fase.  Beban  pendinginan  disini  disebut  beban  laten  dan  panas  yang  diserap disebut dengan panas laten.
b Beban sensible
Beban  sensible  adalah  beban  yang  diterima  atau  dilepaskan  suatu  materi karena  adanya  perubahan  suhu.  Misalkan  air  dengan  suhu  100°C  didinginkan
menjadi  0°C  masih  dalam  keadaan  cair.  Beban  yang  diterima  dalam  proses  itu disebut beban sensible.  Panas  yang diterima untuk menurunkan suhu dari  100°C
menjadi 0°C disebut panas sensible.
2.1.9 Proses Perubahan Fase
Secara  umum  proses  perubahan  fase  dapat  berlangsung  karena  adanya pengaruh temperatur. Perubahan fase banyak terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
Misalnya perubahan cair ke padat, gas ke cair, padat ke gas dan lain sebagainya. Namun  dalam  suatu  sistem  mesin  pendingin  hanya  berlangsung  dua  perubahan
fase yaitu pengembunan  gas ke cair dan penguapan cair ke gas. a
Proses Pengembunan kondensasi. Proses  pengembunan  atau  kondensasi  adalah  adalah  proses  perubahan  wujud
dari  zat  gas  uap  menjadi  zat  cair.  Proses  pengembunan  merupakan  proses perubahan  zat  yang  melepaskan  kalorpanas  eksothermik.  Kondensasi  terjadi
ketika  uap  didinginkan  menjadi  cairan,  tetapi  dapat  juga  terjadi  bila  sebuah  uap dikompresi tekanan ditingkatkan menjadi cairan, atau mengalami kombinasi dari
pendinginan  dan  kompresi.  Cairan  yang  telah  terkondensasi  dari  uap  disebut kondensat.  Sebuah  alat  yang  digunakan  untuk  mengkondensasi  uap  menjadi
cairan  disebut  kondensor.  Pada  mesin  AC  mobil,  proses  pengembunan  atau kondensasi  berlangsung  di  kondensor.  Pada  kondensor  uap  panas  lanjut  diubah
kondisinya menjadi cair jenuh. Kalor yang dilepas dari refigerant dibuang keluar dari  kondensor  ke  lingkungan  sekitar.  Pada  umumnya  lingkungan  sekitar
kondensor  adalah  udara.  Karenanya  udara  di  sekitar  memiliki  suhu  yang  lebih rendah dibandingkan suhu kondensor.
b Proses Penguapan evaporasi
Proses penguapan  adalah proses perubahan bentuk zat  dari cair menjadi  uap gas.  Proses  penguapan  pada  mesin  pendingin  terjadi  di  evaporator.  Pada  saat
refigerant mengalir melalui pipa-pipa evaporator, refigerant berubah fase dari cair
menjadi gas. Proses penguapan memerlukan kalor. Kalor diambil dari lingkungan sekitar  dimana  evaporator  itu  ditempatkan.  Pada  mesin  AC  mobil,  kalor  diambil
dari lingkungan sekitar evaporator.
2.2 Tinjauan Pustaka
Yuswandi 2007 telah melakukan penelitian tentang pengujian unjuk kerja sistem AC mobil  statik eksperimen menggunakan  refrigerant  CFC-12 dan HFC-
134a dengan variasi putaran rpm kompresor. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi putaran kompresor terhadap unjuk kerja dari sistem
AC  mobil.  Peneliti  memakai  alat  peraga  mesin  AC  mobil  yang  telah  dilengkapi dengan sensor temperatur dan tekanan. Komponen utama sistem AC mobil terdiri
dari  :  kompresor,  kondensor,  receiver  drier,  katup  ekspansi,  dan  evaporator. Fluida kerja yang digunakan yaitu refrigerant CFC-12 dan HFC-134a. Pengujian
dilakukan dengan memvariasikan putaran kompresor , yaitu 1000 rpm, 1200 rpm, 1500 rpm, 1800 rpm, dan 2000 rpm. Hasil penelitian menunjukkan semakin tinggi
putaran  kompresor  maka  COP  akan  mengalami  penurunan.  CFC-12  mempunyai COP
carnot
,  COP
standar
,  dan  COP
aktual
yang  lebih  tinggi  dibandingkan  dengan  HFC- 134a. Kapasitas refrigerasi  dan kerja kompresi  HFC-134a mempunyai  nilai  yang
lebih besar dibandingkan CFC-12 Marindho  2014 telah  melakukan  pengujian  kinerja  HFC-134a  refrigerant
pada  AC  mobil  sistem  percobaan  statis  dengan  variasi  kecepatan  motor. Pengujian  unjuk  kerja  AC  mobil  static  experiment  menggunakan  refrigerant
HFC134a  dengan  variasi  kecepatan  motor,  sistem  pengkondisian  udara  yang digunakan  saat  ini  pada  mobil  adalah  sistem  kompresi  uap.  Potensi  pemanasan
global  yang  tinggi  dari  HFC134a  pada  sistem  AC  mobil  telah  mendorong pengembangan  mengenai  teknologi  alternatif  untuk  mengurangi  pengaruh
pemanasan  global  dari  sistem  tersebut.  HFC134a  merupakan  salah  satu refrigerant
alternatif  untuk  sistem  refrigerasi  yang  dapat  mengatasi  masalah tersebut.  Penelitian  ini  dilakukan  dengan  menguji  HFC134a  pada  sistem  AC
mobil.  Putaran  kompresor  dengan  menggunakan  variasi  kecepatan  motor  pada 840 rpm, 1400 rpm, 1680 rpm, dan 1960 rpm. Hasil dari penelitian ini digunakan
untuk memperoleh data unjuk kerja dari AC mobil. Berdasarkan analisa data dan pembahasan  dapat  diambil  kesimpulan  sebagai  berikut  semakin  tinggi  putaran
kompresor  maka  COP  akan  mengalami  penurunan,  begitu  juga  sebaliknya.  Pada putaran 840 rpm dapat menghasilkan COP aktual = 3,509, pada putaran 1400 rpm
dapat  menghasilkan  COP  aktual  =  3,139  pada  putaran  1680  rpm  dapat
menghasilkan COP aktual 2,803 pada putaran 1960 rpm dapat mnghasilkan COP aktual = 2,635.
Maclaine  2004  telah  melakukan  pengujian  tentang  Usage  and  risk  of hydrocarbon  refrigerants  in  motor  cars  for  Australia  and  the  United  States
. Penggunan  refrigerant  HC-290600  di  Australia  sebesar  0,33  ±  0,12  x  10
6
pada tahun 2002 dan di Amerika sebesar 4,7 ± 1,7 x 10
6
pada tahun 2002. Penggunaan HC-290600 memberikan hasil : tidak mudah terbakar dan risiko penggunaan HC-
290600 jauh lebih kecil dibanding dengan refrigerant yang dijual di pasaran.