1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perilaku investor sekarang ini merupakan sesuatu hal yang menarik untuk dikaji. Seorang investor dalam melakukan investasi tidak hanya akan
memperkirakan instrumen investasi semata, tetapi juga akan melibatkan faktor- faktor psikologi di dalamnya. Walaupun perilaku investor dilatarbelakangi oleh
kebutuhan yang menjadi dasar dari keinginan manusia, tujuan, dan motivasi tetap saja mereka akan melibatkan psikologis mereka dalam membuat pilihan.
Dalam teori psikologi dikatakan bahwa seseorang akan selalu didorong oleh kebutuhan-kebutuhan dasarnya, yang terbentuk dari pengaruh lingkungan
dimana seseorang berada atau tinggal Iramani, 2011. Aspek psikologi sangat penting bagi investor karena aspek tersebut dapat mempengaruhi keputusan
investasi. Menurut Daniel 1998 aspek psikologi dapat mempengaruhi perilaku investor dalam berinvestasi dan harga saham. Perasaanpsikologis seorang
investor sangat menentukan dalam pengambilan keputusan untuk melakukan investasi Utami, 2005. Menurut Alder Manurung 2012 adanya faktor
psikologi mempengaruhi investasi dan hasil yang akan dicapai. Oleh karena itu, analisis berinvestasi yang menggunakan ilmu psikologi dan ilmu keuangan
dikenal dengan tingkah laku atau perilaku keuangan Behaviour Finance Manurung, 2012.
2
Setiap perilaku individu dianggap rasional dalam mengidentifikasi dan mengolah informasi yang relevan dalam pengambilan keputusan invesstasi
sehingga mampu membuat sebuah keputusan yang optimal Group dan Tabak, 2008. Setiap individu memiliki perilaku yang berbeda, sehingga individu dapat
mengambil tindakan yang berbeda pada suatu kejadian tertentu. Perilaku tersebut akan mempengaruhi cara berpikir setiap individu, bisa saja cara setiap
individu mengartikan dan menggunakan informasi berbeda satu dengan yang lain dalam mengambil keputusan investasinya. Keputusan-keputusan yang
diambil oleh investor bisa menjadi bias atau menyimpang karena dipengaruhi oleh aspek psikologi. Menurut Hendra 2014 dalam penelitian mengenai
pengaruh faktor demografi dan overconfidence terhadap spending habits, timbulnya penyimpangan dari keputusan-keputusan yang diambil oleh para
investor dipengaruhi oleh banyaknya informasi di pasar yang menyebabkan keterbatasan individu dalam memproses informasi yang diperolehnya, sehingga
keterbatasan tersebut mendorong individu berperilaku tidak rasional. Oleh karena adanya penyimpangan tersebut, maka mendorong munculnya teori
mengenai perilaku keuangan behavioral finance. Shefrin 2000 mengemukakan definisi mengenai perilaku keuangan, yaitu studi yang
mempelajari bagaimana fenomena psikologi mempengaruhi tingkah laku keuangan individu. Menurut Nofsinger 2001 perilaku keuangan adalah studi
yang mempelajari mengenai bagaimana manusia secara aktual berperilaku dalam sebuah penentuan keuangan, khususnya mempelajari bagaimana aspek
psikologi mempengaruhi keputusan keuangan. Berdasarkan definisi yang telah
3
diuraikan oleh Shefrin 2000 dan Nofsinger 2001 dapat disimpulkan bahwa perilaku keuangan merupakan pendekatan yang menjelaskan bagaimana
seorang individu melakukan investasi dipengaruhi oleh faktor psikologi. Hasil riset Puspitaningtyas 2013
menunjukkan bahwa investor dalam proses pengambilan keputusan investasi dipengaruhi oleh informasi akuntansi
fundamental perusahaan. Namun, ada faktor lain yang lebih dominan daripada informasi akuntansi yaitu faktor psikologi investor. Limanjaya 2014
melakukan penelitian terhadap 10 elemen psikologi yang mempengaruhi keputusan
berinvestasi seorang
investor yaitu
mental accounting,
representativeness, familiarity, considering the past, overconfidence, data mining, social interaction, fear and greed, status quo, dan emotion. Hasil
penelitian Limanjaya 2014 menunjukkan bahwa elemen yang memiliki nilai rata-rata tertinggi adalah elemen familiarity. Hal tersebut dapat diartikan
sebelum memutuskan untuk berinvestasi, seorang investor memerlukan pemahaman terlebih dulu terhadap perusahaan atau instrumen investasi agar
dapat meminimalisasi risiko yang dihadapi. Pada tabulasi silang menunjukkan bahwa hampir sebagian besar investor setuju dengan elemen considering the
past. Hal ini berarti hampir semua investor menyetujui bahwa hasil masa lalu menjadi salah satu faktor penting yang patut dipertimbangkan dalam keputusan
berinvestasi. Kalangan muda seperti mahasiswa di era sekarang ini banyak yang memiliki
ketertarikan dalam bidang keuangan dan investasi, salah satunya berinvestasi pada saham. Oleh karena itu, mahasiswa dapat dikatakan sebagai salah satu
4
investor yang potensial dalam pasar modal karena mahasiswa juga melakukan kegiatan investasi untuk memperoleh pengalaman, pengtahuan, dan
penghasilan. Perilaku mahasiswa sebagai investor dalam memilih jenis saham perusahaan diasumsikan dipengaruhi oleh aspek-aspek psikologi dari dalam diri
mahasiwa tersebut. Aspek-aspek psikologi tersebut berupa considering the past, fear and greed, optimism bias, overconfidence bias, familiarity,
representativeness, emotion, dan social interaction. Banyak kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh KSEI, KPEI, maupun OJK
untuk meningkatkan edukasi yang diperoleh oleh mahasiswa di Kota Yogyakarta ini yang dikenal dengan Kota Pelajar. Salah satu kegiatan yang
diselenggarakan oleh Perusahaan KSEI Kustodian Sentral Efek Indonesia adalah kegiatan sosialisasi dan edukasi mengenai pemodal domestik di pasar
modal pada 14 November 2013. Sekarang ini wilayah yang dituju untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam instrumen pasar modal bukan
hanya berkutat pada Kota Jakarta saja, melainkan salah satunya adalah Yogyakarta. Kegiatan tersebut dilakukan di Kota Yogyakarta karena sasaran
kegiatan tersebut adalah kalangan akademisi yang dianggap memiliki potensi dan minat berinvestasi di pasar modal, tetapi belum memiliki pemahaman yang
cukup mengenai instrumen investasi. Kegiatan tersebut dilaksanakan di beberapa universitas karena sebagian besar investor baru di kota Yogyakarta
berasal dari kalangan mahasiswa www.beritasatu.com. Selain kegiatan tersebut ada kegiatan lain yang baru-baru ini diselenggarakan di Kota
Yogyakarta yaitu kegiatan sosialisasi dan edukasi mengenai pasar modal serupa
5
dengan tiga tahun yang lalu yang diadakan pada tanggal 21-23 Oktober 2016. Kegiatan tersebut diselenggarakan lagi di Kota Yogyakarta dan 20 kota lainnya.
Bursa Efek Indonesia bersama Otoritas Jasa Keuangan OJK dan KSEI menyelenggarakan edukasi keuangan dalam kegiatan yang diberi nama
“INVESTIVAL: Indonesia Investment Festival” dengan tujuan pemahaman masyarakat terhadap produk dan layanan di sektor pasar modal dapat
meningkat, sehingga mendorong masyarakat untuk berinvestasi secara aman dengan instrumen yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan
www.ojk.go.id. Oleh karena itu, pada penelitian ini peneliti akan melakukan penelitian
dengan subjek penelitiannya adalah mahasiwa di Universitas Sanata Dharma karena di universitas tersebut terdapat beberapa mahasiswa yang juga
merupakan seorang investor riil. Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, peneliti tertarik melakukan penelitian mengenai aspek-aspek psikologi
yang mempengaruhi investor melakukan pemilihan jenis saham perusahaan, sehingga peneliti mengajukan judul penelitian sebagai berikut: “Analisis
Perilaku Investor Terhadap Pemilihan Jenis Saham Perusahaan Berdasarkan Aspek Psikologi Studi Kasus Pada Mahasiswa Universitas Sanata Dharma”
B. Rumusan Masalah