4.3 PENGUJIAN HIPOTESIS DAN PEMBAHASAN 4.3.1 Pengujian Hipotesis
Model statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah dengan menggunakan analisis jalur path analysis. Hal ini didasarkan pada pertimbangan
bahwa path memiliki kemampuan untuk menganalisis secara simultan data yang ada. Tabel 4 berikut ini menggambarkan hasil output statistik dengan program AMOS
versi 5.0 terhadap model path diagram untuk menjawab kesembilan hipotesis: Berdasarkan tabel 4 lampiran diketahui nilai C.R untuk H1 sebesar 3,636.
Nilai C.R ini berada di atas nilai kritis ± 1,96, maka hipotesis pertama diterima dan terdapat pengaruh langsung antara variabel idealisme dengan komitmen profesional
sebesar 0.172 dan signifikan. Hal ini dapat disimpulkan variabel idealisme mempunyai pengaruh secara positif dan signifikan terhadap tingkat komitmen
profesional. Dari tabel 4 nilai C.R untuk H2 sebesar 2,423. Nilai C.R ini berada di atas
nilai kritis ± 1,96, maka hipotesis kedua diterima dan terdapat pengaruh langsung antara variabel relativisme dengan komitmen profesional secara signifikan sebesar
-0,115, namun merupakan hubungan negatif. Hal ini dapat disimpulkan bahwa relativisme dari orientasi etika auditor berpengaruh negatif dengan tingkat komitmen
profesional. Nilai C.R untuk H3 dan H4 sebesar 6,343 dan 2,234 atas nilai kritis ± 1,96,
maka hipotesis ketiga dan keempat diterima serta terdapat pengaruh langsung antara variabel idealisme dan relatisme dengan komitmen organisasional secara signifikan
sebesar 0.183 dan -0,240 . Hal ini menunjukkan auditor yang mempunyai orientasi
16
etika akan berkomitmen dengan organisasinya dan terdapat juga pengaruh tidak langsung yaitu melalui komitmen profesional.
Nilai C.R untuk H5 sebesar 3,211 atas nilai kritis ± 1,96, maka hipotesis kelima diterima. Hasil ini dapat disimpulkan variabel komitmen profesional
mempunyai pengaruh dengan komitmen organisasional dan berpengaruh langsung yang sangat kuat sebesar 0,144.
Nilai C.R untuk H6 dan H7 sebesar 3,056 dan 2,125 atas nilai kritis ± 1,96, maka hipotesis keenam dan ketujuh diterima, namun terdapat pengaruh langsung
yang negatif dengan variabel sensitivitas etika sebesar -0.243 dan -0,138. H8 dan H9 mempunyai nilai C.R sebesar 1,452 dan 0,621 dibawah nilai kritis ± 1,96 , maka
hipotesis kedelapan dan kesembilan tidak dapat diterima. Hasil ini dapat dikatakan bahwa komitmen profesional dan komitmen organisasional secara tidak signifikan
berpengaruh dengan sensitivitas etika. Variabel tersebut juga menunjukkan pengaruh langsung yang tidak signifikan sebesar 0.054 dan 0,109.
4.3.2 Pembahasan
Dari hasil path analysis mengindikasikan bahwa orientasi etika dari seorang auditor responden mempengaruhi tingkat komitmen profesionalnya. Idealisme
auditor tinggi mempunyai tingkat komitmen profesional yang tinggi pula. Sebaliknya, relativisme auditor rendah mempunyai tingkat komitmen profesional
yang tinggi. Auditor yang idealistis selalu berusaha untuk menghindari kesalahan kepada pengguna laporan keuangan. Dengan demikan, auditor yang mempunyai tipe
tersebut lebih menerima dan percaya akan tujuan dan nilai profesi akuntan, taat setia pada standar profesi akuntan, memberikan opini secara moral serta berusaha
untuk tetap menjadi bagian dari profesi akuntan.
17
Hasil penelitian juga mengindikasikan bahwa terdapat pengaruh kuat antara auditor yang berkomitmen pada profesinya dengan komitmen organisasional. Hal ini
menunjukkan pengaruh langsung orientasi etika pada komitmen organisasional dan pengaruh tidak langsung melalui komitmen profesional. Relativitis auditor
menunjukkan tingkat komitmen organisasional yang rendah dan sebaliknya, idealisme auditor menunjukkan tingkat komitmen organisasional yang tinggi.
Auditor berkomitmen dengan profesinya dan akan juga berkomitmen dengan organisasionalnya, serta akan berusaha untuk menjaga nama baik dan tujuan KAP,
sehingga dapat menguntungkan pengguna laporan keuangan dan klien akan selalu percaya pada auditor dengan tipe tersebut. Hasil penelitian ini mendukung hasil
penelitian Aranya et.al., 1982 dan Shaub et.al., 1993, yaitu tingginya komitmen profesional oleh akuntan yang bekerja dalam organisasi profesional membawa ke
komitmen organisasional yang tinggi pula. Orientasi etika auditor juga menunjukkan pengaruh dengan kemampuan
auditor untuk mengenalmengakui masalah-masalah etika dalam konteks profesional. Relatisme auditor mempunyai pengaruh negatif dengan sensitivitas
etika, relatisvisme yang tinggi kurang menemukan masalah-masalah etika dalam skenario profesional kurang sensitif terhadap masalah etika. Idealisme tinggi
sedikit sekali menemukan masalah etika dalam skenario. Auditor idealistis ini akan cenderung menemukan kesalahan etika pada auditor lain tetapi merasa pihak lain
akan menyalahkannya atas temuan tersebut. Auditor ini tergolong kedalam idealisme rendah yaitu penilaian didasarkan pada nilai personal dan perspektif daripada prinsip
moral secara keseluruhan, dan lebih sensitiv pada masalah etika profesional namun tidak pada organisasional. Hal ini didukung juga dari data demografi responden yang
18
menyatakan rata-rata responden tidak pernah mengikuti pelatihan berkaitan dengan etika yang diadakan di KAP tempat mereka bekerja. Hasil ini mendukung hasil
penelitian Shaub et.al., 1993. Dari hasil path analysis komitmen profesional dan komitmen organisasional
tidak berpengaruh secara signifikan dengan sensitivitas etika, hal ini memberikan bukti bahwa KAP dan organisasi profesi kurang membantu auditor dalam memahami
atau mengakui masalah-masalah etika seperti: kurang sering memberikan pelatihan pada auditor berkaitan dengan etika. Namun, pada hasil correlation matrix tabel 2
pada lampiran kedua variabel tersebut mempunyai hubungan signifikan dengan sensitivitas etika. Hasil ini menunjukkan kemauan auditor menerima tujuan dan nilai
profesi dan perusahaan KAP, mendukung penelitian Aranya dan Feris 1984; Lachman dan Aranya 1986 memberikan bukti pengaruh positif antara kedua
variabel tersebut yaitu tidak adanya konflik antara tujuan organisasi dan profesional dimana terdapat kesesuaian antara tujuan KAP dan profesi akuntan. Lingkungan
budaya dan pengalaman akan membentuk orientasi etika auditor dan akan lebih mempengaruhi sensitivitas etika daripada lingkungan profesional atau organisasional.
V . KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN
1. Orientasi etika auditor berpengaruh pada komitmen profesional dan organisasional.
2. Terdapat pengaruh antara orientasi etika dengan sensitivitas etika. Auditor relativisme cenderung mengabaikan masalah etika dan idealisme mampu
mengakuii masalah etika serta setia pada profesi dan KAPnya.
19
5.2 SARAN