Pengertian BCCT Landasan Utama Teori BCCT

yang dikembangkan melalui hasil kajian teoritik dan pengalaman empirik yang merupakan pengembangan diri dari pendekatan mentossori, high scope, head star, dan Reggio Emilia yang dikembangkan oleh cretive for childhood research and trainging CCCRT Florida, USA dan sudah dilaksanakan selama 35 tahun, baik untuk anak normal maupun anak yang berkebutuhan khusus. Pendekatan pembelajaran pendidikan anak usia dini PAUD dengan metode BCCT beyond centers circle ini lahir di Florida, amerika Serikat, dan diyakini mampu merangsang seluruh aspek kecerdasan anak multiple intelligent melalui bermaian yang terarah. Seting pembelajaranya mampu merangsang anak untuk saling aktif, kereatif, dan terus berfikir dengan menggali pengalaman sendiri. Hal ini berbeda dengna paradigma pendidikan lama yang menghedaki murid mengikuti perintah, meniru atau menghafal. Kegiatan pembelajaran bermain sambil belajara integrasi agama melalaui pendekatan BCCT yang dimaksud adalah pola pengajaran yang diterapkan dengan menggunakan kegiatan belajar yang menyenangkan dengna pendekatan sentra dan saat lingkaran.

2.2 Pengertian BCCT

Pendekatan sentra dan lingkaran adalah pendekatan penyelenggaraan PAUD yang berfokus pada anak yang dalam proses pembelajarannya berpusat di sentra main dan saat dalam lingkaran dengan menggunakan 4 jenis pijakan scaffolding untuk mendukung perkembangna anak. Empat pijakan tersebut adalah : 1 Pijakan lingkungna main 2 Pijakan sebelum main 3 Pijakan selama main 4 Pijakan setelah main Pijakan adalah dukungan yang berubah-ubah yang disesuaikan dengan perkembangan yang dicapai anak yang diberikan sebagai pijakan untuk mencapai perkembangna yang lebih tinggi. Sentra main adalah zona atau area main anak yang dilengkapi dengan seperangkat alat main yang berfungsi sebagai pijakan lingkungan yang diperlukan untuk mendukung perkembangan anak dalam 3 jefnis main yaitu : 1. Main sensorimotor atau fungsional, 2. Main peran, dan 3 main pembangunan Saat lingkaran adalah dimana pendidik GuruKaderPamong duduk bersama anak dengan posisi melingkar untuk memberikan pijakan anak yang dilakukan sebelum dan sesudah main

2.3 Landasan Utama Teori BCCT

Aliran filsafat Konstruktivisme merupakan aliran filsafat yang sesuai bagi metode BCCT, sebab konstruktivisme adalah suatu posisi filosofis dan psikologis yang banyak berperan dari belajar dan mengeri individu yang di konstruksi oleh individu itu sendiri Graves Graves, 1994. Konstruktivisme merupakan pandangan filsafat yang pertama kali dikemukaan oleh sejarawan Italia yang bernama Giambatista Vico pada tahun 1710. Filsafat konstruktivisme beranggapan bahwa pengetahuan adalah hasil konstruksi manusia melalui interaksi dengan objek, fenomena dan lingkungan. Pengertian tersebut sesuai dengan pendapat Poedjiadi 2005:70 dalam Adisusilo 2006:1, bahwa konstruktivisme bertitik tolak dari pembentukan pengetahuan dan rekonstruksi pengetahuan. Rekonstruksi pengetahuan adalah mengubah pengetahuan yang dimiliki sebelumnya setelah berinteraksi dengan lingkungannya. Aliran konstruktivisme ini cocok diterapkan dalam dunia pendidikan terutama dalam model pembelejaran BCCT karena tidak hanya menekankan pada hasil tetapi juga menitikberatkan pada proses pembelajaran siswa. Proses pembelajaran akan memberikan pengalaman belajar yang cukup sehingga siswa mampu mengkonstruksikan pengetahuannya sendiri. Interaksi dengan lingkungan belajar akan menambah kekayaan pengetahuan, pengalaman serta sosialnya.Beberapa Filsafat yang mendukung Filsafat Konstruktivisme yaitu Naturalisme Romantic dan Idealisme. Menurut Aliran filsafat Naturalisme Romantic, Setiap anak dilahirkan membawa bakat yang baik. maka pendidikan adalah pengembangan bakat anak secara maksimal melalui pembiasaan, pelatihan, permainan, partisipasi dalam kehidupan sehari-hari serta penyediaan kesempatan belajar selaras dengan tahap-tahap perkembangan anak. Sedangkan menurut aliran filsafat Idealisme, manusia merupakan makhluk individu sekaligus mahluk sosial. Maka pendidikan harus ditujukan pada pembentukan karakter, watak manusia yang berbudi luhur,berbakat insani dan kebajikan sosial. Selain itu, model ini pun didukung oleh beberapa teori yaitu Maslow, Anna Freud, Erick Ericson, Lev Vygotsky dan Jean Piaget. Maslow : kebutuhan dasar harus terpenuhi sebelum meningkat pada kebutuhan yang lebih tinggi Anna Freud : Mengemukakan garis perkembangan berisi urutan tahap perkembangan anak dari ketergantungan menjadi mandiri, dari irrasional menjadi rasional, dari hubungan yang pasif menjadi aktif dalam realita. Salah satu dari enam garis perkembangan Anna Freud yang digunakan sebagai dasar teori BCCT ini adalah garis perkembangan yang menunjukkan bahwa anak belajar mulai dengan badan, mainan, dan bermain. Erick Erickson : Anak perlu dikembangkan rasa percaya pada diri sendiri dan lingkungannya, kemandirian, inisiatif, dan ketekunannya. Lev Vygotsky : Anak perlu mendapatkan bimbingan sesuai dengan kebutuhannya. Vygotsky pun mencetuskan teori belajar Scaffolding yaitu Tingkat pengetahuan atau pengetahuan berjenjang Jean Piaget : anak belajar menemukan dengan menggali segala sesuatu sesuia tahap masing-masing anak untuk membangun pengetahuannya.

2.4 Keunggulan BCCT