BAB III PULAU TIMOR DAN TRADISI PENJUALAN ANAK
DI JEMAAT GEREJA MASEHI INJILI DI TIMOR GMIT
Dalam bab ini akan dijelaskan tentang hasil penelitian tradisi penjualan anak di pulau Timor. Penjelasan diawali dengan deskripsi tempat penelitian yang berisi paparan secara
garis besar tentang penduduk yang berdomisili di pulau ini dan paparan singkat tentang Gereja Masehi Injili di Timor GMIT. Penjelasan dilanjutkan dengan mendeskripsikan
pemahaman para partisipan tentang tradisi penjualan anak dan analisa penulis pada deskripsi para partisipan tentang tradisi penjualan anak.
A. DESKRIPSITEMPAT PENELITIAN
1. Deskripsi Umum Pulau Timor
Pulau Timor yang dimaksud dalam kajian ini adalah Timor Barat, yang dibedakan dari bagian timur yaitu yang adalah wilayah negara Timor Leste. Kondisi geografis pulau
Timor umumnya terdiri dari padang-padang sabana dan steppa yang luas dengan deretan bukit-bukit dan gunung-gunung dengan hutan-hutan primer dan sekunder.
Umumnya mengalami musim kemarau yang sangat kering dan curah hujan yang sedikit dan tidak panjang pada musim penghujan. Hal ini menyebabkan pulau Timor termasuk
salah satu pulau yang dikategorikan minus dalam sumber daya alamnya. Penduduk pulau Timor dibedakan antara orang Rote, orang Helon, orang Atoni, orang
Belu, orang Kamak, orang Marae dan orang Kupang. Orang Rote mendiami pulau Rote yang terletak di sebelah barat-daya pulau Timor. Orang Helon mendiami suatu daerah di
sekitar kota Kupang, orang Atoni tinggal di daerah pedalaman di pulau Timor dan disebut sebagai orang asli pulau Timor. Orang Belu tinggal menyempit dari pulau
Timor bagian tengah dan mendiami daerah ini dari bagian utara sampai selatan. Orang Kemak tinggal di bagian utara pulau Timor, orang Marae tinggal di daerah perbatasan
antara Timor Barat dan Timor Leste, sedangkan orang Kupang mendiami kota Kupang dan sekitarnya, terdiri atas campuran orang-orang yang berasal dari daerah-daerah
Timor sendiri dan dari luar Timor, yaitu orang-orang Cina, Arab dan orang-orang yang berasal dari berbagai daerah lain di Indonesia.
1
Dalam kajian ini secara general dipakai nama “Pulau Timor”, dengan pertimbangan bahwa tradisi penjualan anak ini secara umum diyakini dan dipraktekkan oleh banyak
orang dari berbagai kelompok suku di pulau Timor yang disebutkan di atas, tidak terbatas pada orang Rote saja, atau orang Helon, orang Atoni, Belu, Kamak, Marae,
tetapi juga dalam kehidupan masyarakat majemuk di kota Kupang. Lokasi penelitian yang dipilih adalah di kota Kupang, tetapi partisipan yang dipilih
bervariasi dari beberapa kelompok suku. Secara khusus penulis memilih beberapa partisipan yang adalah anggota jemaat Gereja Masehi Injili di Timor GMIT.
2. Deskripsi Umum Gereja Masehi Injili di Timor GMIT