Subsistem  hardware  yang  terdiri  dari  lampu  halogen,  lensa  cembung,  prisma, kuvet, dan fototransistor akan diletakkan sedemikan rupa seperti Gambar 3.5. Jarak antara
satu bagian ke bagian yang lain sudah dirancang melalui percobaan agar didapatkan berkas sinar  yang  diinginkan  dan  dapat  diterima  dengan  baik  oleh  fototransistor.  Berikut  jarak
antara satu bagian hardware ke hardware yang lain: a.
halogen – lensa cembung : 5 cm b.
lensa cembung – prisma  : 7 cm c.
prisma – kuvet : 10 cm
d. kuvet – fototransistor
:  8  cm Posisi  prisma  juga  akan  dibuat  tetap  dengan  kemiringan  sebesar  45
o
agar  dapat dihasilkan  berkas  sinar  yang  paling  jelas  terlihat.  Posisi  prisma  ini  didapat  berdasarkan
percobaan yang telah dilakukan. Berdasarkan  percobaan  yang  telah  dilakukan  dengan  posisi  hardware  yang  telah
ditentukan  sebelumnya,  diperoleh  gambaran  berkas  cahaya  yang  merupakan  alur  proses terjadinya  perubahan  cahaya  polikromatis  menjadi  cahaya  monokromatis  dan  hanya
spektrum  warna  ungu  saja  yang  akan  dilewatkan  ke  kuvet  larutan  kunyit  melalui  celah sempit seperti Gambar 3.6.
Gambar 3.6 Alur Proses Berkas Cahaya yang Terjadi
3.2.2  Perancangan Sensor Cahaya
Pada perancangan tugas akhir ini fototransistor tipe BP 103 akan digunakan sebagai sensor  cahaya.  Fototransistor  tipe  ini  mempunyai  kesensitifan  untuk  menangkap  panjang
gelombang  dari  rentang  420nm –  1130nm  [27],  sehingga  dapat  diaplikasikan  untuk
mengukur kurkumin yang mempunyai rentang panjang gelombang 420nm [6]. Prinsip  kerja  rangkaian  sensor  cahaya  ini  adalah  aktif  tinggi  yaitu  apabila  cahaya
langsung  mengenai  fototransistor  tanpa  ada  halangan,  tegangan  keluaran  akan  sama dengan  Vcc.  Sebaliknya,  jika  cahaya  tidak  mengenai  fototransistor,  tegangan  keluaran
akan  sama  dengan  0  volt.  Tegangan  yang  diperlukan  untuk  mengaktifkan  rangkaian  ini adalah sebesar +5 volt. Rangkaian sensor cahaya ditunjukkan pada Gambar 3.7.
Gambar 3.7 Rangkaian Sensor Cahaya
3.2.3  Perancangan Pengondisi Sinyal
Pengondisi  sinyal  merupakan  suatu  rangkaian  yang  bertugas  mengkondisikan keluaran dari fototransistor agar sesuai dengan kebutuhan sinyal untuk mikrokontroler. Hal
ini dikarenakan keluaran dari fototransistor cukup kecil sehingga perlu dikuatkan terlebih dulu agar dapat diterima dengan baik oleh mikrokontroler.
Berdasarkan  percobaan  yang  telah  dilakukan,  didapatkan  data  hasil  pengukuran keluaran fototransistor dengan keadaan tanpa kuvet dan kuvet berisikan larutan kurkumin
dengan konsentrasi 1 μg ml
, 2 μg ml , 3 μg ml
, 4 μg ml , dan 5 μg ml
. Masing-masing pengukuran terdapat 10 data yang kemudian dirata-rata untuk mendapatkan nilai tegangan
keluaran  fototransistor  yang  lebih  akurat.  Persamaan  2.20  akan  digunakan  untuk  mencari nilai  rata-rata  pengukuran  dengan  x  adalah  nilai  tegangan  keluaran  fototransistor  dan
banyaknya data adalah 10. Hasil pengukuran keluaran fototransistor dengan keadaan tanpa kuvet dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Tegangan keluaran fototransistor tanpa kuvet
No.  V
out
fototransistor tanpa kuvet V
1 0,247
2 0,249
3 0,248
4 0,249
5 0,247
6 0,248
7 0,249
8 0,250
9 0,251
10 0,251
0,249 Hasil pengukuran keluaran fototransistor dengan keadaan kuvet berisikan larutan kurkumin
dengan konsentrasi 1 μg ml
, 2 μg ml , 3 μg ml
, 4 μg ml , dan 5 μg ml
dapat dilihat pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2 Tegangan keluaran fototransistor dengan larutan kurkumin
Grafik  hubungan  kadar  larutan  kurkumin μg ml
dengan  rata-rata  tegangan
keluaran fototransistor ditunjukkan pada Gambar 3.8.
No. V
out
fototransistor dengan larutan kurkumin V 1
��    2 ��    3 ��    4 ��    5 ��
1 0,194
0,178 0,167
0,154 0,145
2 0,195
0,179 0,165
0,157 0,147
3 0,183
0.180 0,168
0,160 0,144
4 0,194
0,178 0,167
0,161 0,146
5 0,187
0,180 0,168
0,160 0,143
6 0,188
0,177 0,171
0,161 0,142
7 0,198
0,175 0,173
0,159 0,141
8 0,199
0,179 0,174
0,157 0,142
9 0,189
0,181 0,166
0,160 0,140
10 0,192
0,182 0,167
0,161 0,145
0,192 0,179
0,169 0,159
0,144