Lidah Buaya Aloe veraAloe barbadensis Miller

intraseluler oleh bakteri dan serum yang berada pada cairan tubulus dentin. Cytolysin hemolisin menyebabkan kerusakan jaringan dan penyakit periodontal. 7,8

2.2 Lidah Buaya Aloe veraAloe barbadensis Miller

Lidah buaya merupakan tanaman asli Ethiopia dan berkembang di beberapa pegunungan di Afrika, Madagaskar, semenanjung Arabia, dan beberapa kepulauan di sekitar Benua Afrika. Pendapat lain menyebutkan bahwa lidah buaya berasal dari Bombay yang kemudian menyebar ke seluruh pelosok dunia termasuk ke Indonesia pada abad ke-17. 18 Tanaman ini mempunyai nama yang bervariasi, yaitu Ghikumar India, kumari Sanskrit, laloi Haiti, lohoi Vietnam, luhui China, nohwa Korea, rokai Jepang, sabilla Kuba, subr Arab, crocodiles tongues Inggris, Jadam Malaysia, sa’villa Spanyol dan natau Filipina. 10 Para ahli botani menemukan lebih dari 350 spesies yang berbeda dari lidah buaya yang termasuk dalam suku Liliceae. Tiga jenis lidah buaya yang dibudidayakan secara komersial di dunia yaitu Aloe barbadensis Miller, Aloe perryi Baker, Aloe ferox Miller. Jenis lidah buaya yang paling banyak dimanfaatkan adalah jenis Aloe barbadensis Miller yang ditemukan Philip Miller pada tahun 1768. 10,11 Aloe barbadensis Miller mempunyai nama lain Aloe vera gambar 4. Menurut taksonominya, Aloe vera diklasifikasikan berdasarkan Kingdom Plantae, Divisi Spermatophyta, Subdivisi Angiospermae, Kelas Monocotyledoneae, Bangsa Liliflorae, Suku Liliceae, Genus Aloe, dan Spesies Aloe vera. 10,18 Universitas Sumatera Utara Gambar 4. Aloe Barbadensis Miller Aloe vera Aloe vera berakar serabut pendek dan batangnya tidak terlihat jelas. Daun berdaging tebal, tidak bertulang, berwarna hijau keabuan, mempunyai lilin di permukaan dan memiliki duri tumpul dibagian pinggir daun. Bentuk daun lebar di bagian bawah dengan pelepah bagian atas cembung. Bunganya berwarna kuning. Aloe vera berkembang biak secara vegetatif melalui anakan. 10 Tanaman ini mampu tumbuh di daerah basah atau kering dan dapat ditanam di tempat terbuka atau di dalam ruangan dengan suhu lingkungan optimal 16-33 C. Keistimewaan tanaman ini mudah diperbanyak dan tidak memerlukan perawatan intensif, baik di lahan pekarangan maupun dalam pot serta dapat diproduksi melalui sistem hidroponik atau secara organik dengan pupuk kandang dan tanpa pestisida. 18 Aloe vera banyak dimanfaatkan sebagai bahan baku industri obat farmasi, bahan kosmetika, serta bahan baku produk olahan makanan dan minuman. Sejak dahulu, tanaman ini sudah digunakan untuk mengobati berbagai penyakit, seperti sembelit, wasir, batuk rejan, pencahar, dan cacingan. Sementara itu, di bidang C Universitas Sumatera Utara kosmetika, lidah buaya sering dipakai sebagai pencuci, penyubur rambut, dan penghalus kulit. 10,18 Kandungan Aloe vera tersusun oleh 99,5 air dan dengan total padatan terlarut hanya 0,49 selebihnya mengandung lemak, karbohidrat, protein dan vitamin. 10 Komponen yang terkandung dalam Aloe vera adalah antrakuinon aloe- emodin, aloetic acid, anthranol, aloin, barbaloin, ester asam sinamat, enzim oksidase, amilase, katalase, lipase, protease, bradikinase, selulase, alkalin fosfatase, asam fosfatase, tanin, saponin, lignin, asam salisilat, sakarida selulosa, glukosa, mannosa, aldopentosa, rhamnosa, glukomannan, acemannan, vitamin vit B1, vit B2, vit B6, vit C, -karoten, cholin, asam folat, α-tocopherol, mineral aluminium, magnesium, zinc, kalsium, mangan, kromium, ferum, fosfor, sodium, tembaga, ferum, asam amino esensial dan non esensial, protein, sterol, magnesium laktat, senyawa antiprostaglandin. 10,11,18 Zat-zat yang bersifat antibakteri adalah: antrakuinon, saponin, tanin dan acemannan. 10,11,18 Antrakuinon memiliki gugus quinon yang dapat membuat protein menjadi tidak aktif dan kehilangan fungsi. Tanin merupakan senyawa golongon fenolik, bersifat antimikroba karena mampu menginaktivasi adhesin mikroba, enzim, dan protein transport cell envelope. 19 Saponin bersifat sebagai sabundeterjen. 10,11 Sifat ini membuat senyawa ini terkonsentrasi pada permukaan sel. Ujung hidrofobik deterjen akan berikatan dengan ujung hidrofobik protein dengan menggeser sebagian besar ujung lipid yang terikat. Ujung polar deterjen merupakan suatu ujung bebas sehingga membawa protein ke dalam larutan sebagai suatu kompleks deterjen- Universitas Sumatera Utara protein, yang biasanya juga mengandung beberapa lipid residual. Sifat ini menyebabkan senyawa ini mampu melarutkan protein membran. 20 Acemannan Acetylated mannosa merupakan salah satu komponen polisakarida yang memiliki aktifitas antimikroba dengan kemampuannya menstimulasi leukosit fagositik. Acemannan mampu untuk memulihkan dan meningkatkan kekebalan tubuh dengan merangsang produksi makrofag dan meningkatkan aktifitas limfosit T. Acemannan juga menghasilkan agen kekebalan tubuh seperti interferon dan interleukin yang membantu dalam menghancurkan virus, bakteri, dan sel-sel tumor. 11 Hasil penelitian menunjukkan gel Aloe vera memiliki efek antibakteri dengan konsentrasi di atas 70 Zimmerman, 1969 cit Kathuria, 2011, 11 perasan daun Aloe vera memiliki daya antibakteri terhadap Streptococcus mutans pada konsentrasi 25. 12 Powder dan ekstrak etanol Aloe vera memiliki daya antibakteri terhadap Fusobacterium nucleatum dengan nilai MBC 20 dan 50 dan memiliki efek antifungal terhadap Candida albicans dengan nilai MIC 2,5 dan 21. 13 Universitas Sumatera Utara ? BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 Kerangka Konsep

Dokumen yang terkait

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak n-heksana Etilasetat dan Etanol Dari Rumput Laut Coklat (Sargassum polycystum C.Agardh.) Terhadap Bakteri Propionibacterium acne dan Staphylococcus epidermidis

8 127 76

Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Lerak (Sapindus rarak DC) Sebagai Alternatif Bahan Irigasi Saluran Akar Terhadap Porphyromonas gingivalis (Penelitian In Vitro)

5 140 88

Uji Aktivitas Antibakteri Minyak Atsiri Dan Ekstrak Etanol Dari Bunga Kecombrang (Nicolaia speciosa Horan) Terhadap Bakteri Staphylococcus epidermidis, Staphylococcus aureus Dan Pseudomonas aeruginosa

13 106 76

Sitotoksisitas Ekstrak Etanol Aloe vera Terhadap Sel Fibroblas Sebagai Bahan Medikamen Saluran Akar Secara In Vitro.

8 106 83

Karakterisasi dan Skrining Fitokimia serta Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Buah Tanaman Jengkol (Pithecellobium lobatum Benth.) Terhadap Beberapa Bakteri

7 47 83

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol, Fraksi n-Heksana Dan Etilasetat Daun Sidaguri (Sida Rhombifolia l.) Terhadap Beberapa Bakteri.

0 37 70

Efek Antibakteri Ekstrak Lerak dalam Pelarut Etanol terhadap Enterococcus faecalis (Penelitian In vitro)

7 78 64

Efek Anti Bakteri Ekstrak Lidah Buaya (Aloe vera) Terhadap Staphylococcus aureus Yang Diisolasi Dari Denture Stomatitis (Penelitian In Vitro)

12 107 68

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol dan Fraksi n-Heksana serta Etil Asetat Rimpang Laja Gowah (Alpinia malaccensis (Burm.f.) Roscoe) terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli

2 74 83

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Binara Dan Ekstrak Etanol Daun Ulam-Ulam Terhadap Bakteri Staphylococcus Aureus Dan Escherichia Coli

8 82 96