sugiyono (2005: 1) metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) di mana peneliti sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi .
Sesuai pendapat tersebut di atas maka bentuk penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan bersifat deskriptif. Penelitian deskriptif kualitatif yaitu penelitian yang mengambil masalah-masalah yang ada pada masa sekarang dengan menggambarkan objek yang menjadi pokok permasalahannya dengan mengumpulkan, menyusun, mengklasifikasikan lalu menganalisa dan menginterpretasikan.
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan strategi kajian fenomenologi agar dapat menangkap fenomena-fenomena yang ada di lapangan kemudian dikaji lebih mendalam lagi. Realitas yang ada di lapangan kemudian dikontruksi secara sosial dan tidak bebas nilai. Informasi yang diperoleh di lapangan tersebut kemudian disusun ke dalam teks yang menekankan pada masalah proses dan makna.
Informasi atau data tersebut berupa keterangan, pendapat, konsep, pandangan, tanggapan/respon yang berhubungan dengan cara berbusana mahasiswa Pendidikan Sosiologi Antropologi FKIP UNS. Penelitian ini menggunakan desain penelitian yang bersifat lentur dan terbuka, disesuaikan dengan kondisi yang dijumpai di lapangan. Peneliti terjun langsung ke lapangan berinteraksi dengan informan sampai mendapatkan informasi yang lengkap. Semuanya disesuaikan dengan fakta/realitas lapangan sehingga setiap saat data dapat berubah sesuai dengan pengetahuan baru yang ditemukan.
commit to user
identitas mahasiswa Pendidikan Sosiologi Antropologi FKIP UNS, mengidentifikasi alasan mahasiswa Pendidikan Sosiologi Antropologi FKIP UNS memilih busana yang dikenakan, mendeskripsikan pengaruh mode busana terhadap identitas mahasiswa Pendidikan Sosiologi Antropologi FKIP UNS yang berkarakter kuat, cerdas dan berakhlak mulia, mendeskripsikan dampak yang ditimbulkan dari cara berbusana mahasiswa Pendidikan Sosiologi Antropologi FKIP UNS.
Adapun tahapan penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut; (a) melakukan observasi dengan mengamati secara langsung ke lokasi penelitian, (b) menetapkan informan, (c) melakukan wawancara dengan para informan, (d) membuat catatan lapangan (field note), (e) menyajikan dan menganalisis data yang diperoleh, (f) menarik kesimpulan.
2. Strategi Penelitian
Strategi merupakan bagian dari desain penelitian yang dapat menjelaskan bagaimana tujuan penelitian akan dicapai dan bagaimana masalah yang dihadapi di dalam penelitian akan dikaji dan dipecahkan untuk dipahami. Menurut HB.
Sutopo (2002: 123) ”Strategi adalah metode yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisa data”.
Dalm penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan fenomenologi. Peerspektif ini mengarahkan bahwa apa yang dicari peneliti dalam kegiatan penelitiannya dan bagaiamana melakukan kegiatan dalam situai penelitian, serta bagaimana peneliti menafsir beragam informan yang telah digali dan dicatat, semuanya sangat bergantung pada perspektif teoritis yang digunakannya (Bogdan & Tayloor, 1975). Fenomenologi memandang perilaku manusia, apa yang mereka katakana, pa yang mereka lakukan, adalah sebagai suatu produk dari bagaimana orang melakukan tafsir terhadap dunia mereka sendiri. Tugas peneliti kualitatif adalah untuk menangkap proses tersebut, dan untuk itu diperlukan apa yang disebut verstehen oleh weber, atau pemahaman Empatik. Dengan cara merasa berada didalam diri orang lain yaitu kemampuan untuk merreproduksi diri
commit to user
kegiatannya. Dengan kata lain untuk menangkap makna perilaku seseorang, peneliti harus berupaya untuk melihat segalanya dari pandangan orang yang terlibat dalam situasi yang menjadi sasaran studynya tersebut ( participant’s point of view )
Peneliti dengan pendekatan fenomenologis berusaha untuk memahami maknadari berbagai peristiwa dan interaksi manusia didalam situasinya yang khusus. Penelitian dengan cara ini dimulai dengan sikap diam dan terbuka tanpa prasangka. Artinya, peneliti tidak menganggap dirinya mengetahui makna dari barbagai hal yang terjadi dan ada pada orang-orang yang dipelajarinya. Sikap diam dan terbuka ini merupakan usaha untuk bisa menangkap segala kemungkinan (dengan pikiran tanpa prasangka dan tidak berpikir produktif) dari apa yang sedang dipelajari. Dengan demikian cara fenomenologis menekankan pada berbagai aspek subjektif dari perilaku manusia supaya dapat memahami tentang bagaimana dan apa makna yang mereka bentuk dari berbagai peristiwa didalam kehidupan mereka sehari-hari.