Kelebihan dan kekurangan pembelajaran kooperatif

5. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif

Menurut Ibrahim, dkk. dalam Trianto, 2007:48 langkah-langkah pembelajaran kooperatif terdapat enam fase, yaitu : Fase Tingkah Laku Guru Fase – 1 Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa. Fase – 2 Menyampaikan informasi. Fase – 3 Mengorganisasikan siswa kedalam kelompok- kelompok belajar. Fase – 4 Membimbing kelompok bekerja dan belajar. Fase – 5 Evaluasi Fase – 6 Memberikan penghargaan. Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar. Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau bahan bacaan. Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien. Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mengerjakan tugas mereka. Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya. Guru mencari cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu maupun kelompok

6. Kelebihan dan kekurangan pembelajaran kooperatif

Tabel 2.1 Setiap model pembelajaran mempunyai kelebihan dan kekurangan. Demikian pula dengan pembelajaran kooperatif. Kelebihan dari pembelajaran kooperatif menurut Slavin dalam Ratumanan, 2002:110 diantaranya sebagai berikut : a. Siswa bekerja sama dalam mencapai tujuan dengan menjunjung tinggi norma-norma kelompok. b. Siswa aktif membantu dan mendorong semangat untuk sama-sama berhasil. c. Aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan keberhasilan kelompok. d. Interaksi antar siswa seiring dengan peningkatan kemampuan mereka dalam berpendapat. e. Interaksi antar siswa juga membantu meningkatkan perkembangan kognitif yang non konservatif menjadi konservatif. Sementara itu menurut Hill Hill dalam Djong, 2006:28 kelebihan pembelajaran kooperatif diantaranya : a. Meningkatkan prestasi siswa. b. Memperdalam pemahaman siswa. c. Menyenangkan siswa. d. Mengembangkan sikap positif siswa. e. Mengembangkan sikap kepemimpinan. f. Mengembangkan sikap menghargai diri sendiri. g. Mengembangkan rasa saling memiliki. h. Mengembangkan keterampilan untuk masa depan. Sedangkan Dees dalam Djong, 2006:30 menyatakan beberapa kekurangan dari pembelajaran kooperatif diantaranya, yaitu : a. Membutuhkan waktu yang lama untuk siswa sehingga sulit mencapai target kurikulum. b. Membutuhkan waktu yang lama untuk guru sehingga pada umumnya guru tidak mau menggunakan pembelajaran kooperatif . c. Membutuhkan kemampuan khusus bagi guru sehingga tidak semua guru dapat melakukan atau menggunakan pembelajaran kooperatif. d. Menuntut sifat tertentu dari siswa, misalnya sifat suka bekerja sama. Meskipun kekurangan-kekurangan tersebut melekat pada pembelajaran kooperatif tetapi dapat diminimalkan dengan beberapa tindakan. Untuk kelemahan pertama dan kedua dalam pembelajaran kooperatif bisa digunakan LKS yang memungkinkan siswa dapat belajar dan bekerja secara efisien dan efektif. Selain itu pembagian kelompok dilakukan sebelum pembelajaran. Dengan demikian terjadi penghematan waktu. Untuk kelemahan ketiga guru dapat dilatih terlebih dahulu sehingga guru memiliki kemampuan yang diharapkan. Sedangkan untuk kelemahan keempat dengan digunakannya pendekatan psikologis, pembelajaran kooperatif akan membentuk sifat-sifat tertentu yang diinginkan sekaligus dapat dilatih.

C. PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD