15 b.
Lipofilisitas Pengaruh  koefisien  partisi  terhadap  difusi  molekul  telah  dipelajari.  Dengan
mengacu  pada  difusi  pasif,  peningkatan  lipofilisitas  obat  menyebabkan berkurangnya  permeasi  Denet,  et  al.,  2004.  Sebuah  studi  serupa  dengan
nalbuphine  dan  prodrugnya  yang  menunjukkan  bahwa  peningkatan  lipofilisitas menyebabkan rasio peningkatan penetrasi menurun Sung, et al., 2003.
c. Formulasi
Faktor  lain  yang  mempengaruhi  penetrasi  senyawa  bioaktif  melalui  kulit adalah  jenis  formulasi  yang  dirancang  untuk  masuknya  obat.  Konsentrasi  obat
mempengaruhi  penghantaran  topikal  dan  formulasi  memainkan  peranan  penting dalam  pemasukan  obat  melalui  kulit,  dengan  korelasi  antara  konsentrasi  dan
jumlah  obat  yang  dihantarkan  melalui  kulit  Regnier,  et  al.,  1998.  Selanjutnya, peningkatan  viskositas  pada  formulasi  menurunkan penetrasi  obat ke dalam kulit
yang mungkin disebabkan oleh penurunan difusi. d.
Koefisien Partisi Koefisien partisi merupakan faktor yang penting untuk permeasi obat melalui
stratum  korneum.  Untuk  pemberian  obat  pertama  sampai  terakhir,  obat  harus memiliki  karakteristik  tertentu  yang  meliputi  massa  molekul  rendah,  kelarutan
yang  cukup  dalam  minyak,  dan  koefisien  partisi  yang  cukup  tinggi.  Hal  ini diamati  bahwa  semakin  tinggi  nilai  koefisien  partisi,  obat  lipofilik  tidak  mudah
masuk ke stratum korneum Prakash dan Thiagarajan, 2012.
2.3.2 Faktor biologis
Faktor-faktor  biologis  obat  yang  dapat  mempengaruhi  pelepasan  obat melalui kulit yaitu:
Universitas Sumatera Utara
16 a.
Kondisi Kulit Kulit  yang  utuh  berfungsi  juga  sebagai  pelindung  yang  kuat  tetapi  banyak
bahan yang diketahui dapat  merusak  pelindung  tersebut.  Beberapa asam  maupun basa  dapat  melukai  sel  pelindung  dan  mengizinkan  penetrasi  obat.  Penyakit
umumnya  mengubah  kondisi  kulit  yang  dapat  meningkatkan  permeabilitas  obat. Penyakit yang  ditandai  dengan kerusakan  stratum korneum,  permeasi  meningkat.
Karena  lapisan  pertama  dari  stratum  korneum  yang  baru  terbentuk,  tingkat permeasi  menurun.  Difusi  pasif  maksimum  terjadi  pada  area  yang  memiliki
banyak folikel rambut daripada area yang memiliki lapisan stratum korneum yang tebal Prakash dan Thiagarajan, 2012.
b. Usia Kulit
Hal  ini  sering  diasumsikan  bahwa  kulit  muda  dan  tua  lebih  permeabel dibandingkan  orang  dewasa  setengah  baya,  tapi  tidak  ada  bukti  konklusif  untuk
fenomena  ini.  Anak-anak  lebih  rentan  terhadap  efek  toksik  obat  dan  pada  bayi prematur,  stratum  korneum tidak ada. Ini  mungkin  merupakan keuntungan untuk
mengobati  beberapa  penyakit  melalui  aplikasi  topikal  Prakash  dan  Thiagarajan, 2012.
c. Aliran Darah
Perubahan  sirkulasi  perifer  tidak  mempengaruhi  penyerapan  transdermal. Tetapi peningkatan aliran darah dapat  mengurangi  waktu molekul terdifusi untuk
bertahan  pada  dermis,  juga  meningkatkan  konsentrasi  gradien  melalui  kulit. Aliran  darah  lokal  tidak  mempengaruhi  penetrasi  epidermis  dari  kation
monovalen  melalui  kulit  Cross  dan  Roberts,  1995.  Namun,  penetrasi  dalam kasus  diklofenak,  asam  salisilat  dan  antipyrine  ditemukan  dan  ditingkatkan
Universitas Sumatera Utara
17 dengan  pengurangan  aliran  darah  ke  kulit  dengan  menggunakan  fenilefrin,
vasokonstriktor Higaki, et al., 2005. d.
Metabolisme kulit Beberapa proses metabolisme terjadi pada kulit akibat enzim yang terletak di
epidermis  yang  menentukan  efikasi terapetik dari obat yang diaplikasikan  secara topikal dengan memodulasi biotransformasi kulit Schaefer dan Filaquier, 1992.
2.3.3  Karakteristik  molekul  obat  yang  cocok  untuk  diformulasi  menjadi sediaan transdermal