18 Menurut Sunarto 2009 faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
antara lain: 1. Faktor Intern
Faktor intern adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam seseorang yang dapat mempengaruhi prestasi belajarnya. Diantara faktor-faktor intern
yang dapat mempengaruhi prestasi belajar seseorang antara lain adalah kecerdasan, bakat, minat, dan motivasi.
2. Faktor Ekstern Faktor ekstern adalah faktor-faktor yang mendapat mempengaruhi prestasi
belajar seseorang yang sifatnya berasal dari luar diri seseorang tersebut. Yang termasuk faktor-faktor ekstern antara lain adalah keadaan lingkungan
keluarga, keadaan lingkungan sekolah, dan keadaan lingkungan masyarakat.
3. Model Pembelajaran
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas. Model
pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pengajaran, tahap-tahap dalam kegiatan
pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas Arends dalam Trianto, 2010: 53.
Sedangkan menurut Joyce Weil 1971 Mulyani Sumantri dkk, 1999: 42 model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang
sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu, dan memiliki fungsi sebagai pedoman bagi para perancang
19 pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktifitas
belajar mengajar. Menurut Trianto 2010: 53 fungsi model pembelajaran adalah sebagai pedoman bagi perancang pengajar dan para guru dalam melaksanakan
pembelajaran. Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran adalah kerangka konseptual atau pola rencana untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang
pembelajaran dan para guru dalam merancang dan melaksanakan proses belajar mengajar.
4. Model Pembelajaran Konvensional
Model pembelajaran konvensional merupakan model pembelajaran yang biasa diterapkan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran. Model
pembelajaran konvensional masih mengalami krisis paradigma. Krisis yang dimaksud adalah seharusnya telah berlangsung model kontruktivisme di mana
Pemerintah telah berusaha menciptakan suatu model pembelajaran yang inovatif yang dituangkan dalam peraturan menteri nomor 41 tahun 2007, namun hal ini
belum dijalankan sepenuhnya oleh guru. Penyelenggaraan pembelajaran konvensional lebih sering menggunakan
modus telling pemberian informasi, daripada modus demonstrating memperagakan dan
doing direct performance memberikan kesempatan untuk menampilkan unjuk kerja secara langsung. Dalam perkataan lain, guru lebih
sering menggunakan strategi penyampaian informasi secara langsung kepada siswa dengan mengikuti urutan materi dalam kurikulum secara ketat. Menurut
Rasana 2004, peran siswa dalam proses pembelajaran konvensional adalah
20 sebagai objek dari pendidikan bukan sebagai subjek pendidikan, sedangkan peran
guru adalah sebagai penguasa atau bersifat otoriter. Guru berasumsi bahwa keberhasilan program pembelajaran dilihat dari ketuntasannya menyampaikan
seluruh materi yang ada dalam kurikulum. Penekanan aktivitas belajar lebih banyak pada buku teks dan kemampuan mengungkapkan kembali isi buku teks
tersebut. Jadi, pembelajaran konvensional kurang menekankan pada keterampilan proses.
Menurut Sukandi 2003 yang dikutip oleh Sunarto 2009 bahwa pembelajaran konvensional ditandai dengan guru lebih banyak mengajarkan
tentang konsep, bukan mengenai kompetensi. Tujuannya agar siswa mengetahui sesuatu hanya pada penguasaan konsep, bukan mampu melakukan sesuatu.
Pembelajaran konvensional yang dimaksudkan adalah proses pembelajaran lebih banyak didominasi oleh guru sebagai pentransfer ilmu, sementara siswa lebih pasif
sebagai penerima ilmu. Pembelajaran lebih banyak berpusat pada guru, komunikasi yang tercipta
hanya satu arah yaitu dari guru ke siswa, pembelajaran lebih banyak menggunakan model demonstrasi, dan kegiatan pembelajaran lebih pada
penguasan konsep, bukan kompetensi Sunarto, 2009. Hamdani 2011: 166 mengemukakan beberapa ciri pembelajaran konvensional, yaitu:
1 pembelajaran berfokus pada individu; 2 penghargaan berupa prestasi individu; 3 proses diskusi anatarsiswa yang terjadi dalam kegiatan
pembelajaran hanya sedikit; 4 tanggung jawab yang ada berupa tanggung jawab individu; dan 5 pembentukan kelompok tidak
diperhatikan.
21 Menurut Djamarah 2006: 97
menyatakan bahwa “Metode ceramah adalah cara penyajian pelajaran yang dilakukan guru dengan penuturan atau
penjelasan lisan secara langsung terhadap siswa”. Metode ini lebih banyak menuntut keaktifan guru daripada murid.
Adapun langkah-langkah dalam metode ceramah adalah: 1 Mendefinisikan beberapa istilah.
2 Pembuatan bagian dan sub bagian yang dibicarakan. 3 Pembuatan ikhtisar
4 Mengajukan dan memecahkan kesulitan siswa untuk dijelaskan oleh guru. Berdasarkan penjelasan-penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran konvensional menjadikan guru sebagai pusat dari proses pembelajran. Guru berperan sebagai subjek, sementara siswa berperan sebagai
objek dalam pembelajaran. Peran guru hanya memberikan informasi dan siswa menerima informasi dari guru tanpa adanya timbal balik.
5. Model Pembelajaran Project work a. Pengertian Project work