Daun sirih Piper betle Daun Pepaya Carica papaya

menghancurkan bakteri dan jamur. Ketika bawang ditumbuk atau digerus akan keluar dan menyatu dengan enzim allinase membentuk senyawa antibakteri yang setara dengan penisilin berkadar 1. Alisin merupakan antibiotik alami yang diketahui tidak menimbulkan resistensi bakteri yang diperangi. Zat aktif lain yang terkandung dalam bawang putih adalah scordinin, zat ini diyakini dapat memberikan atau meningkatkan daya tahan tubuh stamina dan perkembangan tubuh. Hal ini disebabkan kemampuan bawang putih dalam bergabung dengan protein dan menguraikannya, sehingga protein tersebut mudah dicerna oleh tubuh Syamsiah dan Tajudin diacu oleh Lukistyowati, 2004. Menurut Challem diacu oleh Lukistyowati 2004, zat scordinin berfungsi untuk meningkatkan daya tahan tubuh.

B. Daun sirih Piper betle

Daun sirih diketahui berdaya antioksidasi, antiseptik, bakterisida dan fungisida Sugianti, 2005. Sirih Piper betle termasuk jenis tumbuhan merambat dan bersandar pada batang pohon lain. Tanaman ini panjangnya mampu mencapai puluhan meter. Bentuk daunnya pipih menyerupai jantung, tangkainya agak panjang, tepi daun rata, ujung daun meruncing, pangkal daun berlekuk, tulang daun menyirip,dan daging daun tipis. Permukaan daun berwarna hijau dan licin, sedangkan batang pohonnya berwarna hijau tembelek atau hijau agak kecoklatan dan permukaan kulitnya kasar serta berkerut-kerut Agustina, 2004. Minyak atsiri dari daun sirih mengandung minyak terbang betIephenol, seskuiterpen, pati, diatase, gula dan zat samak dan kavikol yang memiliki daya Universitas Sumatera Utara mematikan kuman, antioksidasi dan fungisida, anti jamur. Kandungan di dalam daun sirih ini terdapat fenol, yakni betelphenol dan chavicol yang mempunyai fungsi sebagai antiseptik, dan dengan adanya kandungan zat aktif berupa antiseptik dalam daun sirih dapat dimanfaatkan untuk menghambat serta membunuh mikroorganisme layaknya bakteri Kharisma 2010.

C. Daun Pepaya Carica papaya

Tanaman pepaya merupakan tanaman herbal yang sudah populer di kalangan masyarakat untuk pengobatan tradisional. Di dalam ekstrak daun pepaya terkandung papain yang memiliki aktivitas proteolitik dan anti mikroba, alkaloid carpain berfungsi sebagai antibakteri. Tocophenol dan flavonoid yang memiliki daya antimikroba. Carpain merupakan senyawa alkaloid yang khas dihasilkan oleh tanaman pepaya. Alkaloid merupakan senyawa nitrogen heterosiklik. Alkaloid bersifat toksik terhadap mikroba, sehingga efektif membunuh bakteri dan virus, sebagai antiprotozoa dan antidiare, bersifat detoksifikasi yang mampu menetralisir racun dalam tubuh. Alkaloid diketahui mampu meningkatkan daya tahan tubuh. Mekanisme kerja dari alkaloid dihubungkan dengan kemampuan berinteraksi dengan DNA Setiaji, 2009. Zat dalam daun pepaya dapat memperkuat sistem kekebalan tubuh manusia untuk dapat melawan sel kanker. Dibandingkan dengan obat pelawan kanker lain, daun pepaya tidak bersifat meracuni terhadap sel tubuh yang normal, sehingga daun pepaya dinilai lebih aman untuk tubuh, daun papaya juga mengandung sativin yang berfungsi mempercepat pertumbuhan sel dan jaringan Agriefishery, 2012. Universitas Sumatera Utara METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Budidaya dan Laboratorium Terpadu Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara pada bulan Mei sampai Juni 2013. Alat dan Bahan Alat yang digunakan adalah 14 buah aquarium dengan ukuran 30 cm x 30 cm x 60 cm, baskom kecil, tangguk kecil, pH meter, thermometer, cover glass, deck glass , mikroskop binokuler, buku identifikasi ektoparasit, kamera, kertas label, pisau, pinset dan alat tulis. Adapun bahan yang digunakan adalah benih ikan nila dengan ukuran 3 cm sebanyak 70 ekor, ikan gurami sakit 3 ekor, air sumur, ½ kg bawang putih, ½ kg daun sirih dan ½ kg daun pepaya, ½ kg pellet no.03, 4 kg pakan ikan 99 dengan kadar protein 28,Lampiran 1. Pelaksanaan penelitian Metode yang digunakan adalah eksperimen percobaan dan observasi dengan mengamati langsung kejadian atau insidensi dari ektoparasit. Pengamatan terhadap infeksi ektoparasit dilakukan setiap ada ikan yang mati, sedangkan kualitas air akan diamati setiap hari yaitu pada pukul 12.00 WIB. Jika terjadi kematian ikan uji pada hari pertama dan hari ke dua ikan akan diganti, tetapi setelah hari ke tiga dan 15 Universitas Sumatera Utara seterusnya maka tidak ada penggantian. Selama penelitian ikan uji tidak dibantu dengan aerator. Sebelum ektoparasit dimasukkan kedalam aquarium perlakuan, ikan telah diberi pakan terlebih dahulu selama + 2 seminggu dengan pakan perlakuan, karena nafsu makan ikan yang berkurang ketika ikan telah sakit. Selama penelitian ikan uji diberi pakan sebanyak 5 dari bobot badan dengan frekuensi pemberian pakan pada pagi hari, yaitu pada pukul 08.00 WIB dan sore hari pada pukul 17.00 WIB. Pakan yang diberikan pada ikan uji adalah pakan yang telah dicampur dengan ektrak perlakuan, yaitu dengan mengekstrak bawang putih, daun sirih dan daun pepaya secara terpisah dengan menggunakan juicer, kemudian air yang diperoleh disemprotkan ke pakan dan dikeringudarakan, kecuali ikan pada media kontrol pakan yang diberikan adalah pakan tanpa ada perlakuan. Pengembangan Ektoparasit Sebelum melakukan penelitian terlebih dahulu dikembangkan ektoparasit dalam 2 aquarium. Cara yang dilakukan adalah memasukkan 3 ekor ikan yang sakit atau terserang penyakit. Biarkan ikan sakit tersebut hidup atau mati dalam bak. Ikan sakit yang digunakan untuk mengembangbiakan ektoparasit berasal dari petani ikan dan karantina ikan yang ada di Belawan dan di Polonia. Ikan yang dijadikan media untuk mengembangbiakkan ektoparasit tidak diberi pakan, dan kualitas airnya diupayakan seburuk mungkin.. Hal ini bertujuan untuk mempermudah perkembangan ektoparasit. Pengembangan ektoparasit dilakukan selama + 10 hari. Untuk mengetahui apakah ektoparasit di dalam aquarium telah cukup, masukkan ikan nila sehat yang berukuran 3 cm ke dalam aquarium tersebut. Apabila ikan nila Universitas Sumatera Utara tersebut mati atau sakit, hal ini menunjukan bahwa ektoparasit dalam aquarium telah cukup. Rancangan Percobaan Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap RAL dengan tiga perlakuan dan satu kontrol. Untuk mengurangi kekeliruan masing-masing perlakuan diulang sebanyak tiga kali ulangan. Perlakuan tersebut adalah : Perlakuan A = pakan yang dicampur dengan ekstrak bawang putih Perlakuan B = pakan yang dicampur ekstrak daun sirih Perlakuan C = pakan yang dicampur ekstrak daun pepaya Perlakuan D = kontrol Penempatan media perlakuan dan ulangan disusun secara acak pada tempat yang telah disediakan. Susunan media uji dapat dilihat pada Gambar 3: Gambar 3. Posisi Media Uji Pengamatan Ektoparasit Pengamatan hanya melihat insidensi dari ikan uji. Pengamatan difokuskan kepada seluruh ikan yang mati, sedangkan ikan yang hidup akan diamati pada akhir penelitian. Cara pengamatan ektoparasit pada ikan uji adalah: untuk ikan yang mati, ikan uji diletakan diatas kaca, kemudian bagian luar ikan dikikis dengan pisau. Hasil A.2 B.2 D.3 C.1 D.2 A.3 A.1 B.1 B.3 D.1 C.2 C.3 Universitas Sumatera Utara kikisan diamati di bawah mikroskop. Di akhir penelitian seluruh ikan yang hidup akan diamati dengan cara mengikis seluruh bagian eksternal dari ikan, kemudian hasilnya diamati di bawah mikroskop. Tujuan mengamati keseluruhan adalah melihat perbedaan daya tahan ektoparasit dari masing-masing perlakuan. Cara pengamatan ektoparasit di mikroskop adalah: cairan hasil pengikisan bagian tubuh luar di masukkan ke objek glass, lalu di amati di bawah mikroskop dengan pembesaran 10 x 10. Setelah parasit terlihat maka ditambah pembesarannya menjadi 10 x 40. Hasil pengamatan ini kemudian diidentifikasi berdasarkan bentuk dan morfologi dari parasit yang ditemukan. Pengumpulan Data Dari hasil pengamatan akan diperoleh insidensi. Kemudian akan dikumpulkan data jenis ektoparasit yang menyerang ikan, lokasi infeksi dan jumlah dari ikan yang terinfeksi serta jumlah parasit yang menginfeksi dan data kualitas air. Jenis data yang akan dikumpulkan dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Jenis ektoparasit yang menginfeksi ikan Jenis Parasit Pengamatan PERLAKUAN DAN HARI PENGAMATAN A B C D 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 Mati Hidup Mati Hidup Mati Hidup Mati Hidup Mati Hidup Mati Hidup Daerah penyerangan ektoparasit tidak sama. Berkaitan dengan tempat melekat dan bentuk giginya. Lokasi penyerangan ektoparasit dapat dilihat pada Tabel 2. Universitas Sumatera Utara Tabel 2. Lokasi infeksi ektoparasit Jenis Parasit LOKAS I PERLAKUAN DAN HARI PENGAMATAN A B C D 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 A Tubuh Sirip Insang Ekor B Tubuh Sirip Insang Ekor C Tubuh Sirip Insang Ekor D Tubuh Insang Sirip Ekor Pada setiap perlakuan akan diamati kondisi ikan mati selama penelitian. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Kondisi ikan selama penelitian TANGGAL HARI KONDISI IKAN UJI ekor PERLAKUAN A B C D Mati Mati Mati Mati Mati Mati Kualitas air sangat berpengaruh terhadap kesehatan ikan nila Oreochromis niloticus . Sehingga data kualitas air perlu diukur selama penelitian. Data kualitas air yang dimaksud dapat dilihat pada Tabel 4. Universitas Sumatera Utara Tabel 4. Kualitas Air selama Penelitian TanggalHari Kualitas Air Perlakuan A B C D Ph Suhu Ph Suhu Ph Suhu Ph Suhu Analisis Data Hasil pengamatan ektoparasit dari masing-masing perlakuan di tabulasi kedalam bentuk tabel secara menyeluruh, sehingga dapat diketahui ektoparasit yang dominan diantara perlakuan dan mengetahui reaksi dari masing-masing perlakuan. Data yang dikumpulkan kemudian dianalisis dengan uji statistik Anova. Uji statistik bertujuan mengetahui perbedaan dari masing-masing perlakuan. Untuk membahas perlakuan tersebut, maka hasil analisis ini akan dideskripsikan dengan data sekunder, yang bertujuan melihat hubungan dari beberapa indikator yang diamati dengan perlakuan penelitian. Universitas Sumatera Utara HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL A. Jenis Ektoparasit yang Ditemukan pada Ikan Nila Oreochromis niloticus Hasil identifikasi yang dilakukan selama pengamatan ditemukan 12 jenis ektoparasit dari genus berbeda yang menyerang ikan nila, yaitu: Dactylogyrus, Gyrodactylus, Tricodina, Saprolegnia, Myxobolus, Oodinium, Chilodonella, Gnathostoma, Lernea, Henneguya, Thelohanellus, Complanatum. Klasifikasi ektoparasit disajikan pada Tabel 5. Tabel 5. Klasifikasi Ektoparasit No . DivisiFilum Kelas Ordo Famili Genus 1 Vermes Trematoda Monogenea Dactylogyridae Dactylogyru s 2 Protozoa Orozoa Cnodooridia Myxobolidae Myxobolus 3 Protozoa Ciliata Petrichida Trichodinidae Trichodina 4 Platyhelminthes Trematoda Gyrodactylid ae Gyrodactylidae Gyrodactylu s 5 Oomycotina Phycomycetes Saprolegniale s Saprolegniaceae Saprolegnia 6 Sarcomastigopho ra Dinophycaee Blastodiniales Blastodiniidae Oodinium 7 Arthropoda Maxillopoda Cyclopoida Lernaeidae Lernea 8 Ciliophora Phyllopharynge al Chilodonnellida e Chilodonella 9 Protozoa Myxoora Myxororidae Myxobolidae Henneguya 10 Platyhelminthes Trematoda Digenea Clinostomatidae Clinostomu m 11 Myxozoa Sporozoa Bivalvulida Myxobolidae Thelohanell us 12 Nemathelminthes Nematoda Spirurida Gnathostomatid ae Gnathostom a Universitas Sumatera Utara Jenis ektoparasit yang menyerang ikan tidak sama pada setiap perlakuan. Setelah dilakukan perhitungan anova ternyata jenis parasit tidak berpengaruh dengan perkembangan ektoparasit Lampiran 2. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4. Gambar 4. Jenis Ektoparasit pada Perlakuan Lokasi penyerangan dari ektoparasit hampir sama yaitu pada insang, ekor, sirip dan badan, kecuali pada perlakukan daun pepaya tidak diperoleh ektoparasit yang menginfeksi badan dan sirip. Jenis dan lokasi penyerangan ektoparasit disajikan pada Tabel 6. Tabel 6. Jenis dan Lokasi Penyerangan Ektoparasit Perlakuan Lokasi Ektoparasit yang ditemukan Bawang putih Insang Myxobolus Badan Dactylogyrus Ekor Myxobolus Daun Sirih Insang Myxobolus Sirip Gyrodactylus Gnathostoma Badan Gyrodactylus Saprolegnia Oodinium Ekor Lernea Daun Pepaya Insang Oodinium Chilodonella Henneguya Lernea Ekor Thelohanellus Tricodina kontrol Insang Dactylogyrus Badan Tricodina Oodinium Myxobolus 2 4 6 8 A B C D Ju m la h ek o r Perlakuan A = Bawang Putih B = Daun Sirih C = Daun Pepaya D = Kontrol Universitas Sumatera Utara Ekor Dactylogyrus Lernea Clinostomum Universitas Sumatera Utara Bagian tubuh ikan yang banyak diserang oleh ektoparasit adalah bagian insang dan badan. Jumlah dan lokasi infeksi dari ektoparasit dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Jumlah dan Lokasi infeksi dari ektoparasit No Jenis Ektoparasit Jumlah Ektoparasit pada Ikan Nila Insang Badan Sirip Ekor 1 Dactylogyrus 1 1 1

2 Myxobolus

2 1 1 3 Tricodina 1 1 4 Gyrodactylus 1 1 1

5 Saprolegnia

1 6 Oodinium 2 2 7 Lernea 1 2 8 Chilodonella 1

9 Henneguya

1 10 Clinostomum 1

11 Thelohanellus

1 12 Gnathostoma 1 Bentuk dari berbagai macam ektoparasit yang ditemukan pada ikan nila dapat dilihat pada Gambar 5. a b c d e f g h i j k l m n Gambar 5. Jenis-jenis ektoparasit yang Ditemukan pada Ikan Nila a. Dactylogyrus, b. Myxobolus, c. Trichodina, d. Gyrodactylus, e. Saprolegnia, f. Saprolegnia Gusrina, 2008, g. Oodinium, h. Lernea, i. Chilodonella, j. Henneguya, k. 23 Universitas Sumatera Utara Henneguya Gusrina, 2008, l. Clinostomum, m. Thelohanellus, n. Gnathostoma

B. Pengamatan Ektoparasit

Dokumen yang terkait

Uji Toksisitas Akut Ekstrak Daun Kamboja (Plumiera rubra L.) pada Ikan Nila Merah (Oreochromis niloticus)

11 159 66

Penentuan Lc50 Ekstrak Biji Pepaya (Carica Papaya L.) Pada Ikan Nila (Oreochromis Niloticus)

1 60 75

Penentuan Lc50 Dari Getah Buah Pepaya (Carica Papaya L.) Terhadap Ikan Nila (Oreochromis Niloticus)

4 94 64

Identifikasi Dan Prevalensi Ektoparasit Pada Ikan Nila (Oreochromis niloticus) di Rawa Dan Tambak Paluh Merbau Percut Sei Tuan

9 144 57

Efek Ekstrak Metanol Dan Ekstrak n-Heksana Daun Pepaya (Carica Papaya L) Terhadap Jumlah Dan Hitung Jenis Leukosit Pada Tikus Wistar Jantan Setelah Diinduksi Karagenan

5 48 86

Pengaruh Penambahan Ekstrak Daun Sirih (Piper betle L) Pada Pakan Terhadap Tingkat Kesehatan Ikan Nila Gift (Oreochromis niloticus).

0 1 1

PENGARUH EKSTRAK DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava), DAUN PEPAYA (Carica papaya) DAN DAUN SIRIH (Piper betle) TERHADAP EKTOPARASIT PADA IKAN KARPER (Cyprinus carpio) EFFECT OF GUAVA LEAF (Psidium guajava), PAPAYA LEAF (Carica papaya) AND BETEL LEAF (Piper

0 0 8

PEMANFAATAN BUBUK DAUN SIRIH (Piper betle L.) UNTUK MENINGKATKAN STATUS KESEHATAN IKAN NILA GIFT (Oreochromis niloticus)

1 0 7

Efektivitas Ekstrak Daun Sirih (Piper betle), Daun Pepaya (Carica papaya) dan Bawang Putih (Allium sativum) terhadap Penyerangan Ektoparasit pada Ikan Nila (Oreochromis niloticus)

0 2 8

Efektivitas Ekstrak Daun Sirih (Piper betle), Daun Pepaya (Carica papaya) dan Bawang Putih (Allium sativum) terhadap Penyerangan Ektoparasit pada Ikan Nila (Oreochromis niloticus)

0 0 12