90
sejalan dengan hasil wawancara yang menunjukkan siswa merasa kurang memahami materi Daur Biogeokimia dan hasil kuisioner Siklus II yang
menunjukkan beberapa siswa memiliki persepsi yang negatif terhadap hasil belajar karena mengalami kesulitan dalam belajar. Kesulitan ini
disebabkan adanya istilah-istilah asing yang baru dikenal siswa dan peta konsep yang harus dipahami cenderung lebih rumit dan kompleks. Hasil
tes pada
Posttest
2 siswa tetap baik, bisa dimungkinkan karena siswa telah terbiasa menjawab soal yang menghendaki pemahaman konseptual
dan tingkat pemahaman yang diujikan untuk siswa justru lebih sederhana dibandingkan materi yang harus disajikan saat pembelajaran.
2. Aktivitas Psikomotorik
Peningkatan aktivitas psikomotorik yang dapat mendukung pemahaman konseptual diketahui dari hasil observasi pengamatan yang
menunjukkan bahwa pada Siklus I siswa memiliki aktivitas psikomotorik yang tinggi dan keaktifan meningkat pada Siklus II. Hasil ini juga
didukung dengan hasil kuisioner reflektif wawancara yang menunjukkan respon siswa yang positif terhadap kegiatan selama pembelajaran.
Hasil pengamatan terhadap kelompok belajar siswa menunjukkan bahwa tingkat aktivitas psikomotorik siswa dalam kelompok tinggi, baik
selama Siklus I dan Siklus II. Hasil ini telah memenuhi target penelitian yaitu 75 siswa memiliki tingkat aktivitas psikomotorik tinggi karena
semua kelompok belajar memiliki memenuhi kriteria tersebut.
91
Penurunan skor ditemukan pada poin ke-1 dari aspek E “Siswa
melakukan presentasiperagaan hasil pekerjaan di depan kelas dengan baik sistematis, jelas dan penuh percaya diri
”. Hal ini dikarenakan siswa merasa kesulitan dalam memahami materi yang harus
dipresentasikan pada Siklus II yaitu materi Daur Biogeokimia. Materi cenderung lebih kompleks serta melibatkan banyak istilah yang baru bagi
siswa sehingga
siswa merasa
mengalami kesulitan
dalam mempresentasikannya.
Dari hasil kuisioner reflektif baik Siklus I dan Siklus II, siswa menyatakan telah memiliki sikap yang aktif dalam mengikuti proses
pembelajaran. Hal ini juga dapat diketahui dari hasil tanggapan siswa pada Siklus II lebih positif dibandingkan pada Siklus I. Hal ini berarti
siswa menyatakan telah aktif dalam melaksanakan aktivitas pembelajaran Siklus I dan lebih aktif lagi pada Siklus II.
Hasil wawancara juga menunjukkan tanggapan siswa yang positif terhadap aktivitas yang dilaksanakan pembelajaran. Siswa menyatakan
ketertarikan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran yang bervariasi, yang berkorelasi positif dengan tingginya aktivitas psikomotorik.
Kegiatan yang bervariasi membuat siswa lebih aktif dalam belajar dan tidak merasa bosan dan lebih tertantang.
Penelitian ini berhasil meningkatkan hasil belajar dengan menekankan pemahaman konseptual siswa melalui variasi kegiatan pembelajaran dan
lingkungan belajar yang berprinsip pada Model
Quantum Teaching and
92
Learning
. Peneliti terlebih dahulu melakukan observasi terhadap interaksi siswa dan guru mata pelajaran, sehingga peneliti bisa melihat hubungan
timbal-balik yang terjadi antara guru mata pelajaran dan siswa saat mempelajari Biologi. Peneliti mengobservasi sikap dan respon siswa selama
pembelajaran untuk mengetahui cara untuk membangun kedekatan dengan siswa nantinya. Hal ini sesuai dengan asas
Quantum Teaching
bahwa guru sebaiknya memasuki dunia siswa untuk membawa mereka ke dunia guru
yaitu dunia belajar. Peneliti memperhatikan hal-hal yang sering menjadi bahan pembicaraan siswa, sehingga peneliti bisa mengetahui gambaran
kehidupan siswa, misalnya siswa laki-laki menyukai dunia sepak bola. Peneliti juga melihat bentuk-bentuk relasi yang terjadi di dalam kelas. Peneliti
memilih sikap seperti teman sebaya siswa, dengan seringkali membangun komunikasi dengan subyek pembicaraan adalah kehidupan siswa untuk
selanjutnya mengarahkan siswa untuk memperhatikan pelajaran. Hal ini agar siswa tidak merasa canggung dalam mengikuti pembelajaran bersama guru
yang berbeda. Peneliti sebagai guru juga mengajar sesuai dengan lima prinsip
Quantum Teaching
. Guru mengajak siswa belajar dengan menggunakan benda-benda yang ada di dalam lingkungan belajar untuk tujuan belajar,
misalnya dengan mengklasifikasikan benda hidup dan tak hidup di dalam kelas. Siswa diajak untuk mengalami informasi yang dipelajari dengan
role- playing
sederhana. Siswa diminta memerankan beberapa organisme yang dalam peristiwa makan dan dimakan untuk selanjutnya siswa dapat memberi
93
nama proses tersebut sebagai suatu rantai makanan. Guru juga mengakui usaha belajar siswa dengan memberikan pujian terhadap kemampuan dan
kepercayaan diri saat presentasi di depan kelas, juga ucapan terima kasih apabila siswa mengikuti pembelajaran dengan aktif dan antusias. Siswa juga
belajar mengakui usaha presentasi teman lain dengan memberikan bintang, kelompok presentasi yang mendapatkan bintang terbanyak juga penghargaan
di depan kelas. Kerangka rancangan belajar TANDUR yang telah dilakukan antara lain:,
1 Tumbuhkan, guru mengajak siswa untuk mengetahui manfaat mempelajari ekosistem sebagai lingkungan kehidupan siswa sendiri; 2
Alami, siswa mengalami sendiri kegiatan membuat peta konsep, sehingga siswa secara mandiri diajak untuk memahami definisi setiap konsep dan
hubungan antar-konsep yang dirangkai dalam peta konsep; 3 Namai, selanjutnya siswa memberikan nama dari konsep dan hubungan antar-konsep
yang telah dipelajari; 4 Demonstrasikan, siswa melakukan demonstrasi dengan presentasi dan
role-playing
sederhana, sehingga siswa juga belajar untuk menerapkan pengetahuan yang diperoleh dalam bentuk peragaan; 5
Ulangi, kesempatan untuk mendemonstrasikan dapat digunakan siswa untuk mengulang pengetahuan yang telah dipelajari dengan mengajarkannya kepada
orang lain; 6 Rayakan, dengan memberikan penghargaan terhadap usaha dan prestasi belajar siswa.
Lingkungan belajar juga dirancang untuk membuat suasana belajar lebih menyenangkan. Siswa membuat nama kelompok belajar sesuai
94
keunikan anggota kelompok dan slogan yang mencerminkan kelebihan kelompok tersebut. Hasil kreativitas siswa ini dipajang di depan kelas untuk
mendorong motivasi belajar siswa. Alat bantu visual berupa gambar dan istilah dalam bentuk kartu konsep digunakan untuk mendukung modalitas
kinestetik siswa dalam membuat peta konsep, sehingga siswa lebih mudah memahami dan merangkai berbagai konsep. Hal ini disebabkan karena siswa
menyerap informasi melalui gerakan fisik dengan memegang dan mengatur alat bantu tersebut. Bangku juga diatur sesuai dengan kelompok belajar siswa
agar diskusi lebih efektif, tetapi siswa tetap bisa menghadap ke depan kelas untuk memperhatikan instruksi guru maupun presentasi kelompok lain. Kelas
dilengkapi dengan beberapa tanaman hias kecil dan akuarium berisi ikan hias untuk memberikan suasana yang estetis, cahaya alami dari luar ruangan juga
bisa leluasa masuk karena letak ruangan yang ada di lantai 3 dengan jendela yang mencukupi. Peneliti juga memutar musik instrumental yang membuat
siswa lebih bersemangat dan menikmati pembelajaran. Dari penjabaran di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa penggunaan
Quantum Teaching and Learning
dapat mendukung pemahaman konseptual siswa.
95
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan deskripsi analisis hasil penelitian yang telah dijabarkan sebelumnya, kesimpulan yang dapat ditarik bahwa penggunaan model
Quantum Teaching and Learning
telah berhasil meningkatkan hasil belajar kognitif dan aktivitas psikomotorik siswa Kelas X-E SMA BOPKRI 2
Yogyakarta pada materi Ekosistem. Kesimpulan ini didapatkan hasil penelitian sebagai berikut:
1. Hasil
Posttest
1 menunjukkan jumlah siswa yang memenuhi KKM sebesar 50 meningkat menjadi 84,21 pada
Posttest
2. Rata-rata nilai siswa juga meningkat dari 71,67 pada
Posttest
1 menjadi 78,84 pada
Posttest
2. 2.
Hasil pengamatan menunjukkan semua kelompok belajar memiliki tingkat aktivitas belajar yang tinggi baik pada Siklus I dengan rata-rata
89,06 dan meningkat pada Siklus II menjadi 90,11.
B. Saran
Bagi berbagai pihak yang bisa mendapatkan manfaat dari hasil penelitian ini, peneliti memberikan beberapa saran yang diharapkan bisa
dipertimbangkan, antara lain: