18
2.4.1 Peningkat penetrasi secara fisika
Peningkat penetrasi secara fisika dapat dilakukan dengan Sharma, et al., 2012:
a. Tato obat medicated tattoos
b. Gelombang tekanan c. Frekuensi radio
d. Magnetoforesis e. Iontoforesis
f. Elektroporasi
g. Mikroporasi h. Injeksi tanpa jarum
i . Sonoforesis Fonoforesis
2.4.2 Peningkat penetrasi secara kimia
Tujuan peningkat penetrasi adalah untuk meningkatkan permeabilitas barier stratum korneum tanpa merusak sel. Sifat enhancer kimia yang ideal adalah:
a. Inert secara farmakologi.
b. Non-toksik, non-iritasi dan non-alergenik.
c. Onset of action obat cepat dan durasi kerja obat yang digunakan sesuai dan
dapat diperkirakan. d.
Dengan penghilangan enhancer, stratum korneum segera pulih kembali. e.
Bekerja saru arah, yaitu dapat membantu masuknya zat dari luar ke dalam tubuh, tapi mencegah keluarnya material endogen dari dalam tubuh.
f. Memiliki efikasi yang baik dan kompatibel secara fisika dan kimia dengan
berbagai bahan obat.
Universitas Sumatera Utara
19 g.
Merupakan pelarut yang baik bagi obat sehingga hanya dibutuhkan jumlah obat yang minimal.
h. Mudah disapukan pada kulit dan cocok dengan kulit.
i. Dapat di formulasi dengan mudah pada lotion, suspensi, salep, krem, gel
dan aerosol. j.
Tidak mahal, berbau, berasa dan berwarna Ramteke, et al., 2012
2.4.3 Mekanisme kerja enhancer kimia
Enha ncer kimia dapat bekerja dengan salah satu atau lebih mekanisme
utama berikut ini: a.
Merusak struktur lipid stratum korneum yang rapat b.
Berinteraksi dengan stuktur protein intraselular c.
Meningkatkan partisi obat atau pelarut ke dalam stratum korneum Bhowmik, et al., 2013.
2.4.4 Jenis-jenis enhancer kimia
Beberapa senyawa telah diketahui berperan sebagai enhancer kimia seperti: a.
Sulfoksida dan senyawa yang mirip b.
Azone c.
Pirolidon d.
Asam lemak e.
Ester f.
Minyak atsiri, terpen, dan terpenoid g.
Surfaktan h.
Propilen glikol i.
Urea dan turunannya Trommer dan Neubert, 2006.
Universitas Sumatera Utara
20
2.4.4.1 Lemak
Efek peningkat penetrasi dari lemak telah banyak disebutkan dalam literatur. Lemak dapat mengoklusi menutup permukaan kulit, dengan demikian
dapat meningkatkan hidrasi jaringan dan dapat meningkatkan permeasi obat ketika digunakan pada stratum korneum sebagai pembawa, lemak dapat menyatu
dengan lipid stratum korneum dan merusak struktur stratum korneum sehingga pembawa bebas menembus ke dalam kulit di mana obat mungkin kurang larut dan
karenanya meningkatkan aktivitas termodinamika obat Williams dan Barry,
2004. 2.5 Indometasin
2.5.1 Uraian bahan
a. Rumus bangun :
Gambar 2.3 Rumus bangun indometasin
b. Rumus molekul : C
19
H
16
ClNO
4
c. Berat molekul : 357,80
d. Nama kimia : Asam 1-4-klorbenzoil-5-metoksi-2metilindol-3-il-asetat
e. Pemerian : Hablur atau serbuk kuning pucat hingga kuning kecoklatan,
tidak berbau atau hampir tidak berbau, hampir tidak mempunyai rasa.
Universitas Sumatera Utara
21 f. Kelarutan
: Praktis tidak larut dalam air; larut dalam 50 bagian etanol 95 P, dalam 30 bagian kloroform P, dan dalam 45
bagian eter P Ditjen POM, 1979.
2.5.2 Efek indometasin terhadap inflamasi