Komponen utama mesin pendingin adsorpsi adalah generator, kondensor, dan evaporator. Evaporator memegang peranan penting sebagai tempat refrigeran yang
akan digunakan untuk mendinginkan fluida atau benda yang akan didinginkan.
2.2. Evaporator
Evaporator dalam sistem refrigerasi adalah alat penukar kalor yang memegang peranan penting di dalam siklus refrigerasi, yaitu mendinginkan media sekitarnya
Tujuan sistem refrigerasi adalah untuk membebaskan panas dari fluida seperti udara, air atau beberapa benda yang lain.[2].
Evaporator diletakkan dibagian unit pendingin dari lemari pendingin dan akan bersentuhan langsung dengan media yang akan didinginkan, yaitu air. Cairan metanol
akan menguap pada saat temperatur adsorben naik atau pada saat pemanasan adsorben. Metanol akan mencair dikondensor dan cairannya akan terkumpul kembali di
evaporator, dan malam hari temperatur adsorben akan turun perlahan – lahan dan akan menyerap metanol. Akibatnya metanol akan menguap dan menyerap kalor dari
sekitarnya sehingga temperatur akan turun.[2].
2.3. Perpindahan Kalor Didalam Evaporator
a. Koefisien Perpindahan Kalor
Faktor yang mempengaruhi koefisien perpindahan kalor adalah kecepatan aliran fluida atau benda yang akan didinginkan, disamping itu makin besar luas bidang benda
yang hendak diinginkan atau dekat dengan bidang pendingin juga mempengaruhi koefisien perpindahan kalor. Untuk temperatur penguapan refrigeran, temperatur benda
atau fluida yang akan didinginkan akan dipengaruhi oleh kecepatan aliran dari zat yang hendak didinginkan.
Universitas Sumatera Utara
Di dalam evaporator, banyaknya perpindahan kalor dihitung berdasarkan perbedaan rata- rata temperatur, makin besar perbedaan temperatur, makin kecil ukuran
penukar kalor luas bidang perpindahan kalor yang bersangkutan, namun dalam hal tersebut diatas, temperatur penguapannya menjadi rendah.
b. Kapasits Q Pendingin di dalam Evaporator
Kapasitas suatu mesin pendingin ialah kemampuan mesin tersebut untuk menyerap panas dari benda yang didinginkan, umumnya dinyatakan dalam Kkaljam
atau Btujam. Satuan lain yang sering dipakai ialah Ton Of Refrigeration TR atau Refrigeration Ton RT. Satuan ini dihitung berdasarkan panas pencairan 1 ton es
selama 24 jam.[3]. Dimana tiap 1 lb es yang mencair membutuhkan panas 144 btu, maka :
Kapasitas mesin pendingin pada umumnya ditentukan tiga hal, yaitu; jumlah refrigeran yang diuapkan tiap jam, temperatur penguapan refrigeran didalam
evaporator, jenis refrigeran yang digunakan.
2.4. Jenis Evaporator
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan bentuk dan permukaan koilnya, evaporator dibagi menjadi 3 macam, yaitu :
1. Evaporator Pipa Telanjang Bare Tube Evaporator
2. Evaporator Pelat Plate Surface Evaporator
3. Evaporator Bersirip Finned Evaporator
Berdasarkan bentuk dan penggunaannya, evaporator dibagi menjadi beberapa macam, yaitu :
1. Evaporator jenis expansi kering
Cairan refrigeran yang diexpansikan melalui katup expansi pada waktu masuk ke evaporator sudah dalam keadaan campuran cair dan uap, sehingga keluar dari
evaporator dalam kering. Karena sebagian besar evaporator terisi oleh uap refrigeran , maka perpindahan
kalor yang terjadi tidak begitu besar, jika dibandingkan dengan keadaan dimana refrigeran dimana evaporator terisi oleh refrigeran cairan. Evaporator jenis ini tidak
memerlukan cairan refrigeran dalam jumlah yang besar, disamping itu jumlah minyak pelumas yang tertinggal di dalam evaporator sangat kecil.
Jumlah refrigeran yang masuk kedalam evaporator dapat diatur oleh katup expansi sehingga semua refrigeran meningggalkan evaporator dalam bentuk uap jenuh,
dan bahkan dalam keadaan superpanas. 2.
Evaprator jenis super basah Evaporator jenis setengah basah adalah evaporator dengan kondisi refrigeran
diantara diantara evaporator jenis expansi kering dan evaporator jenis basah. Dalam evaporator jenis ini, selalu terdapat refrigeran cair dalam pipa penguapnya. Oleh karena
itu, laju perpindahan kalor dalam evaporator jenis setengah basah lebih tinggi dari pada
Universitas Sumatera Utara
yang dapat diperoleh pada jenis expansi kering, tetapi lebih rendah dari pada yang diperoleh pada jenis basah.
Pada jenis basah expansi kering, refrigeran masuk dari bagian atas dari koil sedangkan pada evaporator jenis setengah basah, refrigeran dimasukkan dari bagian
bawah koil evaporator. 3.
Evaporator jenis basah Dalam evaporator jenis basah, sebagian dari jenis evaporator terisi oleh cairan
refrigeran. Proses penguapannya terjadi seperti pada ketel uap. Gelelmbung refrigeran yang terjadi karena pemanasan akan naik, pecah pada permukaan cair atau terlepas dari
permukaannya. Sebagian refrigeran kemudian masuk ke dalam akumulator yang memisahkan uap dari cairan maka refrigeran yang ada dalam bentuk uap sajalah yang
masuk ke dalam kompresor. Bagian refrigeran cair yang dipisahkan didalam akumulator akan masuk kembali kedalam evaporator, bersama – sama dengan
refrigeran cair yang berasal dari kondensor. Tabung evaporator terisi oleh cairan refrigeran. Cairan refrigeran meyerap kalor
dari fluida yang hendak di dinginkan air larutan garam, yang mengalir di dalam pipa uap refrigeran yang terjadi dikumpulkan di bagian atas dari evaporator sebelum masuk
ke kompresor. Tinggi permukaan cairan refrigeran yang ada di dalam evaporator diatur oleh pelampung. Jumlah refrigeran yang dimasukkan ke dalam tabung evaporator di
sesuaikan dengan beban pendingin.
2.5. Adsorpsi