Kelas Eksperimen Deskripsi Data 1. Deskripsi Data Penelitian

64

a. Kelas Eksperimen

Kelas eksperimen adalah kelas yang diberikan perlakuan dengan memberikan model pembelajaran project work. Data analisis yang didapatkan dari kelas ekperimen diperoleh dari hasil belajar siswa pada aspek kognitif pretest- posttest, aspek afektif dan aspek psikomotor. 1 Aspek Kognitif Penilaian aspek kognitif dilakukan dengan memberikan pretest dan posttest pada kelas eksperimen yang diukur melalui tes pilihan ganda. Tes ini berjumlah 25 butir soal dengan skor benar 1 dan skor salah 0. a Pretest Hasil pretest siswa kelas ekperimen yang berjumlah 34 siswa, diperoleh skor tertinggi yang dicapai oleh siswa adalah 96,00 dan skor terendah adalah 24,00. Nilai rerata sebesar 62,12 dan standar deviasi sebesar 1,62. Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat digunakan perhitungan membuat tabel distribusi frekuensi dan grafik histogram sehingga didapatkan sehingga didapatkan jumlah kelas interval yaitu 6 kelas dengan panjang kelompok 16,67. Berikut frekuensi nilai pretest kelas eksperimen yang dapat dilihat pada Tabel 10 dan Gambar 11. Tabel 10. Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Kelas Eksperimen No Kelompok Interval Jumlah Siswa Persentase 1 0 ̶ 16,67 0.00 2 16,68 ̶ 33,35 2 5.88 3 33,36 ̶ 50,03 4 11.76 4 50,04 ̶ 66,71 12 35.29 5 66,72 ̶ 83,39 15 44.12 6 83,40 ̶ 100 1 2.94 Jumlah 34 100.00 65 Gambar 11. Grafik Histogram Frekuensi Pretest Kelas Eksperimen Data yang dihasilkan dapat menjadi acuan pembuatan skor ideal yang dijadikan sebagai dasar kategori nilai pretest pada kelas eksperimen. Berikut perhitungan kategori nilai pretest pada kelas eksperimen dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Distribusi Kategori Nilai Pretest Kelas Eksperimen No Kelompok Interval Kategori Jumlah Siswa Persentase 1 X 33.33 Rendah 2 5.88 2 50 X 33,33 Kurang 4 11.76 3 66,67 X 50 Cukup 12 35.29 4 X 66,67 Tinggi 16 47.06 Jumlah 34 100.00 Berdasarkan deskripsi data nilai pretest pada Tabel 11 dapat diketahui nilai pretest siswa kelas eksperimen termasuk dalam kategori rendah yaitu sebesar 5,88. Nilai pretest siswa kelas eksperimen yang termasuk dalam kategori Kurang sebesar 11,76. Nilai pretest siswa kelas eksperimen yang termasuk dalam kategori Cukup sebesar 35,29. Nilai pretest siswa kelas eksperimen yang termasuk dalam kategori Tinggi sebesar 47,06. Berdasarkan data di atas 2 4 12 15 1 2 4 6 8 10 12 14 16 Ju m la h S is iw a Kelompok Interval Grafik Pretest Kelas Eksperimen 66 diperoleh nilai pretest kelas eksperimen yang termasuk pada kategori Cukup yaitu 62,12. b Posttest Hasil posttest siswa kelas eksperimen dengan jumlah 34 siswa, diperoleh skor tertinggi yang dapat dicapai oleh siswa adalah 100 dan skor terendah yang dicapai adalah 40,00. Nilai rerata sebesar 83,06 dan stndar deviasi sebesar 1,49. Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat digunakan perhitungan membuat tabel distribusi frekuensi dan grafik histogram sehingga didapatkan sehingga didapatkan jumlah kelas interval yaitu 6 kelas dengan panjang kelompok 16,67. Berikut frekuensi nilai posttest kelas eksperimen yang dapat dilihat pada Tabel 12 dan Gambar 12. Tabel 12. Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelas Eksperimen No Kelompok Interval Jumlah Siswa Persentase 1 0 ̶ 16,67 0.00 2 16,68 ̶ 33,35 0.00 3 33,36 ̶ 50,03 2 5.88 4 50,04 ̶ 66,71 2 5.88 5 66,72 ̶ 83,39 7 20.59 6 83,40 ̶ 100 23 67.65 Jumlah 34 100.00 67 Gambar 12. Grafik Histogram Frekuensi Posttest Kelas Eksperimen Data yang dihasilkan dapat menjadi acuan pembuatan skor ideal yang dijadikan sebagai dasar kategori nilai posttest pada kelas eksperimen. Berikut perhitungan kategori nilai posttest pada kelas eksperimen dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Distribusi Kategori Nilai Posttest Kelas Eksperimen No Kelompok Interval Kategori Jumlah Siswa Persentase 1 X 33.33 Rendah 0.00 2 50 X 33,33 Kurang 2 5.88 3 66,67 X 50 Cukup 2 5.88 4 X 66,67 Tinggi 30 88.24 Jumlah 34 100.00 Berdasarkan deskripsi data nilai posttest pada Tabel 13 dapat diketahui nilai posttest siswa kelas eksperimen termasuk dalam kategori rendah yaitu sebesar 0,00. Nilai posttest siswa kelas eksperimen yang termasuk dalam kategori Kurang sebesar 5,88. Nilai posttest siswa kelas eksperimen yang termasuk dalam kategori Cukup sebesar 5,88. Nilai posttest siswa kelas eksperimen yang termasuk dalam kategori Tinggi sebesar 88,24. Berdasarkan 2 2 7 23 5 10 15 20 25 Ju m la h S is w a Kelompok Interval Grafik Posttest Kelas Eksperimen 68 data di atas diperoleh nilai posttest kelas eksperimen yang termasuk pada kategori Cukup yaitu 83,06. c Hasil Gain Score Efektivitas penggunaan model project work dapat dilihat dari perhitungan analisis gain score. Data perhitungan kategori gain score pada kelas eksperimen dapat dilihat pada Tabel 14 dan gambar histogram terlihat pada Gambar 13. Tabel 14. Gain Score Kelas Eksperimen No Gain Score Kategori Jumlah Siswa Persentase 1 0 g 0,3 Rendah 3 8.82 2 0,3 g 0,7 Sedang 18 52.94 3 0,7 g 1 Tinggi 13 38.24 Jumlah 34 100 Gambar 13. Grafik Histogram Gain Score Kelas Eksperimen Berdasarkan Tabel 14 gain score pada kelas eksperimen yang masuk dalam kategori Rendah adalah sebanyak 3 siswa, gain score yang masuk dalam kategori Sedang sebanyak 18 siswa, dan masuk dalam kategori Tinggi sebanyak 13 siswa. 3 18 13 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 0 g 0,3 0,3 g 0,7 0,7 g 1 Ju m lah S is w a Kelompok Interval Grafik Gain Kelas Eksperimen 69 Rerata gain score pada kelas eksperimen sebesar 0,62 termasuk dalam kategori sedang. 2 Aspek Afektif Penilaian aspek afektif lebih dititik beratkan pada sikap siswa dalam proses pembelajaran. Hasil penilaian aspek afektif pada siswa kelas eksperimen yang berjumlah 34 siswa, diperoleh skor tertinggi 69 dan skor terendah adalah 49. Nilai rerata sebesar 59,86 dan standar deviasi sebesar 4,83. Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat digunakan perhitungan membuat tabel distribusi frekuensi dan grafik histogram sehingga didapatkan sehingga didapatkan jumlah kelas interval yaitu 6 kelas dengan panjang kelompok 10. Berikut frekuensi nilai Afektif kelas eksperimen yang dapat dilihat pada Tabel 15 dan Gambar 14. Tabel 15. Distribusi Frekuensi Nilai Afektif Kelas Eksperimen No Kelompok Interval Jumlah Siswa Persentase 1 20 ̶ 29 0.00 2 30 ̶ 39 0.00 3 40 ̶ 49 1 2.94 4 50 ̶ 59 16 47.06 5 60 ̶ 69 17 50.00 6 70 ̶ 80 0.00 Jumlah 34 100.00 70 Gambar 14. Grafik Histogram Frekuensi Afektif Kelas Eksperimen Data yang dihasilkan dapat menjadi acuan pembuatan skor ideal yang dijadikan sebagai dasar kategori nilai afektif pada kelas eksperimen. Berikut perhitungan kategori nilai afektif pada siswa kelas eksperimen dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel 16. Distribusi Kategori Nilai Afektif Kelas Eksperimen No Kelompok Interval Kategori Jumlah Siswa Persentase 1 X 40 Rendah 0.00 2 50 X 40 Kurang 1 2.94 3 60 X 50 Cukup 16 47.06 4 X 60 Tinggi 17 50.00 Jumlah 34 100.00 Berdasarkan deskripsi data nilai afektif pada Tabel 16 dapat diketahui nilai afektif siswa kelas eksperimen termasuk dalam kategori rendah yaitu sebesar 0. Nilai afektif siswa kelas eksperimen yang termasuk dalam kategori Kurang sebesar 2,94. Nilai afektif siswa kelas eksperimen yang termasuk dalam kategori Cukup sebesar 47,06. Nilai afektif siswa kelas eksperimen yang termasuk dalam 1 16 17 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 ̶ 29 30 ̶ 39 40 ̶ 49 50 ̶ 59 60 ̶ 69 70 ̶ 80 Ju m la h S is w a Kelompok Interval Grafik Afektif Kelas Eksperimen 71 kategori Tinggi sebesar 50,00. Berdasarkan data di atas diperoleh nilai afektif kelas eksperimen yang termasuk pada kategori Cukup yaitu 59,86. 3 Aspek Psikomotor Penilaian aspek psikomotor lebih dititik beratkan pada aktifitas siswa pada proses pembelajaran. Hasil penilaian aspek psikomotor pada siswa kelas eksperimen yang berjumlah 34 siswa, diperoleh skor tertinggi 100 dan skor terendah adalah 50. Nilai rerata sebesar 80,51 dan standar deviasi sebesar 1,10. Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat digunakan perhitungan membuat tabel distribusi frekuensi dan grafik histogram sehingga didapatkan sehingga didapatkan jumlah kelas interval yaitu 6 kelas dengan panjang kelompok 12,5. Berikut frekuensi nilai psikomotor kelas eksperimen yang dapat dilihat pada Tabel 17 dan Gambar 15. Tabel 17. Distribusi Frekuensi Nilai Psikomotor Kelas Eksperimen No Kelompok Interval Jumlah Siswa Persentase 1 25 ̶ 37.4 0.00 2 37.5 ̶ 49.9 0.00 3 50 ̶ 62.4 3 8.82 4 62.5 ̶ 74.9 3 8.82 5 75 ̶ 87.4 16 47.06 6 87.5 ̶ 100 12 35.29 Jumlah 34 100.00 72 Gambar 15. Grafik Histogram Frekuensi Psikomotor Kelas Eksperimen Data yang dihasilkan dapat menjadi acuan pembuatan skor ideal yang dijadikan sebagai dasar kategori nilai psikomotor pada kelas eksperimen. Berikut perhitungan kategori nilai psikomotor pada siswa kelas eksperimen dapat dilihat pada Tabel 18. Tabel 18. Distribusi Kategori Nilai Psikomotor Kelas Eksperimen No Kelompok Interval Kategori Jumlah Siswa Persentase 1 X 50 Rendah 0.00 2 62.5 X 50 Kurang 3 8.82 3 75 X 62.5 Cukup 3 8.82 4 X 75 Tinggi 28 82.35 Jumlah 34 100.00 Berdasarkan deskripsi data nilai psikomotor pada Tabel 18 dapat diketahui nilai psikomotor siswa kelas eksperimen termasuk dalam kategori rendah yaitu sebesar 0. Nilai psikomotor siswa kelas eksperimen yang termasuk dalam kategori Kurang sebesar 8,82. Nilai psikomotor siswa kelas eksperimen yang termasuk dalam kategori Cukup sebesar 8,82. Nilai psikomotor siswa kelas eksperimen yang termasuk dalam kategori Tinggi sebesar 82,35. Berdasarkan 3 3 16 12 2 4 6 8 10 12 14 16 18 25 ̶ 37.4 37.5 ̶ 49.9 50 ̶ 62.4 62.5 ̶ 74.9 75 ̶ 87.4 87.5 ̶ 100 Ju m la h S is w a Kelompok Interval Grafik Psikomotor Eksperimen 73 data di atas diperoleh nilai psikomotor kelas eksperimen yang termasuk pada kategori Cukup yaitu 80,51.

b. Kelas Kontrol

Dokumen yang terkait

UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATA PELAJARAN ELEKTRONIKA DASAR SISWA KELAS X KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK ELEKTRONIKA INDUSTRI DI SMK NEGERI 3 BOYOLANGU KABUPATEN TULUNGAGUNG.

0 0 269

PENGEMBANGAN TRAINER SENSOR SEBAGAI PENUNJANG MATA PELAJARAN TEKNIK MIKROPROSESOR KELAS X PROGRAM KEAHLIAN ELEKTRONIKA DI SMK N 2 PENGASIH.

2 7 162

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA MATA PELAJARAN GAMBAR TEKNIK KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK SMK N 2 WONOSARI.

0 2 207

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN ELECTRONIC WORK BENCH (EWB) DAN PROTEUS TERHADAP PENCAPAIAN KOMPETENSI PADA MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA DASAR SISWA KELAS X TEKNIK ELEKTRONIKA INDUSTRI SMK N 2 PENGASIH.

2 12 252

PENERAPAN KURIKULUM 2013 PADA PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK ELEKTRONIKA INDUSTRI DI SMK N 2 PURWOKERTO.

0 2 166

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN SISTEM SCADA KELAS XI PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK OTOMASI INDUSTRI SMK N 2 DEPOK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING.

0 0 171

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN PERSEPSI SISWA TENTANG KONDISI FASILITAS LABORATORIUM ELEKTRONIKA DASAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN PRAKTIK TEKNIK ELEKTRONIKA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK AUDIO VIDEO SMK NEGERI 2.

0 0 167

EFEKTIVITAS MODEL PROJECT BASED LEARNING PADA MATA PELAJARAN TEKNIK MIKROPROSESOR DI SMK N 2 YOGYAKARTA.

0 0 228

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING PADA MATA PELAJARAN TEKNIK KERJA BENGKEL TERHADAP HASIL BELAJAR KELAS X SMK N 2 YOGYAKARTA.

0 0 204

PENINGKATAN KOMPETENSI TEKNIK LISTRIK SISWA KELAS X PAKET KEAHLIAN ELEKTRONIKA INDUSTRI DI SMK MUHAMMADIYAH PRAMBANAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY.

0 0 223