TI Berbasis Masyarakat 2010 Kebijakan, Pedoman, Prosedur dan Proses Pemanfaatan dan Pengembangan Teknologi Informasi

 Adopsi aturanhukum perdagangan elektronis.  Penyuluhan dan peningkatan kemampuan manajemen SME untuk menghadapi perubahan lingkungan perdagangan elektronis.  Training program: management and internet based related services.  Membantu dan meningkatkan fasilitas dan akses SME daerah.  Dukungan manajemen dan teknologi untuk pemasaran dan akses pasar produk SME di daerah: fasilitas link, kerjasama, insentif.  On-line portal services untuk bidang yang potensial dalam meningkatkan keberadaan SME daerah pada tingkat pusat dan internasional global reach: agribisnis, perikanan, kerajinan, garment dll. Proses  Pilot project: portal untuk SME, extranet jaringan antar organisasi SME dan perusahaan besarmultinasional konsep koperasi, bapak-angkat.  Pilot project menggunakan teknologi Internet untuk lingkungan SME, dengan kriteria: biaya rendah, sederhana instalasipemeliharaan, dan “multi purpose” universal use.  Aturanhukum dan fasilitas public key infrastructure: digital signature.  Adopsi aturanhukum perdagangan elektronis.  Training program: management and internet based related services.  Dukungan manajemen dan teknologi untuk pemasaran dan akses pasar produk SME di daerah: fasilitas link, kerjasama, insentif.  On-line portal services untuk bidang yang potensial dalam meningkatkan keberadaan SME daerah pada tingkat pusat dan internasional global reach: agribisnis, perikanan, kerajinan, garment dll.

6.3. TI Berbasis Masyarakat 2010

Kebijakan  Universal public access – kebijakan mengenai ketersediaan pusat-pusat akses informasi dan tingkat layanan yang diberikan.  Standard – kebijakan standard interoperabilitas TI antar daerahpusat layanan informasi.  Keterjangkauan – kebijakan agar sarana telekomunikasi dan sarana informasi menjadi terjangkau oleh masyarakat deregulasi sektor telekomunikasi, kompetisi yang sehat antar penyedia jasa informasi termasuk arahan riset yang mendukung keterjangkauan pemanfaatan dan penyediaan teknologi informasi.  Penyuluhan – kebijakan dalam sosialisasi penggunaan teknologi informasi dan lembaga yang bertanggungjawab dalam proses tersebut. Pedoman  Pedoman layanan informasi publik minimal basic minimum level of service yang harus disediakan dan diperlukan oleh masyarakat di suatu daerah .  Pedoman basic infrastructure yang diperlukan untuk mendukung layanan informasi publik yang telah didefinisikan diatas.  Pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat akan informasi melalui terbentuknya Community Network dan Community Resource Centre Balai Informasi Masyarakat.  Deregulasi pemerintah pada sektor telekomunikasi sehingga infrastruktur yang ada bisa menjadi lebih murah. 16 Prosedur  Penentuan layanan informasi minimal basic minimum level of service, yang harus disediakan dan diperlukan oleh masyarakat di suatu daerah.  Penentuan basic infrastructure yang diperlukan untuk mendukung layanan informasi yang telah didefinisikan diatas.  Pemberdayaan Badan Informasi dan Komunikasi Nasional BIKN dan infrastruktur departemen penerangan yang sudah ada untuk memberikan penyuluhan tentang teknologi informasi.  Peningkatan jumlah akses informasi bagi masyarakat melalui pengembangan titik- titik akses berupa warnet dan wartel di tiap kabupatendaerah otonomi.  Peningkatan kesadaran masyarakat akan manfaat teknologi informasi.  Integrasi titik-titik akses yang ada di setiap daerah dengan suatu backbone telekomunikasi nasional.  Pembentukan Community Networks di tiap kabupaten daerah otonomi.  Pembentukan Community Resource Centre di tiap kabupaten daerah otonomi.  Subsidi dari pemerintah untuk fasilitas infrastruktur teknologi yang digunakan untuk kepentingan publik .  Perubahan aturanderegulasi pemerintah sehingga infrastruktur yang ada bisa menjadi lebih murah. Proses  Penentuan layanan informasi minimal basic minimum level of service yang harus disediakan dan diperlukan oleh masyarakat di suatu daerah :  Identifikasi kebutuhan dari suatu masyarakat, mungkin perlu dibedakan antara requirement di daerah pedesaan dengan daerah perkotaan  Dengan adanya identifikasi ini teknologi yang akan diterapkan benar-benar akan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.  Penentuan basic infrastructure yang diperlukan untuk mendukung layanan informasi yang telah didefinisikan diatas :  Sebagai acuan dalam perencanaan investasi infrastruktur teknologi informasi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat berdasarkan layanan informasi minimal diatas.  Pemberdayaan BIKN dan infrastruktur departemen penerangan yang dulu ada untuk memberikan penyuluhan tentang teknologi informasi :  Pembinaan masyarakat berwawasan teknologi informasi, dilakukan dengan memanfaatkan infrastruktur yang sudah ada.  Perubahan aturanderegulasi pemerintah sehingga infrastruktur yang ada bisa menjadi lebih murah :  Pemanfaatan kembali infrastruktur di daerah yang relatif lebih maju. Infrastruktur yang tidak digunakan karena meningkatnya kebutuhan teknologi, masih dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan daerah dengan kebutuhan teknologi yang tidak terlalu tinggi.  Pedoman regulasi agar pengelola sistem komunikasi dapat berkembang dengan baik, dimana pemerintah juga harus dapat bekerja sama dengan swasta agar biaya komunikasi bagi masyarakat bisa semurah mungkin.  Peningkatan kesadaran masyarakat akan manfaat teknologi informasi :  Penyelenggaraan pelatihan dan pendidikan mengenai teknologi informasi dan pemanfaatannya. 17  Metodologi sosialisasi informasi yang tersedia untuk publik dan mekanisme serta fasilitas untuk bisa akses data tersebut.  Peningkatan jumlah akses informasi bagi masyarakat melalui pengembangan titik- titik akses berupa warnet dan wartel di tiap kabupatendaerah otonomi :  Peningkatan ini dilakukan dari segi kuantitas, menambah jumlah titik akses yang tersedia dan juga kualitas, dimana titik-titik akses tersebut tidak lagi hanya sebagai jendela ke dunia luar melalui internet tetapi juga merupakan sarana berbagi informasi bagi masyarakat daerah tersebut.  Dapat juga berupa titik akses yang memanfaatkan dan mengembangkan sarana perpustakaan publik, perpustakaan yang ada di universitas-universitas, atau sarana publik lain yang sudah tersedia.  Penyediaan fasilitas bagi pengusaha warung-warung jaringan, warung- warung bisnis.  Pembentukan Community Networks C-net di tiap kabupaten daerah otonomi :  Merupakan suatu jaringan masyarakat yang saling berbagi informasi, berdasarkan persamaan kebutuhan tertentu atau berdasarkan persamaan lokasi  Jaringan ini memanfaatkan layanan informasi yang disediakan oleh titik-titik akses warnetwartel yang telah dikembangkan pemanfaatannya, tidak hanya sekedar sebagai tempat untuk terhubung ke internet tetapi dikembangkan dengan fungsi-fungsi lain berdasarkan basic minimum level of service  Pembentukan Community Resource Centre Balai Informasi Maysarakat di tiap kabupaten daerah otonomi :  Perlu keterlibatan berbagai pihak mencakup Universitas, LSM, swasta dan pemerintah dalam penyediaan layanan masyarakat. CRC membutuhkan sumber daya yang berkualitas, yang dapat diperoleh dari komponen- komponen tersebut.  Metodologi sosialisasi tentang fasilitas yang dapat dipakai setiap pihak dalam upaya mendapatkan informasi.  Integrasi titik-titik akses yang ada di setiap daerah dengan suatu backbone telekomunikasi nasional

6.4. TI untuk Pendidikan 2010