Pembuatan Larutan Induk Baku Natrium Diklofenak BPFI Penetapan Panjang Gelombang Serapan Maksimum Pembuatan dan Penentuan Linieritas Kurva Kalibrasi Natrium Diklofenak BPFI Analisis Data Statistik

2.4 Prosedur Penelitian 2.4.1 Pembuatan Pereaksi

2.4.1.1 Pembuatan Akuades Bebas CO

2 Didihkan akuades selama 5 menit, tutup dan diamkan sampai dingin dan tidak boleh menyerap karbondioksida dari udara DitJen POM, 1995.

2.4.1.2 Pembuatan NaOH 0,1 N

Larutkan 4,001 gram NaOH 99 bv dalam akuades bebas CO 2 hingga 1000 ml DitJen POM, 1979.

2.4.2 Pembuatan Larutan Induk Baku Natrium Diklofenak BPFI

Timbang seksama 50,0 mg natrium diklofenak BPFI, dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 ml, ditambahkan NaOH 0,1 N, dikocok hingga larut, lalu dicukupkan dengan NaOH 0,1 N sampai garis tanda sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 500 µgml, larutan ini disebut Larutan Induk Baku I LIB I. Dari larutan ini dipipet 10 ml, dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 ml, diencerkan dengan NaOH 0,1 N sampai garis tanda, lalu dikocok sampai homogen sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 100 µgml LIB II.

2.4.3 Penetapan Panjang Gelombang Serapan Maksimum

Dipipet 6 ml Larutan Induk Baku II LIB II, dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 ml, diencerkan dengan NaOH 0,1 N hingga garis tanda, lalu dikocok sampai homogen sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 12 µgml, kemudian diukur serapan pada rentang panjang gelombang 200 – 400 nm hasil dapat dilihat pada Gambar 1 Halaman 11 dan Tabel 1 Halaman 12. Universitas Sumatera Utara

2.4.4 Pembuatan dan Penentuan Linieritas Kurva Kalibrasi Natrium Diklofenak BPFI

Dipipet larutan induk baku II 100 µgml 3,0 ml; 4,5 ml; 6,0 ml; 7,0 ml; 8,5 ml masing-masing dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 ml, diencerkan dengan NaOH 0,1 N hingga garis tanda. Lalu dikocok sampai homogen sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 6 µgml; 9 µgml; 12 µgml; 14 µgml; 17 µgml. Diukur serapannya pada panjang gelombang maksimum yang diperoleh, sebagai blanko digunakan NaOH 0,1 N, kemudian dihitung persamaan garis regresi dan koefisien korelasi hasil dapat dilihat pada Gambar 2 dan Tabel 2 Halaman 13.

2.4.5 Penentuan Kadar Natrium Diklofenak dalam Sediaan Tablet

Timbang dan serbukkan tidak kurang dari 20 tablet. Timbang seksama sejumlah serbuk setara dengan 50,0 mg natrium diklofenak penimbangan serbuk dilakukan sebanyak 6 kali pengulangan, dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 ml. Kemudian ditambahkan NaOH 0,1 N, dikocok hingga larut dan dicukupkan dengan NaOH 0,1 N hingga garis tanda. Kemudian disaring, 10 ml filtrat pertama dibuang. Dipipet 1,2 ml filtrat, dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 ml, diencerkan dengan NaOH 0,1 N hingga garis tanda, lalu dikocok sampai homogen. Diukur serapannya pada panjang gelombang maksimum yang diperoleh hasil dapat dilihat pada Tabel 3 Halaman 14. Penetapan kadar bahan obat dalam sediaan ditentukan dengan menggunakan persamaan regresi, yaitu: Y = aX + b Universitas Sumatera Utara 2.4.6 Uji Validasi dengan Parameter Akurasi, Presisi, Batas Deteksi, dan Batas Kuantitasi serta Linieritas 2.4.6.1 Uji Akurasi dengan Persen Perolehan Kembali Recovery Uji akurasi dilakukan dengan metode penambahan baku Standard Addition Method, yaitu dengan membuat 3 konsentrasi analit sampel dengan rentang spesifik 80 , 100 , 120 dihitung dari jumlah natrium diklofenak yang terdapat pada etiket, dimana masing-masing dilakukan sebanyak 3 kali replikasi. Setiap rentang spesifik mengandung 70 analit dan 30 baku pembanding, kemudian dianalisis dengan perlakuan yang sama seperti pada penetapan kadar sampel APVMA, 2004 hasil dapat dilihat pada Tabel 4 Halaman 15. Persen perolehan kembali recovery dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : Recovery Keterangan : A = konsentrasi sampel yang diperoleh setelah penambahan baku B = konsentrasi sampel sebelum penambahan bahan baku C = konsentrasi baku yang ditambahkan

2.4.6.2 Uji Presisi

Menurut Harmita, 2004, uji presisi keseksamaan ditentukan dengan parameter RSD Relative Standard Deviation dengan rumus : RSD = Keterangan : RSD = Relative Standard Deviation SD = Standard Deviation 100 x C B A − = 100 x X SD Universitas Sumatera Utara X = Kadar Rata-rata Natrium Diklofenak dalam Sampel

2.4.6.3 Penentuan Batas Deteksi LOD dan Batas Kuantitasi LOQ

Menurut Harmita, 2004, untuk menentukan batas deteksi LOD dan batas kuantitasi LOQ dapat digunakan rumus : Keterangan : SB = Simpangan Baku LOD = Batas Deteksi Limit Of Detection LOQ = Batas Kuantitasi Limit of Quantitation

2.4.6.4 Linieritas

Linieritas diukur dengan membuat 6 konsentrasi penambahan baku yaitu 25, 50, 75, 100, 125, dan 150 yang dihitung terhadap kesetaraan 20 mg natrium diklofenak dari serbuk tablet, kemudian prosedur penetapannya dilakukan seperti penetapan kadar dari sediaan tablet.

2.4.7 Analisis Data Statistik

Untuk menghitung Standard Deviation SD digunakan rumus : Untuk mengetahui apakah data diterima atau ditolak digunakan rumus seperti di bawah ini : 2 2 − − = ∑ n Yi Y SB Slope SB x LOD 3 = Slope SB x LOQ 10 = 1 2 − − = ∑ n X X SD Universitas Sumatera Utara t hitung = n SD X X − Dasar penolakan data jika t hitung ≥ t tabel dan t hitung ≤ -t tabel . Menurut Wibisono Y., 2005, untuk mencari kadar sebenarnya dengan taraf kepercayaan 99 dengan derajat kebebasan dk= n-1, digunakan rumus : µ = X ± t 1- 12αdk x n SD Keterangan : µ = interval kepercayaan X = kadar rata-rata sampel t = harga t tabel sesuai dengan dk = n-1 α = tingkat kepercayaaan dk = derajat kebebasan SD = Standard Deviation simpangan baku n = jumlah perlakuan Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Menurut Moffat, 2004, natrium diklofenak mempunyai spektrum serapan maksimum pada daerah ultraviolet dalam larutan basa pada panjang gelombang 275 nm 1 1 A = 351 b dan dalam larutan asam pada panjang gelombang 273 nm 1 1 A = 309 b. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pelarut NaOH 0,1 N pada panjang gelombang 275 nm 1 1 A = 351 b. Adapun alasan peneliti memilih panjang gelombang 275 nm untuk pengukuran karena pada panjang gelombang tersebut natrium diklofenak memiliki nilai absorptivitas 1 1 A yang lebih besar daripada panjang gelombang dalam larutan asam 273 nm. Holme dan Peck, 1983 menyatakan bahwa senyawa yang memiliki nilai absorptivitas yang besar maka pengukuran dapat dilakukan pada konsentrasi yang rendah sehingga sensivitas maksimum dari metode ini dapat tercapai. 3.1 Penentuan Panjang Gelombang Serapan Maksimum Natrium Diklofenak BPFI Sebelum dilakukan penetapan kadar tablet natrium diklofenak, terlebih dahulu dilakukan penetapan panjang gelombang maksimum meskipun panjang gelombang maksimum sudah diketahui dari literatur karena panjang gelombang maksimum suatu senyawa dapat berbeda bila ditntukan dengan kondisi dan alat yang berbeda. Penentuan panjang gelombang ini dilakukan dalam pelarut NaOH 0,1 N pada konsentrasi yang memberikan serapan dengan kesalahan fotometrik terkecil, yaitu ± 0,4343. Untuk mendapatkan konsentrasi tersebut dapat dihitung Universitas Sumatera Utara