Keunggulan BCCT Tujuan dari pendekatan BCCT

Lev Vygotsky : Anak perlu mendapatkan bimbingan sesuai dengan kebutuhannya. Vygotsky pun mencetuskan teori belajar Scaffolding yaitu Tingkat pengetahuan atau pengetahuan berjenjang Jean Piaget : anak belajar menemukan dengan menggali segala sesuatu sesuia tahap masing-masing anak untuk membangun pengetahuannya.

2.4 Keunggulan BCCT

Kurikulum BCCT diarahkan untuk membangun pengetahuan anak yang digali oleh anak itu sendiri. Anak didorong untuk bermain di sentra-sentra kegiatan. Sedangkan pendidik berperan sebagai perancang, pendukung dan penilai kegiatan anak. Pembelajaran bersifat individual, sehingga rancangan, dukungan , dan penilaianyapun disesuaikan dengan tingkatan perkembangan di kebutuhan tiap anak. Semua tahapan perkembangna anak dirumuskan dengna rinci dan jelas, sehingga guru memiliki panduan dalam penilaian perkembangan anak. Kegiatan pembelajaran tertata dalam urutan yang jelas. Dari penataan lingkungan main sapai pada pemberian pijakan-pijakan. Setiap anak memperoleh dukungan untuk aktif, kereatif, dan berani mengengambil keputusan sendiri tanpa mesti tahu membuat kesalahan. Setiap tahap perkembangna bermain anak dirumuskan secara jelas, sehingga dapat menjadi acuan bagi pendidik melakukan penilaian perkembangan anak. Penerapan BCCT tidak bersifat kaku. Dapat dilakukan secara bertahap, sesuai situas dan kondisi setempat.

2.5 Tujuan dari pendekatan BCCT

Tujuan dari pendekatan BCCT ini antara lain adalah sebagai berikut: 1 Proses pembelajaran diharapkan berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan sisiwa bekeja mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke sisiwa. STRATEGI pembelajaran lebih dipentingkan dari pada HASIL 2 Siswa dapat mengerti apa makan belajar, apa manfaatnya, dan bagaiman mencapainya. Mereka sadar bahwa apa yang mereka pelajari akan berguna bagi hidupnya nanti. 3 Memposisikan guru hanya sebagai pengarah dan pembibing atau inspirator, bukan sebagai center, dan penceramah dalam strategi belajar. 4 Meletakkan pendidikan dasar keimanan, ketakwaan serta seluruh aspek keperibadian ESQ yang diperlukan anak didik dalam menyesuikan diri dengan lingkungan untuk pertumbuh kembangan selanjutnya 5 Terjalin kerja sama, saling menunjuang antara siswa dengan sisiwa, dan siswa dengan guru, sehingga menyebabkan sisiwa kretis dan guru kreatif. 6 Membuat situasi belajar lebih menyenangkan dan tidak membosankan sehingga siswa dapat belajar sampai tingkatan “Joy Of Discovery”, tertantang untuk dapat memecahkan masalah dengan menerapkan pengetahuan yang diperolehnya.

2.6 Pengenalan sentra lingkaran dalam kelas