Latar Belakang Masalah PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENGGUNA JASA GO-JEK ATAS PENYALAHGUNAAN DATA PRIBADINYA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK.

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Ilmu pengetahuan dan teknologi mempunyai peranan yang sangat penting dalam membangun dan memberikan kontribusi bagi kemajuan peradaban umat manusia. Hal itu terbukti dengan adanya berbagai kemudahan dalam pemenuhan kebutuhan hidup manusia sebagai akibat dari perkembangan dan temuan-temuan yang dihasilkan oleh ilmu pengetahuan dan teknologi, termasuk teknologi informasi. Teknologi informasi diyakini membawa keuntungan dan kepentingan yang besar bagi negara-negara di dunia. Setidaknya ada 2 dua hal yang membuat teknologi informasi dianggap begitu penting dalam memacu pertumbuhan ekonomi dunia. Pertama, teknologi informasi mendorong permintaan atas produk- produk teknologi informasi itu sendiri, seperti komputer, modem, sarana untuk membangun jaringan internet lainnya, serta yang kedua, adalah memudahkan transaksi bisnis terutama bisnis keuangan di samping bisnis-bisnis umum lainnya. 1 Berkat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi pula berbagai bidang kehidupan manusia mengalami dinamika perubahan yang cepat, efektif, dan efisien. Kemajuan teknologi di berbagai bidang seperti telekomunikasi, transportasi, kesehatan, dan pertanian, adalah beberapa contoh yang menunjukkan kemampuan serta keberhasilan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat signifikan dalam 1 Agus Raharjo, 2002, Cybercrime Pemahaman dan Upaya Pencegahan Kejahatan Berteknologi, Citra Aditya Bakti, Purwokerto, h. 1. 1 memberikan kemudahan serta kecepatan pemenuhan berbagai macam kebutuhan dan tuntutan hidup manusia. Bahkan ilmu pengetahuan dan teknologi menempati posisi kunci dan strategis dalam pergaulan atau kerja sama internasional di dalam memasuki persaingan di era globalisasi yang tengah berlangsung dewasa ini. Demikian penting dan strategisnya peranan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga kemampuan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi faktor penentu bagi suatu negara untuk dapat berdiri di garis terdepan dalam persaingan global. Pembangunan nasional yang berlangsung selama ini juga memandang penting peranan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat dimanfaatkan dalam rangka mengelola sumber daya alam, sumber daya manusia, dan lingkungan hidup bagi kemajuan dan kesejahteraan bangsa. Pada era yang modern ini, berbagai perkembangan telah membuat perubahan yang cukup signifikan terhadap masyarakat, termasuk dalam gaya hidup. Masyarakat kini cenderung menginginkan sesuatu yang lebih praktis dan efisien. Hal tersebut tidak dapat dipungkiri mengingat kondisi masyarakat yang sedang berada dalam era globalisasi. Pada dasarnya, tiga pilar penting dalam globalisasi yaitu perlindungan hak atas kekayaan perorangan, konsentrasi pasar, dan persaingan sehat, ketiganya merupakan prasyarat keberhasilan suatu negara memasuki era globalisasi 2 . Masyarakat pun sesungguhnya berperan dalam keberhasilan suatu negara dalam menghadapi era globalisasi. Sehingga sangatlah penting bila suatu masyarakat bisa memilah dengan baik dan turut berperan dalam 2 Romli Atmasasmita, 2014, Hukum Kejahatan Bisnis: Teori dan Praktik di Era Globalisasi, Predana Media, Jakarta, h. 25. era globalisasi tersebut. Salah satunya ialah dengan menghadapi perkembangan teknologi dalam memberikan sebuah jasa terhadap masyarakat. Indonesia yang memiliki banyak kota besar tentu menghadapi berbagai masalah terkait transportasi sehingga menimbulkan berbagai permasalahan yang salah satunya ialah kemacetan. Kemacetan di kota-kota besar di Indonesia semakin menjamur dan sangat merugikan masyarakat produktif terlebih dalam hal waktu. Sehingga masyarakat pun membutuhkan suatu solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut agar tetap produktif dan bisa menghemat waktu. Hal ini pun seakan dibantu dengan berkembangnya berbagai aspek dengan pesat, baik itu aspek teknologi, informasi, dan yang sekarang sedang menjamur yakni di bidang transportasi. Dewasa ini, berbagai perusahaan teknologi di bidang transportasi terus menjamur di Indonesia dan semakin diminati masyarakat, terutama di kota- kota besar. Persaingan berebut pasar transportasi berbasis aplikasi pun mulai terasa di bisnis yang mengandalkan kemudahan dan kepraktisan ini. Munculnya perusahaan ini dianggap sebagai perkembangan dari pembangunan nasional dalam ilmu teknologi. Hal ini pun seakan memberi bukti bahwa Indonesia memiliki sumber daya ilmu pengetahuan dan teknologi yang mampu dimanfaatkan, sehingga potensi ini diharapkan dapat memperkuat kemampuan Indonesia dalam memasuki kerja sama dan persaingan global. Salah satu perusahaan teknologi di bidang transportasi yang kini sedang marak ialah Go-Jek. Go-Jek adalah perusahaan berjiwa sosial yang memimpin revolusi industri transportasi ojek. Go- Jek bermitra dengan para pengendara ojek berpengalaman di area Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Bandung, Bali dan Surabaya, serta menjadi solusi utama dalam pengiriman barang, pesan antar makanan, berbelanja dan berpergian di tengah kemacetan. 3 Kehadiran jasa ini merupakan media alternatif dalam memberikan kemudahan-kemudahan bagi masyarakat sebagai konsumen yang ingin mengedepankan aspek kemudahan, fleksibilitas, dan efisiensi dalam menggunakan sebuah jasa. Kendaraan yang digunakan oleh Go-Jek dalam memberikan jasanya ialah sama dengan yang digunakan oleh ojek konvensional, yakni kendaraan bermotor beroda 2 dua. Kendaraan bermotor adalah kendaraan yang digerakkan oleh motor mekanik yang berjalan di atas jalan darat jalan aspal, jalan berbatu, jalan tanahpasir nuatan manusia atau buatan alam seperti mobil sedan, mobil stasion, jeep, kombi, bis umum, truk, trailer, kendaraan beroda tiga dan beroda dua, dan lain-lain. 4 Masyarakat sebagai konsumen yang ingin menggunakan jasa ini tidak perlu mencari ojek di pangkalan ataupun menunggu di pinggir jalan, dengan adanya Go-Jek masyarakat hanya perlu memesan ojek melalui aplikasi Go-Jek yang telah diunduh terlebih dahulu, kemudian memesan dan memasukkan alamat atau lokasi di mana konsumen berada. Konsumen dapat melihat foto pengemudi Go-Jek yang dipesan dan menghubunginya melalui pesan singkat ataupun melalui telepon. Kemudian setelah dikonfirmasi dan ditunggu beberapa saat, maka pengemudi Go-Jek akan langsung datang dan siap untuk memberikan jasa terhadap konsumen. Di akhir layanan, konsumen dapat memberikan komentar dan penilaian terhadap pengemudi ojek tersebut. Maka 3 Situs Resmi Go-Jek Indonesia, URL: http:www.go-jek.com, diakses tanggal 8 November 2015 4 Radiks Purba, 1997, Mengenal Asuransi Angkutan Darat dan Udara, Djambatan, Jakarta, h. 110. dilihat dari hal tersebut, maka tentu Go-Jek lebih unggul dari jasa ojek konvensional, karena memberikan kemudahan, kenyamanan, dan proses yang lebih cepat. Kehadiran jasa ini seakan menjadi solusi efektif dalam memberikan kemudahan-kemudahan bagi masyarakat di kota-kota besar. Terlebih lagi masyarakat cenderung menginginkan kenyamanan dan efisiensi. Hal ini tidak terlepas dari kelebihan yang dimiliki oleh internet itu sendiri, yakni ketika seseorang ingin mengakses suatu jasa dapat dilakukan di mana saja hanya menggunakan layanan internet dan alat komunikasi yang menunjang, dan sebagian masyarakat Indonesia pasti memiliki hal tersebut. Namun, kemudahan dan efisiensi yang dihadirkan melalui aplikasi Go-Jek ini diikuti pula dengan semakin banyaknya resiko dalam penggunaannya. Perkembangan yang ada saat ini mengakibatkan pengaturan hukum mengenai hal tersebut seakan tidak dapat lagi mengantisipasi dinamika bisnis sektor transportasi di Indonesia. Terlepas dari nilai lebih jasa Go-Jek, maka dari sudut pandang hukum kehadiran jasa yang berbasis aplikasi ini masih menyimpan sejumlah permasalahan, salah satunya ialah dalam perlindungan data pribadi dari pengguna jasa Go-Jek itu sendiri. Aspek kemudahan yang dihadirkan melalui penerapan teknologi informasi pada suatu jasa diikuti pula dengan semakin banyaknya resiko dalam penggunaannya. Perlu diingat pula bahwa teknologi mempunyai 2 dua sisi yang berbeda, yakni sisi positif dan negatif. Sehingga eksistensi dan fungsi teknologi harus didukung oleh suatu pranata nilai budaya dan pranata sosial ekonomi tertentu. Pranata itu juga termasuk tingkat pengetahuan atau tingkat intelek masyarakat yang sesuai. 5 Perkembangan teknologi yang sekaligus merupakan perkembangan dalam pemberian jasa juga memiliki dua sisi dampak yang berbeda, yakni di satu sisi memberi kemudahan dan efisiensi sehingga menghemat waktu, namun di sisi lain kemudahan dan efisiensi tersebut sangatlah beresiko. Namun resiko-resiko tersebut seakan terlupakan karena aspek kemudahan dan efisiensi yang diberikan oleh perkembangan ini. Resiko ini tentu juga terdapat dalam jasa Go-Jek, salah satu resikonya ialah penyalahgunaan data pribadi konsumen. Hal ini terjadi mengingat prosedur pemesanan jasa Go-Jek itu sendiri, yakni ketika konsumen mulai memesan jasa Go-Jek, maka dari konsumen akan tercantum di smartphone milik pengemudi Go-Jek yang ditugaskan, beserta rute pengantaran yang konsumen inginkan. Di samping itu, pengemudi Go-Jek yang ditugaskan tersebut bisa menghubungi nomor telepon konsumen yang telah dicantumkan di akun konsumen itu sendiri, untuk mengkonfirmasi titik jemput. Setelah itu, jika konsumen meminta untuk diantar ke rumah atau ke kantor, maka secara tidak langsung pengemudi Go-Jek tersebut juga akan mengetahui alamat rumah atau alamat kantor konsumen. Jadi dalam sekali perjalanan saja, seorang pengemudi Go-Jek yang bertugas sudah bisa mengetahui data-data konsumen yakni nama, nomor telepon, dan alamat rumah atau alamat kantor. Hal ini mungkin terasa biasa saja, namun segala kemungkinan dapat terjadi. Salah satunya ialah penyalahgunaan dari data pribadi konsumen tersebut yang sangat rentan terjadi. Salah satu resiko terbesarnya ialah penyalahgunaan terhadap nomor telepon dari konsumen tersebut yang diketahui oleh pengemudi Go-Jek yang 5 Agus Raharjo, op. cit, h. 22. ditugaskan untuk memberi jasa terhadap konsumen. Penyalahgunaan tersebut tentu saja dapat merugikan konsumen sebagai pengguna jasa Go-Jek. Dampak dari penyalahgunaan tersebut ialah mengganggu privasi seseorang. Menurut Alan F. Westin, privasi dapat digolongkan dalam apa yang dimaksud dengan kerahasiaan, tetapi privasi merupakan konsep yang jauh lebih luas dari kerahasiaan yang meliputi hak untuk mengontrol informasi pribadi seseorang dan kemampuan untuk menentukan dalam hal apa saja dan bagaimana informasi tersebut diperoleh dan digunakan. 6 Karena itu privasi mempunyai konsep lebih luas dari kerahasiaan, karena meminta pembatasan kegiatan yang lebih luas berhubungan dengan suatu informasi pribadi, dalam hal pengumpulan, penyimpangan, penggunaan dan penyingkapannya. Privasi yang dimaksud dalam penelitian ini ialah berkaitan dengan data elektronik, sehingga hal ini mengacu kepada Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik UU ITE. UU ITE masih mengatur secara terbatas mengenai ketentuan data pribadi. Pasal 1 angka 1 UU ITE menentukan sebagai berikut. Informasi elektronik adalah satu atau sekumpulan data elektronik, termasuk, tetapi tidak terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta, rancangan, foto, electronic data interchange EDJ, surat elektronik electronic mail, telegram, teleks, telecopy atau sejenisnya, huruf, tanda, angka, kode akses, simbol, atau perforasi yang telah diolah yang memiliki arti, atau dapat dipahami oleh orang yang mampu memahaminya. Selanjutnya, Pasal 1 angka 4 UU ITE menentukan sebagai berikut. 6 Edmon Makarim, 2004, Kompilasi Hukum Telematika, Cet. II, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, selanjutnya disingkat Edmon Makarim I, h. 148. Dokumen elektronik adalah setiap informasi elektronik yang dibuat, diteruskan, dikirimkan, diterima, atau disimpan dalam bentuk analog, digital, elektromagnetik, optikal, atau sejenisnya, yang dapat dilihat, ditampilkan, danatau didengar melalui komputer atau sistem elektronik termasuk tetapi tidak terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta rancangan, foto atau sejenisnya, huruf, tanda, angka, kode akses, simbol atau perforasi yang memiliki makna atau arti atau dapat dipahami oleh orang yang mampu memahaminya. Kedua ketentuan dalam UU ITE tersebut belum menjelaskan secara rinci mengenai pengertian data pribadi itu sendiri. Namun di sisi lain, diatur bahwa data pribadi mendapat perlindungan hukum, sebagaimana yang ditentukan dalam Pasal 26 UU ITE, yakni sebagai berikut. 1 Kecuali ditentukan lain oleh Peraturan Perundang-undangan, penggunaan, setiap informasi melalui media elektronik yang menyangkut data pribadi seseorang harus dilakukan atas persetujuan Orang yang bersangkutan. 2 Setiap orang yang dilanggar haknya sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dapat mengajukan gugatan atas kerugian yang ditimbulkan berdasarkan Undang-Undang ini. Berdasarkan ketentuan tersebut, dapat dilihat bahwa UU ITE tidak menjelaskan mengenai data pribadi secara eksplisit, namun di sisi lain UU ITE turut memberi perlindungan hukum terhadap data pribadi itu sendiri. Bertitik tolak pada latar belakang di atas maka diangkat judul penelitian tentang Perlindungan Hukum Terhadap Pengguna Jasa Go-Jek Atas Penyalahgunaan Data Pribadinya Berdasarkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik .

1.2 Rumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Perlindungan Hukum Terhadap Data Diri Pengguna Transportasi Umum Berbasis Aplikasi Online Ditinjau dari Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik

9 67 123

PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM TRANSAKSI JUAL BELI ONLINE PRODUK FASHION BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK.

0 1 15

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KORBAN PENYEBARAN VIDEO PORNO MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK.

0 1 14

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

0 0 14

Perlindungan Hukum Terhadap Data Diri Pengguna Transportasi Umum Berbasis Aplikasi Online Ditinjau dari Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik

0 0 8

Perlindungan Hukum Terhadap Data Diri Pengguna Transportasi Umum Berbasis Aplikasi Online Ditinjau dari Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik

0 0 1

Perlindungan Hukum Terhadap Data Diri Pengguna Transportasi Umum Berbasis Aplikasi Online Ditinjau dari Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik

0 0 14

Perlindungan Hukum Terhadap Data Diri Pengguna Transportasi Umum Berbasis Aplikasi Online Ditinjau dari Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik

0 2 35

Perlindungan Hukum Terhadap Data Diri Pengguna Transportasi Umum Berbasis Aplikasi Online Ditinjau dari Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik

0 1 3

SITUS LAYANAN PEMBUNUH BAYARAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK, KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA

0 0 16