Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi Konsumsi Listrik Bagi Rumah Tangga Masyarakat Kelurahan Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang.

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

MEDAN

FAKTOR-FAKTOR APA SAJA YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI LISTRIK BAGI RUMAH TANGGA MASYARAKAT KELURAHAN TEMBUNG KECAMATAN PERCUT SEI TUAN KABUPATEN DELI

SERDANG

SKRIPSI

Diajukan Oleh :

Dedi Adriyansyah 070501063

Ekonomi Pembangunan

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Medan 2011


(2)

Universitas Sumatera Utara Fakultas Ekonomi

Medan

Penanggung Jawab Skripsi Nama : Dedi Adriyansyah

NIM : 070501063

Departemen : Ekonomi Pembangunan Konsentrasi : Perencanaan

Judul Skripsi : Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi Konsumsi Listrik Bagi Rumah Tangga Masyarakat Kelurahan Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang.

Tanggal,___________________

Pembimbing,

(Drs. Syahrir Hakim Nasution, M.Si) NIP: 19560112 198503 1 002


(3)

Universitas Sumatera Utara Fakultas Ekonomi

Medan

Berita Acara Ujian

Hari : Jumat

Tanggal : 16 September 2011 Nama : Dedi Adriyansyah

NIM : 070501063

Departemen : Ekonomi Pembangunan Konsentrasi : Perencanaan

Judul : Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi Konsumsi Listrik Bagi Rumah Tangga Masyarakat Kelurahan Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang.

Ketua Program Studi S1 Pembimbing, Ekonomi Pembangunan,

(Irsyad Lubis, SE, M.Soc.Sc.Ph.D) (Drs. Syahrir Hakim Nasution, M.si) NIP: 1971053 200312 1 003 NIP: 19560112 198503 1 002

Penguji I, Penguji II,

(Haroni Doli Hamoraon, SE, M.Si) (Drs.H.B. Tarmizi, SE, SU) NIP: 19811106 200312 1 002 NIP: 19530412 198103 1 006


(4)

Universitas Sumatera Utara Fakultas Ekonomi

Medan

Persetujuan Administrasi Akademik Nama : Dedi Adriyansyah

NIM : 070501063

Departemen : Ekonomi Pembangunan Konsentrasi : Perencanaan

Judul Skripsi : Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi Konsumsi Listrik Bagi Rumah Tangga Masyarakat Kelurahan Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang.

Tanggal,_________________ Ketua Program Studi S1

Ekonomi Pembangunan,

(Irsyad Lubis, SE, M.Soc.Sc.Ph.D)

NIP: 1971053 200312 1 003

Tanggal,_________________ Dekan Fakultas Ekonomi

(Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec)


(5)

ABSTRACT

This study entitled “ Factors Affecting Anything For Household Consumption of Electricity Sub Public Sub Tembung Percut Sei Tuan Deli Serdang regency.” This study using the responders as many as 100 people. The purpose of this study was to investigate the effect of average income Total Families, Family and Area Number of dependents in the home building Tembung Village.

The research method used in this analysis is Ordinary Least Squared (OLS) with a log linier regression method with the analytical tools used to process data is program Eviews 5.0.

Estimates show that average total income families, number of dependents, and Area of house building in a positive effect on electricity consumption for households in the Village Tembung Deli Serdang regency. Average total income of families and building area significantly influence electricity consumption for households in the village Tembung, and number of dependents not significant effect on electricity consumption for households in the Village Tembung Deli Serdang regency.

Keywords: Income Average Total Family, Number of Dependant Family, Home and Building Area.


(6)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Faktor-Faktor Apa Saja Yang Mempengaruhi Konsumsi Listrik Bagi Rumah Tangga Masyarakat Kelurahan Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang”. Penelitian ini menggunkan responden sebanyak 100 orang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Pendapatan Rata-rata Total Keluarga, Jumlah tanggungan Keluarga dan Luas bangunan rumah di Kelurahan Tembung.

Metode penelitian yang digunakan dalam analisis ini adalah Ordinary Least Square (OLS) dengan metode regresi Log linear dengan alat analisis yang dipakai untuk mengolah data yaitu Program Eviews 5.0.

Hasil estimasi menunjukkan bahwa Pendapatan Rata-rata total keluarga, Jumlah tanggungan keluarga, dan Luas bangunan rumah berpengaruh secara positif terhadap konsumsi listrik bagi rumah tangga di Kelurahan Tembung Kabupaten Deli Serdang. Pendapatan rata-rata total keluarga dan Luas bangunan berpengaruh signifikan terhadap konsumsi listrik bagi rumah tangga di Kelurahan Tembung, dan Jumlah tanggungan keluarga berpengaruh tidak signifikan terhadap konsumsi listrik bagi rumah tangga di Kelurahan Tembung Kabupaten Deli Serdang.

Kata Kunci: Pendapatan Rata-rata Total Keluarga, Jumlah Tanggungan Keluarga, dan Luas Bangunan Rumah.


(7)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan karunia dan pertolongan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di program strata I Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Penulis mempersembahkan skripsi ini kepada Kedua Orang tua saya yaitu Bahrul Akri dan Rayoani serta kakak dan adik saya Widya Sari Akri Yani, M.Fachru Rozi dan Dinda Fachranni Akri. Terima kasih atas segala doa, dukungan dan kasih sayang yang telah diberikan selama ini.

Dalam kesempatan ini, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini terutama kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tabfu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Wahyu Ario Pratomo, SE, MEc selaku Ketua dan Bapak Drs. Syahrir Hakim Nasution, M.Si selaku Sekretaris Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara sekaligus selaku dosen pembimbing saya yang telah bersedia meluangkan waktu untuk memberikan saran dan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Bapak Irsyad Lubis, SE, M.Soc.Sc, Ph.D selaku Ketua dan Bapak Paidi Hidayat, SE, M.Si selaku Sekretaris Program Studi Ekonomi Pemabangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(8)

4. Bapak Haroni Doli Hamoraon, SE, M.Si selaku dosen penguji I yang telah member saran dan masukan yang membangun guna penyempurnaan skripsi ini. 5. Bapak Drs.H.B. Tarmizi, SE, SU selaku dosen penguji II yang telah

memberikan saran dan masukan yang membangun guna penyempurnaan skripsi ini.

6. Seluruh staf pengajar dan staf administrasi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara khususnya Departemen Ekonomi Pembangunan.

7. Seluruh Staf Pegawai PT.PLN (Persero) Cabang Lubuk Pakam dalam membantu memperoleh data.

8. Seluruh pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk menyempurnakan skripsi ini. Akhir kata penulis mengharapkan kiranya skripsi ini dapat bermanfaat dan membantu semua pihak yang memerlukannya.

Medan, Agustus 2011 Homat saya,

(Dedi Adriyansyah) 070501063


(9)

DAFTAR ISI

ABSTRACT... i

ABSTRAK……….. ii

KATA PENGANTAR ………... iii

DAFTAR ISI……….. iv

DAFTAR TABEL.………. ….... vii

DAFTAR GAMBAR………. ix

DAFTAR LAMPIRAN………. x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang………. 1

1.2 Perumusan Masalah……….. 9

1.3 Hipotesis………... 9

1.4 Tujuan Penelitian………... 10

1.5 Manfaat Penelitian………... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sumber Daya Alam dan Energi dalam Pembangunan……….... 11

2.1.1 Sumber Daya Energi.………. 11

2.1.2 Jenis Sumber Energi.……….. 12

2.1.3 Kelangkaan Sumber Daya Energi……….. 12

2.1.4 Peranan Energi Dalam Pembangunan Di Indonesia……… 13

2.1.5 Listrik Sebagai Sumber Daya Energi……….. 14

2.1.6 Peranan Tenaga Listrik dalam Pembangunan……... 15


(10)

2.2.1 Teori Konsumsi ………. 16

2.2.1.1 Teori Konsumsi John Maynard Keynes…………. 16

2.2.1.2 Teori Konsumsi Dengan Hipotesis Pendapatan Permanen (Milton Friedman)……….. 19

2.2.1.3 Teori Konsumsi dengan Hopotesis Sklus Hidup……… 20

2.2.1.4 Teori Konsumsi dengan Hipotesis Pendapatan Relatif……….. 20

2.2.2 Fungsi Konsumsi.……….. 22

2.2.3 Determinan Konsumsi.……….. 25

2.2.4 Rumah Tangga Sebagai Konsumen..………. 29

2.3 Penelitian Terdahulu………..………. 30

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian……….. 31

3.2 Penentuan Responden dan Sampel………. 31

3.3 Jenis dan Sumber Data……… 32

3.4 Metode dan Teknik Pengumpulan Data……….. 32

3.5 Pengelolahan Data………... 32

3.6 Model Analisi Data………. 33

3.7 Test of Goodness of Fit……….. 34

3.8 Uji Penyimpangan Asumsi Klasik……….. 34


(11)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Daerah Penelitian……… 41

4.2 Gambaran Berdirinya PT PLN (Persero) Cabang Lubuk Pakam. 42 4.3 Tarif Dasar Listrik……… 48

4.4 Analisis Hasil Penelitian……….. 50

4.4.1 Karateristik Responden.………. 50

4.4.2 Pendapatan Rata-rata Total Keluarga..………... 50

4.4.3 Jumlah Tanggungan Keluarga..……….. 51

4.4.4 Luas Bangunan Rumah……….. 52

4.5 Analisis Hasil Regresi………. 53

4.5.1 Hasil Regresi……….. 53

4.5.2 Koefisien Determinansi……….. 53

4.5.3 Pengujian t-statistik……… 53

4.5.4 Pengujian F-statistik………... 57

4.6 Pengujian Asumsi Klasik………. 58

4.6.1 Multikolinearitas………. 58

4.6.2 Heteroskedastisitas………. 59

4.6.3 Uji Normalitas……… 60


(12)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan………. 63 5.2 Saran……… 65 DAFTAR PUSTAKA


(13)

DAFTAR TABEL

No. TABEL JUDUL HALAMAN

1.1 Nama-nama Desa/Kelurahan dan Jumlah Penduduk

di Kecamatan Percut Sei Tuan…...………. 6

1.2 Tarif Dasar Listrik……… 7

4.1 Tarif Dasar Listrik……… 49

4.2 Pendapatan Rata-rataTotal Keluarga……… 50

4.3 Jumlah Tanggungan Keluarga………... 51

4.4 Luas Bangunan Rumah………. 52

4.5 Hasil Uji t-satistik………. 54

4.6 Hasil Pengujian Multikolinearitas……….. 59


(14)

DAFTAR GAMBAR

No. GAMBAR JUDUL HALAMAN

2.1 Fungsi Konsumsi Keynes……… 18 3.1 Kurva Uji t-statistik………. 36 3.2 Kurva Uji f-statistik………. 37 4.1 Kurva Uji t-statistik Pendapatan Rata-rata

Total Keluarga……….. 55 4.2 Kurva Uji t-statistik Jumlah Tanggungan

Keluarga……… 56 4.3 Kurva Uji t-statistik Luas Bangunan Rumah…… 57 4.4 Kurva Uji F-statistik……….. 58


(15)

DATA LAMIRAN

LAMPIRAN JUDUL

1 Data Variabel 2 Hasil Regresi

3 Uji Multikolinieritas

4 Uji Multikolinieritas Pendapatan Rata-rata Total Keluarga (X1)

dengan Jumlah Tanggungan Keluarga(X2), dan Luas

Bangunan Rumah(X3)

5 Uji Multikolinieritas Jumlah Tanggungan Keluarga(X2) dengan

Pendapatan Rata-rata Total Keluarga (X1), dan Luas

Bangunan Rumah(X3)

6 Uji Multikolinieritas Luas Bangunan Rumah(X3) dengan

Pendapatan Rata-rata Total Keluarga (X1), dan Jumlah

Tanggungan Keluarga(X2)

7 Uji Normalitas 8 Questioner Penelitian


(16)

ABSTRACT

This study entitled “ Factors Affecting Anything For Household Consumption of Electricity Sub Public Sub Tembung Percut Sei Tuan Deli Serdang regency.” This study using the responders as many as 100 people. The purpose of this study was to investigate the effect of average income Total Families, Family and Area Number of dependents in the home building Tembung Village.

The research method used in this analysis is Ordinary Least Squared (OLS) with a log linier regression method with the analytical tools used to process data is program Eviews 5.0.

Estimates show that average total income families, number of dependents, and Area of house building in a positive effect on electricity consumption for households in the Village Tembung Deli Serdang regency. Average total income of families and building area significantly influence electricity consumption for households in the village Tembung, and number of dependents not significant effect on electricity consumption for households in the Village Tembung Deli Serdang regency.

Keywords: Income Average Total Family, Number of Dependant Family, Home and Building Area.


(17)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Faktor-Faktor Apa Saja Yang Mempengaruhi Konsumsi Listrik Bagi Rumah Tangga Masyarakat Kelurahan Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang”. Penelitian ini menggunkan responden sebanyak 100 orang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Pendapatan Rata-rata Total Keluarga, Jumlah tanggungan Keluarga dan Luas bangunan rumah di Kelurahan Tembung.

Metode penelitian yang digunakan dalam analisis ini adalah Ordinary Least Square (OLS) dengan metode regresi Log linear dengan alat analisis yang dipakai untuk mengolah data yaitu Program Eviews 5.0.

Hasil estimasi menunjukkan bahwa Pendapatan Rata-rata total keluarga, Jumlah tanggungan keluarga, dan Luas bangunan rumah berpengaruh secara positif terhadap konsumsi listrik bagi rumah tangga di Kelurahan Tembung Kabupaten Deli Serdang. Pendapatan rata-rata total keluarga dan Luas bangunan berpengaruh signifikan terhadap konsumsi listrik bagi rumah tangga di Kelurahan Tembung, dan Jumlah tanggungan keluarga berpengaruh tidak signifikan terhadap konsumsi listrik bagi rumah tangga di Kelurahan Tembung Kabupaten Deli Serdang.

Kata Kunci: Pendapatan Rata-rata Total Keluarga, Jumlah Tanggungan Keluarga, dan Luas Bangunan Rumah.


(18)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Proses pembangunan pada dasarnya bukanlah sekedar fenomena ekonomi semata. Pembangunan tidak sekedar ditunjukkan oleh prestasi pembangunan ekonomi yang dicapai oleh suatu Negara, namun lebih dari itu pembangunan memiliki persfektif yang luas. Dimensi sosial yang sering terabaikan dalam pendekatan pertumbuhan ekonomi, justru mendapat tempat strategis bagi proses pembangunan. Selain mempertimbangkan dampak aktivitas ekonomi terhadap kehidupan sosial masyaraka. Lebih dari itu, proses pembangunan dilakukan upaya yang bertujuan untuk mengubah struktur perekonomian yang lebih baik. Pembangunan juga merupakan suatu proses berkelanjutan yang mencakup berbagai bidang dan diajukan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan partisipasi aktif serta kerjasama antar masyarakat, dunia usaha dan pemerintah (Arsyad, 1992).

Pembangunan ekonomi yang mengelola kekayaan bumi Indonesia, seperti kehutanan, pertambangan dan energi harus senantiasa memperhatikan bahwa pengelolan sumber daya alam dan energi. Disamping untuk memberikan manfaat masa kini, juga menjamin kehidupan masa depan. Pembangunan sektor ini juga harus membawa manfaat yang sebesar-besarnya bagi pembagunan wilayah, pembagunan daerah dan peningkatan taraf hidup rakyat.

Energi merupakan sumber daya yang dibutuhkan oleh kehidupan dan bagi pembangunan, terutama untuk mendukung proses industrialisasi. Pembangunan


(19)

energi diarahkan untuk mendorong kegiatan pembangunan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan rakyat serta memenuhi kebutuhan energi dan meningkatkan mutu pelayanannya. Pembangunan energi harus memperhatikan kelestarian energi untuk jangka panjang, kebutuhan energi dalam negeri, peluang ekspor dan keselamatan serta kelestarian fungsi lingkungan hidup. Untuk menjaga kelestarian sumberdaya tersebut perlu diupayakan pemanfaatan secara optimal dan penggunaan peralatan dan teknologi hemat energi dalam rangka kebijakan energi nasional yang menyeluruh dan terpadu.

Pembangunan mencakup berbagai aspek. Salah satu diantaranya adalah pengembangan energy listrik yang ditujukan untuk mendorong kegiatan ekonomi masyarakat dengan selalu memperhatikan tersedianya energi secara terus menerus. Sumber-sumber energi baru dan energi yang terbarukan serta energi lestari diupayakan dan peningkatan pemanfaatannya terus didorong dengan tetap memperhatikan aspek ekonomi, budaya dan tidak merusak lingkungan.

Listrik merupakan tulang punggung bagi awal dan kelanjutan pembangunan industri dan tingkat hidup masyarakat. Hal ini dikarenakan energi listrik merupakan bahan bakar bagi industri besar maupun industri kecil. Bagi industri tersedianya tenaga listrik akan memberikan kemudahan perkembangan dalam memajukan industrinya sehingga akan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi. Selain itu adanya listrik yang digunakan sebagai penerangan yang memungkinkan masyarakat melakukan aktivitas di malam hari yang akan dapat menambah penghasilan dari seseorang.


(20)

Listrik sebagai komoditi tidak dapat disimpan dalam jumlah besar. Listrik harus dibangkitkan dan diproduksi seketika serta langsung disalurkan kepada pemakai akhir dalam kuantitas dan kualitas yang tepat saat dibutuhkan. Hal ini berbeda dengan BBM yang dapat disimpan dalam tanki untuk beberapa waktu sambil menyesuaikan dengan kebutuhan. Karena itu perencanaan pengembangan tenaga listrik perlu dilakukan secara cermat. Terutama proyesi kebutuhan masa depan. Penyediaan tenaga listrik harus seimbang dengan jumlah yang dibutuhkan. Energi listrik yang terlebih mengakibatkan kapasitas yang terpasang yang ada tidak termanfaatkan, sehingga biaya persatuan kwh menjadi mahal. Begitu pula sebaliknya, kekurangan persediaan listrik akan menyebabkan pemadaman bahkan menjurus pada kerawanan sosial dan politik. Dengan demikian keseimbangan pasar tenaga listrik sangat penting, sehingga perlu dilakukan pemantauan dan penyesuaian terus menerus dari waktu ke waktu (Sugiantoro, 2000: 139).

Kebutuhan energi listrik di Indonesia yang terus meningkat, khususnya energi listrik perlu diimbangi dengan penyediaannya dengan menggunakan potensi yang ada didaerah seperti batubara, atau potensi lain seeperti potensi lesari: air terjun, angin dan sebagainya.penyediaan energi listrik mutlak dilakukan sehubungan dengan permintaan yang terus menerus meningkat, akibatnya dari semakin berkembangnya jumlah dan aktivitas manusia.

Konsumen listrik dibedakan menjadi dua kelompok yaitu kelompok pertama merupakan kelompok konsumtif, termasuk di sini adalah rumah tangga yang menggunakan listrik untuk penerangan dengan pola permintaan cendrung pada malam hari. Kelompok kedua yaitu sebagai kelompok produktif, termasuk


(21)

didalamnya adalah industri yang komersial yang menggunakan listrik sebagai sumber tenaga proses produksi dengan pola permintaan cendrung siang hari.

Perumahan merupakan salah satu indikator tingkat kesejahteraan masyarakat, sedangkan penerangan merupakan fasilitas yang pokok bagi sebuah rumah. Pemakaian listrik untuk penerangan pada sebuah rumah digunakan sebagai indikator tingkat kesejahteraan masyarakat. Suatu rumah tangga dianggap sudah baik tingkat kesejahteraannya apabila ruangan-ruangan di dalam rumahnya menggunakan penerangan listrik.

Mengingat tenaga listrik merupakan salah satu kebutuhan pokok mesyarakat yang cukup penting dan menyangkut kepentingan umum, maka pengelolaannya menjadi tanggung jawab pemerinah walaupun dimungkinkan sektor swasta untuk berperan didalamnya. Listrik termasuk kebutuhan dasar masyarakat modern baik yang tinggal didaerah perkotaan maupun pedesaan, maka mendorong pemerintah untuk meningkatkan penyediaan tenaga listrik dengan melaksanakan program pengembangan tenaga listrik.

Selain itu listrik sangat dibutuhkan untuk membantu kegiatan sehari-hari, dari mulai untuk penerangan sampai untuk membantu memperlancar pekerjaan, seperti kegiatan usaha. Dengan listrik semua pekerjaan dapat dilaksanakan lebih praktis, apalagi dizaman modern seperti sekarang ini, perabotan-perabotan rumah tangga, bahkan sampai mainan anak-anak menggunakan tenaga listrik. Tidak hanya dikota saja yang menganggap listrik sudah merupakan barang kebutuhan pokok, tetapi didesa juga begitu.


(22)

Dengan demikian jaringan listrik semakin luas karena masyarakat desa sudah bisa menikmati adanya listrik, sehingga permintaan daya sambung listrik semakin meningkat.

Badan Usaha Milik Negara masih tetap memegang peranan penting dalam usaha penyediaan tenaga listrik untuk kepentingan umum. Penyediaan tenaga listrik dapat diselenggarakan dengan jalan memberikan tugas kepada Badan Usaha Milik Negara untuk mengelola segmen usaha monopoli alamiah seperti transmisi dan distribusi. Selain itu Badan Usaha Milik Negara juga memberikan kesempatan untuk tetap mengelola segmen usaha yang bersifat strategi seperti pengelolah system tenaga listrik yaitu Perusahaan Listrik Negara (PLN).

Permintaaan energi listrik terus mengalami peningkatan untuk setiap tahunnya. Hal ini disebabkan semakin tingginya konsumsi listrik oleh masyarakat di Kelurahan Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang, sejalan semakin membaiknya kondisi perekonomian akibat pembangunan yang terus-menerus dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat. Untuk Indonesia, kebutuhan listrik masyarakat di penuhi oleh PLN Pusat, sedangkan Untuk Sumatera Utara kebutuhan listrik masyarakat dipenuhi oleh PLN Wilayah Sumatera Utara, dan untuk Kelurahan Tembung kebutuhan Listrik masyarakat dipenuhi oleh PLN Cabang Lubuk Pakam.

Berikut adalah nama-nama Desa/Kelurahan dan jumlah penduduk yang ada di Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang.


(23)

Tabel 1.1

Nama-nama Desa/Kelurahan dan jumlah penduduk di Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang

No Desa/Kelurahan Jumlah penduduk

1 Amplas 7.094

2 Kenangan 26.940

3 Tembung 41.832

4 Sumber Rejo Timur 22.442

5 Sei Rotan 21.136

6 Bandar Klippa 29.845

7 Bandar Khalipah 31.618

8 Medan Estate 10.168

9 Laut Dendang 14.393

10 Sampali 25.548

11 Bandar Setia 17.608

12 Kolam 14.601

13 Saentis 15.690

14 Cinta Rakyat 12.531

15 Cinta Damai 5.022

16 Pematang Lalang 1.426

17 Percut 13.178

18 Tanjung Rejo 9.291

19 Tanjung Selamat 6.624

20 Kenangan Baru 26.601

Sumber: BPS Kabupaten Deli Serdang

Teori dasar listrik dibedakan dalam berbagai macam klasifikasi atau kelas sesuai dengan penggunaan listrik. Hal ini dilakukan oleh PLN supaya dapat membedakan besarnya tarif listrik yang dikenakan antara rumah tangga, industri, sosial dan usaha. Tabel di bawah ini akan menggambarkan besarnya tarif dasar listrik yang berupa biaya beban dan biaya pemakaian dalam berbagai daya yang masuk dalam golongan rumah tangga.


(24)

Tabel 1.2 Tarif Dasar Listrik Golongan Batas Daya Abonemen Beban biaya Biaya Pemakaian R1 / Rumah

Tangga 1

450 VA Blok I : < 30 Kwh Blok II : 30 < > 60 Kwh

Blok III : > 60 Kwh

12.000 169 360 495 R1 / Rumah

Tangga 1

900 VA Blok I : < 30 Kwh Blok II : 30 < > 60 Kwh

Blok II : > 60 Kwh

23.000 275 445 495 R1 / Rumah

Tangga 1

1.300 VA

Blok I : < 30 Kwh Blok II : 30 < > 60 Kwh

Blok II : > 60 Kwh

30.500 395 490 530

Sumber:PLN Wilayah II/SU Cab.Lubuk Pakam

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa tarif dasar listrik yang dikenakan tiap-tiap rumah tangga berbeda-beda tergantung pada besarnya daya yang digunakan dan pemakaiannya. Sehingga semakin besar listrik (Kwh) digunakan maka semakin besar pula presentase pengendalian dari tarif listrik tersebut.

Perkembangan dan kemajuan perekonomian di kabupaten Deli Serdang dirasakan cukup sangat pesat hal ini yang mendorong masyarakat untuk tinggal dan melakukan kegiatan ekonomi secara berkelanjutan. Perkembangan jumlah penduduk yang semakin bertambah dari tahun ketahun, perkembangan industri yang semakin pesat dan bersaing. Pemasangan dan pelanggan listrik khususnya di Kelurahan Tembung terus mengalami peningkatan yang banyak dipengaruhi berbagai faktor-faktor yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing konsumen. Hal ini terlihat semakin banyaknya lahan-lahan persawahan yang sekarang dijadikan sebagai tempat permukiman. Dengan bertambahnya permukiman baru


(25)

di Kelurahan Tembung maka akan dapat mempengaruhi berubahnya permintaan terhadap daya listrik. Bertambahnya penduduk yang tinggal di Kelurahan Tembung juga menyebabkan semakin padatnya setiap daerah, sehingga akan menambah jumlah rumah tangga yang ada.

Pada umumnya rumah tangga melakukan konsumsi listrik yaitu membeli barang dan jasa dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhannya. Kebutuhan rumah tangga yang dapat dipenuhi dengan adanya listrik. Misalnya untuk penerangan rumah tangga dan untuk menghidupkan peralatan-peralatan rumah tangga dipengaruhi oleh berbagai macam faktor yang sangat kompleks. Dengan demikian permintaan konsumsi daya listrik oleh rumah tangga terus mengalami peningkatan.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik mengangkat masalah ini menjadi sebuah penelitian yang berjudul ”Faktor-Faktor Apa Saja Yang Mempengaruhi Konsumsi Listrik Bagi Rumah Tangga Masyarakat Kelurahan Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang ”.


(26)

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang penulis kemukakan di atas, maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh pendapatan rata-rata total keluarga terhadap konsumsi listrik pada rumah tangga di Kelurahan Tembung?

2. Bagaimana pengaruh jumlah tanggungan keluarga terhadap konsumsi listrik pada rumah tangga di Kelurahan Tembung?

3. Bagaimana pengaruh luas bangunan rumah terhadap konsumsi listrik pada rumaha tangga di Kelurahan Tembung?

1.3. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan yang ada yang masih perlu dikaji kebenarannya melalui data-data yang terkumpul. Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka hipotesisnya adalah sebagai berikut:

1. Pengaruh pendapatan rata-rata total keluarga berpengaruh positif terhadap konsumsi listrik di Kelurahan Tembung

2. Jumlah tanggungan keluarga berpengaruh positif terhadap konsumsi listrik di Kelurahan Tembung

3. Luas bangunan berpengaruh positif terhadap konsumsi listrik di Kelurahan Tembung.


(27)

1.4. Tujuan penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari faktor pendapatan rata-rata total keluarga terhadap konsumsi listrik di Kelurahan Tembung.

2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari faktor jumlah tanggungan keluarga terhadap konsumsi listrik di Kelurahan Tembung.

3. Untuk mengetahui sebarapa besar pengaruh dari faktor luas bangunan rumah terhadap konsumsi listrik di Kelurahan Tembung.

1.5. Manfaat penelitian

Adapun yang menjadi manfaat penelitian adalah:

1. Sebagai tambahan wawasan bagi penulis untuk mengetahui lebih dalam lagi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi listrik di Kelurahan Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang.

2. Sebagai bahan masukan bagi pihak PLN dalam mengambil langkah kesejahteraan selanjutnya dalam meningkatkan kualitas serta pelayanan yang di berikan kepada konsumen.

3. Bagi rumah tangga diharapkan rumah tangga di Kelurahan Tembung memperoleh masukan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya permintaan dan pengeluaran listrik sehingga dapat membuat rencana dan strategi yang dalam memanfaatkan listrik secara efektif dan efisien.

4. Bagi penulis merupakan latihan dan kesempatan untuk menerapkan teori-teori yang diperoleh dari bangku kuliah ke dalam praktek yang sesungguhnya.


(28)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sumber Daya Alam dan Energi dalam pembangunan 2.1.1 Sumber daya energi

Sumber daya energi adalah segala sesuatu yang berguna dalam membangun nilai didalam kondisi dimana kita menemukannya. Untuk itu sumber daya energi adalah aset untuk pemenuhan kepuasan dan utilitas manusia. Selain itu sesuatu dapat dikatakan sebagai sumber daya harus memiliki 2 kriteria, yaitu:  Harus ada pengetahuan, teknologi atau keterampilan (skill) untuk

memanfaatkannya.

 Harus ada permintaan (demand) terhadap sumber daya tersebut.

Sumber daya alam dan energi bisa meliputi semua yang terdapat di bumi baik yang hidup maupun benda mati, berguna bagi manusia, terbatas jumlahnya dan penguasaannya memenuhi kriteria-kriteria teknologi, ekonomi, sosial dan lingkungan. Sumber daya energi di sisi lain merupakan sumber daya yang digunakan untuk kebutuhan menggerakan energi melalui proses transformasi panas maupun transpormasi energi lainnya.

Sumber daya energi terdiri dari sumber daya alam non-hayati mineral patra, yaitu minyak bumi dan gas bumi, mineral seperti batubara dan uranium. Sumber daya energi di luar air dan minyak/gas bumi, seperti panas bumi, surya, angin, arus laut, pasang surut, panas laut serta sumber daya alam hayati seperti kayu bakar. Energi itu sendiri dapat berupa energi kimiawi, listrik, gelombang, nuklir, mekanis, dan panas.


(29)

2.1.2 Jenis sumber daya energi

Menurut Sukanto Reksohadiprojo (1994), jenis-jenis sumber daya energi dapat dibedakan atas 2 yaitu:

a. Sumber daya energi yang dapat diperbaharui

Sumber daya energi yang dapat diperbaharui atau dapat diisi kembali atau tidak terhabiskan (renewable) adalah sumber daya energi yang bisa dihasilkan kembali baik secara alamiah maupun dengan bantuan manusia.

b. Sumber daya energi yang tidak dapat diperbaharui

Sumber daya energi yang tidak dapat diperbaharui adalah sumber daya energi yang habis sekali pakai. Misalnya: minyak bumi, gas bumi, dan batu bara.

2.1.3 Kelangkaan sumber daya energi

Makin menipisnya sumber daya energi menimbulkan kekhawatiran tidak lancarnya perekonomian. Usaha manusia untuk menghindari semakin langkanya sumber daya energi telah banyak dilakukan.

Usaha tersebut diwujudkan antara lain dalam bentuk substitusi dalam produksi, substitusi dalam konsumsi, dan inovasi teknologi hemat sumber daya energi.

Substitusi dalam produksi dapat dilakukan dengan mengubah kombinasi masukan maupun pengganti masukan dengan substitusinya. Substitusi dalam konsumsi dilakukan antara lain dengan mengganti barang- barang konsumsi tanpa mengubah kualitas/kegunaan konsumsi. Inovasi teknologi untuk memperoleh.


(30)

pemanfaatan sumber daya energi tersebar dan terus mengalami kemajuan. Akan tetapi meskipun usaha-usaha mengatasi kelangkaan ternyata masih menjadi momok bagi masayarakat.

Perbedaan kondisi tersedianya sumber daya energi akan membatasi pertumbuhan potensial suatu perekonomian sebab kelangkaan sumber daya energi dalam segala bentuknya akan sangat mempengaruhi ruang gerak dalam berproduksi.

2.1.4 Peranan Energi dalam Pembangunan di Indonesia

Energi merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan bagi tercapainya sasaran pembangunan. Peranan energi untuk pembangunan di Indonesia mencakup dua hal yaitu sebagai sumber dana pembangunan (penerimaan pemerintah) yang berasal dari devisa (ekspor) dan yang utama untuk memenuhi kebutuhan energi dalam negeri yang dibutuhkan dalam pembangunan. a. Peranan energi sebagai sumber penerimaan negara

Penerimaan negara dari sektor minyak dan gas bumi (penerimaan migas), memberikan sumbangan yang cukup penting dalam perekonomian Indonesia. Walaupun peranan minyak dan gas bumi dalam penerimaan negara relatif semakin menurun, namun dalam jangka waktu lima tahun terakhir (1996/97-1999/2000) rata-rata penerimaan minyak dan gas bumi dibandingkan dengan jumlah penerimaan dalam negeri masih mencakup yaitu sekitar 30%.

Penerimaan minyak dan gas bumi dipengaruhi antara lain oleh besarnya tingkat produksi minyak mentah dan kondesat, volume ekspor LNG dan LPG, harga minyak mentah dan biaya produksi. Unsur lain yang juga penting dan


(31)

mempengaruhi besarnya penerimaan minyak dan gas adalah nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat. Selain sebagai sumber penerimaan negara, minyak dan gas bumi juga berperan sebagai sumber penerimaan devisa.

b. Peranan energi untuk kebutuhan konsumsi dalam negeri.

Dalam hal ini terlihat bahwa hubungan perekonomian dengan energi sedemikian kuat, peningkatan kegiatan ekonomi biasanya diikuti dengan meningkatnya konsumsi energi. Di Indonesia tercermin dari meningkatnya pertumbuhan ekonomi sebesar 7% per tahun mengakibatkan pertumbuhan konsumsi energi meningkat sebesar 10%. Hubungan tersebut disebut dengan ”elastisitas energi” terhadap kegiatan energi, atau dapat didefenisikan sebagai perubahan pertumbuhan konsumsi energi sebagai akibat perubahan pertumbuhan konsumsi energi sebagai akibat perubahan kegiatan ekonomi.

2.1.5 Listrik sebagai Sumber Daya Energi

Tenaga listrik merupakan sarana produksi maupun sarana kehidupan sehari-hari yang memegang peranan penting dalam upaya mencapai sasaran pembangunan. Sebagai sarana produksi, tersedianya tenaga listrik dalam jumlah dan mutu pelayanan yang baik serta harga yang terjangkau merupakan penggerak utama dan sangat mendorong laju pembangunan di berbagai sektor lain. Pembangunan di berbagai sektor ini sangat penting bagi tercapainya tujuan pembangunan seperti menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pendapapatan nasional, mengubah struktur ekonomi, yang pada gilirannya akan meningkatkan permintaan tenaga listrik. Di samping itu, tersedianya tenaga listrik yang merata


(32)

dan dipergunakan secara luas untuk keperluan sehari-hari akan dapat meningkatkan kesejahteraan seluruh lapisan masyarakat.

Minyak bumi, gas bumi dan batu bara merupakan sumber daya energi yang dapat dimanfaatkan untuk memproduksi listrik. Pemanfaatan minyak bumi, gas bumi dan batu bara sebagai pemasok untuk memproduksi listrik di Indonesia mengalami peningkatan setiap tahunnya. Keterbatasan cadangan minyak bumi untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri menyebabkan pemerintah mengambil kebijaksanaan untuk melakukan diversifikasi energi untuk sektor Pembangkit Listrik Negara (PLN) bentuk diversifikasi ini telah dapat dirasakan dengan berdirinya pusat-pusat pembangkit listrik tenaga air, tenaga gas, maupun panas bumi.

Sebagai salah satu bentuk energi yang sudah siap dipergunakan oleh konsumen, tenaga listrik merupakan salah satu faktor yang menentukan untuk mencapai sasaran pembangunan, sehingga perlu diusahakan serasi, selaras, dan serempak dengan tahap pembangunan nasional. Hal ini berarti bahwa sasaran pembangunan ketenagalistrikan harus selalu menunjang setiap tahap pembangunan nasional baik dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat maupun dalam mendorong peningkatan ekonomi.

2.1.6 Peranan Tenaga Listrik dalam Pembangunan

Listrik membawa peranan penting dalam pembangunan, bahkan tingkat pemakaian listrik telah menjadi salah satu ukuran bagi perkembangan dan kemajuan suatu negara. Aspek-aspek kehidupan manusia telah banyak dikuasai


(33)

oleh listrik mulai dari kehidupan yang paling kecil sampai kepada yang besar sekalipun.

Bagaimana pentingnya peranan listrik dapat ditinjau dari penggunaannya untuk beberapa bidang antara lain: bidang komunikasi dan mass media, bidang rumah tangga, dan lain sebagainya. Hal tersebut menunjukkan pentingnya peranan listrik dalam pembangunan, demikian pula halnya untuk perbaikan kesehatan, pendidikan, dan sebagainya, peranan listrik ini sangat menentukan. Ini mengandung arti bahwa dalam pelaksanaan program pembangunan penyediaan tenaga listrik harus diutamakan, sehingga dengan demikian dapat membantu bidang-bidang lainnya.

2.2. Landasan Teori 2.2.1. Teori Konsumsi

Konsumsi adalah pembelanjaan atas barang-barang dan jasa-jasa yang dilakukan oleh rumah tangga dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dari orang yang melakukan pembelanjaan. Pembelanjaan masyarakat atas makan, pakaian, dan barang-barang kebutuhan mereka yang lain digolongkan pembelanjaan atau konsumsi. Barang-barang yang di produksi untuk digunakan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya dinamakan barang konsumsi.

2.2.1.1. Teori Konsumsi John Maynard Keynes

Dalam teorinya Keynes mengandalkan analisis statistik, dan juga membuat dugaan-dugaan tentang konsumsi berdasarkan intropeksi dan observasi kausal. Pertama dan terpenting keynes menduga bahwa, kecendrungan mengkonsumsi marginal (marginal propensity to consume) jumlah yang dikonsumsi dalam setiap


(34)

tambahan pendapatan adalah antara nol dan satu. Kecendrungan mengkonsumsi marginal merupakan rekomendasi kebijakan keynes untuk menurunkan penggangguran yang kian meluas. Kekuatan kebijakan fikal, untuk mempengaruhi perekonomian seperti ditunjukkan oleh pegganda kebijakan fiskal muncul dari umpan balik antara pendapatan dan konsumsi.

Kedua, Keynes mengatakan bahwa rasio konsumsi terhadap pendapatan, yang disebut kecendrungan mengkonsumsi rata-rata(average prospensity to consume), turun ketika pendapatan naik. Ia percaya bahwa tabungan adalah kemewahan, sehingga ia berharap orang kaya menabung dalam proporsi yang lebih tinggi dari pendapatan mereka ketimbang si miskin.

Ketiga, Keynes berpendapat bahwa pendapatan merupakan determinan konsumsi yang penting dan tingkat bunga tidak memiliki peranan penting. Keynes mengatakan bahwa pengaruh tingkat bunga terhadap konsumsi hanya sebatas teori. Kesimpulannya bahwa pengaruh jangka pendek dari tingkat bunga terhadap pengeluaran individu dari pendapatannya bersifat sekunder dan relatif tidak penting. Berdasarkan tiga dugaan ini, persamaan konsumsi Keynes sering ditulis sebagai berikut (Mankiw,2006):

C = a + bY,

a > 0, 0 < b < 1...(2.1) Keterangan :

C = Konsumsi


(35)

a = Konstanta

b = Kecendrungan mengkonsumsi marginal

Secara grafis, fungsi konsumsi Keynes digambarkan sebagai berikut:

Konsumsi Y=C

C

Co

0 Pendapatan Gambar 2.1. Fungsi Konsumsi Keynes

Menurut Mankiw (2006) ada beberapa catatan mengenai fungsi konsumsi Keynes:

1. Keynes menduga bahwa kecendrungan mengkonsumsi marjinal (marginal proprnsity to consume). C adalah antara nol dan satu.

2. Kecendrungan mengkonsumsi rata-rata turun ketika pendapatan naik. 3. Konsumsi ditentukan oleh pendapatan sekarang.

Pada gambar 2.1. terlihat bahwa fungsi konsumsi Keynes tidak melalui titik 0, tetapi melalui sumbu vertikal pada nilai positif (Co). Konsekwensi fungsi konsumsi ini, dengan meningkatnya pendapatan nasional akan memberikan dampak terhadap penerunan hasrat konsumsi rata-rata atau APC. Jika APC akan mengalami penurunan dengan terjadinya peningkatan pendapatan nasional, dalam konsumsi Keynes akan terlihat pertama, peningkatan pendapatan masih diikuti


(36)

dengan peningkatan konsumsi, kedua, pada saat garis konsumsi C memotong garis OY maka peningkatan pendapatan diiringi dengan penurunan konsumsi atau APC.

2.2.1.2 Teori Konsumsi dengan Hipotesis Pendapatan Permanen (Milton Friedman)

Teori dengan hipotesis pendapatan permanen dikemukakan oleh Milton Friedman pada tahun 1957. Menurut beliau perlu dibedakan dalam pembahasan konsumsi antara measured income dengan permanent income. Measured income adalah pendapatan yang diterima pada suatu waktu tertentu, sedangkan permanent income adalah pendapatan yang diramalkan oleh konsumen akan dapat diterima pada masa yang akan datang (expected income). Kemudian transitory income

merupakan pendapatan ang dapat mengurangi atau meningkatkan permanent income.

Friedman menganggap tidak ada hubungan antara pendapatan sementara dengan pendapatan permanen, juga antara konsumsi sementara dengan konsumsi permanen, maupun konsumsi sementara dengan pendapatan sementara. Sehingga MPC dari pendapatan sementara sama dengan nol yang berarti bila konsumen menerima pendapatan sementara yang positif maka tidak akan mempengaruhi konsumsi. Demikian pula bila konsumen menerima pendapatan sementara yang negatif maka tidak akan mengurangi konsumsi (Mankiw, 2006).


(37)

2.2.1.3 Teori Konsumsi dengan Hipotesis Siklus Hidup

Teori dengan hipotesis siklus hidup dikemukakan oleh Franco Modigliani. Franco Modigliani menerangkan bahwa pola pengeluaran konsumsi masyarakat mendasarkan kepada kenyataan bahwa pola penerimaan dan pola pengeluaran konsumsi seseorang pada umumnya dipengaruhi oleh masa dalam siklus hidupnya dipandang sebagai faktor yang sangat penting.

Oleh sebab itu menurut Franco Modigliani faktor penentu tingkat konsumsi agregatif adalah sumber daya yang dimiliki oleh konsumen, tingkat pengembalian modal (rate of return on capital) dan si umur dan si konsumen itu sendiri.

Sumber daya yang dimiliki konsumen diwakili oleh jumlah kekayaan (wealth) ditambah dengan nilai yang sekarang dari seluruh upah yang akan diterima selama hidupnya. Konsumen dalam menentukan konsumsinya memperhitungkan seluruh sumberdaya yang dimiliki sehingga tingkat konsumsi agregatif bukan hanya ditentukan oleh jumlah pendapatan yang diteima suatu waktu, akan tetapi nilai kekayaan yang dimiliki.

2.2.1.4 Teori Konsumsi dengan Hipotesis Pendapatan Relatif

James Dussenbery mengemukakan bahwa pengeluaran konsumsi suatu masyarakat ditentukan terutama oleh tingginya pendapatan tertinggi yang pernah dicapainya. Pendapatan berkurang, konsumen tidak akan banyak mengurangi pengeluaran untuk konsumsi. Untuk mempertahankan tingkat konsumsi yang tinggi, terpaksa mengurangi besarnya saving. Apabila pendapatan bertambah


(38)

maka konsumsi mereka juga akan bertambah, tetapi bertambahnya tidak terlalu besar. Sedangkan saving akan bertambah besar dengan pesatnya.

Kenyataan ini akan terus kita jumpai sampai tingkat pendapatan tertinggi yang telah kita capai tercapai kembali. Sesudah puncak dari pendapatan sebelumnya telah dilalui, maka tambahan pendapatan akan banyak menyebabkan bertambahnya pengeluaran untuk konsumsi, sedangkan di lain pihak bertambahnya saving tidak begitu cepat (Mankiw, 2006).

Dalam teorinya, Dussenbery menggunakan dua asumsi yaitu:

1. Selera sebuah rumah tangga atas barang konsumsi adalah interdependen. Artinya pengeluaran konsumsi rumah tangga dipengaruhi oleh pengeluaran yang dilakukan oleh orang sekitarnya.

2. Pengeluaran konsumsi adalah irreversibel. Artinya pola pengeluaran seseorang pada saat penghasilan naik berbeda dengan pola pengeluaran pada saat penghasilan mengalami penurunan.

Dusenberry dalam teorinya menemukan bahwa persentase dari konsumsi dan pendapatan akan cenderung kecil pada saat perekonomian baik, dan cenderung tinggi pada saat ekonomi dalam keadaan buruk. Ketika terjadi perubahan pada penghasilan, maka konsumsi tidak langsung meningkat, karena terjadi pengaruh konsumsi periode yang lalu yang lebih kecil. Demikian pula, ketika pendapatan turun, maka konsumsi tidak akan turun secara tajam karena terbiasa dengan hidup senang, yang terjadi adalah persentase dari konsumsi dan pendapatannya menjadi semakin besar.


(39)

2.2.2. Fungsi Konsumsi

Dalam teori makro ekonomi dikenal berbagai variasi tentang model fungsi koonsumsi. Fungsi konsumsi yang paling dikenal dan sangat sering ditemukan dalam buku-buku makro ekonomi adalah fungsi konsumsi Keynes, yaitu:

C = f(Y)... (2.2)

Persamaan ini menyatakan bahwa konsumsi adalah fungsi dari disposible income. Hubungan antara konsumsi dan disposible income disebut consmption function (Mankiw, 2006).

Keynes mengatakan bahwa pengeluaran konsumsi masyarakat tergantung (berbanding lurus) dengan tingkat pendapatannya. Secara lebih spesifik, Keynes memasukkan komponen marginal propensity to consume (MPC) kedalam persamaan konsumsinya seperti yang telah diuraikan pada persamaan (2.1) sebelumnya.

Teori daur hidup (life-cycle) yang terutama dikembangkan oleh Franco Modigliani, melihat bahwa individu merencanakan perilaku konsumsi dan tabungan mereka untuk jangka panjang dengan tujuan mengalikasikan konsumsi mereka dengan cara terbaik yang mungkin selama masa hidup mereka. Tabungan dipandang sebagai akibat dari keinginan individu untuk menjamin konsumsi di hari tua. Fungsi konsumsi yang dikembangkan berdasarkan teori daur hidup adalah:


(40)

Dimana WR merupakan kekayaan riel, a adalah kecendrungan mengkonsumsi marjinal dari kekayaan, YL merupakan pendapatan tenaga kerja dan c adalah kecendrungan mengkonsumsi marjinal dari pendapatan tenaga kerja.

Miton Friedman dengan teori mengatakan bahwa konsumsi seseorang tergantung pada pendapatan permanennya (pendapatan yang rutin yang ia terima setiap periode tertentu) dan bukan pada pendapatan transitori (pendapatan yang tak terduga).

Dalam bentuk yang paling sederhana, hipotesis pendapatan permanen dari perilaku konsumsi berpendapat bahwa konsumsi itu adalah proporsional terhadap pendapatan permanen, yaitu:

C = cYP ...(2.4)

Dimana YP merupakan pendapatan (disposibel) permanen. Dari persamaan (2.4), konsumsi bervariasi menurut proporsi yang sama dengan pendapatan permanen. Kenaikan 5% dalam pendapatan permanen akan menaikan konsumsi sebesar 5%.

Lebih jauh hipotesis Friedman menjelaskan bahwa konsumsi pada saat ini tidak tergantung pada pendapatan normal. Bentuk lain fungsi konsumsinya adalah:

C = f(Y P,i) ...(2.5) Dimana YP adalah permanen income dan i adalah interest rate.

Sukirno (2001) dalam buku makro ekonominya membuat suatu defenisi tentang fungsi konsumsi yang menyatakan bahwa fungsi konsumsi adalah suatu kurva


(41)

yang menggambarkan sifat hubungan di antara tingkat konsumsi rumah tangga dalam perekonomian dengan pendapatan nasional (pendapatan disposebel) perekonomian tersebut.

Fungsi konsumsi dapat dinyatakan dalam persamaan :

C = a + bY ...(2.6) Dimana:

a : konsumsi rumah tangga ketika pendapatan nasional adalah 0, b : kecondongan konsumsi marginal,

C : tingkat konsumsi dan Y : tingkat pendapatan asional.

Ada dua konsep untuk mengetahui sifat hubungan antara pendapatan disposibel dengan konsumsi yaitu kecondongan mengkonsumsi marginal dan kecondongan mengkonsumsi rata-rata. Kecondongan mengkonsumsi marginal dapat dinyatakan sebagai MPC (berasal dari istilah Marginal Propensity to consume). Dapat didefenisikan sebagai perbandingan di antara pertambahan konsumsi (ΔC) yang dilakukan dengan pertambahan pendapatan disposiebel (ΔYd) yang diperoleh. Nilai MPC dapat dihitung dengan menggunakan

ΔC

MPC = ... (2.7) ΔYd


(42)

Kecondongan mengkonsumsi rata-rata dinyatakan dengan APC (Average Propensity to Consume), dapat didefenisikan sebagai perbandingan di antara tingkat pengeluaran konsumsi (C) dengan tingkat pendapatan disposebel pada ketika konsumsi tersebut dilakukan (Yd)

2.2.3. Determinan Konsumsi

Banyak ahli yang telah menguraikan pendapatnya mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi sebagimana telah diuraikan sebelumnya dan faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi tersebut telah dijabarkan ke dalam suatu fungsi konsumsi yang terangkum dalam persamaan (2.1) sampai dengan (2.7) tersebut di atas.

Begitu pentingnya bahasan tentang konsumsi sehingga banyak ahli lainnya yang turut membahas tentang determinan konsumsi. Misalnya, faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi diantaranya adalah pendapatan disposibel yang merupakan faktor utama, banyaknya anggota keluarga, usia anggota keluarga, pendapatan yang terdahulu dan pengharapan akan pendapatan dimasa yang akan datang.

Adapun faktor-faktor pokok yang mempengaruhi dan menentukan jumlah pengeluaran untuk konsumsi adalah pendapatan disposibel sebagai faktor utama, pendapatan permanen dan pendapatan menurut daur hidup, kekayaan dan faktor permanen lainnya seperti faktor sosial dan harapan tentang kondisi ekonomni dimasa yang akan datang.


(43)

Sadono Sukirno (2006), selanjutnya menyebutkan bahwa disamping faktor-faktor pendapatan rumah tangga, kekayaan dan pajak pemerintah, konsumsi rumah tangga juga ditentukan oleh beberapa faktor antara lain:

1. Ekspektasi, mengenai keadaan di masa yang akan datang sangat mempengaruhi konsumsi rumah tangga pada masa kini, keyakinan bahwa pada masa yang akan datang mendapatkan pendapatan yang lebih tinggi akan mendorong rumah tangga untuk meningkatkan konsumsi di masa sekarang.

2. Jumlah penduduk, dalam analisis mengenai pembelanjaan agregat yang diperhatikan adalah konsumsi penduduk negara. Oleh sebab itu tingkat konsumsi bukan saja bergantung pada tingkat pendapatan yang diperoleh seseorang tetapi juga yang diterima penduduk secara keseluruhan.

3. Tingkat harga, dalam analisis keynesian sederhana dimisalkan bahwa tingkat harga adalaj tetap, maka setiap kenaikan pendapatan berarti terjadi kenaikan pendapatan riel. Dalam keadaan yang demikian, apabila pendapatan meningkat 100 persen dan MPC sebesar 0,80 atau 80% dari kenaikan pendapatan itu akan dikonsumsikan, maka hal ini akan meninjukkan terjadinya kenaikan konsumsi yang sebenarnya.

Mankiw (2006) menyatakan bahwa persentase pendapatan yang dibelanjakan untuk pangan cendrung turun jika pendapatan meningkat. Kondisi ini menunjukkan adanya hubungan yang terbalik antara persentase kenaikan pendapatan dengan persentase pengeluaran untuk pangan.


(44)

Adapun faktor-faktor penyebab perubahan konsumsi, yaitu: 1. Penyebab Faktor Ekonomi

a. Pendapatan

Pendapatan yang meningkat tentu saja biasanya otomatis diikuti dengan peningkatan pengeluaran konsumsi. Contoh : seseorang yang tadinya makan nasi aking ketika mendapat pekerjaan yang menghasilkan gaji yang besar akan meninggalkan nasi aking menjadi nasi beras. Orang yang tadinya makan sehari dua kali bisa jadi 3 kali ketika dapat tunjangan tambahan dari pabrik.

b. Kekayaan

Orang kaya yang punya banyak aset riil biasanya memiliki pengeluaran konsumsi yang besar. Contohnya seperti seseorang yang memiliki banyak rumah kontrakkan dan rumah kost biasanya akan memiliki banyak uang tanpa harus banyak bekerja. Dengan demikian orang tersebut dapat membeli banyak barang dan jasa kerena punya banyak pemasukan dari hartanya.

c. Tingkat bunga

Bunga bank yang tinggi akan mengurangi tingkat konsumsi yang tinggi karena orang lebih tertarik menabung di bank dengan bunga tetap tabungan atau deposito yang tinggi dibandingkan dengan membelanjakan banyak uang.


(45)

d. Perkiraan Masa Depan

Orang yang was-was tentang nasibnya di masa yang akan datang akan menekan konsumsi. Biasanya seperti orang yang mau pensiun, punya anak yang butuh biaya sekolah, ada yang sakit butuh banyak biaya perobatan, dan lain sebagainya.

2. Penyebab Faktor Demografi a. Komposisi Penduduk

Dalam suatu wilayah jika jumlah orang yang usia kerja produktif banyak maka konsumsinya akan tinggi. Bila yang tinggal di kota ada banyak maka konsumsi suatu daerah akan tinggi juga.

Bila tingkat pendidikan sumber daya manusia di wilayah itu tinggi-tinggi maka biasanya pengeluaran wilayah tersebut menjadi tinggi.

b. Jumlah Penduduk

Jika suatu daerah jumlah orangnya sedikit sekali maka biasanya konsumsinya sedikit. Jika orangnya ada sangat banyak maka konsumsinya sangat banyak pula.

3. Penyebab / Faktor lain

a. Kebiasaan Adat Sosial Budaya

Suatu kebiasaan di suatu wilayah dapat mempengaruhi tingkat konsumsi seseorang. Di daerah yang memegang teguh adat istiadat untuk hidup sederhana biasanya akan memiliki tingkat konsumsi yang kecil.


(46)

2.2.4 Rumah Tangga Sebagai Konsumen

Konsumen adalah semua anggota masyarakat yang menerima uang dan kemudian membelanjakan untuk pembelanjaan barang dan jasa. Dalam perekonomian konsumen bertindak sebagai pemakai barang dan jasa untuk dikonsumsi. Konsumen pada umumnya terdiri individu atau perorangan dalam masyarakat dalam kenyataan sebagian besar terkumpul dalam satu rumah tangga.

Menurut Sadono Sukirno sebuah rumah tangga didefenisikan sebagai semua orang yang bertempat tinggal dalam satu atap dan memuat keputusan keuangan bagi mereka atau pemilik dari berbagai faktor produksi yang tersedia dalam perekonomian.

Menurut Sadono Sukirno rumah tangga dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Rumah tangga mengambil keputusan yang konsisten seperti rumah tangga itu

terdiri dari satu orang, sehingga dapat dikatakan bahwa rumah tangga merupakan titik pusat perilaku konsumen.

2. Rumah tangga secara konsisten berusaha memperoleh keputusan maksimal atau utilitas dalam batas sumber daya yang tersedia.

3. Rumah tangga merupakan pemilik utama faktor produksi yang dijual pada perusahaan dan menerima penghasilan sebagai imbalannya.

Menurut Sadono Sukirno, pada umumnya rumah tangga menggunakan penghasilannya untuk 2 macam tujuan, yaitu:

1. Membeli berbagai macam barang atau jasa yang diperlukan memungkinkan rumah tangga menjadi konsumen. Pada perekonomian yang rendah taraf


(47)

perkembangannya sebagian besar pendapatan dibelanjakan untuk keperluan sehari-hari yang paling pokok (makanan dan pakaian).

2. Disimpan atau ditabung. Penabung ini dikatakan untuk memperoleh bunga atau deviden dan sebagai dana untuk menghadapi berbagai kemungkinan kesusahan di masa depan atau untuk berjaga-jaga.

2.3 Penelitian Terdahulu

Dalam hal ini memuat berbagai penelitian yang telah dilakukan oleh penelitian lain, dan permasalahan yang diangkat juga pernah dilakukan oleh beberapa penelitian lain, baik itu melalui penelitian biasa, tesis, dan skripsi. Yang mana berbagai penelitian ini mendasari pemikiran penulis dalam penyusunan skripsi, seperti oleh beberapa penelitian di bawah ini:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Fitriana Hayati tahun 2003 tentang ” Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Konsumen Terhadap Listrik Pada Rumah Tangga”. Penelitian ini dilakukan di Dusun Namongan, Desa Caturharjo, kecamatan Sleman, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Subing tahun 1995 tentang ” Konsumsi Listrik Pada Masyarakat Pedesaan”. Penelitian ini dilakukan di pedesaan Lampung Tengah.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Andi Setyawan tahun 2008 tentang ” Analisis Permintaan Listrik Pada Rumah Tangga di Kabupaten Sukoharjo”.


(48)

BAB III

METODE PENELITAN

3.1Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian dilakukan di Kelurahan Tembung yang mencakup tentang konsumsi listrik rumah tangga. Variabel yang diteliti meliputi variabel pendapatan keluarga, jumlah tanggungan keluarga, dan luas bangunan rumah.

3.2 Penentuan Responden dan Sampel

Populasi merupakan keseluruhan obyek penelitian sebagai sumber data yang memiliki karateristik tertentu di dalam suatu penelitian, sampel merupakan himpunan bagian dari populasi yang menjadi obyek sesungguhnya. Populasi dalam penelitian ini adalah pelanggan listrik pada tahun 2009 adalah sebesar 365 973 yang berada di Kelurahan Tembung. Sampel penelitian ini ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin, yakni sebagai berikut:

n=

Dimana :

n = ukuran sampel N = ukuran populasi

e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan, misalnya 5% atau 10%.


(49)

Jumlah pelanggan listrik di Kelurahan Tembung pada tahun 2003 sampai tahun 2009 terus mengalami peningkatan dari 311 549 pelanggan tahun 2003 sampai 365 973 pelanggan tahun 2009.

Dari rumus diatas diperoleh jumlah sampel dalam penelitian sebanyak 100 responden dari jumlah pelanggan listrik pada tahun 2009. Respondennya adalah rumah tangga yang menggunakan listrik di Kelurahan Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang. Cara penentuan responden dilakukan dengan teknik simple random sampling.

3.3 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yakni data yang diperoleh langsung dari lapangan dengan wawancara menggunakan daftar pertanyaan (kuesioner).

3.4 Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Dalam mengumpulkan data primer, metode pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara langsung kepada responden yang berpedoman terhadap kuesioner yang telah disiapkan.

3.5 Pengelolahan Data

Dalam penelitian ini, penulis melakukan pengelolahan data dengan menggunakan program E-Views 5.0 dengan terlebih dahulu melakukan pemindahan data yang diperoleh ke dalam software Microsoft Excel.


(50)

3.6 Model Analisis Data

Dalam menganalisis besarnya pengaruh variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat, digunakan model ekonometrika dengan meregresikan variabel-variabel yang ada dengan menggunakan metode Ordinary Least Square (OLS). Fungsi matematikanya adalah sebagai berikut:

Y = f (X1, X2, X3)…………...(1)

Kemudian fungsi diatas ditransformasikan ke dalam model persamaan regresi linier berganda (multiple regression) dengan spesifikasi model sebagai berikut: Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 +µ………...(2)

Dimana:

Y = Konsumsi listrik pada rumah tangga (Kwh)

α = intercept/konstanta

β1, β2,β3, = koefisien regresi

X1 = Pendapatan Rata-rata Total Keluarga (perbulan)

X2 = Jumlah tanggungan keluarga (orang).

X3 = Luas bangunan (m2)


(51)

Bentuk hipotesis di atas secara sistematis bentuk hipotesisnya adalah sebagai berikut: , 0 1  X

Y

Artinya jika X1 (pendapatan rata-rata total keluarga) meningkat

maka Y (konsumsi listrik rumah tangga) akan mengalami kenaikan, ceteris paribus.

, 0 2

 X

Y

Artinya jika X2 (jumlah tanggungan keluarga) meningkat maka Y

( konsumsi listrik rumah tangga) akan mengalami kenaikan, ceteris paribus.

, 0 3

 X

Y

Artinya jika X3 (luas bangunan) meningkat maka Y (konsumsi

listrik rumah tangga) akan mengalami kenaikan, ceteris paribus.

3.7 Uji Kesesuaian (Tes of Goodness of Fit) 3.7.1 Koefisien determinan (R-square)

Koefisien determinasi dilakukan untuk melihat seberapa besar kemampuan variabel independen secara bersama-sama mampu memberikan penjelasan terhadap variabel dependen. Besarnya nilai koefisien determinasi adalah antara 0 hingga 1 ( 0 ≤ R2 ≤ 1), dimana bila koefisien mendekati 1, maka model tersebut dikatakan baik karena semakin besar hubungan antara variabel independen dengnan variabel dependennya. Sebaliknya, bila nilai koefisien mendekati 0, maka model tersebut dikatakan kurang baik karena semakin kecil hubungan antara variabel independen dengan variabel dependennya.


(52)

3.7.2 Uji t-statistik (Partial Test)

Uji t-statistik merupakan suatu pengujian yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana masing-masing koefisien regresi signifikan atau tidak signifikan terhadap variabel dependen dengan menganggap variabel independen lainnya konstan. Dalam hal ini digunakan hipotesis sebagai berikut:

HO; bi = b

Ho : bi ≠ b

Dimana bi adalah koefisien variabel independen ke-I nilai parameter hipotesis, biasanya b dianggap = 0. Artinya tidak ada pengaruh variabel Xi terhadap Y. Bila nilai t-hiting > t-tabel maka pada tingkat kepercayaan tertentu Ho

ditolak. Hal ini berarti bahwa variabel independen yang diuji berpengaruh secara nyata (signifikan) terhadap variabel dependen. Nilai t-hitung diperoleh dengan

rumus:

Dimana :

bi = koefisien variabel ke-i

b = nilai hipotesis nol

Sbi = simpangan baku dari variabel independen ke-i

Kreteria pengambilan keputusan:

Ho : β = 0 Ho diterima (t-hitung < t-tabel) artinya variabel independen secara


(53)

Ha : β≠ 0 Ha diterima (t-hitung > t-tabel) artinya variabel independen secara

parsial berpengaruh nyata terhadap variabel dependen.

   Ha diterima 

    H0 diterima 

 Ha diterima 

Gambar 3.1 Kurva Uji t statistik

3.7.3 Uji F-statistik (Overall Test)

Uji F-statistik ini dilakukan untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel independen secara keseluruhan atau bersama-sama terhadap variabel dependen. Untuk pengujian ini digunakan hipotesis sebagai berikut:

HO; bi = b2 = bk ... bk = 0 (tidak signifikan)

Ho : b2≠ 0 ... i =1 (signifikan)

Pengujian ini dilakukan untuk membandingkan nilai hitung dengan F-tabel maka Ho ditolak yang berarti variabel independen secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen. Nilai F-hitung dapat diperoleh dengan rumus:

R2/k-1 F-hitung =


(54)

Dimana :

R2 = koefisien determinasi k = jumlah variable independen n = jumlah sampel

Kriteria pengambilan keputusan:

H0 : β1 =β2 = 0 Ho diterima (F-hitung < F-tabel) artinya variabel independen secara overall tidak berpengaruh nyata terhadap variabel dependen.

Ha : β1β2 ≠ 0 Ha diterima (F-hitung > F-tabel ) artinya variabel independen secara orevall berpengaruh nyata terhadap variabel dependen.

Ha diterima

Ho diterima 0


(55)

3.8 Uji Penyimpangan asumsi klasik 3.8.1 Multikolinearitas

Multikolinearitas adalah alat untuk mengetahui suatu kondisi apakah terdapat korelasi variabel independen diantara satu sama lainnya. Untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas dapat dilihat dari nilai R2, F-hitung,

t-hitung, dan standart error.

Adanya Multikolinearitas ditandai dengan:  Standard error tidak terhingga.

 Tidak ada satupun nilai koefisien t statistik yang signifikan pada α = 5 %.  Terjadi perubahan tanda atau tidak sesuai dengan teori.

 R-square sangat tinggi.

 Nilai koefisien korelasi antar variabel bebas lebih besar dari 0,8.

3.8.2 Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas merupakan salah satu asumsi Ordinary Least Square

(OLS) jika varians residualnya dilakukan dengan white test yaitu dengan cara meregres logaritma residual kuadrat terhadap variabel penjelas. Pada white test

terdapat beberapa tahap, antara lain:

- Membuat regresi persamaan dan membuat residualnya - Uji dengan Chi-square tabel (χ2)

χ2


(56)

Keterangan:

n = Jumlah observasi R2 = koefisien determinasi

Keputusan ada tidaknya heteroskedastisitas ditentukan jika: - X2 hitung > X2 tabel, maka ada heteroskedastisitas - X2 hitung < X2 tabel, maka tidak ada heteroskedastisitas 3.8.3Uji Normalitas

Untuk menguji apakah normal atau tidaknya faktor pengganggu, maka perlu dilakukan uji normalitas dengan menggunakan Jarque-Bera Test (J-B test). Cara lain untuk melihat apakah data telah berdistribusi normal dengan menggunakan J-B test. Test ini adalah dengan melihat angka probability. Apabila angka probability > 0,05 maka data berdistribusi normal, sebaliknya apabila aangka probability < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal (Wahyu Pratomo dan Paidi Hidayat, 2007).


(57)

3.9 Defenisi Operasional

1. Konsumsi listrik bagi rumah tangga adalah besarnya pengguna listrik pada rumah tangga rata-rata perbulan yang dinyatakan dalam satuan (Kwh perbulan).

2. Pendapatan rata-rata total keluarga adalah seluruh pendapatan rata-rata perbulan dari suami, istri dan anak yang mempunyai penghasilan serta tinggal menetap dalam rumah tersebut, baik itu pekerjaan utama maupun sampingan dari yang menjadi sumber penghasilan keluarga. Yang dinyatakan dalam satuan (rupiah perbulan).

3. Jumlah tanggungan keluarga adalah banyaknya orang yang terdapat dalam keluarga. Yang dinyatakan dalam satuan (orang).

4. Luas bangunan rumah adalah besarnya luas bangunan rumah yang dihuni oleh suatu keluarga. Yang dinyatakan dalam satuan (m2).


(58)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1Deskripsi Daerah Penelitian

4.1.1 Kondisi Geografis Kelurahan Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang

Kelurahan Tembung termasuk dalam wilayah administrative Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara. Secara umum Luas Kelurahan Tembung sebesar 5.35 Km2. Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Malaka, sebelah Timur berbatasan Dengan Btang Kuis dan Pantai Labu, sebelah barat Kelurahan Tembung berbatasan Langsung dengan Kecamatan Kodya medan dan Labuhan Deli. Posisis Desa Tembung terletak lebih kurang 0,03 Km dari pusat pemerintahan Kecamatan Percut Sei Tuan dan lebih kurang 40 Km dari pusat pemerintahan Kabupaten Deli Serdang dan berada sekitar 17 Km dari Kota Medan. Secara administratif Kelurahan Tembung terdiri dari 16 Dusun/Lingkungan. Potensi lahan yang ada di Kelurahan Tembung sebagian besar dimanfaatkan untuk kegiatan industri dan pertanian.

Wilayah Kelurahan Tembung termasuk kedalam kecamatan Percut Sei Tuan mempunyai luas 190,79 Km2 yang terdiri dari 18 Desa dan 2 Kelurahan, 5 Desa dari Wilayah Kecamatan merupakan Desa Pantai dengan ketinggian dari permukaan air laut berkisar dari 10-20 m dengan curah hujan rata-rata 243 persen.


(59)

4.1.2Perkembangan Jumlah Penduduk

Pada umumnya keberadaan penduduk dalam jumlah yang besar dengan pertumbuhan yang tinggi dianggap sebagai penghambat dalam pembangunan karena jumlah penduduk yang besar akan memeperkecil pendapatan dan menimbulkan masalah ketenagakerjaan, teteapi hal ini tergantung dari kapasitas penduduk tersebut.

Pada tahun 2009 jumlah penduduk Kelurahan Tembung sebesar 38.451 jiwa. Hal ini akan memeungkinkan kenaikan jumlah penduduk untuk tahun berikutnya. Ternyata hal itu dirasakan dengan pertambahan penduduk pada tahun 2010 sebesar 41.832 jiwa, maka dalam hal ini terjadi pertambahan penduduk antara tahun 2009 dengan tahun 2010 sebesar 3.381 jiwa atau sebesar (91,9%).dengan luas wilayah mencapai 5.35 Km2, kepadatan penduduk mencapai 7.819 jiwa/km.

4.2 Gambaran berdirinya PT PLN (Pesero) Wilayah II Sumatera Utara Cabang Lubuk Pakam

4.2.1 Sejarah Berdirinya PLN Wilayah II Sumatera Utara Cabang Lubuk Pakam

Sejarah kelistrikan di Indonesia bukanlah merupakan hal yang baru. Kalau listrik mulai ada di Indonesia pada tahun 1893 di Batavia (Jakarta), ketika beberapa perusahaan Belanda Mendirikan pembangkit tenaga listrik untuk keperluan sendiri. Pengusahaan tenaga listrik tersebut berkembang menjadi kepentingan umum diawali dengan perusahaan swasta Belanda yaitu NV NIGM yang memperluas usahanya dari hanya dibidang gas ke bidang tenaga listrik.


(60)

Untuk wilayah Kelurahan Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang, kebutuhan Listrik di penuhi Oleh PLN wilayah II/SU cabang Lubuk Pakam yang beralamat di jalan Tanggung Bongkar III.

Masa penjajahan Jepang, jepang hanya mengambil alih pengelolahan Perusahaan Listrik milik swasta Belanda tanpa mengadakan penambahan mesin dan perluasan jaringan. Daerah kerjanya dibagi menjadi Perusahaan Listrik Sumatera Utara, Perusahaan listrik Jawa dan seterusnya sesuai struktur organisasi pemerintahaan tentara Jepang waktu itu.

Setelah Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945, dikumandangkan kesatuan aksi karyawan perusahaan listrik di seluruh penjuru tanah air untuk mengambil alih perusahaan listrik bekas milik swasta Belanda dari tangan tentara Jepang. Perusahaan listrik yang sudah diambil alih itu diserahkan kepada pemerintahan RI dalam hal Departemen pekerja umum. Untuk mengenang peristiwa ambil alih itu, maka dengan penetapan pemerintah No.1 SD/45 ditetapkan tanggal 27 Oktober sebagai hari Listrik. Sejarah kemudian membuktikan bahwa dalam suasana yang semakin memburuk dalam hubungan Indonesia-Belanda, pada tanggal 3 Oktober 1953 keluar Surat Keputusan Presiden No.163 yang memuat ketentuan nasionalisasi perusahaan listrik milik swasta Belanda sebagai bagian dari perwujudan pasal 33 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945.


(61)

4.2.2 Visi, Misi, dan Tujuan Perusahaan 1. Visi Perusahaan

PT PLN (Persero) Wilayah II/SU Cabang Lubuk Pakam dalam mengusahakan pembangkit tenaga listrik memiliki visi untuk meningkatkan kualitas perusahaan yaitu berusaha untuk terus mempertahankan diri sebagai pemimpin pasar atau market leader, menjadi perusahaan kelas dunia, memiliki sumberdaya manusia bertaraf professional dan produktif.

2. Misi Perusahaan

Misi perusahaan yang ditetapkan PT PLN (Persero) Wilayah II Sumatera Utara Cabang Lubuk Pakam yaitu menyediakan tenaga listrik memadai, aman, dan handal sekaligus meraih keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan. Selain itu juga fungsi sosial sebagai perintis pembangunan terutama untuk perusahaan, dalam melaksanakan usaha pembangkit tenaga listrik sesuai kaedah ekonomi yang sehat, memuaskan masyarakat sebagai pelannggan tenaga listrik, menjaga kegiatan yang berwawasan lingkungan serta memperhatikan kepentingan stake holder.

3. Tujuan Perusahaan

Tujuan didirikan PT PLN (Persero) yaitu untuk menyelenggarakan usaha penyediaan tenaga listrik bagi kepentingan umum dalam jumlah dan mutu yang memadai serta memperoleh keuntungan maksimal. Selain itu juga untuk melaksanakan penugasan pemerintah di bidang pembangkit tenaga listrik, serta pengembangan teknologi yang menunjang penyediaan tenaga listrik.


(62)

4.2.3 Struktur Organisasi PT PLN (Persero) Wilayah II/SU Cabang Lubuk Pakam

Struktur organisasi yang ditetapkan oleh PT PLN (Persero) Wilayah II/SU Cabang Lubuk Pakam adalah organisasi garis dan staf yang merupakan kombinasi antara tipe organisasi garis tipe organisasi fungsional.

Struktur organisasi PT PLN (Persero) Wilayah II/Sumatera Utara Cabang Lubuk Pakam yitu:

1. General Manager

Tugasnya adalah memimpin, mengurus, dan mengelolah perusahaan sesuai dengan tujuan perusahaan.

2. Unsur Pembantu Pimpinan (Wakil General Manager)

Tugasnya adalah membantu pimpinan dalam melaksanakan tugas dan menangani masalah-masalah yang bersifat strategis yaitu pembangunan sarana-sarana penyediaan tenaga listrik.

3. Unsur Pengawas

Tugasnya adalah mengawasi jalannya perusahaan baik yang di dalam perusahaan maupun di luar perusahaan.

4. Unsur Pelaksana

Tugasnya adalah melaksanakan tugas-tugas yang diberikan pemimpin untuk dilaksanakan dengan baik.

General Manager PT PLN (Persero) Wilayah II/Sumatera Utara Cabang Lubuk Pakam langsung bertanggung jawab kepada PLN Pusat. General manager ini memiliki wewenang untuk membawahi lima Manager bidang dan satu Kepala


(63)

Kontrol Intern, yang tugas pokoknya adalah membantu general manager dalam mengadakan pemeriksaan dan penilaian atas sistem pengendalian manajemen wilayah dan pelaksanaannya serta memberikan laporan dan saran perbaikan. Setiap Manager bidang membawahi satu bagian penting, masing-masing di kepalai oleh Kepala Bagian. Tugas, tanggung jawab, dan wewenang yang wajib dilaksanakan oleh tiap Manager bidang berbeda-beda.

Manager bidang tersebut adalah sebagai berikut: 1. Manager Bidang Perencanaan.

Tugasnya adalah merumuskan rencana yang akan dilakukan, pengembangan sistem penyediaan tenaga listrik, kebutuhan investasi, dan mengevaluasi kinerja karyawan. Bidang perencanaan ini terdiri dari :

- Sub Bidang Perencanaan Korporat - Sub Bidang Perencanaan Sistem - Sub Bidang Sistem Informasi

Dalam Bidang Sistem Informasi dibagi lagi dalam 3 kelompok yaitu: - Sub-Sub Bidang Operasi Aplikasi Teknologi Informasi - Sub-Sub Bidang Operasi Jaringan dan Multimedia - Sub-Sub Bidang Layanan Database

2. Manager Bidang Teknik

Tugasnya adalah mengelolah pembangunan dan penyediaan sarana dan pendistribusian tenaga listrik. Bidang Teknik ini terdiri dari:

- Sub Bidang Konstruksi - Sub Bidang Distribusi


(64)

3. Manager Bidang Niaga

Tugasnya adalah merencanakan, mengendalikan, dan membina pengoperasian serta memelihara sarana penyediaan tenaga listrik. Bidang Niaga ini terdiri dari:

- Sub Bidang Pemasaran - Sub Bidang Komersial

- Sub Bidang Pengembangan Usaha 4. Manager Bidang Keuangan

Tugasnya adalah menyusun dan memantau anggaran pendapatan dan belanja, mengelola keuangan dan akuntansi perusahaan serta menyusun laporan keuangan. Bidang keuanngan ini terdiri dari:

- Sub Bidang Anggaran Dan Pendanaan - Sub Bidang Keuangan

- Sub Bidang Akuntansi

Dalam Bidang Sistem Keuangan dibagi lagi dalam 2 kelompok yaitu: - Sub- Sub Bidang Pengendalian Keuangan

- Sub- Sub Bidang Administrasi Keuangan

Dalam Bidang Akuntansi dibagi lagi dalam 2 kelompok yaitu: - Sub- Sub Bidang Akuntansi Tetap dan PDP & Persediaan - Sub- Sub Bidang Akuntansi Umum


(65)

Tugasnya adalah melaksanakan kegiatan pengelolaan sumber daya manusia, administrasi umum, dan hubungan dengan masyarakat. Bidang Sumber Daya Manusia dan Administrasi ini terdiri dari:

- Sub Bidang Perencanaan Organisasi & SDM - Sub Bidang Administrasi SDM

- Sub Bidang Komunikasi

- Sub Bidang ADM Kesekretariatan

Dalam bidang Adminisrasi SDM dibagi lagi dalam 2 kelompok yaitu: - Sub-Sub Bidang Sekretariat

- Sub-Sub Bidang Pelayanan Kantor 4.3 Tarif Dasar Listrik

Teori dasar listrik dibedakan dalam berbagai macam klasifikasi atau kelas sesuai dengan penggunaan listrik. Hal ini dilakukan oleh PLN supaya dapat membedakan besarnya tarif listrik yang dikenakan antara rumah tangga, industri, sosial dan usaha. Tabel 4.1 ini akan menggambarkan besarnya tarif dasar listrik yang berupa biaya beban dan biaya pemakaian dalam berbagai daya masuk dalam golongan rumah tangga.


(66)

Tabel 4.1 Tarif Dasar Listrik Golongan Batas Daya Abonemen Beban biaya Biaya Pemakaian R1 / Rumah

Tangga 1

450 VA Blok I : < 30 Kwh Blok II : 30 < >

60 Kwh Blok III : > 60

Kwh

12.000 169 360 495 R1 / Rumah

Tangga 1

900 VA Blok I : < 30 Kwh Blok II : 30 < >

60 Kwh Blok II : > 60

Kwh

23.000 275 445 495 R1 / Rumah

Tangga 1

1.300 VA

Blok I : < 30 Kwh Blok II : 30 < >

60 Kwh Blok II : > 60

Kwh

30.500 395 490 530 R1 / Rumah

Tangga 1

2.200 VA

Blok I : < 30 Kwh Blok II : 30 < >

60 Kwh Blok II : > 60

Kwh

30.500 795 490 530

Sunber: PLN Wilayah II/SU Cabang Lubuk Pakam

Dari tabel 4.1 dapat dilihat bahwa tarif dasar listrik yang dikenakan tiap-tiap rumah tangga berbeda-beda tergantung pada besarnya daya yang digunakan dalam pemakaiannya. Sehingga semakin besar listrik (KWh) digunakan maka semakin besar pula persentase pengendalian dari tarif listrik tersebut.


(67)

4.4 Analisis Hasil Penelitian 4.4.1 Karateristik Responden

Penulis melakukan survey ke lapangan untuk memperoleh berbagai informasi. Dari hasil survey tersebut penulis mendapatkan berbagai macam ciri-ciri responden, jumlah tanggungan keluarga, pendapatan rata-rata total keluarga dan luas bangunan rumah yang dimiliki dengan jumlah responden sebanyak 100 orang.

4.4.2 Pendapatan Rata-rata Total Keluarga (X1)

Indikator pada pendapatan rata-rata total keluarga ini dapat dilihat dari tabel 4.2 berikut:

Tabel 4.2

Pendapatan Rata-rata Total Keluarga

Pendapatan rata-rata total keluarga Responden Persentase 1.000.000 - 1.500.000 83 83

2.000.000 – 2.500.000 17 17

 3.000.000 0 0

Jumlah 100 100

Sumber : Kuesioner, 2011

Berdasarkan tabel 4.2 dketahui dari 100 responden pada rumah tangga, sebanyak 83 % responden yang pendapatan rata-rata total keluarga sebesar 1.000.000 s/d 1.500.000 per bulan, 17 % responden yang pendapatan rata-rata total keluarga 2.000.000 s/d 2.500.000 per bulan.


(68)

4.4.3 Jumlah Tanggungan Keluarga (X2)

Indikator pada jumlah tanggungan keluarga (orang) ini dapat dilihat dari table 4.3 berikut:

Tabel 4.3

Jumlah Tanggungan Keluarga Jumlah Tanggungan Keluarga

(Orang)

Responden Persentase

1 - 2 58 58

3 - 4 33 33

5 - 7 9 9

Jumlah 100 100

Sumber : Kuesioner, 2011

Berdasarkan tabel 4.3 diketahui bahwa jumlah tanggungan keluarga antara 1-2 orang sebanyak 58 % responden, jumlah tanggungan keluarga antara 3-4 orang sebanyak 33 % responden, dan jumlah tanggungan keluarga antara 5-7 orang sebanyak 9 % responden. Secara rata-rata jumlah tanggungan keluarga responden pada rumah tangga antara 1-2 orang.


(69)

4.4.4 Luas Bangunan Rumah (X3)

Indikator pada luas bangunan rumah (m2) ini dapat dilihat dari tabel 4.4 berikut:

Tabel 4.4

Luas Bangunan Rumah

Luas Bangunan Rumah (m2) Responden Persentase

40 – 100 48 48

120 – 300 51 51

> 300 1 1

Jumlah 100 100

Sumber : Kuesioner, 2011

Berdasarkan tabel 4.4 diketahui bahwa luas bangunan rumah responden pada rumah tangga antara 40 – 100 m2 sebanyak 48 % responden, luas bangunan rumah tangga antara 120 – 300 m2 sebanyak 51 % responden, dan 1 % responden mempunyai luas bangunan rumah tangga yang lebih dari 300 m2. Secara umum rata-rata luas bangunan rumah tangga responden antara 120 – 300 m2.


(70)

4.5 Analisis Hasil Regresi 4.5.1 Hasil Regresi

Hasil regresi ini menggunakan program komputer yaitu Eviews 5. Hasil regresi yang dapat adalah sebagai berikut:

LogY = 0,899306 + 0,231676LogX1 + (-0,052133)Log X2

+ 0,565253 logX3

t-hitung = (0,838488) (2,842320) (-1,285932) (9,293117) R2 = 0,605562

Adjusted R2 = 0,593235 DW Statistik = 0,219493 F-Statistik = 49,12801

4.5.2 Koefisien Determinansi (R2)

Perhitungan yang dilakukan untuk mengukur proporsi dari variasi total variabel dependen yang mampu dijelaskan oleh model regresi. R2 dalam regresi sebesar 0,605562. Ini berarti variabel jumlah daya listrik pada rumah tangga dapat dijelaskan oleh pendapatan rata-rata, jumlah tanggungan keluarga dan luas bangunan rumah, sebesar 60,55 % dan sisanya 39,44 % dijelaskan oleh variabel diluar model.

4.5.3 Pengujian t-statistik

Pengujian ini dilakukan dengan tujuan untuk menguji parameter secara individual (parsial) dengan tingkat kepercayaan tertentu dengan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Jika t-hitung > t-tabel berarti Ho ditolak atau variabel Xi berpengaruh signifikan terhadap variabel


(71)

dependen, tetapi jika t-hitung < t-tabel berarti Ho diterima atau variabel Xi tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

Tabel 4.5 Hasil Uji t-statistik

Variabel t-hitung t-tabel keterangan

X1 2,842320 1,660881 Signifikan

X2 -1,285932 1,290527 No Signifikan

X3 9,293117 2,365821 Signifikan

Sumber : Data diolah

1. Uji t-statistik Variabel Jumlah Alat Yang Menggunakan Listrik (X1)

Hipotesis pengaruh variabel pendapatan rata-rata total keluarga terhadap variabel konsumsi listrik pada rumah tangga yang digunakan adalah:

 Ho : β1 ≤ 0, berarti variabel pendapatan rata-rata total keluarga tidak berpengaruh terhadap variabel konsumsi listrik pada rumah tangga.

 Ha : β1 > 0, berarti variabel pendapatan rata-rata total keluarga berpengaruh terhadap variabel konsumsi listrik pada rumah tangga.

Dari hasil analisis diketahui t-hitung 2,842320 α = 5% df = n – k – 1 = 100 – 3 – 1 = 96, maka t-tabel = 1,660881

Dari hasil regresi diatas didapat bahwa variabel pendapatan rata-rata total keluarga tidak berpengaruh secara signifikan α = 5% dengan t-hitung > t-tabel (2,842320 > 1,660881) dengan demikian Ho ditolak artinya pendapatan rata-rata total keluarga berpengaruh secara nyata (signifikan) terhadap variabel dependen konsumsi listrik rumah tangga lainnya.


(72)

Ho ditolak Ho ditolak Ho diterima

-1,660881 1,660881 2,84 Gambar 4.1

Kurva uji t pendapatan total rata-rata keluarga 2. Uji t-statistik Variabel Jumlah Tanggungan Keluarga (X2)

Hipotesis pengaruh variabel jumlah tanggungan keluarga terhadap variabel konsumsi listrik rumah tangga yang digunakan adalah:

 Ho : β2 ≤ 0, berarti variabel jumlah tanggungan keluarga tidak berpengaruh terhadap variabel konsumsi listrik pada rumah tangga.

 Ha : β2 > 0, berarti variabel jumlah tanggungan keluarga berpengaruh terhadap variabel konsumsi listrik pada rumah tangga.

Hasil perhitungan yang didapat adalah t-hitung X2 = -1,340002 sedangkan t-tabel

= 1,290432 (df=n-k-1) = 96 , α = 10%), sehingga t-hitung < t-tabel (-1,340002 < 1,209432 ). Perbandingan antara t-hitung dengan t-tabel yang menunjukkan bahwa t-hitung < t-tabel, Ho diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel jumlah tanggungan keluarga tidak berpengaruh secara nyata(tidak siqnifikan) terhadap konsumsi listrik pada rumah tangga.


(1)

Uji Multikolinieritas

Depend le: LX Method: Lea s Date: 07/2 Time: 10 Sample: 1

Included o ations: 1

Lampiran 5

ent Variab st Square

3

9/11 :29

100

bserv 00

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C - 748

0498 616 4.398434 1.947289 -2.258

9

0.0261

LX1 0.642967 0.137079 4.6

-0.108

0.0000

LX2 -0.008202 0.075512 0.9137

R-squared 0.186150 Mean dependent var 4.704683 Adjusted R-squared 0.169370 S.D. dependent var 0.444869 S.E. of regression 0.405449 Akaike info criterion 1.061897 Sum squared resid 15.94571 Schwarz criterion 1.140052 d -50.09483 F-statistic 11.09331 Durbin-Watson stat 0.214761 Prob(F-statistic) 0.000046 Log likelihoo


(2)

tisitas

dasticity Test:

Lampiran 6

Uji Heteroskedas

White Heteroske

F-statistic 1.911807 Probability 0.060066 4968 Probability 0.065851 Obs*R-squared 16.0

Test Equation:

Depend le: RE

Method: Lea s Date: 07/2 Time: 10 Sample: 1

Included ations: 1 ent Variab st Square SID^2 9/11 :33 100 observ 00

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -4.323833 9.840628 -0.439386 0.6614

LX1 L

1.122866 1.445006 0.777066 0.4392

X1^2 -0.062344 0.054913 -1.135313 0.2593

L L 2 -- 566 941 - 1930 - 792 X1*LX2 X1*LX3 0.040889 0.131704 0.031211 0.060313 1.310079 2.183657 0.1935 0.0316

LX 0.681958 0.409707 -1.664502 0.0995

LX2^2 0.030137 0.016034 -1.879 0.0634

LX2*LX3 0.030822 0.021954 1.403 4

0.1638 LX3 1.442519 0.673467 -2.1

-1.586

0.0349

LX3^2 0.045882 0.028915 0.1161

R-squared 0.160497 Mean dependent var 0.045482 Adjusted R-squared 0.076546 S.D. dependent var 0.047178 S.E. of regression 0.045337 Akaike info criterion -3.254766 Sum squared resid 0.184986 Schwarz criterion -2.994249 d 172.7383 F-statistic 1.911807 Durbin-Watson stat 0.935135 Prob(F-statistic) 0.060066 Log likelihoo


(3)

Uji Heteroskedastisitas Setelah Diobati

Depend le: WL

Method: Lea s Date: 07/2 Time: 10 Sample:

Included ations: 1

Lampiran 7

ent Variab st Square

Y

9/11 :35

1 100

observ 00

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.126111 0.150403 0.838488

320

- 5932

17

0.4038

WLX1 0.231676 0.081509 2.842

8

0.0055 WLX2 0.052133 0.040541 -1.2

9.2931

0.2016

WLX3 0.506553 0.054508 0.0000

R-squared 0.605562 Mean dependent var

0.593235 S.D. dependent var 0.047858 S.E. of regression 0.030523 Akaike info criterion -4.101482 Sum squared resid 0.089440 Schwarz criterion -3.997275 d 209.0741 F-statistic 49.12801 Durbin-Watson stat 0.219493 Prob(F-statistic) 0.000000 0.915028 Adjusted R-squared


(4)

Lampiran 8

Uji Normalitas

0 2 4 6 8 10

-0.50 -0.25 0.00 0.25

Series: Residuals Sample 1 100 Observations 100 Mean -3.82e-16 Median -0.004447 Maximum 0.426424 Minimum -0.512344 Std. Dev. 0.214340 Skewness 0.046173 Kurtosis 2.065209 Jarque-Bera 3.676505 Probability 0.159095


(5)

FAKTOR-FAKTOR APA SAJA YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI

GA MASYARAKAT KELURAHAN

RCUT SEI TUAN KABUPATEN DELI

SERDANG

ESPO

1.

Nama

2.

Alamat

gang

Buruh

Dll

4.

Jumlah Tanggungan Keluarga:……….orang

1

3.000.000

SMA/Sederajat

D-I, D-II, D-II

at S1,

S2

2

umah Sendiri

umah Sewa

½ Perm

B.

PENGGUNAAN LISTRIK

KUESIONER PENELITIAN

LISRIK BAGI RUMAH TANG

TEMBUNG KECAMATAN PE

A.

IDENTITAS R

NDEN

:

:

3.

Pekerjaan

: PNS

Peda

Karyawan Swasta

ABRI

Petani

5.

Pendapatan Perbulan: Rp. 500.000 s/d 1.000.000

R

p. 1.000.000 /

s d

.50

0.000

Rp. 1.500.000 s/d 2.000.000

Rp. 2.500.000 s/d 3.000.000

Rp. >

6.

Tingkat Pendidikan: Tidak Tamat SD

SD/Sederajat

SMP/Sederaj

7.

Luas Rumah:………...m

8.

Kepemilikan Rumah: R

R

9.

Type Rumah : Permanen


(6)

1.

Berapa Daya yang Digunakan : 450 VA

1.300 VA

.200 VA

2.

Berapa Pengeluaran untuk listrik perbulan:

< Rp 50.000

Rp 75.000 s/d 100.000

75.000

> Rp 100.000

3.

Alat Yang Menggunakan Listrik :

puter/Laptop

Lemari Es

Rice Cooker

Kipas Angin

Dispanser

900 VA

2

Rp 50.000 s/d

TV

AC

Alat Seterika

Mesin Cuci

Kom