Meningkatkan aktivitas dan hasil belajar biologi pokok bahasan ekosistem menggunakan pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning) pada siswa kelas VII di SMP Promasan Kalibawang tahun ajaran 2011/2012.

(1)

vii ABSTRAK

“MENINGKATKAN AKTIFITAS DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI POKOK BAHASAN EKOSISTEM MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) PADA SISWA KELAS VII DI SMP PROMASAN

KALIBAWANG TAHUN AJARAN 2011/2012”

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar dan hasil belajar dalam penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL). Berdasarkan hasil observasi awal pembelajaran biologi di SMP Kemasyarakatan, Promasan, Banjaroya, Kalibawang, Kulon Progo tahun ajaran 2011/ 2012 memperlihatkan adanya beberapa kendala dalam pelaksanaan KBM, yaitu metode pembelajaran yang kurang bervariasi sehingga siswa merasa jenuh dan bosan untuk belajar khususnya mata pelajaran biologi dan hasil belajar yang tidak optimal. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar biologi agar menjadi lebih baik (maksimal) baik secara individu maupun klasikal.

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 3 siklus. Setiap siklus terdiri dari empat kegiatan, yaitu (1) Planning, dilakukan untuk mengidentifikasi masalah dan merencanakan kegiatan pembelajaran seperti mempersiapkan perangkat pembelajaran, membuat alat evaluasi dan instrumen penelitian. (2) Acting yaitu melaksanakan kegiatan KBM dengan menggunakan pendekatan kontekstual (CTL) untuk meningkatkan hasil belajar siswa. (3) Observing, yaitu pengambilan data tentang proses hasil belajar siswa. (4) Reflecting adalah kegiatan untuk menganalisa data hasil pengamatan. Yang menjadi subyek penelitian adalah siswa kelas VII SMP Kemasyarakatan Promasan, Banjaroya, Kalibawang, Kulon Progo tahun ajaran 2011/ 2012 dengan jumlah siswa sebanyak 26 siswa yang terdiri dari 12 perempuan dan 14 laki-laki.

Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan nilai, baik nilai praktikum maupun nilai evaluasi setiap akhir siklusnya. Pada siklus I nilai rata-rata siswa 6,72 dengan ketuntasan belajar 61,53 %. Siklus II rata-rata siswa meningkat menjadi 7,46 dengan ketuntasan belajar 76,92 %. Pada siklus III nilai rata-rata siswa meningkat menjadi lebih baik lagi, yaitu 7,83 dengan ketuntasan belajar 92,30 %. Dalam hasil penelitian keaktifan siswa saat melakukan kegiatan praktikum juga meningkat selama KBM dari tiap siklusnya, ini ditunjukkan dengan semakin bertambahnya siswa yang memperoleh nilai yang lebih baik dari praktikum sebelumnya.

Dengan demikian dapat disimpulkan aktivitas dalam proses belajar mengajar dan hasil belajar siswa baik secara individu maupun klasikal dapat ditingkatkan dengan pendekatan pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL), disarankan agar pembelajaran biologi dengan pendekatan ini dapat dipergunakan sebagai metode alternatif guru dalam menyampaikan materi pelajaran khususnya biologi.


(2)

viii ABSTRACT

"IMPROVING LEARNING ACTIVITIES AND BIOLOGICAL APPROACHES subject ECOSYSTEM USING CONTEXTUAL (CTL) TO STUDENTS IN CLASS VII SMP PROMASAN KALIBAWANG ACADEMIC YEAR 2011/2012"

This study aimed to determine the increase in the activity of learning and learning outcomes approach in the application of Contextual Teaching and Learning (CTL). Based on the preliminary observations of learning biology in junior Community, Promasan, Banjaroya, Kalibawang, Kulonprogo school year 2011/2012 showed that there are some obstacles in the implementation of teaching and learning, which are less varied teaching methods so that students feel bored and tired to study particular subjects of biology and learning outcomes are not optimal. This study aims to improve learning outcomes for the better biology (maximum) both individually and classical.

Action research was carried out in 3 cycles. Each cycle consists of four activities: (1) Planning, conducted to identify problems and plan learning activities such as preparing learning device, making evaluation tools and research instruments. (2) Acting is conducting learning activities using a contextual approach Contextual Teaching and Learning (CTL) to improve student learning outcomes. (3) Observing, the data collection process of student learning outcomes. (4) Reflecting an activity to analyze the data observations. The study subjects were students of class VII SMP Community Promasan, Banjaroya, Kalibawang, Kulonprogo school year 2011/2012 the number of students by 26 students consisting of 12 women and 14 men.

The results showed an increase in value, good value and practical value of the evaluation of the end of each cycle. In the first cycle the average value of 6.72 with a mastery learning students 61.53%. Cycle II students average increased to 7.46 with 76.92% mastery learning. In the third cycle the average value increased student becomes better, ie 7.83 to 92.30% mastery learning. In the research activity of students during practical activities also increased during a lecture of each cycle, as shown by the increasing number of students who obtain a better value than the previous lab.

Thus we can conclude the activity in the learning process and student learning outcomes, both individually and classical approach to learning can be enhanced by Contextual Teaching and Learning (CTL), it is suggested that the learning of biology with this approach can be used as an alternative method of teachers in delivering the course material especially biology. Thus we can conclude the activity in the learning process and student learning outcomes, both individually and classical approach to learning can be enhanced by Contextual Teaching and Learning (CTL), it is suggested that the learning of biology with this approach can be used as an alternative method of teachers in delivering the course material especially biology.


(3)

i

“MENINGKATKAN AKTIFITAS DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI POKOK BAHASAN EKOSISTEM MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) PADA SISWA KELAS VII DI SMP

PROMASAN KALIBAWANG TAHUN AJARAN 2011/2012”

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh : Y. Purwanta NIM. 081434010

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(4)

(5)

(6)

iv

Amicus certus in re incerta cernitur

(Sahabat sejati ditentukan ketika ada hal yang tidak pasti)

Kupersembahkan karya ini untuk :

Tuhan Yesus Kristus yang telah mendampingi dalam setiap usahaku, terima kasih atas segala kebaikkan-Mu.

Bapak (Alm) dan Ibuku serta keluarga yang selalu mengiringi langkahku

dengan do’a dan cinta.

Teman dan Sahabat tercinta, yang selalu memberi semangat dalam hidupku.


(7)

(8)

(9)

vii ABSTRAK

“MENINGKATKAN AKTIFITAS DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI POKOK BAHASAN EKOSISTEM MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) PADA SISWA KELAS VII DI SMP PROMASAN

KALIBAWANG TAHUN AJARAN 2011/2012”

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar dan hasil belajar dalam penerapan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL). Berdasarkan hasil observasi awal pembelajaran biologi di SMP Kemasyarakatan, Promasan, Banjaroya, Kalibawang, Kulon Progo tahun ajaran 2011/ 2012 memperlihatkan adanya beberapa kendala dalam pelaksanaan KBM, yaitu metode pembelajaran yang kurang bervariasi sehingga siswa merasa jenuh dan bosan untuk belajar khususnya mata pelajaran biologi dan hasil belajar yang tidak optimal. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar biologi agar menjadi lebih baik (maksimal) baik secara individu maupun klasikal.

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 3 siklus. Setiap siklus terdiri dari empat kegiatan, yaitu (1) Planning, dilakukan untuk mengidentifikasi masalah dan merencanakan kegiatan pembelajaran seperti mempersiapkan perangkat pembelajaran, membuat alat evaluasi dan instrumen penelitian. (2) Acting yaitu melaksanakan kegiatan KBM dengan menggunakan pendekatan kontekstual (CTL) untuk meningkatkan hasil belajar siswa. (3) Observing, yaitu pengambilan data tentang proses hasil belajar siswa. (4) Reflecting adalah kegiatan untuk menganalisa data hasil pengamatan. Yang menjadi subyek penelitian adalah siswa kelas VII SMP Kemasyarakatan Promasan, Banjaroya, Kalibawang, Kulon Progo tahun ajaran 2011/ 2012 dengan jumlah siswa sebanyak 26 siswa yang terdiri dari 12 perempuan dan 14 laki-laki.

Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan nilai, baik nilai praktikum maupun nilai evaluasi setiap akhir siklusnya. Pada siklus I nilai rata-rata siswa 6,72 dengan ketuntasan belajar 61,53 %. Siklus II rata-rata siswa meningkat menjadi 7,46 dengan ketuntasan belajar 76,92 %. Pada siklus III nilai rata-rata siswa meningkat menjadi lebih baik lagi, yaitu 7,83 dengan ketuntasan belajar 92,30 %. Dalam hasil penelitian keaktifan siswa saat melakukan kegiatan praktikum juga meningkat selama KBM dari tiap siklusnya, ini ditunjukkan dengan semakin bertambahnya siswa yang memperoleh nilai yang lebih baik dari praktikum sebelumnya.

Dengan demikian dapat disimpulkan aktivitas dalam proses belajar mengajar dan hasil belajar siswa baik secara individu maupun klasikal dapat ditingkatkan dengan pendekatan pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL), disarankan agar pembelajaran biologi dengan pendekatan ini dapat dipergunakan sebagai metode alternatif guru dalam menyampaikan materi pelajaran khususnya biologi.


(10)

viii

ABSTRACT

"IMPROVING LEARNING ACTIVITIES AND BIOLOGICAL APPROACHES subject ECOSYSTEM USING CONTEXTUAL (CTL) TO STUDENTS IN CLASS VII SMP PROMASAN KALIBAWANG ACADEMIC YEAR 2011/2012"

This study aimed to determine the increase in the activity of learning and learning outcomes approach in the application of Contextual Teaching and Learning (CTL). Based on the preliminary observations of learning biology in junior Community, Promasan, Banjaroya, Kalibawang, Kulonprogo school year 2011/2012 showed that there are some obstacles in the implementation of teaching and learning, which are less varied teaching methods so that students feel bored and tired to study particular subjects of biology and learning outcomes are not optimal. This study aims to improve learning outcomes for the better biology (maximum) both individually and classical.

Action research was carried out in 3 cycles. Each cycle consists of four activities: (1) Planning, conducted to identify problems and plan learning activities such as preparing learning device, making evaluation tools and research instruments. (2) Acting is conducting learning activities using a contextual approach Contextual Teaching and Learning (CTL) to improve student learning outcomes. (3) Observing, the data collection process of student learning outcomes. (4) Reflecting an activity to analyze the data observations. The study subjects were students of class VII SMP Community Promasan, Banjaroya, Kalibawang, Kulonprogo school year 2011/2012 the number of students by 26 students consisting of 12 women and 14 men.

The results showed an increase in value, good value and practical value of the evaluation of the end of each cycle. In the first cycle the average value of 6.72 with a mastery learning students 61.53%. Cycle II students average increased to 7.46 with 76.92% mastery learning. In the third cycle the average value increased student becomes better, ie 7.83 to 92.30% mastery learning. In the research activity of students during practical activities also increased during a lecture of each cycle, as shown by the increasing number of students who obtain a better value than the previous lab.

Thus we can conclude the activity in the learning process and student learning outcomes, both individually and classical approach to learning can be enhanced by Contextual Teaching and Learning (CTL), it is suggested that the learning of biology with this approach can be used as an alternative method of teachers in delivering the course material especially biology. Thus we can conclude the activity in the learning process and student learning outcomes, both individually and classical approach to learning can be enhanced by Contextual Teaching and Learning (CTL), it is suggested that the learning of biology with this approach can be used as an alternative method of teachers in delivering the course material especially biology.


(11)

ix

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur atas segala kebaikan, hikmat dan rahmat Tuhan Yesus Kristus selama pengerjaan skripsi ini dari awal sampai akhir, sehingga penulis dapat menyelesaikan seluruh rangkaian penelitian dan penyusunan skripsi yang berjudul Meningkatkan Aktifitas dan Hasil Belajar Biologi Pokok Bahasan Ekosistem menggunakan Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning) pada Siswa Kelas VII di SMP Promasan Kalibawang Tahun Ajaran 2011/2012.Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, dukungan, dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Rektor Universitas Sanata Dharma

2. Dekan FMIPA Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ijin penelitian. 3. Ketua jurusan Biologi, yang telah memberi ijin penelitian.

4. Bapak Rohandi, Ph. D. selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan, petunjuk, dan pengarahan dalam rangka penyelesaian skipsi ini.

5. Sr. M. Margreeth Widiyastuti selaku Kepala Sekolah SMP Kemayarakatan Promasan Kalibawang Kabupaten Kulon Progo yang telah membeikan ijin untuk penelitian.

6. Bapak Melkias Putrawan Basuki selaku guru bidang studi Biologi kelas VII yang banyak memberikan bantuan selama pelaksanaan penelitian.

7. Pak Kristio, Pak Tri, terima kasih atas nasehat yang menginspirasi saya.

8. Mba Rini Erna yang telah membukakan jalan saya untuk bisa berkuliah. Terima Kasih banyak atas informasinya.

9. Para dosen dan laboran yang telah membantu baik dalam kuliah maupun dalam praktikum, terimakasih atas banyak ilmu dan bantuan yang telah saya dapat.

10. Bapak (Alm), Ibu, Ika, dan seluruh keluarga besar Madyawiharja atas segala dukungan, doa dan semangat yang selalu diberikan, sehingga walaupun dengan banyak pengorbanan dan rintangan, skripsi ini akhirnya selesai.

11. Sahabat yang sudah kudapat selama 4 tahun di Sanata Dharma, Siska, Alex, Mando, Iing, Lilik dan sahabat yang tidak bisa saya sebut satu per satu. Terimakasih atas bualan-bualan kalian sehingga kebosanan saat mengerjakan skripsi ini tidak terasa berat.


(12)

x

12. Anak-anak Gema Kasih Choir dan Gereja Paroki Klepu : Desy, Intan, Suci, Renya, Bagus, Mas Mardi dan Dalipuk terima kasih atas dukungannya dalam doa dan karya. 13. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dorongan dalam penyelesaian skripsi

ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih ada kekurangan dan belum sempurna. Akhirnya penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat berguna bagi para pembaca sekalian.

Yogyakarta, 06 Agustus 2012 Penulis


(13)

xi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ……… i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ………. ii

HALAMAN PENGESAHAN ……….……… iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ……….……… iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ……….……… v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ………..…..………. vi

ABSTRAK ……… vii

ABSTRACT ……….……….……….. viii

KATA PENGANTAR ……… ix

DAFTAR ISI………..……..……… xi

DAFTAR TABEL ……… xiii

DAFTAR GAMBAR ……… xiv

BAB I PENDAHULUAN ……… 1

A. Latar Belakang Masalah ……… 1

B. Pembatasan Masalah ……… 5

C. Rumusan Masalah ……… 6

D. Tujuan Penelitian ……… 6

E. Hipotesa ………... 6

F. Manfaat Penelitian ……… 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ....……… 8

A. Belajar dan Pembelajaran ……… 8

B. Aktivitas Belajar ……… 9

C. Hasil Belajar ……… 9

D. Pendekatan Kontekstual ……… 11

E. Belajar Biologi ……… 14


(14)

xii

BAB III METODE PENELITIAN ……… 21

A. Jenis Penelitian ………... 21

B. Subjek Penelitian ……… 21

C. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian ………. 21

D. Faktoryang Diteliti ….……… 22

E. RancanganPenelitian …...……… 22

F. Pelaksanaan Penelitian ……… 25

1. Siklus I ..……… 25

2. Siklus II ……… 29

3. Siklus III ..……… 31

G. Pengembangan Instrumen Penelitian ……..………. 33

H. Validasi Instrumen …..……… 33

I.Data dan Cara Pengambilan Data ….………. 33

J. Teknik Analisa Data ……… 34

K. IndikatorKeberhasilan Penelitian ………. 35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……..……… 36

A. Deskripsi Umum Dan Kondisi Belajar SMS Promasan ….………. 36

B. Hasil Penelitian ……… 38

1. Siklus I ……… 38

2. Siklus II ..……… 44

3. Siklus III ……… 48

C. Pembahasan ….……… 52

BAB V PENUTUP ……… 56

A. Simpulan ……..……… 56

B.Saran ……… 56

DAFTAR PUSTAKA …..……… 57 LAMPIRAN


(15)

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

TABEL 1. Rencana Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas ……….… 23

TABEL 2. Hasil Ulangan Harian siswa kelas VII ……… 37

TABEL 3. Hasil tes Siklus I ….………... 40

TABEL 4. Hasil tes Siklus II ….……….. 45


(16)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

GAMBAR 1. Grafik penyebaran hasil belajar Siklus I ……...……….… 40 GAMBAR 2. Grafik Aktivitas siswa Siklus I ………….…..………….… 41 GAMBAR 3. Grafik penyebaran hasil belajar Siklus II ……….… 45 GAMBAR 4. Grafik Aktivitas siswa siklus II ………….…..………….… 46 GAMBAR 5. Grafik penyebaran hasil belajar Siklus III ……….… 49 GAMBAR 6. Grafik Aktivitas siswa Siklus III ………….…..………….… 50 GAMBAR 7. Grafik Peningkatan Ketuntasan Belajar Siklus I– III ...… 52 GAMBAR 8. Grafik Peningkatan Aktivitas Belajar Siklus I– III ...… 53


(17)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Proses belajar mengajar pada dasarnya merupakan proses interaksi

antara yang belajar (siswa) dengan pengajar (guru). Seorang siswa telah

dikatakan belajar apabila ia telah mengetahui sesuatu yang sebelumnya ia

tidak dapat mengetahuinya, termasuk sikap tertentu yang sebelumnya

belum dimilikinya. Sebaliknya, seorang guru dikatakan telah mengajar

apabila ia telah membantu siswa atau orang lain untuk memperoleh

perubahan yang dikehendaki.

Bidang pendidikan di sekolah peranan guru sangat penting.

Kualitas kinerja sangat berpengaruh terhadap proses pembelajaran. Oleh

karena itu usaha meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan

proses pembelajaran perlu mendapatkan perhatian dari penanggung jawab

pendidikan.

Banyak cara yang digunakan untuk meningkatkan mutu proses

pembelajaran. Namun demikian banyak dijumpai bukti yang menunjukkan

bahwa mutu proses di sekolah kurang memuaskan. Untuk itu perlu adanya

inovasi berbagai strategi pendekatan agar proses pembelajaran menjadi

efektif dan menyenangkan sehingga tujuan utama peningkatan mutu

pendidikan dapat dicapai secara optimal.


(18)

Peningkatan mutu pendidikan dapat dilihat salah satunya dari

proses pembelajaran yang berlangsung pada sekolah tersebut, baik metode

maupun pendekatan yang digunakan. Proses pembelajarannya yang masih

cenderung monoton dan masih berpusat pada guru, banyak siswa yang

ramai pada saat pembelajaran berlangsung. Siswa pasif dalam penerimaan

informasi maupun dalam proses pembelajaran, menganggap Biologi

sebagai ilmu yang penuh hafalan. Metode maupun pendekatan yang

digunakan guru kurang bervariasi sehingga siswa kurang diarahkan dan

berinteraksi dengan objek dan lingkungan dunia nyata siswa.

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan suatu penelitian

tindakan yang akar pemasalahannya muncul di kelas, dan dirasakan

langsung oleh guru yang bersangkutan. Dalam hal ini pendidik dapat

memperbaiki praktik-praktik pembelajaran yang lebih efektif (Arikunto,

2001). Penelitian tindakan kelas adalah bagaimana guru dapat

mengorganisasikan kondisi praktik pembelajaran mereka, dan belajar dari

pengalaman mereka sendiri. Mereka dapat mencobakan suatu gagasan

perbaikan dalam praktik pembelajaran mereka, dan melihat pengaruh

nyata dari upaya itu

Metode yang digunakan guru sebelum ada penelitian ini adalah

metode ceramah dan hafalan sehingga siswa cenderung ramai sendiri;

asyik dengan teman sebangku; mengerjakan tugas lain seperti tugas

menggambar yang bukan jamnya, bahkan ada yang bermain secara


(19)

hanya diisi dengan cerita dan sering diminta menulis serta menghafal dari

buku paket yang sudah ada. Model hafalan ini menyebabkan siswa kurang

kreatif, kurang kritis dan rendahnya siswa dalam menganalisis pertanyaan

yang diberikan oleh guru saat proses belajar maupun saat diadakan

ulangan harian.

Untuk mengaktifkan belajar siswa dalam proses belajar mengajar

guru harus menggunakan metode yang bervariasi, oleh sebab itu sangat

dianjurkan agar guru menggunakan kombinasi metode mengajar setiap

kali mengajar. Salah satu upaya yang dapat dilakukan guru untuk

meningkatkan pemahaman dan minat siswa dalam mempelajari ekosistem

adalah melalui pendekatan kontekstual. Dalam Pendekatan Kontekstual

(CTL), guru berperan sebagai motivator dan fasilitator yang membantu

agar proses belajar bukan merupakan transfer pengetahuan dari guru ke

siswa melainkan suatu kegiatan yang memungkinkan siswa membangun

sendiri pengetahuannya melalui serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh

siswa.

Tujuh komponen utama pembelajaran yang mendasari penerapan

pendekatan kontekstual, yaitu: kontruktivisme (contructivism), bertanya

(questioning), menemukan (inquiry), masyarakat belajar (learning

community), pemodelan (modeling), refleksi (reflection), dan penilaian

sebenarnya (authentic assessment), masing-masing komponen tersebut

saling terkait (Widodo, 2002). Melalui pendekatan CTL pembelajaran


(20)

perubahan ke arah yang lebih baik, lebih memberdayakan siswa dan tidak

mengharuskan siswa menghafal fakta-fakta tetapi lebih mendorong siswa

untuk membangun sendiri pengetahuannya melalui interaksi dengan objek,

pengetahuan awal yang mereka miliki, pengalaman dan lingkungan siswa.

Pendekatan CTL menjadi pilihan karena kita menyadari bahwa

kelas-kelas kita tidak produktif, sehari-hari kelas diisi dengan ceramah

sementara siswa ”dipaksa” menerima dan menghafal, maka dengan CTL

pembelajaran akan lebih berpihak dan memperdayakan siswa. Pendekatan

CTL merupakan konsep belajar dimana guru menghadirkan situasi dunia

nyata ke dalam kelas atau siswa diajak ke dunia nyata, sehingga

mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki

dengan penerapannya dalam kehidupan mereka.

Pemaduan materi pelajaran dengan konteks keseharian siswa akan

berarti dalam proses pembelajarannya sehingga pembelajaran dengan

pendekatan CTL dapat menciptakan ruang kelas yang di dalamnya siswa

akan menjadi aktif bukan hanya pasif. Dalam hal tersebut dengan

melakukan kolaborasi dengan bidang studi biologi di SMP Promasan,

Kalibawang untuk mencoba melaksanakan proses pembelajaran dengan

pendekatan CTL sebagai upaya untuk mengoptimalkan proses belajar

siswa pada pokok bahasan ekosistem.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis terdorong untuk

mengangkat permasalahan ini dalam bentuk penelitian dengan judul


(21)

BIOLOGI POKOK BAHASAN EKOSISTEM MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) PADA SISWA KELAS VII DI SMP PROMASAN KALIBAWANG TAHUN AJARAN 2011/2012”

B. Pembatasan Masalah

Agar permasalahan tidak berkembang dengan asumsi atau pengartian

yang lain maka perlu adanya pembatasan masalah, yaitu menitikberatkan

pada hasil belajar biologi siswa pada pokok bahasan ekosistem dengan

menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual (CTL) di SMP

Promasan, Kalibawang tahun ajaran 2011/2012.

1. Aktivitas belajar siswa

Merupakan kegiatan siswa yang dilakukan selama proses belajar

mengajar berlangsung, baik aktivitas yang bersifat fisik/ jasmani

maupun mental/ rohani. Dalam penelitian ini menitik beratkan pada

komponen utama saat proses belajar mengajar berlangsung seperti

bertanya dan menjawab.

2. Hasil Belajar siswa

Hasil belajar siswa yang dimaksud adalah suatu perubahan yang

menyangkut dengan pengetahuan, pemahaman, penerapan dan analisis

sehingga terjadi peningkatan pada hasil belajar, dalam hal ini


(22)

3. CTL (Contextual Teaching and Learning)

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan CTL adalah pembelajaran

yang menekankan aspek REACT yaitu Relating (mengaitkan),

Experiencing (mengalami), Applying (menerapkan teori), Cooperating

(kerjasama), dan Transfering (memperoleh pengetahuan baru).

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan dirumuskan sebagai

berikut: “Apakah Dengan Metode Contextual Teaching Learning (CTL) Dapat Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Biologi Pokok Bahasan

Ekosistem pada Siswa Kelas VII SMP Promasan, Kalibawang tahun ajaran

2011/2012”.

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan aktivitas

dan hasil belajar biologi siswa pada pokok bahasan ekosistem dengan

menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual (CTL) pada Siswa

Kelas VII SMP Kemasyarakatan Promasan, Kalibawang tahun ajaran

2011/2012.

E. Hipotesa

Penerapan metode Contextual Teaching Learning (CTL) dapat


(23)

pada siswa kelas VII SMP Promasan, Kalibawang tahun ajaran

2011/2012”.

F. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat diperoleh manfaat sebagai

berikut:

1. Bagi siswa

a. Meningkatkan minat, motivasi dan aktivitas belajar siswa.

b. Membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami

konsep biologi karena materi dikaitkan dengan konteks

keseharian siswa dan lingkungan dunia nyata siswa.

2. Bagi guru

a. Mendapatkan pengalaman langsung dalam menerapkan

pembelajaran dengan pendekatan kontekstual.

b. Membantu guru dalam pemilihan model pembelajaran yang

sesuai sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang

lebih menarik minat siswa.

3. Bagi Sekolah

Memberikan sumbangan yang baik bagi sekolah dalam rangka

perbaikan proses pembelajaran guna peningkatan kualitas

pembelajaran biologi.

4. Bagi Peneliti

Sebagai sarana untuk mempraktekkan teori-teori yang diperoleh


(24)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Belajar dan Pembelajaran

Menurut Sudjana (2000) belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan-pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Belajar akan bermakna jika dapat mengkaitkan relevansi bahan atau materi dengan kehidupan nyata, yaitu dengan belajar konteks materi secara langsung. Belajar yang bermakna akan memberikan dampak positif bagi siswa, karena dari proses belajarnya siswa dapat memecahkan masalah-masalah yang muncul dalam kehidupan sehari-hari.

Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa, sehingga tingkah laku siswa berubah ke arah yang lebih baik. Tujuan pembelajaran adalah membantu para siswa agar memperoleh berbagai pengalaman. Perubahan yang diharapkan pada siswa yang belajar meliputi tiga ranah, yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Aktivitas membangun pengetahuan ini dapat dilakukan dengan diskusi dalam kelompok maupun dalam kelas. Tugas guru adalah menyediakan rangkaian kegiatan belajar yang bermakna dan mendorong siswa untuk mencari pengalaman-pengalaman belajarnya. Guru dituntut untuk mengembangkan strategi belajar yang sesuai dengan tujuan pembelajaran dan latar belakang siswa, sehingga hasil belajar siswa dapat maksimal. Interaksi belajar yang dilakukan siswa dan mengajar yang dilakukan guru, merupakan proses pembelajaran yang diharapkan dapat membantu siswa mengembangkan potensi intelektualnya serta rasa tanggung jawab terhadap diri sendiri dan orang lain.

9


(25)

B. Aktivitas Belajar

Aktivitas belajar siswa adalah kegiatan siswa yang dilakukan selama proses belajar mengajar berlangsung, baik aktivitas yang bersifat fisik/ jasmani maupun mental/ rohani.

Menurut Hamalik (2002), aktivitas siswa dapat berupa aktivitas visual seperti membaca, melihat gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, dan melihat orang bekerja; aktivitas oral seperti mengemukakan pendapat, menghubungkan kejadian, bertanya, dan diskusi; aktivitas mendengar seperti mendengarkan penyajian, mendengar percakapan, dan mendengar dalam diskusi; aktivitas menulis seperti menulis laporan, menulis cerita, dan menulis kejadian; aktivitas mental seperti merenung, mengingat, memecahkan masalah, dan analisis; serta aktivitas emosional seperti minat, berani, dan tenang.

Aktivitas belajar yang diharapkan dari penelitian ini adalah aktivitas yang menitik beratkan pada komponen primer saat proses belajar mengajar berlangsung seperti bertanya, menjawab, menulis, membaca, mendengarkan, diskusi.

C. Hasil Belajar

Menurut Sudjana (2000), hasil belajar merupakan perubahan kognitif siswa merupakan suatu perubahan yang menyangkut tujuan yang berhubungan dengan ingatan, pengetahuan, dan kemampuan intelektual. Perubahan kognitif siswa tersebut terdiri atas enam bagian sebagai berikut :

1. Pengetahuan

Mengacu pada kemampuan mengenal atau mengingat materi yang sudah dipelajari dari yang sederhana sampai pada teori-teori sukar. 2. Pemahaman

Mengacu pada kemampuan memahami makna materi 3. Penerapan


(26)

Mengacu pada kemampuan menggunakan atau menerapkan materi yang sudah dipelajari pada situasi yang baru dan menyangkut pada penggunaan aturan dan prinsip.

4. Analisis

Mengacu pada kemampuan menguraikan materi ke dalam komponenkomponen atau faktor penyebab, dan mampu memahami hubungan di antara bagian yang satu dengan yang lainnya sehingga struktur dan aturannya dapat lebih dimengerti.

5. Sintesis

Mengacu pada kemampuan memadukan konsep atau komponen-komponen sehingga membentuk suatu pola struktur atau bentuk baru.

6. Evaluasi

Mengacu pada kemampuan memberikan pertimbangan terhadap nilai-nilai materi untuk tujuan tertentu.

Hasil belajar yang diharapkan pada perubahan psikomotorik berhubungan dengan kemampuan yang harus dikuasai siswa untuk mengerjakan sesuatu sebagai hasil penguasaan pengetahuan yang telah dipelajari. Hal tersebut dapat dilihat dari performance/ kinerja yang dilakukan siswa terhadap tugas yang diberikan, siswa diminta untuk dapat menunjukkan kinerja yang memperlihatkan keterampilan-keterampilan tertentu atau kreasi mereka untuk membuat produk tertentu yang berhubungan dengan materi.

Hasil belajar yang diharapkan dari perubahan afektif adalah sikap yang berhubungan dengan aspek menerima, mananggapi, mengelola, dan menghayati yang dapat mempengaruhi pikiran dan tindakan siswa, misalnya sikap teliti dan cermat dalam mengerjakan tugas pengamatan di halaman sekolah.

Menurut Sudjana (2000), hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu:


(27)

1. Faktor dari dalam diri siswa, seperti kemampuan yang dimiliki siswa, motivasi belajar, minat dan perhatian, ketekunan, faktor fisik dan psikis.

2. Faktor dari luar diri siswa atau faktor lingkungan, seperti kualitas pengajaran.

D. Pendekatan Kontekstual

Pendekatan kontekstual merupakan konsep belajar yang mengkaitkan antara materi pelajaran dengan situasi dunia nyata siswa. Guru yang melaksanakan pendekatan kontekstual dalam pembelajarannya akan membantu siswa belajar bermakna, materi yang dipelajarinya disampaikan dalam konteks hubungan yang tidak asing dengan kehidupan siswa sehingga dapat meningkatkan asosiasi siswa (Sudjana, 2000)

Menurut Rustana (2002) dalam pembelajaran kontekstual, siswa akan belajar dengan baik jika apa yang dipelajari terkait dengan apa yang telah diketahui dan dengan kegiatan atau peristiwa yang akan terjadi disekelilingnya. Pembelajaran ini menekankan pada daya pikir yang tinggi, transfer ilmu pengetahuan, mengumpulkan dan menganalisis data, memecahkan masalah-masalah tertentu baik secara individu maupun kelompok.

Menurut Widodo (2002), ada tujuh komponen utama pembelajaran yang mendasari penerapan pembelajaran kontekstual di kelas. Ketujuh komponen utama itu adalah konstruktivisme (Constructivism), bertanya (Questioning), menemukan (Inquiry), masyarakat belajar (Learning Community), pemodelan (Modeling), refleksi (Reflection), dan penilaian sebenarnya (Authentic Assessment).

Tujuh komponen pendekatan kontekstual tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.


(28)

1. Konstruktivisme (Constructivism)

Konstruktivisme diartikan sebagai siswa aktif membangun sendiri pengetahuan mereka melalui keterlibatan aktif dalam proses pembelajaran. Siswa dibiasakan untuk memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya, dan bergelut dengan ide-ide. Tugas guru adalah memfasilitasi proses pembelajaran dengan cara:

a. Menjadikan pengetahuan bermakna dan relevan bagi siswa. b. Memberi kesempatan siswa menemukan dan menerapkan

idenya sendiri, dan

c. Menyadarkan siswa agar menerapkan strategi mereka sendiri dalam belajar.

2. Menemukan (Inquiry)

Inquiry merupakan suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, dan analisis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Sasaran utama pembelajaran dengan Inquiry adalah:

a. Keterlibatan siswa secara maksimal dalam pembelajaran, yang melibatkan mental intelektual dan sosial emosional siswa. b. Keterarahan kegiatan secara logis dan sistematis pada tujuan

pengajaran.

c. Mengembangkan sikap percaya diri siswa tentang apa yang ditemukannya dalam proses inquiry.

3. Bertanya (Questioning)

Bertanya merupakan strategi utama pembelajaran yang berbasis kontekstual. Bagi siswa, kegiatan bertanya merupakan bagian penting dalam melaksanakan pembelajaran yaitu untuk menggali informasi, mengkonfirmasikan apa yang sudah diketahui, dan mengarahkan perhatian pada aspek yang belum diketahui.


(29)

4. Masyarakat Belajar (Learning Community)

Masyarakat belajar bisa terjadi bila ada proses komunikasi dua arah atau lebih yang terlibat dalam kegiatan belajar mengajar. Dalam kelas kontekstual, guru disarankan selalu melaksanakan pembelajaran dalam kelompok-kelompok belajar. Hasil belajar diperoleh dari sharing antar teman, antar kelompok, dan antara yang tahu ke yang belum tahu.

5. Pemodelan (Modeling)

Pemodelan merupakan sebuah kegiatan pembelajaran keterampilan atau pengetahuan tertentu dengan melibatkan adanya model yang ditiru. Model dapat berupa cara mengoperasikan sesuatu, melafalkan kata-kata, dan sebagainya. Model tidak hanya dari guru, tetapi bisa dengan melibatkan siswa ataupun dari orang ahli. 6. Refleksi (Reflection)

Refleksi adalah cara berfikir tentang apa yang baru dipelajari atau berfikir ke belakang tentang apa-apa yang sudah kita lakukan di masa yang lalu. Refleksi merupakan respon terhadap kejadian, aktivitas, atau pengetahuan yang baru diterima. Realisasi refleksi dalam pembelajaran dapat berupa:

a. Pernyataan langsung tentang apa-apa yang diperolehnya hari itu,

b. Catatan atau jurnal di buku siswa,

c. Kesan dan saran siswa mengenai pembelajaran hari itu, d. Diskusi,

e. Hasil karya.

7. Penilaian yang sebenarnya (Authentic Assessment) Assessment adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan belajar siswa. Karakteristik authentic assessment adalah sebagai berikut.

a. Dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung,


(30)

b. Bisa digunakan untuk formatif maupun sumatif,

c. Yang diukur keterampilan, dan performansi, bukan mengingat fakta,

d. Berkesinambungan, e. Terintegrasi, dan

f. Dapat digunakan sebagai feed back.

Menurut Sudjana (2000) penilaian autentik dapat membantu siswa untuk menerapkan informasi akademik dan kecakapan yang telah diperoleh pada situasi nyata untuk tujuan tertentu. Penilaian autentik memberikan kesempatan luas bagi siswa untuk menunjukkan apa yang telah mereka pelajari selama proses belajar mengajar. Adapun bentuk-bentuk penilaian yang dapat digunakan oleh guru adalah portofolio, tugas kelompok, demonstrasi, dan laporan tertulis.

E. Belajar Biologi

Biologi berkaitan dengan cara mencari tahu dan memahami tentang alam secara sistematis, sehingga biologi bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pada dasarnya, pelajaran biologi berupaya untuk membekali siswa dengan berbagai

kemampuan tentang cara ”mengetahui” dan cara ”mengerjakan” yang

dapat membantu siswa untuk memahami alam sekitar secara mendalam. Biologi memiliki tipe penalaran verbal yang dapat dikembangkan melalui berbagai keterampilan ( proses, membaca) dan keterampilan dasar biologi pada tingkat sel. Pendidikan biologi diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari dirinya sendiri dan alam sekitar. Pendidikan biologi menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung. Siswa perlu dibantu untuk mengembangkan sejumlah keterampilan proses supaya mereka mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar. Keterampilan proses ini meliputi keterampilan mengamati dengan seluruh indera, mengajukan hipotesis, menggunakan alat dan bahan secara benar


(31)

dengan selalu mempertimbangkan keselamatan kerja, mengajukan pertanyaan, menggolongkan, menafsirkan data, dan mengkomunikasikan hasil temuan secara beragam, menggali dan memilah informasi faktual yang relevan untuk menguji gagasan-gagasan atau memecahkan masalah sehari-hari.

F. Ekosistem

Adapun uraian materi pelajaran yang akan dipelajari adalah sebagai berikut :

Pengertian Ekosistem

Ekosistem merupakan hubungan saling mempengaruhi antara makhluk hidup dengan lingkungannya (makhluk tak hidup) membentuk suatu sistem. Sebuah kebun, halaman sekolah, kolam, parit, sungai, lahan kosong dan taman sekolah masing-masing merupakan suatu ekosistem. Ilmu yang mempelajari ekosistem adalah ekologi.

Seluruh ekosistem di permukaan bumi membentuk suatu ekosistem yang sangat besar, yakni ekosistem dunia atau biosfer. Biosfer meliputi seluruh makhluk hidup yang ada di bumi beserta udara, air, dan tanah di sekitarnya.

Satuan Makhluk Hidup dalam Ekosistem

Di dalam ekosistem terdapat satuan-satuan makhluk hidup yang dinamakan individu, populasi, dan komunitas yang saling berinteraksi dengan komponen benda tak hidup, misanya air dan udara.

1. Individu

Di dalam suatu habitat tidak hanya terdapat satu jenis makhluk hidup, melainkan ada berbagai jenis makhluk hidup. Pada habitat perairan terdapat makhluk hidup, yaitu ikan kecil, ikan lundu, ikan seluang, ikan gabus, ikan sepat, teratai, kangkung, salvinia sp, ganggang dan hydrilla sp. Jumlah setiap jenis makhluk hidup tersebut lebih dari satu.


(32)

Satu ekor ikan gabus atau satu ekor ikan sepat disebut individu. Satu ganggang disebut individu. Demikian juga dengan manusia. Seorang manusia disebut individu. Individu adalah satuan makhluk hidup tunggal.

2. Populasi

Populasi adalah kumpulan individu sejenis yang hidup menetap di suatu daerah tertentu. Ikan lele yang hidup di kolam jumlahnya lebih dari satu. Demikian juga dengan tumbuhan air seperti Hydrilla sp, ganggang, Salvinia sp dan teratai. Semua ikan sepat yang hidup di kolam tersebut disebut populasi ikan sepat, semua Salvinia sp disebut populasi Salvinia sp, semua teratai disebut populasi teratai, dan semua tumbuhan Hydrilla sp disebut populasi Hydrilla sp, semua ganggang disebut disebut populasi ganggang.

Kepadatan Populasi

Jumlah individu sejenis atau anggota suatu popuasi pada suatu daerah dengan luas tertentu disebut kepadatan populasi. Kepadatan populasi dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Kepadatan popuasi =

Kepadatan populasi dapat berubah karena beberapa hal berikut ini :

a. Kelahiran dan kematian. Kelahiran menyebabkan kepadatan populasi meningkat, sedangkan kematian menyebabkan kepadatan populasi menurun.

b. Perpindahan (migrasi). Migrasi yang menambah populasi disebut migrasi masuk (imigrasi), sedangkan migrasi yang mengurangi populasi disebut migrasi keluar (emigrasi).

Banyaknya individu sejenis


(33)

Pada umumnya, kepadatan populasi tetap, karena jumlah kelahiran biasanya diimbangi oleh jumlah kematian, dan migrasi keluar diimbangi oleh migrasi masuk. Akan tetapi, kadang-kadang terjadi perubahan yang besar pada kepadatan populasi. Salah satu penyebabnya ialah perubahan atau kerusakan lingkungan.

Habitat adalah tempat hidup makhluk hidup. Jenis-jenis habitat antara lain : habitat air tawar, air asin, dan habitat darat.

3. Komunitas

Semua populasi makhluk hidup yang hidup dalam suatu daerah atau lingkungan yang sama disebut komunitas. Misalnya populasi ikan gabus, populasi ikan kecil, ikan sepat, populasi teratai, dan populasi Hydrilla sp di kolam merupakan anggota komunitas air. Di antara anggota komunitas ini terjadi interaksi atau hubungan timbal balik. Komunitas adalah kumpulan populasi makhluk hidup yang hidup pada suatu daerah tertentu

Saling hubungan antarkomponen ekosistem

Setiap ekosistem tersusun oleh benda-benda tak hidup dan makhluk hidup. Benda-benda tak hidup merupakan komponen abiotik (a berarti “tidak”,

bio bearti “hidup”) dari suatu ekosistem, dan makhluk hidup merupakan

komponen biotik dari ekosistem tersebut.

1. Peran komponen abiotik

Komponen abiotik yang berpengaruh terhadap makhluk hidup antara lain tanah, air, udara, cahaya matahari dan suhu.

2. Peran komponen biotik

Setiap jenis makhluk hidup mempunyai peran tertentu di dalam suatu ekosistem. Peran ini berhubungan dengan cara-cara makhluk hidup tersebut memenuhi kebutuhan makanannya. Ada makhluk


(34)

hidup yang dapat membuat sendiri makanannya, ada yang harus mengambil makanan dari makhluk hidup lain, dan ada pula yang memperoleh makanannya dengan jalan menguraikan makhluk yang telah mati. Berdasarkan cara memperoleh makanan itu, komponen biotik dari suatu ekosistem dibagi ke dalam tiga kelompok, yaitu produsen (penghasil), konsumen (pemakai), dan dekomposer (pengurai).

Ketergantungan Antara Produsen, Konsumen, dan Pengurai. 1. Rantai Makanan dan Jaring-Jaring Makanan

a. Rantai makanan

Hubungan antara komponen biotik yang saling makan-memakan dalam suatu rangkaian garis lurus tidak bercabang. Pola-pola makan-memakan yang berurutan memberikan kesan

saling mengait seperti “rantai”. Oleh karena itu, pola seperti itu

disebut rantai makanan. Dalam makanan terdapat energi, proses makan dan dimakan pada dasarnya merupakan proses perpindahan energi. Rantai makanan adalah perpindahan materi dan energi dari makhluk hidup satu ke makhluk hidup lain melalui proses makan dan dimakan dengan suatu rangkaian garis lurus tidak bercabang.

Contoh : RumputTikusUlarElang b. Jaring-jaring makanan

Konsumen tidak hanya tergantung pada satu macam makanan saja. Misalnya , sapi tidak hanya makan rumput, tetapi dapat juga makan tumbuhan perdu. Demikian pula sebaliknya. Satu jenis makanan dapat dimakan oleh lebih dari satu macam konsumen. Misalnya, rumput tidak hanya dimakan oleh sapi, tetapi dimakan juga oleh kambing atau kerbau. Dengan demikian, konsumen pada suatu rantai makanan dapt menjadi


(35)

anggota rantai makanan yang berbeda. Hubungan antara komponen biotik yang saling makan-memakan dalam rangkaian yang bercabang-cabang. Jadi, kumpulan rantai makanan yang saling berhubungan disebut jaring-jaring makanan.

Contoh :

Konsumen II

Konsumen I

Produsen

Pengurai

2. Piramida Makanan dan Aliran Energi a. Piramida Makanan

Dalam piramida makanan, produsen dan konsumen menduduki tingkat-tingkat tertentu. Tingkatan-tingkatan tersebut dinamakan tingkat tropik. Produsen menempati tingkat tropik 1, konsumen 1 menempati tingkat tropik 2, konsumen II menempati tingkat tropik 3, dan seterusnya. Piramida makanan adalah komposisi rantai makanan yang makin ke atas jumlahnya makin kecil.

Ulat

Pohon Tikus

Singa Elang

Rumput Kelinci

Semak

Burung Kijan


(36)

b. Aliran Energi

Dalam suatu ekosistem terjadi proses makan dan dimakan yang dilakukan organisme untuk memperoleh tenaga atau energi. Di dalam proses makan dan dimakan tersebut juga berlangsung aliran energi.

Dalam jaring-jaring kehidupan, hanya sebagian kecil dari energi mengalami perpindahan dari satu makhluk hidup ke makhluk hidup lainnya. Energi yang tersimpan dalam produsen tidak seluruhnya akan pindah ke dalam jaringan tubuh konsumen tingkat pertama. Dari sejumlah energi yang tersimpan dalam jaringan, yang disimpan dalam tubuh konsumen kira-kira 10% saja. Energi yang lain akan digunakan untuk gerak, aktivitas biologis, dan sebagian energi hilang sebagai panas, sedangkan sebagian lagi tetap tersimpan dalam makanan yang tidak tercena dan keluar sebagai kotoran. Pendek kata, setaip kali energi terlibat dalam suatu kegiatan hidup, selalu ada sebagian yang diepaskan ke alam bebas. Jadi, dalam proses makan dan dimakan terjadi aliran energi antarkomponen biotiknya


(37)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan tekhnik Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

merupakan penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui

refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil

belajar siswa menjadi meningkat (Wardhani dkk, 2007).

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Kemasyarakatan Desa

Promasan, Kelurahan Banjaroya, Kecamatan Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo tahun

ajaran 2011/ 2012 dengan jumlah siswa sebanyak 26 siswa yang terdiri dari 12

perempuan dan 14 laki-laki.

C. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama 6 bulan, yaitu dari bulan Februari sampai dengan

Juli yang bertempat di SMP Kemayarakatan Promasan, Banjaroya, Kalibawang, Kulon

Progo.


(38)

D. Faktor yang Diteliti

Faktor siswa : yaitu hasil belajar siswa berupa peningkatan nilai setiap akhir siklus

dan aktivitas siswa selama KBM berlangsung, seperti : bertanya, dan menjawab

pertanyaan.

E. Rancangan Penelitian

Proses penelitian tindakan kelas ini direncanakan terdiri dari 3 siklus, tiap siklus

sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai dan merupakan suatu alur proses kegiatan

yang meliputi perencanaan (Planning), pelaksanaan tindakan (Acting), pengamatan

(Observing), dan refleksi (reflecting).. Seperti apa yang telah didesain dalam faktor yang

diselidiki awal dilakukan untuk mengetahui tindakan yang tepat diberikan dalam rangka

meningkatkan sikap dan hasil belajar siswa. Dari hasil observasi awal maka dalam

refleksi ditetapkan bahwa tindakan yang dipergunakan untuk meningkatkan hasil belajar

siswa dalam pembelajaran ekosistem adalah melalui pendekatan kontekstual (CTL)

dalam proses pembelajaran di kelas.

Sebelum kegiatan penelitian dilaksanakan perlu mengadakan persiapan-persiapan yang nantinya akan diperlukan dalam kegiatan penelitian. Adapun kegiatan yang dilaksanakan pada tahap persiapan ini adalah : 1. Melakukan observasi awal untuk mengidentifikasi masalah melalui wawancara dengan guru bidang studi biologi, kemudian bersama-sama guru tersebut menentukan bentuk pemecahan masalah berupa penerapan model pembelajaran kontekstual pada konsep ekosistem. 2. Mempersiapkan perangkat pembelajaran (membuat satuan pelajaran, rencana pembelajaran, LKS, menyiapkan alat dan bahan untuk praktikum ). 3. Menyususun instrumen lembar observasi untuk mengamati kegiatan siswa selanjutnya menyusun soal tes


(39)

Tabel 1. Rencana Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas

Siklus Indikator

Tujuan Pembelajaran Khusus (Pada produk) Materi Tempat 1 Mengidentifikas ikan satuan-satuan dalam ekosistem

a. Siswa dapat menjelaskan

pengertian ekosistem

b. Siswa dapat menjelaskan

tentang individu

c. Siswa dapat menjelaskan

tentang populasi

d. Siswa dapat menjelaskan

tentang komunitas

e. Siswa dapat menjelaskan

komponen biotik

f. Siswa dapat menjelaskan

komponen abiotik

Satuan-satuan

makhluk hidup

dalam ekosistem Di dalam kelas dan Luar Kelas 2 matahari merupakan sumber energi utama bagi kehidupan

a. Siswa dapat menjelaskan

tentang konsumen

b. Siswa dapat menjelaskan

tentang produsen Saling hubungan antarkompone n ekosistem Di Laboratu rium


(40)

3

Menggambar-kan dalam

bentuk diagram

rantai makanan

dan jaring-jaring

kehidupan

berdasar hasil

pengamatan

suatu ekosistem.

a.Siswa dapat menjelaskan

rantai makanan.

b.Siswa dapat membuat

diagram rantai makanan

c.Siswa dapat menjelaskan

jaring-jaring makanan.

d.Siswa dapat membuat

jaring-jaring makanan.

e.Siswa dapat menjelaskan

piramida makanan.

f. Siswa dapat membuat

piramida makanan

g.Siswa dapat mengetahui

dalam proses makan dan

dimakan berlangsung

aliran energi.

Ketergantunga

n antara

produsen,

konsumen, dan

pengurai.

Di luar


(41)

F. Pelaksanaan Penelitian 1. SIKLUS I

Pertemuan 1

Refleksi awal

Berdasarkan hasil observasi dan pengalaman belajar guru, dapat diuraikan refleksi

awal sebagai berikut :

Siswa SMP secara umum memperoleh pembelajaran biologi dari gurunya melalui

pendekatan konsep melalui ceramah, walaupun guru pernah membawa ke

lingkungan namun hanya sebagai pengamatan saja tidak menggunakan Lembar

Kerja Siswa (LKS)

1) Tahap Perencanaan (Planning)

Pada siklus 1 dibahas sub konsep satuan makhluk hidup dalam ekosistem dan

saling hubungan antarkomponen ekosistem melalui pemanfaatan lingkungan

sekitar sekolah sebagai sumber belajar yang didahului oleh perencanaan yang

meliputi :

a) Peneliti melakukan penjelajahan/ observasi ke lingkungan sekitar sekolah

SMP Promasan untuk dijadikan lokasi pembelajaran.

b) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang sub konsep

satuan makhluk hidup dalam ekosistem dan saling hubungan

antarkomponen ekosistem melalui pemanfaatan lingkungan sekitar

sekolah sebagai sumber belajar.


(42)

c) Menyusun LKS tentang satuan makhluk hidup dalam ekosistem dan

saling hubungan antarkomponen ekosistem melalui pemanfaatan

lingkungan sekitar sekolah sebagai sumber belajar.

d) RPP yang telah dibuat beserta perangkat pembelajarannya selanjutnya

disampaikan kepada guru bidang studi untuk dipelajari, didiskusikan dan

diperbaiki seperlunya dengan mempertimbangkan alokasi waktu yang

tersedia.

e) Menyusun soal-soal evaluasi yang akan diujikan secara tertulis kepada

siswa pada setiap kali pertemuan

2) Tahap Pelaksanaan Tindakan (Acting)

Guru memberikan tindakan kelas dengan model kontekstual melalui

tahap-tahap sebagai berikut :

a) Guru menjelaskan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan, yaitu

mengamati makhluk hidup dan makhluk tak hidup yang ada di kebun

sekolah.

b) Membagi kelas menjadi 8 kelompok, setiap kelompok mempunyai 3

anggota dan ada yang 4 anggota. Tiap kelompok kemudian menyebar di

kebun sekolah.

c) Siswa mengamati benda-benda yang ada di kebun sekolah baik benda

hidup maupun tak hidup.

d) Berdasarkan pengetahuannya siswa mengelompokkan benda-benda

tersebut menjadi 2 komponen, yaitu komponen biotik dan komponen


(43)

e) Hasil pengamatan dimasukkan ke dalam LKS.

f) Setiap kelompok mempresentasikan hasil pengamatan dan didiskusikan

bersama guna menghasilkan suatu kesimpulan.

g) Sebagai kegiatan akhir siswa membuat laporan hasil pengamatan secara

individu.

3) Pengamatan (Observing)

a) Peneliti mengamati jalannya proses pembelajaran dan menilai kerja sama

dan kemampuan siswa dalam menyelesaikan pekerjaan bersama

kelompoknya.

b) Peneliti menilai hasil laporan yang telah dikerjakan siswa secara

individu.

4) Refleksi (Reflecting)

Peneliti bersama guru bidang studi Biologi mendiskusikan hasil pengamatan

untuk perbaikan guna meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada

pertemuan ke 2.

Pertemuan 2 1) Perencanaan

a) Membuat program pembelajaran yaitu, PR dan LKS untuk dapat

menerapkan konsep ekosistem dengan memanfaatkan lapangan rumput

sebagai sumber belajar.


(44)

c) Siswa menyiapkan segala peralatan yang dibutuhkan selama kegiatan

KBM berlangsung.

2) Pelaksanaan Tindakan

a) Membagi kelas menjadi 8 kelompok, tiap kelompok mempunyai 3

anggota dan ada yang 4 anggota.

b) Per kelompok menyiapkan peralatan berupa tali rafia, patok, lup, dan

plastik untuk materi kepadatan populasi.

c) Masing-masing kelompok menyebar di lapangan untuk melemparkan

plot kuadrat 1 x 1 m2 secara acak.

d) Siswa mengamati populasi yang ada di dalam plot kuadrat, untuk

serangga yang kecil dapat diamati dengan menggunakan lup.

e) Kepadatan populasi di dalam kuadrat kemudian di hitung dan hasilnya

dimasukkan kedalam tabel.

f) Tiap kelompok mempresentasikan hasil pengamatan dan dengan

bimbingan guru siswa menyimpulkan hasil pengamatan.

g) Siswa membuat kaporan hasil pengamatan secara individu.

h) Guru memberi tes pada akhir siklus I.

3) Pengamatan

a) Peneliti mengamati jalannya proses pembelajaran dan menilai kerjasama,

keaktifan dan kemampuan siswa dalam menyelesaikan pekerjaan

bersama kelompoknya.

b) Peneliti menilai hasil tes akhir siklus dan laporan yang telah dikerjakan


(45)

4) Refleksi

Peneliti bersama guru bidang studi Biologi mendiskusikan hasil pengamatan

sehingga kekurangan yang ada pada siklus I dapat dikurangi pada siklus

berikutnya. Sehingga hasil yang dicapai pada siklus berikutnya menjadi lebih

baik dari pada siklus sebelumnya.

2. SIKLUS II a. Perencanaan

Adapun kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan adalah sebagai

berikut :

1) Membuat program pembelajaran yaitu, PR dan LKS mengenai fotosintesis

yang berkaitan tumbuhan hijau merupakan produsen yang mampu

memproduksi makanan sendiri dengan bantuan sinar matahari untuk

berfotosintesis.

2) Mempersiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan dalam praktikum

fotosintesis.

3) Mempersiapkan lembar observasi.

4) Siswa menyiapkan segala peralatan yang dibutuhkan selama kegiatan

KBM berlangsung.

b. Pelaksanaan Tindakan

1) Guru menjelaskan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu

mengenai tujuan dan cara kerja fotosintesis.


(46)

3) Siswa mempersiapkan alat dan bahan untuk praktikum berupa daun yang

sudah ditutup kertas timah sehari sebelum praktikum.

4) Daun tersebut dimasukkan ke dalam air panas hingga berwarna kuning

pucat kemudian diangkat dan dimasukkan lagi ke dalam tabung reaksi

yang berisi alkohol. Warna alkohol diamati setelah bercampur dengan

daun tadi.

5) Daun diangkat kemudian ditetesi dengan larutan lugol, amati perubahan

yang terjadi.

6) Siswa juga melakukan untuk daun yang tidak ditutupi kertas timah.

7) Perbedaan warna kedua daun tersebut diamati dan dicatat dalam tabel

pengamatan.

8) Setiap kelompok mempresentasikan hasil pengamatan.

9) Guru membimbing siswa dalam mengerjakan soal pada LKS dilanjutkan

berdiskusi untuk menarik suatu kesimpulan.

10) Siswa membuat laporan hasil pengamatan secara individu.

11) Guru memberi tes pada akhir siklus II.

c. Pengamatan

1) Peneliti mengamati jalannya proses pembelajaran dan menilai Kerjasama,

keaktifan dan kemapuan siswa dalam menyelesaikan pekerjaan bersama

kelompoknya.

2) Peneliti menilai hasil tes akhir siklus dan laporan yang telah dikerjakan

siswa secara individu.


(47)

Peneliti bersama guru bidang studi Biologi mendiskusikan hasil pengamatan

sehingga kekurangan yang ada pada siklus II dapat dikurangi pada siklus

berikutnya. Sehingga hasil yang dicapai pada siklus berikutnya menjadi lebih

baik dari pada siklus sebelumnya.

3. SIKLUS III a. Perencanaan

Adapun kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan adalah sebagai

berikut :

1) Membuat program pembelajaran yaitu, PR dan LKS untuk menerapkan

konsep organisme heterototrof dengan memanfaatkan gambar (charta)

dan hewan-hewan yang ada di sekitar lingkungan sekolah.

2) Mempersiapkan lembar observasi.

3) Siswa menyiapkan segala peralatan yang dibutuhkan selama kegiatan

KBM berlangsung.

b. Pelaksanaan Tindakan

1) Guru menjelaskan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan, yaitu

mengamati hewan-hewan yang terdapat pada charta yang telah

disediakan secara berkelompok.

2) Membagi kelas dalam 6 kelompok.


(48)

4) Berdasarkan pengetahuannya siswa mengelompokkan hewan-hewan

yang ada pada charta menjadi 3 kelompok, yaitu herbivora, carnivora dan

omnivora.

5) Hasil pengamatan dimasukkan dalam LKS.

6) Selain mengamati charta, siswa juga mengamati hewan-hewan yang ada

di lingkungan sekitar sekolah maupun rumah masing-masing. Hasil

pengamatan dimasukkan kedalam LKS, digabungkan dengan hasil

pengamatan pada charta.

7) Tiap mempresentasikan hasil pengamatan, dilanjutkan dengan diskusi

untuk mendapatkan suatu kesimpulan.

8) Siswa diminta membuat laporan hasil pengamatan secara individu.

9) Guru mengadakan tes akhir siklus III.

c. Pengamatan

1) Peneliti mengamati jalannya proses pembelajaran dan menilai Kerjasama,

keaktifan dan kemampuan siswa dalam menyelesaikan pekerjaan

bersama kelompoknya.

2) Peneliti menilai hasil tes akhir silkus dan laporan yang telah dikerjakan

siswa secara individu.

d. Refleksi

Peneliti bersama guru bidang studi Biologi mendiskusikan hasil pengamatan.

Setelah siklus ke III berakhir tingkat pemahaman dan hasil belajar siswa akan


(49)

G. Pengembangan Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini meliputi LKS

dan alat evaluasi hasil belajar yang berpedoman pada indikator masing-masing rencana

pelaksanaan pembelajaran. Instrumen ini merupakan seperangkat tugas yang harus

diselesaikan oleh siswa, langkah-langkah penyusunan instrumennya adalah sebagai

berikut :

1. Merumuskan tujuan pembelajaran khusus berdasarkan rambu-rambu dalam silabus

kurikulum IPA SMP 2006.

2. Menyusun instrumen LKS sesuai dengan materi yang akan disampaikan.

3. Menyusun soal berdasarkan tujuan khusus yang telah dirumuskan dan kisi-kisi soal

sesuai dengan materi yang akan disampaikan dan dilengkapi dengan kunci jawaban.

H. Validasi Instrumen

Validasi instrumen dilakukan oleh guru mata pelajaran biologi dan dosen pembimbing.

I. Data dan Cara Pengambilan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dapat diperoleh dari :

a. Sumber data

Sumber data penelitian tindakan kelas ini diperoleh dari :


(50)

2) Hasil pemahaman siswa melalui LKS pada setiap kali pertemuan.

3) Lembar observasi aktivitas oleh observer dan respon dari guru dalam kegiatan

pembelajaran untuk melihat peningkatan aktivitas bertanya dan menjawab di

setiap siklus.

b. Jenis data

1) Jenis data :

Jenis data dari penelitian ini adalah data kuantitatif dan data kualitatif . Data

Kuantitatif terdiri atas ketrampilan siswa dan hasil belajar siswa. Sedang data

kualitatif berupa hasil observasi yang dilakukan oleh observer.

2) Cara Pengambilan data :

a) Data kualitatif diperoleh dari observasi setiap akhir siklus yang diambil

oleh observer.

b) Data kuantitatif diperoleh dari hasil belajar diambil dengan menggunakan

alat evaluasi berupa tes tiap siklus.

J. Teknik Analisis Data

Analisis data terhadap hasil penelitian dijelaskan sebagai berikut:

1. Analisis data hasil penelitian yang tergolong data kuantitatif berupa hasil belajar

dengan cara persentase yaitu dengan menghitung peningkatan ketuntasan belajar

siswa secara individual jika siswa tersebut mampu mencapai nilai 65 dan

ketuntasan klasikal jika siswa yang memperoleh nilai 65 ini jumahnya sekitar


(51)

rumus : Analisis tersebut dilakukan dengan menghitung ketuntasan individual

dan ketuntasan klasikal dengan rumus sebagai berikut:

Ketuntasan individu =

maksimal nilai

Jumlah

nilai Jumlah

x 100 %

Ketuntasan klasikal =

siswa seluruh Jumlah

belajar tuntas

yang siswa Jumlah

x 100 %

Keterangan:

Ketuntasan indiviual : Jika siswa mencapai ketuntasan KKM sekolah > 65

Ketuntasan klasikal : Jika > 85% dari seluruh siswa mencapai ketuntasan > 65

2. Data hasil pemahaman siswa terhadap soal-soal LKS.

3. Data kualitatif diperoleh dari penggunaan lembar observasi aktivitas dan respon

siswa selama proses pembelajaran berlangsung dengan cara deskriptif.

K. Indikator Keberhasilan Penelitian

Indikator keberhasilan dari penelitian ini adalah apabila ada peningkatan hasil dari setiap

siklus.

Indikator keberhasilan yang diterapkan dalam penelitian ini adalah :

1. Minimal ≥60 % siswa aktif dalam KBM.

2. Untuk perorangan, seorang siswa disebut tuntas belajar apabila telah mencapai skor

65 % atau nilai 65.


(52)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Umum dan Kondisi Belajar SMP Promasan

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti sebelum melakukan

penelitian diperoleh data mengenai kondisi pembelajaran di SMP Kemasyarakatan di

Dusun Promasan, Desa Banjaroya, Kecamatan Kali Bawang, Kabupaten Kulon progo.

Proses pembelajaran yang berlangsung masih satu arah di mana guru masih berperan

sebagai orang yang maha tahu dan sumber dari segala pengetahuan bagi siswa, sehingga

selama proses pembelajaran berlangsung keterlibatan siswa dalam pembelajaran masih

kurang atau dapat dikatakan bahwa siswa cenderung pasif. Selain itu siswa juga kurang

berantusias dalam mengikuti pelajaran yang ditunjukkan dengan masih sedikitnya siswa

yang mengajukan pertanyaan maupun menanggapi pertanyaan yang diberikan oleh guru.

Metode yang digunakan guru dalam pengajaran adalah metode ceramah dan

hafalan sehingga siswa cenderung ramai sendiri; asyik dengan teman sebangku;

mengerjakan tugas lain seperti tugas menggambar yang bukan jamnya, bahkan ada pula

yang bermain secara sembunyi-sembunyi saat guru menerangkan di depan kelas. Ketika

peneliti mengkonfirmasi kapada siswa mengapa bertindak demikian secara sponton siswa

menjawab bahkan proses pembelajaran sangat membosankan karena setiap pembelajaran

hanya “cerito wae” dan sering diminta menulis dan menghafal dari buku paket yang sudah ada“khan mboseni to mas, mending buat ngerjake liyane!”.


(53)

Model hafalan ini menyebabkan siswa kurang kreatif, kurang kritis dan rendahnya

siswa dalam menganalisis pertanyaan yang diberikan oleh guru saat proses belajar

maupun saat diadakan ulangan harian.

Data yang diperoleh dari observasi kondisi awal, hasil nilai ulangan harian siswa

kelas VII, masih banyak siswa yang belum mencapai standar ketuntasan belajar.

Rangkuman hasil belajar Ulangan Harian siswa kelas VII ditunjukkan pada tabel berikut

ini :

Tabel 2. Hasil Ulangan Harian siswa kelas VII

No Hasil Ulangan Pencapaian

1. Nilai tertinggi 9,5

2. Nilai terendah 4

3. Rata-rata 7,18

4. Jumlah siswa yang tuntas belajar ( nilai≥ 6,5) 17

5. Jumlah siswa yang tidak tuntas belajar (nilai < 6,5) 9

6. Presentase ketuntasan belajar secara klasikal 65,38%

Berdasarkan data pada tabel dapat diketahui bahwa rata-rata hasil belajar siswa

kelas VII adalah 7,18 sedang ketuntasan belajar yang dicapai sebesar 65,38%. Hasil ini


(54)

B. Hasil Penelitian 1. Siklus I Perencanaan

Berdasarkan masalah yang telah diidentifikasi pada saat observasi awal maka

telah direncanakan model pembelajaran pada pokok bahasan Ekosistem melalui

pendekatan kontekstual (Contextual Teaching dan Learning). Kurangnya partisipasi

siswa dalam proses belajar mengajar seperti bertanya, menjawab pertanyaan, kurangnya

percaya diri siswa dalam mengemukakan pendapat, dan hasil belajar yang masih rendah

menjadi dasar peneliti untuk melakukan tindakan kelas dengan Metode Pendekataan

Kontekstual (CTL).

Dalam perencanaan siklus I peneliti mempersiapkan treatment khusus dalam

pendekatan awal kepada siswa seperti menyiapkan ”guyonan-guyonan” ringan agar

siswa merasa tidak tegang dengan sosok guru yang baru. Hal ini dirasa sangat penting

dilakukan karena sebagai langkah awal untuk pendekatan guru pada siswa supaya siswa

tidak merasa takut untuk bertanya, mengemukakan pendapatnya dan guru sebagai rekan

belajar. Dalam mengapresiasi siswa yang mampu bertanya, menjawab pertanyaan dari

guru maupun dalam forum diskusi guru menyiapkan reward. Hal ini dilakukan supaya

dalam proses pembelajaran selanjutnya siswa akan terbiasa aktif bertanya, menjawab dan

mengemukakan pendapat.

Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan pada siklus I dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan yang


(55)

2012 dan pertemuan II dilaksanakan pada hari Rabu 2 Mei 2012. Pelaksanaan

pembelajaran pada siklus I ini mengacu pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

yang telah dipersiapkan. Awal pembelajaran peneliti memberikan salam dan

menerangkan tentang materi yang akan dipelajari. Di awal pembelajaran peneliti

berusaha mendekatkan diri pada siswa dengan cara menyisipkan candaan dan guyonan

agar siswa tidak tegang disela-sela menerangkan materi. Selama pembelajaran

berlangsung, aktivitas peneliti maupun siswa diamati oleh guru kolaborator maupun

observer yang bertindak sebagai pengamat.

Pokok bahasan yang menjadi fokus dari siklus I adalah membahas tentang satuan

makhluk hidup dalam ekosistem. Pembelajaran dilakukan dengan model kontekstual

dengan metode eksperimen di halaman sekolah dan sawah milik masyarakat. Pengamatan

alam secara langsung menyadarkan siswa bahwa secara alami hewan maupun tumbuhan

tidak dapat hidup sendiri-sendiri.

Dalam melakukan pengamatan siswa mencatat apa saja yang dapat dimasukkan

kedalam kelompok makluk hidup (biotik) dan makhluk tak hidup (abiotik) kedalam tabel

yang sudah dipersiapkan terlebih dahulu. Secara berkelompok siswa mendiskusikan hasil

pengamatan tersebut dan mencoba untuk menarik kesimpulan dengan mendapat

bimbingan dan pengawasan dari guru. Dengan mengadakan pengamatan lingkungan

diluar kelas siswa dapat melihat gambaran secara langsung pola interaksi komponen

biotik dan abiotik dalam bentuk rantai makanan, sehingga apa yang dilihat dan dirasakan


(56)

0 10 20 30 40 50 60 70 Tuntas P ro se n ta se K e tu n ta sa n B e la ja r (% ) Siklus I

Gambar 1. Penyebaran hasil belajar Siklus I

Pada akhir siklus

kemampuan belajar siswa

sebagai berikut :

a. Hasil tes akhir

Hasil belajar

berhubungan d

tes setelah pen

No

1. Nilai tertingg

2. Nilai terenda

3. Rata-rata

4. Jumlah siswa

5. Jumlah siswa

6. Presentase ke

Siswa sec

dengan ketunt

Grafik penyeba

61,53 %

38,47 %

Tuntas Tidak Tuntas

Siklus I

Gambar 1. Penyebaran hasil belajar Siklus I

klus I dilakukan tes akhir yang berfungsi unt

wa. Dari hasil observasi pelaksanaan siklus I dipe

khir siklus I.

ar merupakan suatu perubahan yang menyangkut

n dengan ingatan, pengetahuan, dan kemampuan i

h penelitian tindakan kelas pada siklus I adalah sebaga

Tabel 3 : Hasil tes Siklus I

Hasil Ulangan

tinggi

endah

a

h siswa yang tuntas belajar ( nilai≥6,5)

h siswa yang tidak tuntas belajar (nilai < 6,5)

se ketuntasan belajar secara klasikal

secara klasikal yang memperoleh nilai 6,5 ke atas

untasan belajar 61,53 %.

ebaran hasil belajar dapat dilihat pada gambar ber

61,53 %

38,47 %

untuk mengukur

diperoleh hasil-hasil

gkut tujuan yang

n intelektual. Hasil

bagai berikut: Pencapaian 9 3 6,46 16 10 61,53 %

tas adalah 16 siswa

berikut ini :

61,53 %


(57)

0 10 20 30 40 50 P ro se n ta se K e a kt if a n (% )

Dengan m

siswa, yang tunt

belajar ada 10

memenuhi sy

klasikal dica

memperoleh ni

b. Aktivitas siswa

Aktivitas

dilakukan sela

bersifat fisik/

menfokuskan

aspek membac

oleh observer

memenuhi standa

Gambar 2 : H

9 siswa (34,61%) 12 siswa (46,15%) 11 siswa (42,30%) 0 10 20 30 40 50

Bertanya Menjawab Tidak

Bertanya/ Menjawab Gambar 2. Aktivitas Siswa dalam KBM

Grafik Keaktifan Siswa

n memperhatikan grafik tersebut dapat diketahui

tuntas belajar secara individu 16 siswa dan yan

10 siswa. Ketuntasan belajar klasikal hanya 61,53

syarat ketuntasan belajar klasikal, karena ket

dicapai sekurang-kurangnya 85 % dari jumla

h nilai 6,5 atau lebih.

swa dalam proses pembelajaran siklus I.

s belajar siswa yang dimaksud adalah kegiat

elama proses belajar mengajar berlangsung, baik

ik/ jasmani maupun mental/ rohani. Hasil

n pada aspek bertanya dan menjawab pertanya

baca, menulis dan berdiskusi dalam hasil observasi

ver dari siklus I – siklus III menunjukkan aktivita

tandar yaitu≥60% siswa aktif kecuali bertanya da

2 : Hasil angket observasi siswa dalam proses pembe

9 siswa (34,61%) 12 siswa (46,15%) 11 siswa (42,30%) Tidak Bertanya/ Menjawab

hui bahwa dari 26

yang belum tuntas

61,53 % berarti belum

ketuntasan belajar

lah siswa yang

iatan siswa yang

baik aktivitas yang

sil penelitian ini

nyaan dikarenakan

vasi yang dilakukan

vitas tersebut sudah

dan menjawab.

belajaran siklus I

9 siswa (34,61%) 12 siswa (46,15%) 11 siswa (42,30%)


(58)

Berdasarkan gambar diatas, terlihat bahwa aktivitas siswa dalam KBM

masih kurang. Hal ini ditunjukkan dengan minat bertanya maupun menjawab

para siswa yang masih sangat sedikit. Baru 9 siswa (34,61%) aktif bertanya,

12 siswa (46,15%) menjawab dan 11 siswa (42,30%) tidak melakukan

aktivitas bertanya maupun menjawab. Bagi siswa yang malu untuk bertanya

mereka masih mengalami kebinggungan tentang apa yang akan ditanyakan

sedangkan bagi siswa yang belum berani menjawab kebanyakan siswa merasa

malu bila jawabannya salah dan ditertawakan.

Rendahnya aktivitas bertanya dan menjawab dalam siklus I ini

berbanding lurus dengan nilai hasil LKS siswa saat KBM berlangsung. Siswa

yang cenderung aktif memiliki daya pikir yang lebih luas sehingga nilai

dalam LKS lebih baik daripada siswa yang pasif. Kenyataan yang terlihat di

siklus ini meskipun kesan para siswa terhadap KBM Kontekstual menarik

karena siswa dapat melihat dan berinteraksi dengan lingkungan di luar

sekolah secara langsung dan mudah dipahami karena ada kaitannya dengan

kehidupan sehari-hari tetapi belum mampu mendorong dan memotivasi siswa

untuk lebih aktif dalam bertanya maupun menjawab dikarena sebelumnya

memang belum terbiasa sehingga saat presentasi pun masih takut dan tidak


(59)

c. Refleksi siklus I

Dilihat dari data hasil tes evaluasi akhir siklus I, hasilnya belum

memuaskan, karena ketuntasan belajar secara klasikal belum tercapai, masih

ada 10 ( 38,47 %) siswa yang belum tuntas belajar secara individu dengan

nilai rata-rata kelas 6,72.

Berdasarkan hasil angket yang diperoleh dari observer sebagian besar

siswa merasa tertarik dengan pembelajaran kontektual. Siswa merasa lebih

mudah untuk memahami materi karena siswa dapat melihat secara langsung

obyek yang sedang dipelajari meskipun baru 9 siswa (34,61%) yang aktif

bertanya dan 12 siswa (46,15%) menjawab dan 11 siswa (42,30%) siswa tidak

melakukan aktivitas bertanya dan menjawab. Siswa belum terbiasa dengan

aktivitas bertanya dan menjawab pertanyaan menjadi kendala utama dalam

siklus I ini.

Kegiatan praktikum siswa belum maksimal karena masih banyak siswa

yang tidak memanfaatkan waktu praktikum dengan sebaik-baiknya. Masih

banyak siswa yang tidak serius waktu praktik sehingga hasil yang diperoleh

juga minimal. Pada saat diskusi juga terlihat banyak siswa yang kurang serius

dan berbicara sendiri. Saat presentasi banyak siswa yang kurang lancar

berbicara di depan kelas, ini terjadi karena siswa tidak terbiasa berbicara di

depan kelas, sehingga siswa merasa malu dan canggung terhadap

teman-teman yang lain.

Pada siklus I ini dapat diketahui kelebihan dan kekurangan


(60)

adalah siswa dapat membangun ingatannya sendiri karena siswa melakukan

dan mengamati sendiri apa yang dipelajarinya sehingga apa yang dilihat dan

yang dirasakan akan masuk dalam ingatan siswa lebih lama, daripada bila

mereka harus menghafalkan materi sesuai dengan buku. Sedang

kekurangannya adalah banyak waktu yang terbuang, karena banyak siswa

yang tidak serius dalam melakukan penelitian, Waktu berdiskusi digunakan

untuk ngobrol dan bermain sendiri dan masih malu untuk presentasi didepan

kelas.

Berdasarkan refleksi siklus I, langkah selanjutnya guru harus lebih

memberikan motivasi kepada siswa agar dapat lebih serius ketika pelajaran

sedang berlangsung, dan lebih percaya diri bila harus presentasi di depan

kelas. Sehingga pada pelaksanaan sikuls II hasil yang diperoleh menjadi lebih

baik dari siklus I.

2. Siklus II

Pada siklus ini guru menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan, terutama

mengenai tujuan dan cara kerja praktikum fotosintesis. Praktikum fotosintesis ini

berkaitan dengan materi tentang tumbuhan merupakan produsen yang mampu

memproduksi makanan sendiri dengan bantuan sinar matahari. Guru memberikan

motivasi pada siswa agar nantinya siswa tidak malu lagi ketika bertanya, menjawab

pertanyaan saat presentasi di depan. Siswa dibagi dalam 6 kelompok. Tiap kelompok

menyiapkan alat dan bahan untuk praktikum berupa daun yang ditutup kertas timah,


(61)

0 20 40 60 80 100 Tuntas P ro se n ta se K e tu n ta sa n B e la ja r (% ) Siklus II

Gambar 3. Penyebaran hasil belajar Siklus II

dengan LKS yang t

melakukan praktikum

hasil observasi pada s

a. Hasil tes akhir sikl

Hasil tes setelah pe

No

1. Nilai tertingg

2. Nilai terenda

3. Rata-rata

4. Jumlah siswa

5. Jumlah siswa

6. Presentase ke

Siswa secara klasi

ketuntasan belajar

Grafik penyebaran ha

76,92 %

23,08 %

Tuntas Tidak Tuntas

Siklus II

Gambar 3. Penyebaran hasil belajar Siklus II

telah dipersiapkan oleh guru. Dengan bimbing

kum, mempresentasikan hasilnya, dan menarik ke

da siklus II diperoleh hasil-hasil sebagai berikut :

iklus II.

h penelitian tindakan kelas pada siklus II adalah seba

Tabel 4 : Hasil tes Siklus II

Hasil Ulangan

tinggi

endah

a

h siswa yang tuntas belajar ( nilai≥ 6,5)

h siswa yang tidak tuntas belajar (nilai < 6,5)

se ketuntasan belajar secara klasikal

asikal yang memperoleh nilai 6,5 ke atas adalah 20

jar 76,92 %

ran hasil belajar dapat dilihat pada gambar berikut i

76,92 %

23,08 %

bingan guru siswa

k kesimpulan. Dari

:

h sebagai berikut:

Pencapaian 10 5 7,36 20 6 76,92 %

h 20 siswa dengan

kut ini :

76,92 %


(1)

Kelas VII Biologi

1 2625 AGNES MEITRIANA P 7 Tuntas

2 2626 AGUSTINUS TRI BAGAS HENDRA ERWANTO L 7 Tuntas

3 2627 ALBERTUS PRASOJO AGUNG JIWANTO L 9 Tuntas

4 2628 ALFAN BENI GUSTI NUGROHO L 7 Tuntas

5 2629 ANGELA MERICI KHARINA PUTRI MP P 10 Tuntas 6 2630 ANTONIUS ALFIANSYAH IHYA MAULANA L 9 Tuntas 7 2631 BONAVENTURA KELVIN LISA OKTAVIANO L 7 Tuntas

8 2632 GRACE CEZZA ANINDA P 8 Tuntas

9 2633 GREGORIUS ANDIKA RIO KURNIAWAN L 9 Tuntas

10 2634 KUNTARDO FERINI TRI WIDIYANTO L 5 Tidak

11 2635 MARGARETA NINIK PURWANTI P 9 Tuntas

12 2636 MARGARITA DWI NOVIYANTI P 5 Tidak

13 2637 MARIA UCIK NIRMALA P 9 Tuntas

14 2638 MARTINUS MARYANTO L 10 Tuntas

15 2639 MATEUS RESTU GUNARTO L 8 Tuntas

Siklus III

Nilai Akhir

Siklus Ketuntasan L/P

NO NIS Nama

Telp.(0274) 7101626. Kode Pos: 55672

15 2639 MATEUS RESTU GUNARTO L 8 Tuntas

16 2640 MONICA FENI WULANSARI P 7 Tuntas

17 2641 NICOLAUS DE TOLETINO BETAFIANTO L 7 Tuntas

18 2642 PHILIPUS DEDHY SETIYADI L 7 Tuntas

19 2643 PUTRI DEVI SANTIKA P 9 Tuntas

20 2644 REGINA CYNTHIA CHRISHAN C P P 10 Tuntas

21 2645 SUSANA RATRI INDRIYANI P 7 Tuntas

22 2646 TRIAS WINANTA PUTRA L 7 Tuntas

23 2647 VINCENTIUS WAHYU KURNIAWAN L 7 Tuntas

24 2648 YOHANA RISKA ADVENTINA P 7 Tuntas

25 2649 YOHANES WAHYU DWI SAPUTRO L 8 Tuntas

26 2650 YUSTINUS HENDRA SUJATMIKO L 7 Tuntas

Total 202

RATA-RATA SKOR 7.76923077

SKOR MAKSIMAL (IDEAL) 10

PROSENTASE SKOR TERCAPAI (%) 77.6923077

PROSENTASE KALSIKAL(%) 92.3076923

NILAI TUNTAS KKM 65

NILAI TERTINGGI 10

NILAI TERENDAH 5

JUMLAH SISWA TUNTAS KKM 24

JUMLAH SISWA TIDAK TUNTAS KKM 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(2)

(3)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(4)

NO Nama L/

P Intensitas NIS

Bertanya Menjawab Menulis Membaca Diskusi 1 2625 AGNES MEITRIANA

2 2626 AGUSTINUS TRI BAGAS HENDRA ERWANTO P 3 2627 ALBERTUS PRASOJO AGUNG JIWANTO L

4 2628 ALFAN BENI GUSTI NUGROHO L

5 2629 ANGELA MERICI KHARINA PUTRI MP L 6 2630 ANTONIUS ALFIANSYAH IHYA MAULANA P 7 2631 BONAVENTURA KELVIN LISA OKTAVIANO L

8 2632 GRACE CEZZA ANINDA L

9 2633 GREGORIUS ANDIKA RIO KURNIAWAN P 10 2634 KUNTARDO FERINI TRI WIDIYANTO L

11 2635 MARGARETA NINIK PURWANTI L

12 2636 MARGARITA DWI NOVIYANTI P

13 2637 MARIA UCIK NIRMALA P

14 2638 MARTINUS MARYANTO P

15 2639 MATEUS RESTU GUNARTO L

16 2640 MONICA FENI WULANSARI L

17 2641 NICOLAUS DE TOLETINO BETAFIANTO P

18 2642 PHILIPUS DEDHY SETIYADI L

19 2643 PUTRI DEVI SANTIKA L

20 2644 REGINA CYNTHIA CHRISHAN C P P

21 2645 SUSANA RATRI INDRIYANI P

22 2646 TRIAS WINANTA PUTRA P

23 2647 VINCENTIUS WAHYU KURNIAWAN L

24 2648 YOHANA RISKA ADVENTINA L

25 2649 YOHANES WAHYU DWI SAPUTRO P

26 2650 YUSTINUS HENDRA SUJATMIKO L

L

SMP KEMASYARAKATAN KALIBAWANG

Promasan, Banjaroya, Kalibawang, Kulon Progo, D.I.Yogyakarta

Telp.(0274) 7101626. Kode Pos: 55672

Kulon Progo, ………., ……… 2012

Observer


(5)

Foto Kegiatan

Pengamatan Biotik dan Abiotik Presentasi

Ulangan Akhir Siklus Siswa Ramai Saat Guru mengajar di depan

Aktivitas Bertanya dan Menjawab Aktivitas Menulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(6)

Foto Kegiatan

Pengamatan di sawah Pengamatan “Jaring Laba-laba”

Pengamatan di sungai Mengerjakan LKS


Dokumen yang terkait

Analisa pengaruh hasil belajar matematika terhadap kemampuan menyelesaikan soal-soal fisika|b:Studi pengaruh hasil belajar pokok bahasan getaran pada siswa kelas 2 semester III di SLTP Negeri 3 Jember tahun ajaran 2002/2003

0 11 80

Analisa pengaruh hasil belajar matematika terhadap kemampuan menyelesaikan soal-soal fisika: Studi pengaruh hasil belajar pokok bahasan getaran pada siswa kelas 2 semester III di SLTP Negeri 3 Jember tahun ajaran 2002/200

0 13 80

Hubungan antara persepsi dan motivasi belajar fisika dengan hasil belajar fisika pokok bahasan energi siswa kelas 1 cawu III SLTP Negeri 3 Jember tahun ajaran 2001/2002

0 4 69

Peningkatan hasil belajar matematika siswa melalui pendekatan realistik pada pokok bahasan pecahan

2 17 79

Upaya meningkatkan hasil belajar matematika pokok bahasan bilangan pecahan melalui pembelajaran kontekstual pada siswa kelas III SD Al-Zahra Indonesia Pamulang

0 6 0

Pengaruh penggunaan metode CTL (Contextual Teaching And Learning) terhadap hasil belajar siswa pada konsep gerak dan energi

1 21 183

Meningkatkan hasil belajar matematika melalui pendekatan pemecahan masalah pada siswa kelas V SD Negeri 2 Bone-Bone Kota Baubau pada pokok bahasan FPB dan KPK

0 0 12

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian - Pengaruh pembelajaran dengan pendekatan CTL (Contextual Teaching Learning) terhadap hasil belajar siswa pada pokok bahasan pencemaran lingkungan di Kelas X SMA Negeri 1 Kumai Tahu

0 0 16

BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian - Pengaruh pembelajaran dengan pendekatan CTL (Contextual Teaching Learning) terhadap hasil belajar siswa pada pokok bahasan pencemaran lingkungan di Kelas X SMA Negeri 1 Kumai Tahun Ajaran 2014/2015 - Di

0 0 14

Meningkatkan kemampuan memecahkan masalah dan hasil belajar siswa melalui pokok bahasan pesawat sederhana di SMP Negeri-4 kelas VIII semester II Palangka Raya tahun ajaran 2015/2016 - Digital Library IAIN Palangka Raya

1 1 185