Konsep Self-Efficacy Dalam Al-Qur’an

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id memengaruhi rangkaian tindakan yang diambil untuk mencapai sesuatu dan seberapa besar usaha yang ia lakukan. Di samping itu, keyakinan seseorang akan memengaruhi seberapa lama ia akan gigih dalam menghadapi rintangan dan kegagalan, atau ketabahannya dalam menghadapi kemalangan. Keyakinan tersebut juga terkait bagaimana pola pikir seorang individu menghalangi diri atau membantu dirinya sendiri, serta tingkat prestasi yang ia capai. 11 Hal tersebut terjadi karena keyakinan self-efficacy dalam diri individu akan memprediksi rangkaian tujuan bagi dirinya serta kinerja dalam mencapai tujuan tersebut. 12 Dari pemaparan di atas maka nilai-nilai yang dimaksud Shihab yang dapat melahirkan perilaku tertentu dalam rangka merubah nasib seseorang juga terkait dengan persepsi seseorang terhadap kompetensi yang dimilikinya self- efficacy. Hal tersebut sebagaimana pendapat Hamka karena Allah tidak akan merubah nasib seseorang jika individu tersebut tidak berusaha merubah nasibnya. 13 Sedang usaha yang dilakukan seseorang bergantung pada seberapa besar keyakinannya terhadap kemampuannya. Keyakinan yang dimiliki individu terkait kemampuannya dalam mencapai suatu tujuan akan memengaruhi usaha yang dilakukannya. Semakin kuat keyakinan seseorang terhadap kemampuannya, maka akan semakin besar usaha yang dilakukannya. Sebaliknya, semakin rendah self-efficacy seseorang, maka akan semakin kecil usaha yang dilakukannya. Hal tersebut sesuai dengan yang dinyatakan oleh Bandura 1983 bahwa semakin kuat self-efficacy positif seseorang maka akan semakin semangat untuk mencapai 11 Albert Bandura, Self-Efficacy: The Exercise of Control, New York: W. H. Freeman and Company, 1997, 3. 12 Ibid., 11. 13 Hamka, al-Azhar Juzu’ 14.., 74. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id tujuannya, begitu juga sebaliknya. Self-efficacy sebagai konsep diri seseorang akan mengarahkan seseorang tersebut agar tetap semangat untuk mencapai suatu yang telah diyakini. Oleh karena itu, individu yang sudah yakin terhadap kemampuannya, maka ia akan berusaha dengan penuh semangat. Dengan demikian, individu yang memiliki self-efficacy tinggi merupakan individu yang memiliki keinginan yang kuat dan tidak mudah putus asa dalam mencapai tujuannya. 14 Konsep keyakinan seseorang dalam mencapai suatu tujuan banyak dijelaskan dalam al-Qur’a n dan selalu dikaitkan dengan keimanan kepada Allah. Allah Swt berfirman: ﺴﱃِﺐ ﺴ ﺴﺜ ِﻮُ ﺸﺛِﺐ ﺴ ﺸﺮﺒ ﺒوُﺮﺴﺴ ﺴ ِﺬﺒ ِبﻮُُـ ِﰲ ِﺸُﺄﺴ ﺒﻮُﺴآ ﺴ ِﺬﺒ ﺒﻮُﱢﺴﺴـ ﺸ ُ ﺴﺴ ﱢﱐﺴأ ِﺔﺴِ ﺴﺸﺒ ﱡ ﺳنﺎﺴﺴـ ُ ﺸ ُﻬﺸـِ ﺒﻮُِﺮﺸﺿﺒﺴو ِﺨﺎﺴﺸﻷﺒ ﺴﺨﺸﻮﺴـ ﺒﻮُِﺮﺸﺿﺎﺴ ١ﺻ 14 F 15 12. Ingatlah, ketika Tuhanmu mewahyukan kepada para malaikat: Sesungguhnya aku bersama kamu, Maka teguhkan pendirian orang-orang yang telah beriman. Kelak akan aku jatuhkan rasa ketakutan ke dalam hati orang-orang kafir, Maka penggallah kepala mereka dan pancunglah tiap-tiap ujung jari mereka. Surah al-Anfa l: 12 tersebut merupakan surah dalam al-Qur’a n yang turun di Madinah pada saat terjadi perang Badar antara kaum mukminin dengan kaum Quraisy Makkah. Ayat tersebut menerangkan tentang pentingnya keteguhan pendirian umat Islam pada saat menghadapi perang Badar. Dalam ayat tersebut, Allah berfirman kepada para malaikat untuk meneguhkan pendirian orang-orang beriman yang pada saat itu akan menghadapi kaum Quraisy dalam perang Badar. Dalam menafsirkan ayat ini, “Sesungguhnya Aku bersamamu” Shihab 14 Noornajihan, J, “Efikasi Kendiri:.., 92. 15 Al-Qur’a n, 8: 12. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id berpendapat bahwa Allah mengetahui keadaan kamu dan mendukung kamu. Oleh karena itu, yakinlah akan kemenangan karena siapapun yang ditemani Allah pasti akan menang. Maka teguhkanlah hati dan pendirian orang-orang yang telah beriman dengan berbagai cara.” 16 Dengan demikian, kaum muslimin pasti dibantu oleh Allah dan mereka mendapat ketetapan hati karena mereka adalah orang- orang yang beriman. 17 Dalam mencapai suatu tujuan atau prestasi, seseorang memiliki dua bentuk ekspektasi dalam dirinya. Ekspektasi tersebut ialah ekspektasi hasil di samping efikasi ekspektasi atau self-efficacy. Ekspektasi hasil terkait dengan perkiraan atau harapan atas hasil yang dapat diperoleh seseorang dari perilaku yang dilakukannya. Sedangkan di lain sisi, usaha seseorang didorong oleh harapan dan persepsinya terhadap dirinya bahwa dia memiliki kemampuan untuk melakukan tindakan yang diharapkan dalam pencapaian tujuannya self- efficacy. 18 Konsep tersebut tidak mengaitkan adanya harapan seseorang kepada tuhannya. Sedang dalam al-Qur’a n surah Yu suf: 87, al-Qur’a n menjelaskan secara eksplisit tentang perintah untuk mengharap pertolongan Allah yang diwujudkan dalam perkataan Ya‘qu b kepada anak-anaknya dalam pencarian Yu suf. Dengan demikian, konsep ulu hi yah yang dijelaskan dalam al-Qur’a n terkait ketidakputusasaan seorang yang beriman kepada Allah tidak dijelaskan dalam konsep self-efficacy di Barat. Ekspektasiharapan seseorang terhadap pertolongan dan rahmat Allah dalam al-Qur’a n surah Yu suf: 87, menunjukkan adanya bentuk ekspektasi lain 16 Shihab, Tafsir al-Mishbah; Vol. 4 ed. baru Ciputat: 2009, 479. 17 Hamka, Tafsir al-Azhar Juzu’ 9.., 264. 18 Alwisol, Psikologi Kepribadian, Malang: UMM Press, 2011, 287. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id selain ekspektasi hasil serta keyakinan self-efficacy. Sebagaimana yang telah dijelaskan bahwa, individu yang memiliki self-efficacy tinggi tidak akan mudah putus asa karena keyakinan dan semangatnya yang kuat, maka dalam al-Qur’a n keyakinan tersebut selalu disandarkan pada harapan terhadap rahmat Allah. Demikian, tidak putus asanya seseorang mukmin dalam menyelesaikan tugas yang dibebankan kepadanya ialah tidak berputus asa dari rahmat Allah tersebut. Firman Allah Swt dalam surah Yu suf: ِﺘﺸوﺴﺜ ﺸ ِ ُ ﺴﺸﺴـ ُ ِﺐ ِ ﺒ ِﺘﺸوﺴﺜ ﺸ ِ ﺒﻮُ ﺴﺄﺸﺴـ ﺴو ِ ِﺴأﺴو ﺴ ُﻮُ ﺸ ِ ﺒﻮُ ﺴ ﺴﺴـ ﺒﻮُﺴﺸﺛﺒ ِﲏﺴ ﺎﺴ ِ ﺒ ﱡ ﺴنوُﺮِﺎﺴ ﺸﺒ ُمﺸﻮﺴﺸﺒ ِﺐ ٨٧ 18 F 19 Hai anak-anakku, Pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir. Surah Yu suf merupakan salah satu surah makki yah yang diturunkan di Makkah pada saat tahun-tahun kesedihan umat Islam karena meninggalnya Khadi jah dan pamannya Abu T{ alib, bai‘at ‘aqa bah pertama dan kedua. 19 F 20 Surah ini merupakan satu-satunya surah yang turun pada masa sulit tersebut dalam sejarah kehidupan Rasulullah di Makkah. Qut} b menyatakan bahwasanya surah ini merupakan surah makki yah karena secara keseluruhan surah ini memiliki identitas yang jelas sebagaimana ciri-ciri dari surah-surah makki yah. Hal tersebut dapat dilihat dari topiknya, nuansa, bayangan dan arahannya. 20 F 21 19 Al-Qur’a n, 12: 87 20 Sayyid Qut} b, Tafsir fi Zhilalil Qur’an: di Bawah Naungan al-Qur’an Jilid 6, Jakarta: Gema Insani Press, 2003, 302. 21 Ibid. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Kata ﺒﻮُ ﺴﺴ berasal dari kata ﺴ ﺴﺴ - ُ ﺴ ﺴﺴـ yaitu dari kata ﺴ yang artinya indera tersebut bermakna upaya sungguh-sungguh dalam mencari sesuatu baik sesuatu tersebut berupa berita atau barang, secara terang-terangan maupun sembunyi, bahkan untuk kebaikan maupun keburukan. 21F 22 Firman Allah dalam surah Yu suf tersebut menunjukkan adanya keimanan dalam mencapai suatu tujuan yang diinginkan atau menyelesaikan tugas yang diberikan, yakni harapan terhadap pertolongan Allah. Perkataan Ya‘qu b dalam surah Yu suf kepada anak-anaknya merupakan tugas yang dibebankan kepada anak-anaknya untuk mencari tahu keberadaan Yusuf dan saudaranya Benyamin. Lalu, terkait tugas yang diberikan Ya‘qu b kepada anak-anaknya tersebut, ia berpesan untuk tidak berputus asa dari rahmat dan pertolongan Allah. Ya‘qu b juga menegaskan perlunya tidak berputus asa dari rahmat Allah karena hanyalah orang-orang kafir yang berputus asa dari rahmat Allah. Larangan Ya‘qu b kepada anak-anaknya untuk tidak berputus asa dari rahmat Allah dapat dipahami sebagai perintah untuk selalu yakin pada rawh} rahmat, kemudahan dan pertolongan Allah. Penggalan ayat ُمﺸﻮﺴﺸﺒ ِﺐ ِ ﺒ ِﺘﺸوﺴﺜ ﺸ ِ ُ ﺴﺸﺴـ ُ ِﺐ ﺴنوُﺮِﺎﺴ ﺸﺒ mengisyaratkan bahwasanya orang yang beriman selalu bersikap optimis dan tidak putus berusaha selama masih ada peluang yang tersedia. 22 F 23 Bahkan, Shihab juga menegaskan bahwa keputusasaan identik dengan kekufuran yang besar. Hal tersebut dikarenakan apabila kekufuran seseorang belum sampai pada tingkat kekufuran yang tinggi, maka dia tidak akan kehilangan harapan. 22 Shihab, al-Mishba h : Pesan, Vol. 6.., 513. 23 Shihab, Tafsir al-Mishbah Vol. 6.., 513. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Sebaliknya, semakin kuat keimanan seseorang, maka semakin besar juga harapannya. 24 Dengan demikian, al-Qur’a n menegaskan bahwasanya dalam mencapai sesuatu yang diinginkan, seseorang yang beriman akan yakin pada kemampuannya serta pada pertolongan Allah. Sebab, orang yang tidak yakin pada kemampuannya, ia akan mudah putus asa terutama putus asa terhadap rahmat dan pertolongan Allah. Keputusasaan tersebut mengindikasikan kurangnya keimanan dalam diri individu sehingga menyebabkan mudahnya ia putus asa. Pada situasi yang berbeda, al-Qur’a n juga menceritakan kisah tentang pasukan T{ a lu t yang hendak berperang melawan tentara Ja lu t dalam surah al- Baqarah: 250 yang turun di Madinah dengan mengutip doa mereka kepada Allah: ﺴﺸﺮُ ﺸﺒﺴو ﺎﺴﺴﺒﺴﺪﺸﺴأ ﺸ ﱢﺴـﺴو ﺒًﺮﺸـﺴ ﺎﺴﺸـﺴﺴ ﺸغِﺮﺸﺴأ ﺎﺴـﺴﺜ ﺒﻮُﺎﺴ ِِﺚﻮُُ ﺴو ﺴتﻮُﺎﺴِ ﺒوُزﺴﺮﺴـ ﺎ ﺴﺴو ﺴ ِﺮِﺎﺴ ﺸﺒ ِمﺸﻮﺴﺸﺒ ﻰﺴﺴ ﺎ ﺻ٥٠ 24 F 25 250. Tatkala Jalut dan tentaranya telah nampak oleh mereka, merekapun Thalut dan tentaranya berdoa: Ya Tuhan Kami, tuangkanlah kesabaran atas diri Kami, dan kokohkanlah pendirian Kami dan tolonglah Kami terhadap orang- orang kafir. Permohonan doa tentara T{ a lu t tersebut menunjukkan adanya harapan kepada Allah dengan memohon dilimpahkan kemantapan dan kekuatan pendirian serta memohon pertolongan Allah dalam menghadapi orang-orang kafir. Terkait ayat tersebut, al-Zamakhshari dalam tafsirnya al-Kashsha f menafsirkan bahwasanya, mereka berdoa, “Limpahkanlah kepada kami kemantapan dalam memerjuangkan kemerdekaan berupa kekuatan hati serta serta ketakutan dalam hati musuh.” 25F 26 24 Ibid., 514. 25 Al-Qur’a n, 2: 250. 26 Ima m Abi al-Qa sim Ja r Alla h Mah} mu d bin ‘Umar bin Muh} ammad al-Zamakhshari , al-Kashsha f ‘an Haqa iq Ghiwa mid} al-Tanzi l wa ‘Uyu n al-Aqa wi l fi Wuju h al-Ta’wi l Ju z, 3 Beiru t: Da r al- Kutub al-‘Ilmi yah, 1995, 292. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Demikian, ayat tersebut menegaskan bahwa seorang mukmin dalam berusaha tidak hanya mengandalkan kemampuannya saja, melainkan juga pertolongan Allah. Dalam hal ini, kekuatan lahiriah saja tidak cukup, akan tetapi juga kekuatan keyakinan terhadap rahmat Allah. Berbekal kekuatan keimanan tersebut, maka dalam ayat berikutnya tentara T{ a lu t berkata: ... ﺴو ِ ﺒ ِنﺸﺛِﺈِ ًةﺴﲑِﺴ ًﺔﺴِ ﺸ ﺴﺴﺴ ﺳﺔﺴ ِﺴ ﺳﺔﺴِ ﺸ ِ ﺸ ﺴ ِ ﺒ ﻮُ ُ ﺸ ُﻬـﺴأ ﺴنﻮُﻈﺴ ﺴ ِﺬﺒ ﺴلﺎﺴ ﺴ ِﺮِﺎ ﺒ ﺴ ﺴ ُ ﺒ ﺻ٤ﻂ 26 F 27 249. ...Orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Allah, berkata: Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar. Usaha seseorang dalam merubah keadaannya menunjukkan adanya keterlibatan Allah dalam usaha individu tersebut sebagaimana firman-firman Allah sebelumnya. Penjelasan tentang adanya pertolongan dan keterlibatan Allah tersebut berbeda dengan konsep yang selama ini berkembang di Barat. Konsep yang berkembang di Barat tidak mengaitkan antara self-efficacy seseorang dalam mencapai sesuatu dengan konsep ulu hi yah sebagaimana dalam al-Qur’a n. 27F 28 Demikian, konsep tersebut tidak menyatakan adanya keterlibatan Tuhan dalam setiap usaha manusia. Sedang konsep yang ditawarkan oleh al-Qur’a n ialah bahwasanya setiap usaha manusia terdapat keterlibatan Allah di dalamnya. Seseorang yang yakin pada kemampuannya namun juga sadar bahwa terdapat keterlibatan Allah dalam setiap tindakannya sebagaimana dalam surah al-Ra‘d ayat 11 dan al-Anfa l: 12. Individu tersebut ialah individu yang beriman kepada 27 Al-Qur’a n, 8: 249. 28 Noornajihan, J, “Efikasi Kendiri:.., 97. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Allah dan menggantungkan harapannya kepada rahmat dan pertolongan Allah dalam berbagai usaha sebagaimana yang dijelaskan dalam surah Yu suf: 87. Di samping itu, al-Qur’a n juga menerangkan bahwasanya setiap pencapaian yang diperoleh oleh individu merupakan kemenangan yang berasal dari Allah, bukan semata karena usaha individu tersebut. 29 Allah Swt berfirman: ... ﱡ ﺲ ِ ﺴ ﺲﺰِﺰﺴ ﺴ ﺒ نِﺐ ِ ﺒ ِﺪﺸِ ﺸ ِ ِﺐ ُﺮﺸ ﺒ ﺎﺴﺴو ١٠ 29 F 30 10. ...Dan kemenangan itu hanyalah dari sisi Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Ayat tersebut merupakan salah satu dari sekian banyak ayat dalam surah al-Anfa l yang menceritakan kisah tentang perang Badar yang dimenangkan oleh kaum muslimin dengan sukses. Dalam menafsirkan ayat tersebut, Qut} b menyatakan bahwasanya ada faktor lain dalam kemenangan atau keberhasilan seseorang. Keberhasilan yang telah diraih individu tersebut tetap disandarkan pada qadar Allah. Hal tersebut karena Allah telah menegaskan bahwa segala kemenangan atau keberhasilan manusia berasal dari Allah Swt sebagaimana surah al-Anfa l: 10 di atas. Bahkan, Qut} b menegaskan bahwasanya qadar Allah merupakan sesuatu yang meyakinkan dan menjadikan setiap peristiwa dapat terjadi, sedangkan sebab-sebab lahiriah usaha hanya menimbulkan kemungkinan yang bersifat z} anni dugaan saja. 30F 31 Dengan demikian, ayat tersebut menunjukkan adanya faktor takdir Allah dalam pencapaian keberhasilan seseorang bahwasanya kemenangan atau keberhasilan seseorang semata-mata bersumber dari Allah. Dalam ayat yang lain, al-Qur’a n 29 Shihab, al-Mishbah Vol. 4.., 476. 30 Al-Qur’a n, 8: 10. 31 Qut} b, Z{ ila l al-Qur’a n Jilid 5.., 149. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id juga menerangkan perkataan tentara T{ a lu t ketika berhadapan dengan tentara Ja lu t dan kemenangan mereka atas izin Allah: ... ﺴو ِ ﺒ ِنﺸﺛِﺈِ ًةﺴﲑِﺴ ًﺔﺴِ ﺸ ﺴﺴﺴ ﺳﺔﺴ ِﺴ ﺳﺔﺴِ ﺸ ِ ﺸ ﺴ ِ ﺒ ﻮُ ُ ﺸ ُﻬـﺴأ ﺴنﻮُﻈﺴ ﺴ ِﺬﺒ ﺴلﺎﺴ ﺴ ِﺮِﺎ ﺒ ﺴ ﺴ ُ ﺒ ﺻ٤ﻂ 31 F 32 249. ...Orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Allah, berkata: Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar. ُﺴﺰﺴﻬﺴـ ﺴتﻮُﺎﺴ ُﺚُوﺒﺴﺚ ﺴ ﺴﺴـﺴو ِ ﺒ ِنﺸﺛِﺈِ ﺸ ُﻮ ... ﺻ٥١ 32 F 33 251. Mereka tentara Thalut mengalahkan tentara Jalut dengan izin Allah dan dalam peperangan itu Daud membunuh Jalut... Pendapat Qut} b terkait keberhasilan seseorang yang berasal dari Allah bertolak belakang dengan konsep self-efficacy yang selama ini dipahami. Konsep tersebut menyatakan bahwasanya hasil yang diperoleh seseorang dalam usaha mencapai tujuan merupakan sesuatu yang dihasilkan dari usaha yang dilakukannya. Dengan demikian, kinerja seseorang dalam mencapai tujuannya sangat menentukan hasil yang akan diperolehnya sebagaimana yang dikemukakan oleh Bandura. 33 F 34 Padahal, seorang muslim harus memadukan antara sesuatu yang bersifat rasional dan suprasional yakni usaha dan doa atau upaya manusia dan bantuan Ilahi sebagaimana penafsiran Shihab terhadap ayat tersebut. 34 F 35 Shihab berpendapat bahwa seseorang di samping berusaha memenuhi petunjuk-Nya melakukan persiapan, dia juga tidak angkuh dalam meraih kemenangan serta tidak putus asa dan lari dari medan juang meski persiapan belum mencukupi. Menurut Shihab, ayat tersebut bertujuan untuk mengarahkan pandangan dan 32 Al-Qur’a n, 8: 249. 33 Al-Qur’a n, 8: 251. 34 Bandura, Self-efficacy; The Exercise.., 24. 35 Shihab, al-Mishbah Vol. 4.., 476. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id pikiran umat Islam agar umat Islam tidak hanya fokus pada kekuatan atau kuantitas pasukan. Akan tetapi hendaklah umat Islam lebih memandang dan memerhatikan Allah dalam usaha mereka. 36 Demikian yang disampaikan oleh Shihab dalam tafsirnya. Kemudian, berangkat dari keimanan tersebut seorang individu yang selalu menyertakan Allah dalam setiap usahanya serta mengharap pertolongan- Nya, meyakini bahwa setiap keberhasilan adalah berasal dari-Nya, maka ia akan menjadi sosok yang senantiasa bertawakkal, bersyukur dan sabar dalam setiap perilakunya. Keimanan tersebut yang akan melahirkan sikap tawakkal, sabar dan syukur dalam diri individu yang beriman ketika melakukan usaha serta ketika menyikapi hasil yang diperolehnya. Demikian, konsep self-efficacy dalam al- Qur’a n juga terkait dengan tawakkal, sabar dan syukur. Hubungan antara self- efficacy dengan ketiga term tersebut akan dijelaskan dalam pembahasan berikutnya.

D. Hubungan Self-Efficacy dengan Tawakkal, Sabar dan Syukur

Sebelumnya telah dipaparkan mengenai konsep self-efficacy dalam al- Qur’a n yang tidak lepas dari aspek keimanan kepada Allah. Dengan demikian, seseorang yang benar-benar beriman kepada Allah akan memiliki sikap terpuji seperti tawakkal, sabar serta senantiasa bersyukur kepada Allah Swt karena Allah telah berfirman dalam al-Qur’a n mengenai hal tersebut. Oleh karena itu, selanjutnya akan dijelaskan mengenai hubungan ketiganya dengan self-efficacy. 36 Ibid., 476. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Sebelumnya telah dipaparkan bahwa keyakinan efikasi seseorang dalam proses pencapaiannya juga tidak lepas dari ekspektasihasil yang diharapkan outcome expectancy. Hasil yang diperoleh seorang individu memengaruhi sikapnya dalam menyikapi hasil yang diperoleh. Dengan demikian, efikasi yang tinggi atau rendah, jika dikombinasikan dengan lingkungan yang responsif atau tidak responsif, maka akan menghasilkan empat kemungkinan prediksi tingkah laku sebagai berikut. 37 Empat kemungkinan tersebut terkait dengan kemungkinan sikap yang dilakukan oleh individu atas hasil yang diperolehnya. Efikasi Lingkungan Predikasi Hasil Tingkah Laku Tinggi Responsif Sukses, melaksanakan tugas yang sesuai dengan kemampuannya Rendah Tidak responsif Depresi, melihat orang lain sukses pada tugas yang dianggapnya sulit Tinggi Tidak responsif Berusaha keras mengubah lingkungan menjadi responsif, melakukan protes, aktivitas sosial bahkan memaksakan perubahan Rendah Responsif Orang menjadi apatis, pasrah, merasa tidak mampu Keadaan lingkungan memengaruhi ekspektasi hasil yang diperoleh. Lingkungan yang responsif memungkinkan ekspektasi hasil yang maksimal, sebaliknya lingkungan yang tidak responsif tidak memungkinkan hasil yang maksimal. Terkait tabel di atas Bandura menyatakan bahwa, seseorang yang keyakinan efikasinya tinggi dan berada dalam lingkungan yang responsif dapat memberikan ekspektasi hasil yang tinggi sehingga seseorang akan mendapat banyak aspirasi, keproduktivitasan dalam aktivitasnya, serta memiliki rasa 37 Alwisol, Psikologi.., 290. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id pemenuhan puas. 38 Di sisi lain, individu yang keyakinan efikasinya tinggi berada dalam lingkungan yang low-responsiveness, individu tersebut tidak akan berhenti mencoba meski tidak mampu mencapai hasil yang memuaskan. 39 Sebaliknya, seseorang yang memiliki self-efficacy tinggi namun berada dalam lingkungan yang tidak responsif, maka kemungkinan hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan yang diharapkan sehingga individu tersebut akan melakukan protes, banyak mengeluh, melakukan aktivitas sosial bahkan memaksakan perubahan di lingkungan tersebut. 40 Adapun individu yang efikasi dirinya rendah dan berada dalam lingkungan tidak responsif serta tidak melakukan usaha yang signifikan, maka individu tersebut akan depresi karena melihat orang lain sukses pada tugas yang dianggapnya sulit. 41 Selanjutnya, individu tersebut merasa dirinya tidak berguna sedang dia melihat orang lain yang setara dengannya menikmati manfaat dari kesuksesannya. 42 Sedangkan individu yang efikasi dirinya rendah namun berada di lingkungan yang responsif, maka ia akan apatis, merasa tidak mampu sehingga ia pasrah pada hasil yang diperolehnya. 43 Dari penjelasan di atas, yang menjadi pokok pembahasan dalam bagian ini ialah terkait self-efficacy individu yang tinggi dalam dua kondisi ekspektasi hasil yang berbeda. Penulis memfokuskan kajian pada dua kondisi tersebut karena al-Qur’a n senantiasa memerintahkan, menganjurkan umat Islam untuk selalu 38 Bandura, Self-Efficacy: The Exercise.., 20-21. 39 Ibid., 21. 40 Alwisol, Psikologi.., 290. 41 Alwisol, Psikologi.., 290. 42 Bandura, Self-Efficacy: The Exercise.., 21. 43 Alwisol, Psikologi.., 290. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id berkeyakinan kuat terhadap kemampuannya dalam mencapai suatu prestasi. Dalam keadaan apapun, baik dalam keadaan lingkungan yang tidak responsif sekalipun al-Qur’a n tetap menekankan perlunya percaya pada diri sendiri. Ketidakyakinan seorang muslim pada kompetensinya akan membuatnya mudah putus asa bahkan putus asa terhadap pertolongan Allah. Keputusasaan tersebut kemudian oleh Shihab diidentikkan dengan kekufuran yang kuat sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya. Allah Swt berfirman tentang doa tentara T{ a lu t: ﺴﺴ ﺎﺴﺸﺮُ ﺸﺒﺴو ﺎﺴﺴﺒﺴﺪﺸﺴأ ﺸ ﱢﺴـﺴو ﺒًﺮﺸـﺴ ﺎﺴﺸـﺴﺴ ﺸغِﺮﺸﺴأ ﺎﺴـﺴﺜ ﺒﻮُﺎﺴ ِِﺚﻮُُ ﺴو ﺴتﻮُﺎﺴِ ﺒوُزﺴﺮﺴـ ﺎ ﺴﺴو ﺴ ِﺮِﺎﺴ ﺸﺒ ِمﺸﻮﺴﺸﺒ ﻰ ﺻ٥٠ 43 F 44 250. Tatkala Jalut dan tentaranya telah nampak oleh mereka, merekapun Thalut dan tentaranya berdoa: Ya Tuhan kami, tuangkanlah kesabaran atas diri kami, dan kokohkanlah pendirian kami dan tolonglah kami terhadap orang-orang kafir. Atau firman Allah yang lain dalam surah al-Anfa l: ﺸﺴ ﺴ ِ ﺸﺬُﺴو ِِ ﺸ ُﺴﺮﱢﻬﺴ ُِ ًﺌﺎﺴ ِﺌﺎﺴ ﺒ ﺴ ِ ﺸ ُ ﺸﺴﺴ ُلﱢﺰﺴـُـﺴو ُﺸِ ًﺔﺴﺴﺴأ ﺴﺞﺎﺴـ ﺒ ُ ُ ﱢ ﺴُـ ﺸﺛِﺐ ﺴﺰﺸِﺜ ﺸ ُ ﱡ ﺴمﺒﺴﺪﺸﻷﺒ ِِ ﺴ ﱢﺴُـﺴو ﺸ ُ ِﻮُُـ ﻰﺴﺴ ﺴ ِﺸﺮﺴـِﺴو ِنﺎﺴ ﺸ ﺒ ١١ 44 F 45 11. Ingatlah, ketika Allah menjadikan kamu mengantuk sebagai suatu penenteraman daripada-Nya, dan Allah menurunkan kepadamu hujan dari langit untuk mensucikan kamu dengan hujan itu dan menghilangkan dari kamu gangguan-gangguan syaitan dan untuk menguatkan hatimu dan memperteguh dengannya telapak kakimu ﱡ ﺴنﻮُ ِﺸُـ ﺸ ُ ﺴﺴ ﺒًﲑِﺴ ﺴ ﺒ ﺒوُﺮُﺸﺛﺒﺴو ﺒﻮُُﺸـﺎﺴ ًﺔﺴِ ﺸُ ِﺴ ﺒﺴﺛِﺐ ﺒﻮُﺴآ ﺴ ِﺬﺒ ﺎﺴﻬـﺴأ ﺎﺴ ٤٥ 45 F 46 45. Hai orang-orang yang beriman. Apabila kamu memerangi pasukan musuh, Maka berteguh hatilah kamu dan sebutlah nama Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung. Ayat-ayat di atas menunjukkan bahwasanya al-Qur’a n tidak mengenal istilah ketidakyakinan dalam berusaha. Al-Qur’a n dalam berbagai surahnya selalu 44 Al-Qur’a n, 2: 250. 45 Al-Qur’a n, 8: 11, 46 Al-Qur’a n, 8: 45.