Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Hipotesis Manfaat Penelitian Elektrodesikasi Disertai Kuretase

3

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana perbandingan efikasi klinis antara elektrodesikasi disertai kuretase dengan pengolesan larutan fenol 80 dalam pengobatan veruka vulgaris?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan umum Mengetahui perbandingan efikasi klinis antara elektrodesikasi disertai kuretase dengan pengolesan larutan fenol 80 dalam pengobatan veruka vulgaris. 1.3.2 Tujuan khusus a. Mengetahui proporsi kesembuhan pengobatan veruka vulgaris dengan elektrodesikasi disertai kuretase pada akhir minggu ke-3 dan akhir minggu ke-6. b. Mengetahui proporsi kesembuhan pengobatan veruka vulgaris dengan pengolesan larutan fenol 80 pada akhir minggu ke-3 dan akhir minggu ke-6

1.4 Hipotesis

Terdapat perbedaan efikasi klinis antara elektrodesikasi disertai kuretase dengan pengolesan larutan fenol 80 dalam pengobatan veruka vulgaris.

1.5 Manfaat Penelitian

a. Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan dokter dan menjadi pilihan alternatif pengobatan veruka vulgaris yang lebih mudah, aman dan nyaman bagi pasien. Universitas Sumatera Utara 4 b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi data bagi penelitian selanjutnya dalam hal alternatif pemilihan pengobatan veruka vulgaris. Universitas Sumatera Utara 5 `BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Veruka Vulgaris

2.1.1 Definisi

Veruka vulgaris adalah infeksi HPV pada epidermis dengan gambaran klinis berupa papul, nodul berbentuk kubah sewarna dengan kulit, permukaan kasar dan berbatas tegas, dapat tunggal maupun berkelompok. Predileksi terutama di daerah tangan, siku, lutut, kaki dan jari-jari. 4,5,13,14

2.1.2 Etiologi

Veruka vulgaris disebabkan oleh infeksi HPV pada epidermis. Sub tipe HPV yang telah diketahui menyebabkan veruka vulgaris adalah sub tipe HPV 1, 2, 4, 7, 27, 29, 57 dan 63. 1,5

2.1.3 Epidemiologi

Sebagian besar orang pernah terinfeksi dengan HPV dalam kehidupannya. 14 Veruka vulgaris merupakan gambaran infeksi HPV yang paling umum, terdapat paling banyak pada usia 5-20 tahun dan hanya 15 yang terdapat pada usia diatas 35 tahun. 1,5,13 Veruka vulgaris dapat mengenai seluruh ras. Di Amerika Serikat, frekuensi veruka vulgaris pada ras kulit putih mendekati 2 kali lipat dibandingkan ras kulit hitam maupun Asia, dan tidak ada perbedaan antara pria dan wanita. 15 Sering terpapar dengan air merupakan faktor resiko untuk terjadinya veruka vulgaris. Tukang daging dan tukang ikan memiliki insiden yang lebih Universitas Sumatera Utara 6 tinggi terjadinya veruka vulgaris pada tangan, prevalensinya mencapai hingga 50 bagi yang sering kontak dengan daging dan ikan. 1 Terjadi juga peningkatan insiden veruka vulgaris pada perenang yang sering menggunakan kolam renang umum. 5

2.1.4 Patogenesis

Human papiloma virus ditularkan secara kontak langsung antara orang dengan orang kulit dengan kulit atau secara tidak langsung dari benda-benda yang dapat menjadi sumber penularan. Virus dapat bertahan pada lingkungan hangat dan lembab, misalnya lantai kamar ganti kolam renang, lantai pinggir kolam renang, lantai tempat mandi pancuran dan sebagainya. 3,13,15,16 Autoinokulasi juga merupakan cara penularan yang penting dimana Massing dan Epstain menemukan peningkatan insiden dan resiko infeksi berulang pada orang yang telah mendapat veruka vulgaris sebelumnya. 15,16 Transmisi virus biasanya terjadi pada tempat trauma atau bagian kulit yang terdapat abrasi, maserasi atau fisura. 13,16 Virus akan mengadakan inokulasi pada epidermis melalui defek pada epitelium. 5 Agar dapat menyebabkan infeksi, virus tampaknya harus memasuki sel punca atau merubah sel yang terinfeksi menjadi menyerupai sel punca. Setelah masuk, sebuah salinan atau beberapa salinan dari genom viral berperan sebagai plasmid ekstrakromosom atau episom di dalam nukleus sel basal epitel yang terinfeksi. Ketika sel ini membelah viral genom juga bereplikasi dan mengambil tempat pada sel anakan, yang akan mengantarkan infeksi virus ke lapisan-lapisan epitelium berikutnya. 5 Universitas Sumatera Utara 7 Masa inkubasi dari inokulasi hingga menimbulkan veruka bervariasi dari 1-6 bulan atau lebih. 13,15

2.1.5 Gambaran klinis

Gambaran klinis veruka vulgaris berupa papul, nodul berbentuk kubah sewarna dengan kulit dengan permukaan kasar, berbatas tegas, dapat tunggal ataupun berkelompok. Predileksi terutama di daerah tangan, siku, lutut, kaki dan jari-jari. 4,5,13,14 Biasanya asimtomatik, tetapi dapat mengganggu secara kosmetik. 15

2.1.6 Histopatologi

Veruka vulgaris memberikan gambaran histopatologi berupa epidermal akantosis dengan papilomatosis, hiperkeratosis dan parakeratosis. Terdapat pemanjangan rete ridge pada bagian tengah veruka. Pembuluh darah kapiler dermis menonjol dan dapat terjadi trombosis. 5,15 2.1.7 Diagnosis Diagnosis veruka vulgaris dapat ditegakkan berdasarkan gambaran klinis dan anamnesis. 5 Lesi veruka vulgaris yang khas jarang membutuhkan pemeriksaan histopatologi. Pemeriksaan ini hanya dilakukan pada kasus-kasus yang memerlukan konfirmasi. 1 Selain histopatologi, jika diagnosis veruka vulgaris meragukan, dapat dilakukan pemotongan sedikit permukaan lesi veruka vulgaris dengan mata pisau bedah nomor 15 dan dilihat karakteristik berupa bintik hitam yang merupakan gambaran dari trombosis kapiler. 13 Universitas Sumatera Utara 8

2.1.8 Penatalaksanaan

Tujuan dari penatalaksanaan veruka vulgaris adalah untuk mengobati ketidaknyamanan pasien baik fisik maupun psikologis dan untuk mencegah penyebaran infeksi. 4 Hal ini dilakukan dengan menghilangkan lesi pada kulit dengan kerusakan seminimal mungkin pada kulit sehat. 17 Veruka vulgaris dapat mengalami resolusi spontan dalam 2-3 tahun. 2 Satu penelitian pada tahun 1963 mengatakan hanya sekitar 40 pasien dengan veruka vulgaris yang dapat mengalami resolusi spontan setelah 2 tahun. 18 Pemilihan pengobatan dilakukan berdasarkan lokasi, ukuran dan jumlah lesi veruka vulgaris; usia, kerjasama pasien dan keinginan pasien; serta pengalaman dokter. 17 Nyeri, ketidaknyamanan, resiko terjadi parut dan untung- rugi bagi pasien harus dipertimbangkan. 5 Indikasi dilakukannya pengobatan pada veruka berdasarkan The American Academy of Dermatology Committe and Guidelines of Care adalah keinginan pasien untuk diobati, terdapat gejala berupa nyeri, berdarah, gatal atau rasa terbakar, lesi yang mengganggu secara kosmetik maupun fungsi, lesi banyak atau besar, pasien ingin mencegah penularan veruka kepada dirinya sendiri atau orang lain dan keadaan pasien imunosupresif. 18 Pengobatan yang ideal sebaiknya dapat mengeliminasi lesi veruka tanpa rasa nyeri, pengobatan dapat diselesaikan dalam 1-3 kali pengobatan, tidak menimbulkan parut, dapat mencegah timbulnya kekambuhan dan dapat diaplikasikan pada seluruh pasien. 18 Kebanyakan pengobatan veruka vulgaris secara dekstruksi fisik sel yang terinfeksi. Ada beberapa modalitas pengobatan veruka di kulit yang dapat dipilih, mulai dari pengobatan topikal, pengobatan Universitas Sumatera Utara 9 bedah, pengobatan sistemik, hipnoterapi dan pengobatan dengan agen imunosupresif Tabel 2.1. 19 Tabel 2.1 Pilihan Pengobatan pada Veruka di Kulit Pengobatan Modaliti Tipe veruka secara klinis Tingkat bukti Terapi lini pertama Asam salisilat Argentum nitrat Glutaraldehid Formaldehid Tretinoin Terapi lini kedua Krioterapi Terapi lini ketiga Bleomisin Fluorourasil Levamisol Terapi fotodinamik Kuretase, cauterisasi, pembedahan Laser Imunoterapi kontak Simetidin Interferon Imunoterapi dengan antigen mumps atau kandida Hipnoterapi Terapi panas terlokalisir Imikuimod Topikal Topikal Topikal Topikal Topikal Destruktif Intralesional Topikal Sistemik Destruktif Destruktif Destruktif Topikal Sistemik Intralesional Intralesional Lainnya Lainnya Topikal Vulgarisperiungualsubungualplantaris Vulgaris Plantaris Plantaris Flat Vulgarisfiliformis Vulgarisplantaris Vulgarisplantaris Vulgaris multipelflatplantaris Vulgaris Vulgarisplantaris Vulgaris multipelplantaris Vulgaris multipel Vulgaris Vulgaris Vulgaris Vulgaris Vulgarisperiungualsubungualflat Vulgaris UAT UAT UAT UKT UAT UAT UAT UAT UAT UAT UAT UAT UAT UAT UAT UKT UAT UAT UKT UKT = uji klinis terbuka ; UAT = uji acak terkontrol Dikutip dengan perubahan dari kepustakaan no. 19

2.2 Elektrodesikasi Disertai Kuretase

Elektrodesikasi dan kuretase adalah prosedur yang sudah sangat dikenal pada bidang dermatologi sebagai terapi neoplasma jinak dan superfisial. 20 Elektrodesikasi adalah salah satu bagian dari bedah listrik. Pada elektrodesikasi elektroda aktif bersentuhan pada kulit untuk menghancurkan jaringan. 21 Jaringan mengalami kehancuran karena panas yang diterimanya mengakibatkan jaringan kehilangan air, menjadi kering dan menyebabkan kerusakan serta kematian jaringan. 22,23 Besarnya tingkat kerusakan tergantung pada lamanya waktu elektroda bersentuhan dengan kulit. 23 Elektrodesikasi adalah Universitas Sumatera Utara 10 modalitas terapi yang efektif untuk tumor papula dan menyerupai plak di epidermis seperti keratosis seboroik, veruka dan moluskum. 23,24 Elektrodesikasi harus dihindari pada pasien pengguna alat pacu jantung dan memiliki riwayat skar keloid. 25,26 Pada kulit yang akan dilakukan tindakan elektrodesikasi sebaiknya dibersihkan dengan antiseptik yang tidak mudah terbakar atau tunggu hingga benar-benar kering jika menggunakan alkohol untuk menghindari luka bakar yang tidak diinginkan. 25 Kuret adalah alat yang telah lama menjadi peralatan standar dermatologi. Kuret digunakan untuk mengangkat berbagai lesi kulit, misalnya veruka, keratosis seboroik dan moluskum kontangiosum. 26 Elektrodesikasi disertai kuretase mengindikasikan elektrodesikasi sebagai komponen penghancur lesi yang utama, dan kuretase untuk mengangkat lesi yang telah didesikasi serta mendeteksi adanya bagian-bagian lesi yang masih memerlukan desikasi lagi. Teknik ini biasa digunakan pada veruka dan skin tag. 24,26 Setelah elektrodesikasi disertai kuretase selesai dilakukan luka dibersihkan kemudian diberi antibiotik topikal 2 kali sehari. Membiarkan luka terbuka berhubungan dengan hasil penyembuhan yang baik. 25 Nyeri yang dirasakan dengan tindakan ini minimal dan dapat diatasi dengan analgetik. Penyembuhan luka terjadi dalam waktu 2-4 minggu. 25 Penelitian oleh Ginting 1988 memperlihatkan penyembuhan 95 dari seluruh pasien veruka vulgaris di kulit yang diterapi dengan elektrodesikasi disertai kuretase dalam waktu 3 minggu. 27 Universitas Sumatera Utara 11

2.3 Larutan Fenol 80

Dokumen yang terkait

Hubungan Lama Waktu Penyembuhan dan Karakteristik Penderita pada Pengobatan Veruka Vulgaris dengan Pengolesan Larutan Fenol 80%

1 83 53

Perbandingan efikasi klinis antara elektrodesikasi disertai kuretase dengan pengolesan larutan fenol 80% dalam pengobatan veruka vulgaris

0 48 66

Hubungan lama waktu penyembuhan dan karakteristik penderita pada pengobatan veruka vulgaris dengan pengolesan larutan fenol 80%

1 58 53

Nekrosisi Jaringan Korteks dan Tulang Rawan Pasca Kuretase Disertai Adjuvant Kombinasi Lebih Tebal Daripada Kuretase, Kuretase disertai Adjuvant High Speed Burr atau Fenol Pada Distal Tulang Femur Sap.

0 0 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Veruka Vulgaris 2.1.1 Definisi - Hubungan Lama Waktu Penyembuhan dan Karakteristik Penderita pada Pengobatan Veruka Vulgaris dengan Pengolesan Larutan Fenol 80%

0 0 8

HUBUNGAN LAMA WAKTU PENYEMBUHAN DAN KARAKTERISTIK PENDERITA PADA PENGOBATAN VERUKA VULGARIS DENGAN PENGOLESAN LARUTAN FENOL 80 TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Kedokteran Klinik dalam Program Magister Kedokteran Kli

0 0 14

Perbandingan Efikasi Klinis antara Elektrodesikasi Disertai Kuretase dengan Pengolesan Larutan Fenol 80% dalam Pengobatan Veruka Vulgaris

0 0 14

HUBUNGAN LAMA WAKTU PENYEMBUHAN DAN KARAKTERISTIK PENDERITA PADA PENGOBATAN VERUKA VULGARIS DENGAN PENGOLESAN LARUTAN FENOL 80 TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Kedokteran Klinik dalam Program Magister Kedokteran Kli

0 0 14

Perbandingan efikasi klinis antara elektrodesikasi disertai kuretase dengan pengolesan larutan fenol 80% dalam pengobatan veruka vulgaris

0 0 17

PERBANDINGAN EFIKASI KLINIS ANTARA ELEKTRODESIKASI DISERTAI KURETASE DENGAN PENGOLESAN LARUTAN FENOL 80 DALAM PENGOBATAN VERUKA VULGARIS TESIS

0 0 14