Perumusan Masalah Hipotesis Tujuan Penelitian Validasi

ultraviolet, sehingga kemungkinan dapat ditentukan kadarnya secara spektrofotometri ultraviolet. Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penetapan kadar natrium diklofenak secara spektrofotometri ultraviolet dengan pelarut NaOH 0,1 N dan metode ini divalidasi dengan parameter akurasi, presisi, batas deteksi dan batas kuantitasi serta linieritas. Selanjutnya metode yang tervalidasi ini digunakan untuk menentukan kadar tablet natrium diklofenak generik dan nama dagang yang beredar di pasaran.

1.2 Perumusan Masalah

1. Apakah natrium diklofenak dalam sediaan tablet dengan nama dagang dan generik yang beredar di pasaran memenuhi persyaratan kadar yang ditetapkan Farmakope USP 30, 2007? 2. Apakah metode Spektrofotometri Ultraviolet pada penetapan kadar natrium diklofenak dengan pelarut NaOH 0,1 N dalam sediaan tablet memenuhi syarat uji validasi?

1.3 Hipotesis

1. Kadar natrium diklofenak dalam sediaan tablet dengan nama dagang dan generik yang beredar di pasaran memenuhi persyaratan kadar yang ditetapkan USP 30, 2007. 2. Metode Spektrofotometri Ultraviolet pada penetapan kadar natrium diklofenak dengan pelarut NaOH 0,1 N dalam sediaan tablet memenuhi syarat uji validasi. Universitas Sumatera Utara

1.4 Tujuan Penelitian

1. Mengetahui kadar natrium diklofenak dalam sediaan tablet yang beredar di pasaran memenuhi persyaratan yang ditetapkan USP, 2007. 2. Mengetahui metode Spektrofotometri Ultraviolet dalam penetapan kadar natrium diklofenak dalam sediaan tablet memenuhi syarat uji validasi dengan parameter uji ketepatan akurasi, ketelitian presisi, batas deteksi Limit of Detection, batas kuantitasi Limit of Quantitation dan linieritas. Universitas Sumatera Utara BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Natrium Diklofenak 2.1.1 Uraian bahan Rumus molekul : C 14 H 10 Cl 2 NNaO 2 Berat molekul : 318,13 Sinonim :-asam benzeneasetat, 2-[2,6-diklorofenilamino]- monosodium -sodium [o-dikloroanilinofenil]asetat Pemerian : serbuk hablur, berwarna putih, tidak berasa USP 30, 2007. Kelarutan : Sedikit larut dalam air, larut dalam alkohol; praktis tidak larut dalam kloroform dan eter; bebas larut dalam alkohol metil. pH larutan 1 bv dalam air adalah antara 7.0 dan 8. Sweetman, 2009.

2.1.2 Farmakologi

Natrium diklofenak derivat fenilasetat merupakan non-steroidal anti- inflammatory drug NSAID yang terkuat daya antiradangnya dengan efek samping yang kurang kuat dibandingkan dengan NSAID lainnya. Obat ini sering digunakan untuk segala macam rasa nyeri, migrain dan encok Tjay dan Rahardja, Cl Cl H N ONa O Universitas Sumatera Utara 2007. Aktivitasnya dengan jalan menghambat enzim siklo-oksigenase sehingga pembentukan prostaglandin terhambat Hardjasuputra, 2002.

2.1.3 Efek Samping

Efek samping yang dapat terjadi meliputi distres gastrointestinal, pendarahan gastrointestinal dan timbulnya ulserasi lambung, sekalipun timbulnya ulkus lebih jarang terjadi daripada dengan beberapa antiinflamasi non-steroid AINS lainnya. Peningkatan serum aminotransferases lebih umum terjadi dengan obat ini daripada dengan AINS lainnya. Katzung, 2002.

2.1.4 Dosis

Oral 3 kali sehari 25-50 mg garam-NaK, rektal 1 kali sehari 50-100 mg, i.m. pada nyeri kolik atau serangan encok: 1-2 kali sehari 75 mg selama 1-3 hari. Pra dan pasca bedah dalam tetes mata 0,1 3-5x 1 tetes, juga dalam kremgel 1 Tjay dan Rahardja, 2007.

2.1.5 Sediaan

Dalam perdagangan natrium diklofenak tersedia dalam bentuk tablet setara 25 mg, 50 mg dan 100 mg, tablet salut enterik setara 50 mg, injeksi setara 25 mgml, 75 mgml, supositoria setara 50 mg, 100 mg, dan gel setara 10 mgg ISO, 2007. 2.2 Spektrofotometri Ultraviolet 2.2.1 Teori Spektrofotometri Ultraviolet Spektrofotometer UV-Visibel adalah pengukuran panjang gelombang dan intensitas sinar ultraviolet dan cahaya tampak yang diabsorpsi oleh sampel. Sinar ultraviolet dan cahaya tampak memiliki energi yang cukup untuk mempromosikan elektron pada kulit terluar ke tingkat energi yang lebih tinggi. Sinar UV berada Universitas Sumatera Utara pada panjang gelombang 200-400 nm, sedangkan sinar tampak berada pada panjang gelombang 400-800 nm. Spektroskopi UV-Visibel biasanya digunakan untuk molekul dan ion anorganik atau kompleks di dalam larutan. Spektrum UV- Visibel mempunyai bentuk yang lebar dan hanya sedikit informasi tentang struktur yang bisa didapatkan dari spektrum ini.tetapi spektrum tersebut berguna untuk pengukuran secara kuantitatif. Konsentrasi analit di dalam larutan bisa ditentukan dengan mengukur absorban pada panjang gelombang tertentu dengan menggunakan Hukum Lambert-Beer Dachriyanus, 2004. Radiasi ultraviolet dan sinar tampak diabsorpsi oleh molekul organik aromatik, molekul yang mengandung elektron- π terkonjugasi dan atau atom dengan elektron-n yang menyebabkan transisi elektron di orbital terluarnya dari tingkat energi dasar ke tingkat energi tereksitasi. Besarnya serapan radiasi tersebut sebanding dengan banyaknya molekul analit yang mengabsorpsi sehingga dapat digunakan untuk analisis kuantitatif Satiadarma, 2004. Gugus fungsi yang menyerap radiasi di daerah ultraviolet dekat dan daerah tampak disebut gugus kromofor dan hampir semua gugus ini mempunyai ikatan tak jenuh. Pada kromofor jenis ini transisi elektron terjadi dari π → π, yang menyerap radiasi pada panjang gelombang maksimum kurang dari 200 nm, misalnya pada C=C dan –C ≡ C–. Kromofor ini merupakan tipe transisi dari sistem yang mengandung elektron π pada orbital molekulnya. Untuk senyawa yang mempunyai sistem konyugasi, perbedaan energi antara keadaan dasar dan keadaan tereksitasi menjadi lebih kecil sehingga penyerapan terjadi pada panjang gelombang yang lebih besar Dachriyanus, 2004. Universitas Sumatera Utara Gugus fungsi, seperti –OH, -O, -NH 2 , -Cl, dan –OCH 3 yang mempunyai elektron-elektron valensi bukan ikatan memberikan transisi n → π disebut gugus auksokrom yang tidak dapat menyerap radiasi ultraviolet-sinar tampak, tetapi apabila gugus ini terikat pada gugus kromofor mengakibatkan pergeseran panjang gelombang ke arah yang lebih besar pergeseran batokromik dengan intensitas yang lebih kuat. Efek hipsokromik adalah suatu pergeseran pita serapan ke panjang gelombang lebih pendek, yang sering kali terjadi bila muatan positif dimasukkan ke dalam molekul dan bila pelarut berubah dari non polar ke pelarut polar Dachriyanus, 2004; Rohman, 2007.

2.2.2 Hukum Lambert-Beer

Menurut Hukum Lambert, serapan berbanding lurus terhadap ketebalan sel yang disinari. Menurut Hukum Beer, yang hanya berlaku untuk cahaya monokromatik dan larutan yang sangat encer, serapan berbanding lurus dengan konsentrasi banyak molekul zat. Kedua pernyataan ini dapat dijadikan satu Hukum Lambert Beer sehingga diperoleh bahwa serapan berbanding lurus terhadap konsentrasi dan ketebalan sel, yang dapat ditulis dalam persamaan: A= a.b.c gliter atau A= ε. b. c molliter Dimana: A = serapan a = absorptivitas b = ketebalan sel c = konsentrasi ε = absorptivitas molar Hukum Lambert-Beer menjadi dasar aspek kuantitatif spektrofotometri dimana konsentrasi dapat dihitung berdasarkan rumus di atas. Absorptivitas a Universitas Sumatera Utara merupakan konstanta yang tidak tergantung pada konsentrasi, tebal kuvet dan intensitas radiasi yang mengenai larutan sampel. Absorptivitas tergantung pada suhu, pelarut, struktur molekul, dan panjang gelombang radiasi Day and Underwood, 1999; Rohman, 2007. Menurut Roth dan Blaschke 1981, absorptivitas spesifik juga sering digunakan untuk menggantikan absorptivitas. Absortivitas spesifik adalah serapan yang dihasilkan oleh larutan 1 bv dengan ketebalan sel 1 cm, sehingga dapat diperoleh persamaan: A = A 1 1 . b. c Dimana : A 1 1 = absorptivitas spesifik b = ketebalan sel c = konsentrasi senyawa terlarut g100 ml larutan

2.2.3 Penggunaan Spektofotometri Ultraviolet

Spektrum UV-Vis dapat digunakan untuk analisis kualitatif dan kuantitatif. 1. Aspek Kualitatif Kegunaan spektrofotometri ultraviolet dan sinar tampak dalam analisis kualitatif sangat terbatas, karena rentang daerah radiasi yang sangat sempit 500 nm hanya dapat mengakomodasi sedikit sekali puncak absorpsi maksimum dan minimum, karena senyawa tidak diketahui, tidak memungkinkan. Kegunaannya terbatas pada konfirmasi identitas dengan menggunakan parameter panjang gelombang puncak absorpsi maksimum, nilai absorptivitas, nilai absorptivitas molar atau nilai ekstingsi, yang khas untuk suatu senyawa yang dilarutkan dalam suatu pelarut pada pH tertentu Satiadarma, 2004. Universitas Sumatera Utara 2. Aspek Kuantitatif Dalam aspek kuantitatif, suatu berkas radiasi dikenakan pada cuplikan larutan sampel dan intensitas sinar radiasi yang diteruskan diukur besarnya. Radiasi yang diserap oleh cuplikan ditentukan dengan membandingkan intensitas sinar yang diteruskan dengan intensitas sinar yang diserap jika tidak ada spesies penyerap lainnya. Intensitas atau kekuatan radiasi cahaya sebanding dengan jumlah foton yang melalui satu satuan luas penampang perdetik. Serapan dapat terjadi jika fotonradiasi yang mengenai cuplikan memiliki energi yang sama dengan energi yang dibutuhkan untuk menyebabkan terjadinya perubahan tenaga. Penetapan kadar dilakukan dengan mengukur absorban pada panjang gelombang maksimum, agar dapat memberikan absorban tertinggi untuk setiap konsentrasi. Bila suatu senyawa mempunyai lebih dari satu puncak, lebih diutamakan panjang gelombang maksimum yang absorptivitasnya terbesar dan memberikan kurva kalibrasi linier dalam rentang konsentrasi yang relatif lebar dan meningkat yang ditentukan dengan persamaan regresi yang merupakan hubungan antara konsentrasi dan serapan dan dapat dinyatakan sebagai berikut Rohman, 2007; Satiadarma, 2004 : Y = aX + b Dimana : Y = absorbansi X = konsentrasi a = koefisien regresi juga menyatakan slopekemiringan b = tetapan regresi dan juga disebut dengan intersep Koefisien regresi a dapat diperoleh dengan metode kuadrat terkecil least square method. Universitas Sumatera Utara a = ∑ ∑ − − − N i N i X Xi Y Yi X Xi 2 _ _ _ } { Selanjutnya b dihitung dari hubungan b = _ Y – a _ X Sebelum dilakukan perhitungan analisis lebih lanjut berdasarkan persamaan regresi linier yang didapat, terlebih dahulu harus ditentukan apakah ada korelasi yang bermakna antara kedua besaran yang diukur. Untuk itu perlu dihitung besarnya koefisien korelasi r berdasarkan rumus berikut : r =       −       − − − ∑ ∑ ∑ N i N i N i Y Yi X Xi Y Yi X Xi 2 _ 2 _ _ _ } {

2.2.4 Peralatan Untuk Spektrofotometri

Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitans atau serapan suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang. Alat ini terdiri dari spektrometer yang menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer sebagai alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau yang diabsorpsi Day and Underwood, 1999. Unsur -unsur terpenting suatu spektrofotometer adalah sebagai berikut: 1. Sumber cahaya : lampu deuterium untuk daerah UV dari 190 sampai 350 nm, sementara lampu halogen kuartz atau lampu tungsten daerah visibel dari 350 sampai 900 nm. 2. Monokromotor: digunakan untuk menghamburkan cahaya ke dalam panjang gelombang unsur-unsurnya, yang diseleksi lebih lanjut dengan celah. Monokromator berotasi sehingga rentang Universitas Sumatera Utara panjang gelombang dilewatkan melalui sampel ketika instrumen tersebut memindai sepanjang spektrum. 3. Kuvet sel : digunakan sebagai wadah sampel yang akan di analisis. Pada pengukuran di daerah sinar tampak, kuvet kaca dapat digunakan, tetapi untuk pengukuran pada daerah ultraviolet harus menggunakan sel kuarsa karena gelas tidak tembus cahaya pada daerah ini. Kuvet umumnya mempunyai ketebalan 1 cm. 4. Detektor : berperanan untuk memberikan respon terhadap cahaya pada berbagai panjang gelombang. Detektor akan mengubah cahaya menjadi sinyal listrik yang selanjutnya akan ditampilkan oleh penampil data dalam bentuk angka digital. 5. Recorder : digunakan sebagai perekam absorbansi yang dihasilkan dari pengukuran Day and Underwood, 1999; Watson, 2005.

2.3 Validasi

Validasi adalah suatu tindakan terhadap parameter tertentu pada prosedur penetapan yang dipakai untuk membuktikan bahwa parameter tersebut memenuhi persyaratan untuk penggunaannya. Validasi dilakukan untuk menjamin bahwa metode analisis yang dilakukan akurat, spesifik, reprodusibel, dan tahan pada kisaran analit yang akan dianalisis WHO, 1992; Rohman, 2007. Parameter analisis yang ditentukan pada validasi adalah akurasi, presisi, spesifikasi, limit deteksi, limit kuantitasi, linieritas dan rentang kadar dan ketahanan Harmita, 2004; Rohman, 2007. Universitas Sumatera Utara 1. Akurasi Akurasi kecermatan adalah ukuran yang menunjukkan derajat kedekatan hasil analisis dengan kadar analit sebenarnya. Akurasi dinyatakan sebagai persen perolehan kembali recovery analit yang ditambahkan dan dapat ditentukan melalui dua cara, yaitu metode simulasi spiked placebo recovery dan metode penambahan bahan baku standard addition method. Dalam metode simulasi, sejumlah analit bahan murni senyawa pembanding ditambahkan ke dalam campuran bahan pembawa sediaan farmasi lalu campuran tersebut dianalisis dan hasilnya dibandingkan dengan kadar analit yang ditambahkan kadar yang sebenarnya. Dalam metode penambahan baku, sampel dianalisis lalu sejumlah tertentu analit yang diperiksa ditambahkan ke dalam sampel dicampur dan dianalisis lagi. Selisih kedua hasil dibandingkan dengan kadar yang sebenarnya. Persen perolehan kembali ditentukan sebagai rasio antara hasil yang diperoleh dari analisis dengan hasil sebenarnya yang dihitung secara teoritis. Hal yang penting untuk diperhatikan adalah metode kuantitasi yang digunakan dalam penentuan akurasi harus sama dengan metode kuantitasi yang digunakan untuk menganalisis sampel dalam penelitian Harmita, 2004; Ermer, 2005. Perolehan Kembali = 100 x C B A − Keterangan : A = konsentrasi sampel yang diperoleh setelah penambahan baku B = konsentrasi sampel sebelum penambahan baku C = konsentrasi baku yang ditambahkan 2. Presisi Universitas Sumatera Utara Presisi dari suatu metode analisis adalah derajat kesesuaian diantara masing-masing hasil uji, jika prosedur analisis diterapkan berulang kali pada sejumlah cuplikan yang diambil dari sampel homogen. Presisi juga diartikan sebagai ukuran keterulangan metode analisis dan biasanya diekspresikan sebagai standar deviasi relatif RSD. Sesuai dengan International Conference on Harmonization ICH, presisi harus dilakukan pada 3 tingkatan yang berbeda yaitu: a. Keterulangan yaitu ketepatan paada kondisi percobaan yang sama berulang baik orangnya, peralatannya, tempatnya, maupun waktunya. b. Presisi antara yaitu ketepatan pada kondisi percobaan yang berbeda, baik orangnya, peralatannyan tempatnya, maupun waktunya. c. Ketertiruan merujuk pada hasil-hasil dari laboratorium yang lain. Pengujian pada presisi biasanya dilakukan replikasi sebanyak 6-15 pada sampel tunggal untuk tiap-tiap konsentrasi. Nilai RSD antara 1-2 biasanya dipersyaratkan untuk senyawa-senyawa aktif dalam jumlah yang banyak, sedangkan untuk senyawa-senyawa dengan kadar sekelumit, RSD berkisar antara 5-15 Rohman, 2007 3. Kespesifikan Kespesifikan dari suatu metode analisis adalah suatu ukuran seberapa mampu metode tersebut mengukur analit saja dengan adanya senyawa-senyawa lain yang terkandung di dalam sampel Watson, 2005. 4. Batas Deteksi Universitas Sumatera Utara Batas deteksi limit of detection didefinisikan sebagai konsentrasi analit terendah dalam sampel yang masih dapat terdeteksi. Batas deteksi dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: Batas deteksi = Slope X xSY 3 5. Batas Kuantitasi Batas kuantitasi limit of quantitation didefinisikan sebagai konsentrasi analit terendah dalam sampel yang dapat ditentukan dengan presisi dan akurasi yang dapat diterima pada kondisi operasional metode yang digunakan. Batas Kuantitasi = Slope X xSY 10 6. Linieritas Linearitas suatu metode merupakan ukuran seberapa baik kurva kalibrasi yang menghubungkan antara respon y dengan konsentrasi x. Metode ini dapat diukur dengan melakukan pengukuran tunggal pada konsentrasi yang berbeda- beda. Data yang diperoleh selanjutnya diproses dengan metode kuadrat terkecil, untuk selanjutnya dapat ditentukan nilai kemiringan slope, intersep, dan koefisien korelasinya Rohman, 2007. Penentuan linieritas suatu prosedur analisis dilakukan dengan perlakuan matematika dari hasil uji yang diperoleh pada analisis sampel yang mengandung analit dalam rentang konsentrasi yang dituntut oleh prosedur. Perlakuan tersebut pada umumnya adalah perhitungan garis regresi Satiadarma,2004. 7. Rentang Rentang suatu metode analisis adalah interval antara batas konsentrasi tertinggi dan terendah analit yang terbukti dapat ditentukan menggunakan Universitas Sumatera Utara prosedur analisis, dengan presisi, akurasi dan kelinieran yang memadai. Rentang biasanya dinyatakan dalam satuan yang sama dengan hasil uji persen, bagian per sejuta. Untuk pengujian komponen utama, maka konsentrasi baku harus diukur di dekat atau sama dengan konsentrasi kandungan analit yang diharapkan. Suatu strategi yang baik adalah mengukur baku dengan kisaran 25, 50, 75, 100, 125, dan 150 dari konsentrasi analit yang diharapkan Satiadarma, 2004; Rohman, 2007. 8. Ketahanan Ketahanan merupakan kapasitas metode untuk tetap tidak terpengaruh oleh adanya variasi parameter metode yang kecil. Ketahanan dievaluasi dengan melakukan variasi parameter-parameter metode seperti: persentase pelarut organik, pH, kekuatan ionik, suhu dan sebainya Rohman, 2007. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang yang bertujuan untuk menggambarkan kondisi sampel sebenarnya, dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kuantitatif Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara dari bulan Januari sampai Maret 2011.

2.1 Alat – Alat

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian adalah Spektrofotometer UltravioletVisible UV mini Shimadzu 1240, neraca analitik Boeco Germany, dan alat-alat gelas.

2.2 Bahan – Bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian adalah NaOH 99 E. Merck, akuades Laboratorium Kimia Dasar FMIPA, natrium diklofenak baku BPFI, natrium diklofenak baku PT. Indofarma, tablet natrium diklofenak generik Kimia Farma dan Novell, tablet nama dagang Voltadex ® Dexa Medica, Klotaren ® Kimia Farma, dan Neurofenac ® Merck.

2.3 Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dilakukan secara purposif yaitu tanpa membandingkan antara satu sampel dengan yang lain karena sampel dianggap homogen. Sampel yang digunakan adalah 2 sediaan tablet natrium diklofenak generik dan 3 sediaan tablet natrium diklofenak nama dagang dengan komposisi natrium diklofenak 50 mg. Universitas Sumatera Utara