E-goverment for good governance 2005

Dalam melaksanakan tugasnya Badan tersebut memperoleh dukungan dari Sekretariat Badan, yang terdiri dari tenaga profesional yang bekerja penuh waktu. Badan juga dapat merekrut tenaga profesional dan pakar lainnya untuk melaksanakan suatu tugas khusus, atas nama Badan, untuk jangka waktu tertentu, misalnya melaksanakan proses seleksi, evaluasi usulan investasi, dan evaluasi berkala terhadap investasi yang sudah dilakukan. Strategi untuk pembentukan Badan Pengembangan Teknologi Informasi Nasional dilaksanakan melalui:  Adanya Badan Pengembangan Teknologi Informasi Nasional 2001 yang mempunyai fungsi dan tugas pokok antara lain menerima Kerangka TI Nasional beserta strateginya, melakukan sosialisasi dan penerapan Kerangka TI Nasional, termasuk pemantauan kemajuan penerapan dan pemutakhiran Kerangka TI Nasional tersebut.  Adanya persyaratan kwalitas dan kategori keahlian sumber daya manusia yang dibutuhkan, termasuk kejelasan pendanaan untuk Badan tersebut agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara profesional.  Dibentuknya suatu badan khusus di setiap lembaga pemerintahan, misalnya ditunjuknya Chief Information Officer CIO di setiap lembaga, sehingga koordinasi intra dan antar- lembaga dapat dijalankan sesuai dengan Kerangka TI Nasional 2001. CIO melakukan koordinasi dengan Badan Pengembangan Teknologi Informasi Nasional untuk menjamin penerapan TI sesuai dengan Kerangka TI Nasional

6. Kebijakan, Pedoman, Prosedur dan Proses Pemanfaatan dan Pengembangan Teknologi Informasi

Kebijakan, pedoman, prosedur, dan proses dalam memanfaatkan dan mengembangkan teknologi informasi sangat diperlukan, terutama dalam rangka untuk bisa lebih mengoperasionalkan kerangka nasional teknologi informasi. Berikut ini akan diuraikan komponen dari kerangka nasional teknologi informasi yang memerlukan penjelasan mengenai kebijakan, pedoman, prosedur, dan proses. Kebijakan, pedoman, prosedur dan proses ini lebih ditujukan kepada aspek-aspek yang dapat diterapkan secara lintas sektoral agar dapat mendukung kelima sektor strategis yang telah dijelaskan sebelumnya.

1.1. E-goverment for good governance 2005

Kebijakan  Universal public access – kebijakan yang mengatur klasifikasi informasi untuk akses publik, serta bagaimana akses tersebut dapat dilakukan.  Standard – kebijakan standard interoperabilitas TI di lingkungan pemerintahan.  Transparansi – kebijakan yang mendukung penyampaian informasi melalui TI kepada masyarakat yang berkaitan dengan pengambilan keputusan di lingkungan pemerintahan.  Keamanan informasi – kebijakan yang mengatur perlindungan informasi terhadap akses ilegal. 13  Lembaga koordinasi – kebijakan pengaturan kewenangan penerapan teknologi informasi di lingkungan pemerintahan. Pedoman  Standard interoperabilitas mencakup : sistim operasi POSIX, standarisasi data, dokumen, akses dan interaksi HTTP Web based, konektivitas TCPIP protocol stack.  Standar keamanan data dan sistem: standard sisdur untuk data rutin dan classified..  Pedoman klasifikasi data, penampilan data dan mekanisme pengaksesan data.  Pedoman mengenai deskripsi fungsi, bentuk, peranan dan tanggung jawab lembaga koordinasi. Prosedur  Mempromosikan dukungan TI untuk akses ke lembaga pemerintahan secara on-line on-line government - terutama akses untuk pelayanan publik dari institusi pemerintah..  On-line portal untuk semua government services.  On-line statistics information.  Petunjuk on-line, prosedur dan proses untuk pelayanan publik: immigrationspassport, BPN, Bapepam, pemerintah daerah dll.  Membantu proses pengambilan keputusan yang lebih transparan dan akuntabilitas dari organisasi pemerintah.  Web akses untuk informasi humas dan kegiatan setiap departemen serta hasilnya dalam penyusunan suatu kebijakan yang berhubungan dengan publik – dukungan TI untuk humas.  Web akses untuk informasi mengenai keuanganaset institusi.  On-line procurement.  Mempererat kerjasama antar organisasi pemerintah dalam bidang perencanaan.  Perencanaan institusi secara umum.  Perencanaan institusi dalam investasi TI.  Mempromosikan pemakaian bersama informasi dan sumber daya TI yang tersedia antar organisasi pemerintah.  Kerjasama pelatihan dan sharing SDM: membantu pemerintah daerah dalam pemanfaatan TI.  Deskripsi human resources sharing antar bagian bahkan antar lembaga misalnya: profesional yang mahal investasi pengembangannya cukup dibatasi jumlahnya tetapi dapat dimanfaatkan oleh banyak pihak.  Memanfaatkan sumber informasi sebagai salah satu bagian sumber pendapatan pemerintah.  Alternatif pendanaan dan sumber insentif untuk staf IT pemerintah.  Evaluasi secara berkala terhadap kinerja institusi dengan adanya dukungan TI. Proses  Implementasi on-line portal untuk semua government services.  Implementasi on-line statistics information..  Implementasi on-line petunjuk, prosedur dan proses untuk pelayanan publik: immigrationspassport, BPN, Bapepam, pemerintah daerah dll. 14  Implementasi web akses untuk informasi humas dan kegiatan setiap departemen dalam penyusunan suatu kebijakan yang berhubungan dengan publik – dukungan TI untuk humas.  Implementasi on-line procurement.  Implementasi web akses untuk informasi keuanganaset institusi.  Kerjasama pelatihan dan sharing SDM: membantu pemerintah daerah dalam pemanfaatan TI.  Deskripsi human resources sharing antar bagian bahkan antar lembaga misalnya: profesional yang mahal investasi pengembangannya cukup dibatasi jumlahnya tetapi dapat dimanfaatkan oleh banyak pihak.  Alternatif pendanaan dan sumber insentif untuk staf IT pemerintah.

6.2. E-commerce untuk mendukung ekonomi kerakyatan 2005