32 Untuk memperjelas alur pemikiran tersebut, Peneliti membuat bagan yang
menggambarkan kerangka pemikiran tersebut sebagai berikut
2.4 Defenisi Konsep dan Defenisi Operasional
2.4.1 Defenisi Konsep
Konsep merupakan istilah khusus yang digunakan para ahli dalam upaya menggambarkan secra cermat fenomena sosial yang akan diteliti, untuk
menghindari salah pengertian atas makna konsep-konsep yang akan dijadikan objek penelitian. Dengan kata lain, Penulis berupaya membawa para pembaca
hasil penelitian ini untuk memaknai konsep sesuai dengan yang diinginkan dan dimaksudkan oleh penulis. Jadi, defenisi konsep ialah pengertian terbatas dari
suatu konsep yang dianut dalam suatu penelitian Siagian,2011:138 .
Pernikahan usia muda di dusun IX Seroja Pasar VII Tembung
Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang
Faktor yang mempengaruhi: 1.
Faktor Ekonomi 2.
Faktor Pendidikan 3.
Faktor Keluarga orang tua 4.
Faktor Kemauan Sendiri 5.
FaktorMedia Masa 6.
Faktor MBA marriage by accident
Universitas Sumatera Utara
33
Untuk lebih memahami pengertian konsep-konsep yang akan digunakan, maka Penulis membatasi konsep-konsep tersebut sebagai berikut:
1. Faktor adalah sesuatu yang mempengaruhi atas terjadinya hal tertentu
2. Pernikahan pernikahan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan
seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga rumah tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang
Maha Esa. Pasal 1 Undang-Undang No 1 Tahun 1974. 3.
Pernikahan usia muda merupakan pernikahan remaja dilihat dari segi umur masih belum cukup atau belum matang dimana didalam UU Nomor 1
tahun 1974 pasal 71 yang menetapkan batas maksimun pernikahan di usia muda adalah perempuan umur 16 tahun dan laki-laki berusia 19 tahun itu
baru sudah boleh menikah. Tetapi dalam hal ini penulis mempunyai batas dalam pernikahan usia muda yakni yang menikah pada usia dibawah 20
tahun. 4.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pernikahan usia muda adalah sesuatu hal yang mempengaruhi seorang pria maupun wanita membuat suatu
ikatan lahir batin sebagai suami isteri di usia yang masih muda remaja. 2.4.2
Defenisi Operasional Ditinjau dari proses atau langkah-langkah penelitian, dapat dikemukakan
bahwa perumusan defenisi oprasional adalah lanjutan dari perumusan defenisi konsep. Jika perumusan defenisi konsep ditujukan untuk mencapai keseragaman
pemahaman tentang konsep-konsep, baik berupa objek, peristiwa maupun fenomena yang diteliti, maka perumusan oprasional ditujukan dalam upaya
Universitas Sumatera Utara
34
menstransformasi konsep ke dunia nyata sehingga konsep-konsep penelitian dapat diobservasi Siagian,2011:141.
Adapun yang menjadi defenisi oprasional yang Penulis rumuskan dalam faktor-faktor yang mempengaruhi pernikahan usia muda, dapat diukur melalui
indikator. a.
Faktor Ekonomi 1.
Jenis pekerjaan orang tua 2.
Jumlah pendapatan dari orang tua informan. 3.
Jumlah tanggungan orang tua
b. Faktor Pendidikan
1. Pernah atau tidak mengenyam bangku sekolah
2. Jenjang pendidikan formal yang diperoleh
c. Faktor keluargaorang tua
1. Ada tidaknya keluarga orang tua yang menikah muda
2. Dijodohkan atau tidak
d. Faktor kemauan sendiri
1. Awal mulai berpacaran
2. Lama masa pacaran dengan suami
Universitas Sumatera Utara
35
e. Faktor Media massa
1.
Media elektonik
2.
Media massa
f. Faktor MBA Marriage By Acident
1. Sering berdua-duan
2. Melakukan sex pranikah
3. Tidak menggunakan alat pengaman kondom
Universitas Sumatera Utara
36
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Tipe Penelitian