Kerangka Pikir KAJIAN TEORI
permasalahannya dikemukakan dari satu ragam sudut tetapi tidak didiskusikan secara langsung. Pada umumnya rumpun bahasa Austronesia mengikuti pola pikir
ini, antara lain bahasa Jawa, Sunda dan Indonesia Kaplan dalam Wahab, 2006:40. Kedua model retorika diatas sangat berpengaruh terhadap peribahasa
yang dimiliki masing-masing negara baik peribahasa Jerman yang selanjutnya akan di singkat P.Jer maupun peribahasa Indonesia yang selanjutnya akan
disingkat P.Ind.Adapun contohnya sebagai berikut:
P.Jer
Morgenstund hat Gold im Mund Kurzer, 199: 36.
Aktivitas di pagi hari banyak manfaat
P.Ind
Hari pagi dibuang-buang, hari petang dikejar-kejar Pamuntjak dkk: 1983, 189.
Peribahasa Jerman di atas bermakna memanfaatkan waktu dengan baik. hendaknya mengerjakan suatu pekerjaan tanpa menunda-nunda, sehingga
pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik, sedangkan peribahasa Indonesia di atas bermakna menunda-nunda pekerjaan, kemudian baru bekerja dengan tergopoh-
gopoh karena waktu sudah mepet. Dalam peribahasa tersebut peribahasa Jerman lebih lugas, maknanya lebih positif, dan sesuai dengan budaya Jerman yang
disiplin. Berbeda dengan peribahasa Jerman, peribahasa Indonesia di atas bertele- tele dan maknanya menjelaskan akibat buruk sesuai dengan kebiasaan orang
Indonesia yang tidak disiplin waktu dan suka menunda-nunda pekerjaan. Perbedaan tersebut dilatarbelakangi oleh retorika, pola pikir, dan budaya masing-
masing negara, walaupun struktur dari dua peribahasa tersebut berbeda tetapi
keduanya memiliki maksud yang sama yaitu jangan membuang-buang waktu dan hendaknya memanfatkannya sebaik mungkin.