Meganthropus Palaeojavanicus Homo Pithecanthropus Soloensis Ditemukan di dua tempat terpisah oleh Von Koeningswald dan

Ditemukan oleh Weidenreich dan Von Koenigswald pada Tahun 1939 di Trinil , Von Koenigswald menganggap fosil ini sejenis dengan Pithecanthropus Mojokertensis.

d. Pithecanthropus Soloensis Ditemukan di dua tempat terpisah oleh Von Koeningswald dan

Oppernoorth di Ngandong dan Sangiran.berupa tengkorak dan tulang kering. Tahun 1931-1933.

2. Meganthropus Palaeojavanicus

Meganthropus Palaeojavanicus adalah manusia paling primitif yang pernah ditemukan di Indonesia oleh Von Koeningswald tahun 1936 dan 1941 di formasi Pucangan, Sangiran. Mahkluk ini diberi nama meganthropus palaeojavanicus karena mega = besar bentuk tubuhnya yang lebih besar. Fosil yang ditemukan tersebut berupa rahang manusia purba yang berukuran besar. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa jenis manusia tersebut bertubuh sangat besar. Fragmen rahang bawah lain ditemukan oleh Marks pada tahun 1952 di lapisan terbawah formasi Kabuh. Ciri meganthropus palaeojavanicus yaitu: a. Tubuh kekar b. Tidak berdagu c. Rahang dan geraham yang besar

3. Homo

Homo Sapiens Wajak I ditemukan dekat Campurdarat Tulungagung Jawa Timur oleh Van Rietschoten tahun 1889, terdiri atas tengkorak, termasuk fragmen rahang bawah, dan beberapa buah ruas leher. Temuan tersebut diselidiki pertama kali oleh Dubois. Homo Sapiens Wajak II ditemukan oleh Dubois tahun 1890 di tempat yang sama, terdiri atas fragmenfragmen tulang tengkorak, rahang atas dan rahang bawah, serta tulang paha dan tulang kering. Ada dua jenis fosil homo yang ditemukan di Indonesia, yaitu Homo Wajakensis dan Homo Soloensis. Homo Wajakensis berarti manusia dari Wajak. Eugene Dubois menemukan fosil ini pada tahun 1889 di dekat Wajak, Tulungagung Jawa Timur. Homo Wajakensis diperkirakan menjadi nenek moyang dari ras Australoid yang merupakan penduduk asli Australia. Homo Soloensis artinya manusia dari Solo ditemukan di Ngandong, lembah Bengawan Solo antara tahun 1931 –1934. Penemunya adalah Ter Haar dan Oppenorth. Kehidupan Homo Soloensis sudah lebih maju dengan berbagai alat untuk memenuhi kebutuhan dan mempertahankan hidup dari berbagai ancaman Ciri-ciri homo, antara lain 1 muka lebar dengan hidung yang lebar; 2 mulutnya menonjol; 3 dahinya juga masih menonjol, sekalipun tidak seperti jenis Pithecanthropus; 4 bentuk fisiknya sudah seperti manusia sekarang; 5 tingginya 130 –210 cm; 6 berat badan 30 –150 kg; 7 hidupnya sekitar 40.000 –25.000 tahun yang lalu. Homo Soloensis dan Homo Wajakensis kemudian mengalami perkembangan. Jenis homo ini diberi nama Homo Sapiens. Homo Sapiens lebih sempurna dilihat dari cara berpikir walaupun masih sangat sederhana. Homo Sapiens berarti manusia cerdas, diperkirakan hidup 40.000 tahun yang lalu setelah penelitian. Jenis inilah yang nantinya menjadi nenek moyang bangsa Indonesia. Adapun hal-hal yang membedakan pithecanthropus erectus dengan homo sapiens adalah sebagai berikut: Pithecantropus erectus, ciri-cirinya sebagai berikut: a. bentuk fisik dan wajahnya berbeda dengan manusai sekarang ttingkat kecerdasannya berbeda jauh. b. Tingkat kehidupannya masih primitif, mata pencaharian utamanya adalah berburu dan meramu memetik buah-buahan di hutan c. Hidup dala kelompok-kelompok kecil dan selalu berpindah-pindah. Homo sapiens, ciri-cirinya sebagai beikut: a. Bentuk fisik dan wajahnya mirip manusia sekarang. Tingkat kecerdasannya lebih tinggi daripada pithecanthropus erectus b. Tingkat kehidupannya lebih maju dari pithecantropus erectus dan telah mengenal perladangan dengan sistem ladang berpindah. c. Hidup telah menetap dalam waktu agak lama sekitar 2 atau 3 panen baru berpindah. d. Memiliki peralatan terbuat dari batu yang diasah halus, berbentuk beliung persegi, dan alat pemukul kulit kayu.

B. Perkembangan Kehidupan Manusia Zaman Pra-Aksara Dan Peralatan Kehidupan Yang Digunakan

Zaman pra aksara di Indonesia berdasarkan ciri kehidupan masyarakat, dibagi dalam empat babak, yaitu masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat sederhana,

Dokumen yang terkait

LAPORAN KEGIATAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) SMP NEGERI 2 GODEAN Sidomoyo, Godean, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta Laporan Ini Disusun sebagai Pertanggungjawaban Kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL).

0 5 158

LAPORAN KEGIATAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) SMP NEGERI 2 GODEAN Sidomoyo, Godean, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta Laporan Ini Disusun sebagai Pertanggungjawaban Kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL).

0 9 215

LAPORAN KEGIATAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) SMP NEGERI 2 GODEAN Sidomoyo, Godean, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta Laporan Ini Disusun sebagai Pertanggungjawaban Kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL).

0 3 202

LAPORAN KEGIATAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) SMP NEGERI 2 GODEAN Sidomoyo, Godean, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta Laporan Ini Disusun sebagai Pertanggungjawaban Kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL).

1 6 218

LAPORAN KEGIATAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) SMP NEGERI 2 GODEAN Sidomoyo, Godean, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta Laporan Ini Disusun sebagai Pertanggungjawaban Kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL).

0 3 216

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) SMP NEGERI 2 GODEAN.

0 4 184

LAPORAN KEGIATAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) SMP NEGERI 2 GODEAN.

0 0 69

LAPORAN KEGIATAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) SMP NEGERI 2 GODEAN.

0 8 189

LAPORAN INDIVIDU PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) SMP NEGERI 2 GODEAN.

0 0 158

LAPORAN KEGIATAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) SMP NEGERI 2 GODEAN.

0 0 72