2
MATERI PELATIHAN
A. Ihwal Penelitian Tindakan Kelas
1. Konsep Dasar PTK
Untuk mengetahui konsep penelitian tindakan kelas PTK —yang di dalam
bahasa Inggris disebut classroom action research CAR —secara jelas perlu
dikemukakan sejumlah batasan tentang penelitian tersebut. Dave Ebbutt, sebagaimana dikutip Hopkins 1993, menyatakan bahwa penelitian tindakan adalah
kajian sistematik tentang upaya meningkatkan mutu praktik pendidikan oleh sekelompok masyarakat melalui tindakan praktis yang mereka lakukan dan melalui
refleksi atas hasil tindakan tersebut. Suharsimi Arikunto 2006 menjelaskan frasa penelitian tindakan kelas dari
unsur kata pembentuknya, yakni penelitian, tindakan, dan kelas. Penelitian mengacu pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara atau aturan
metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.
Tindakan mengacu pada suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian tindakan kelas tindakan itu berbentuk rangkaian siklus
kegiatan untuk siswa. Kelas mengacu pada pengertian yang tidak terikat pada ruang kelas, tetapi pada pengertian yang lebih spesifik. Istilah kelas mengacu pada
sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama. Kelas bukan wujud ruang, tetapi sekelompok peserta didik yang
sedang belajar. Dengan demikian, penelitian tindakan kelas dapat dilakukan tidak hanya di ruang kelas, tetapi di mana saja tempatnya, yang penting ada sekelompok
anak belajar. Pembelajaran dapat terjadi di laboratorium, di perpustakaan, di lapangan olahraga, di tempat kunjungan, atau tempat lain.
Berdasarkan uraian di atas jelaslah bahwa dalam kegiatan penelitian tindakan, guru merupakan faktor utama yang harus memainkan perannya secara baik. Guru
dituntut memiliki kepekaan terhadap setiap permasalahan dalam proses belajar
3 mengajar. Tanpa kepekaan itu guru sulit menemukan permasalahan yang layak untuk
diteliti atau diperbaiki. Dan jika itu yang terjadi, maka sulit bagi guru untuk memperbaiki kinerjanya, terlebih memperbaiki sistem yang ada.
Menurut Hopkins 1993, PTK memiliki karakteristik sebagai berikut 1 perbaikan proses pembelajaran dari dalam an inquiry om practice from within; 2
usaha kolaboratif antara guru dan dosen a collaborative effort between scholl teachers and teacher educators; dan 3 bersifat fleksibel a reflective practice made
public. Secara umum, menurut Rochman Natawidjaya 1977 tujuan penelitian
tindakan kelas adalah sebagai berikut: 1 untuk menanggulangi masalah atau kesulitan dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang dihadapi guru dan tenaga
kependidikan, terutama yang berkenaan dengan masalah pembelajaran dan pengembangan materi pengajaran; 2 untuk memberikan pedoman bagi guru atau
administrator pendidikan di sekolah guna memperbaiki dan meningkatkan mutu kinerja atau mengubah sistem kerjanya agar menjadi lebih baik dan produktif; 3
untuk melaksanakan program latihan, terutama pelatihan dalam jabatan guru, yaitu sebagai salah satu strategi pelatihan yang bersifat inkuiri agar peserta lebih banyak
menghayati dan langsung menerapkan hasil pelatihan tersebut; 4 untuk memasukkan unsur-unsur pembaruan dalam sistem pembelajaran yang sedang
berjalan dan sulit untuk ditembus oleh pembaharuan pada umumnya; 5 untuk membangun dan meningkatkan mutu komunikasi dan interaksi antara praktisi guru
dengan para peneliti akademis; dan 6 untuk perbaikan suasana keseluruhan sistem atau masyarakat sekolah, yang melibatkan administrasi pendidikan, guru, siswa,
orang tua, dan pihak lain yang bersangkutan dengan pihak sekolah. Apabila tujuan-tujuan di atas dapat dicapai, maka guru akan memperoleh
sekurang-kurangnya empat manfaat penting dari pelaksanaan PTK. Manfaat PTK meliputi 1 Guru dapat melakukan inovasi pembelajaran; 2 Guru dapat
meningkatkan kemampuan reflektifnya dan mampu memecahkan permasalahan pembelajaran yang muncul; 3 Melalui PTK guru akan terlatih untuk
4 mengembangkan secara kreatif kurikulum di kelas atau sekolah; dan 4 Kemampuan
reflektif guru serta keterlibatan guru yang dalam terhadap upaya inovasi dan pengembangan kurikulum pada akhirnya akan bermuara pada tercapainya
peningkatan kemampuan profesionalisme guru. Berdasarkan pendapat di atas secara ringkas dapat disenaraikan prinsip PTK
yaitu 1 Tidak mengganggu komitmen mengajar; 2 Tidak terlalu menyita waktu; 3 Masalah nyata dihadapi guru; 4 Dimulai dari hal-hal yang sederhana; 5
Metodenya andal, yaitu identifikasi dan rumusan hipotesis → meyakinkan dan
strategi dapat diterapkan di kelas; 6 Pilihan tindakan dapat dilaksanakan; 7 Terikat oleh waktu terencana; 8 Konsisten terhadap prosedur etika; 9 Berorientasi pada
perbaikan masalah; 10 Proses belajar sistematik; 11 Guru perlu membuat jurnal untuk mencatat perubahan; dan 12 Guru memiliki kemampuan reflektif.
Kegiatan belajar mengajar tidak mungkin terjadi hanya semata-mata karena ada unsur siswa dan guru. Kegiatan yang mereka lakukan tentu didasarkan pada
tujuan tertentu yang telah ditetapkan dan untuk mencapai tujuan itulah diperlukan sejumlah komponen pembelajaran lainnya. Guru dan siapapun yang terlibat dalam
proses pembelajaran harus memandang sesuatu selalu dalam keseluruhan dan dalam kaitan dengan unsur lain.. Komponen-komponen dari sebuah kelas adalah 1 siswa, 2
guru, 3 materi pelajaran, 4 media pembelajaran, 5 lingkungan pembelajaran, dan 6 manajemen sekolah, dan 7 hasil belajar. Dengan demikian, objek
pengamatan dalam penelitian tindakan kelas tidak harus selalu ketika proses pembelajaran sedang berlangsung karena kelas bukan ruang, tetapi sekelompok
siswa.
5
B. Tahapan dalam Penelitian Tindakan Kelas