11 Menurut Subagyo 2000 efektivitas adalah kesesuaian antara output
dengan tujuan yang ditetapkan. Efektivitas adalah suatu keadaan yang terjadi karena dikehendaki. Efektivitas merupakan pengukuran dalam arti tercapainya
sasaran atau tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Menurut Ravianto dalam Masruri 2014, pengertian efektivitas adalah seberapa baik pekerjaan yang
dilakukan, sejauh mana orang menghasilkan keluaran sesuai dengan yang diharapkan. Ini berarti bahwa apabila suatu pekerjaan dapat diselesaikan dengan
perencanaan, baik dalam waktu, biaya mau pun mutunya, maka dapat dikatakan efektif.
Efektivitas adalah ukuran yang menyatakan sejauh mana sasaran atau tujuan kuantitas, kualitas dan waktu telah dicapai Emulyasa, 2002: 82.
Efektivitas menunjukkan ketercapaian sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Agung Wicaksono 2009 bahwa “efektivitas berarti ketercapaian atau
keberhasilan suatu tujuan sesuai dengan rencana dan kebutuhan yang diperlukan, baik dalam penggunaan data,
sarana maupun waktunya”. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kegiatan dikatakan efektif bila kegiatan tersebut dapat
diselesaikan pada waktu yang tepat dan mencapai tujuan yang diinginkan.
2. Hasil Belajar a. Pengertian Hasil Belajar
Menurut Slameto 2010: 5 Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
12 Kingsley Sudjana, 2009: 22, mengemukakan bahwa hasil belajar adalah
kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar dibagi dalam tiga tipe yaitu keterampilan dan kebiasaan,
pengetahuan dan pengertian, sikap dan cita-cita. Masing-masing jenis belajar dapat diisi dengan bahan yang telah ditetapkan dalam kurikulum.
Menurut Abdurahman Jihad, 2010: 14 hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Belajar merupakan suatu
proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perilaku yang relatif menetap.
Benyamin S. Bloom Rifa’i dan Anni, 2010: 86 mengemukakan bahwa ada
tiga taksonomi yang disebut dengan aspek belajar yaitu: 1 aspek kognitif cognitive domain, 2 aspek afektif affective domain, dan 3 aspek
psikomotorik psychomotoric domain.
Hasil belajar dalam aspek kognitif berhubungan dengan kemampuam skill
atau kemahiran intelektual dan p engetahuan. Menurut Rifa’i dan Anni 2010: 86,
hasil belajar dalam aspek kognitif terdiri dari enam aspek, yaitu: 1 pengetahuan knowledge, 2 pemahaman comprehension, 3 penerapan application, 4
analisis analysis, 5 sintesis syntesis, dan 6 penilaian evaluation.
Penjelasan masing-masing aspek adalah sebagai berikut: 1
pengetahuan didefinisikan sebagai perilaku mengingat atau mengenali informasi yang telah dipelajari sebelumnya; 2 pemahaman
didefinisikan sebagai kemampuan memperoleh makna dari informasi yang telah dipelajari; 3 penerapan mengacu pada kemampuan menggunakan
informasi yang telah dipelajari pada situasi baru; 4 analisis mengacu pada kemampuan memecahkan material ke dalam bagian-bagian sehingga
dapat dipahami struktur organisasinya; 5 sintesis mengacu pada kemampuan menggabungkan bagian-bagian dalam rangka membentuk
struktur yang baru; dan 6 penilaian mengacu pada kemampuan membuat
13 keputusan tentang nilai materi peserta didikan untuk tujuan tertentu Rifa’i
dan Anni, 2010: 86-87.
Hasil belajar dalam aspek afektif berkaitan dengan sikap, perasaan, minat, dan nilai. Menurut Rifa’i dan Anni 2010: 87, hasil belajar dalam aspek afektif
terdiri dari lima aspek, antara lain: 1 penerimaan receiving, 2 penanggapan
responding, 3 penilaian valuing, 4 pengorganisasian organization, dan 5 pembentukan pola hidup
organization by a value complex. Uraian selengkapnya sebagai berikut:
1 penerimaan mengacu pada keinginan peserta didik untuk menghadirkan rangsangan atau fenomena tertentu; 2 penanggapan
mengacu pada partisipasi aktif pada diri peserta didik; 3 penilaian berkaitan dengan harga atau nilai yang melekat pada objek; fenomena
atau perilaku tertentu pada diri peserta didik; 4 pengorganisasian berkaitan dengan perangkaian nilai-nilai yang berbeda, memecahkan
kembali konflik-konflik antar nilai, dan mulai menciptakan sistem nilai yang konsisten secara internal; dan 5 pembentukan pola hidup mengacu pada
individu peserta didik memiliki sistem nilai yang telah mengendalikan perilakunya
dalam waktu
cukup lama
sehingga mampu
mengemb angkannya menjadi karakteristik gaya hidupnya Rifa’i dan Anni,
2010: 88-89. Hasil belajar dalam aspek psikomotorik berkaitan dengan kemampuan fisik
seperti keterampilan motorik, manipulasi objek, dan koordinasi syaraf. Menurut Rifa’i dan Anni 2010: 89, hasil belajar dalam aspek psikomotorik terdiri dari tujuh
aspek, antara lain: 1 prersepsi perception, 2 kesiapan set, 3 gerakan
terbimbing guided response, 4 gerakan terbiasa mechanism, 5 gerakan
kompleks complex overt response, 6 penyesuaian adaptation, dan 7
kreativitas originality. Uraian selengkapnya sebagai berikut:
1 persepsi berkaitan dengan penggunaan organ penginderaan untuk
memperoleh petunjuk yang memandu kegiatan motorik; 2 kesiapan mengacu pada pengambilan tipe kegiatan tertentu; 3 gerakan terbimbing
berkaitan dengan tahap-tahap awal di dalam belajar keterampilan
14 kompleks; 4 gerakan terbiasa berkaitan dengan tindakan kinerja dimana
gerakan yang telah dipelajari menjadi biasa dan gerakan dapat dilakukan dengan sangat meyakinkan dan mahir; 5 gerakan kompleks berkaitan
dengan kemahiran kinerja dari tindakan motorik yang mencakup pola-pola gerakan yang kompleks; 6 penyesuaian berkaitan dengan keterampilan
yang dikembangkan sangat baik, sehingga individu partisipan dapat memodifikasi pola-pola gerakan ketika menemui situasi masalah baru; dan
7 kreativitas mengacu pada penciptaan pola-pola gerakan baru untuk
disesuaikan dengan situasi masalah tertentu Rifa’i dan Anni, 2010: 89-90. Pada penjelasan teknik dan instrumen penilaian yang tertuang pada
Lampiran Permendikbud nomor 66 tahun 2013, tentang Standar Penilaian dijelaskan dalam ruang lingkup penilaian bahwa “Penilaiaan hasil belajar peserta
didik mencangkup kompetensi sikap, pengetahuan, dan ketrampilan yang dilakukan secara berimbang sehingga dapat digunakan untuk menentukan posisi
relatif setiap peserta didik terhadap standar yang telah diciptakan.”. Menurut penjelasan tersebut bahwa taksonomi hasil belajar adalah aspek kognitif, aspek
afektif, dan aspek psikomotorik. 1 Penilaian Aspek Kognitif
Pendidik meniali Aspek Kognitif melalui tes tulis, tes lisan, dan penugasan. a. Instrumen tes tulis berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban singkat,
benar-salah, menjodohkan, dan uraian. Instrumen uraian dilengkapi pedoman penskoran.
b. Instrumen tes lisan berupa daftar pertanyaan. c. Instrumen penugasan berupa pekerjaan rumah danatau proyek yang
dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas.
15 2 Penilaian Aspek Afektif
Pendidik melakukan penilaian aspek afektif melalui observasi, penilaian diri, penilaian “teman sejawat” peer evaluation oleh peserta didik dan
jurnal. Instrumen yang digunakan untuk observasi, penilaian diri, dan penilaian antarpeserta didik adalah daftar cek atau skala penilaian
rating scale yang disertai rubrik, sedangkan pada jurnal berupa catatan pendidik.
a. Observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara langsung
maupun tidak langsung dengan menggunakan pedoman observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati.
b. Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam
konteks pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri.
c. Penilaian antarpeserta didik merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk saling menilai terkait dengan pencapaian
kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian antarpeserta didik.
d. Jurnal merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan
peserta didik yang berkaitan dengan sikap dan perilaku. 3 Penilaian Aspek Psikomotor
Pendidik menilai aspek psikomotor melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi
16 tertentu dengan menggunakan tes praktik,projek, dan penilaian portofolio.
Instrumen yang digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian rating
scale yang dilengkapi rubrik. a. Tes praktik adalah penilaian yang menuntut respon berupa
keterampilan melakukan suatu aktivitas atau perilaku sesuai dengan tuntutan kompetensi.
b. Projek adalah tugas-tugas belajar learning tasks yang meliputi kegiatan perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis
maupun lisan dalam waktu tertentu. c. Penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan dengan cara
menilai kumpulan seluruh karya peserta didik dalam bidang tertentu yang bersifat reflektif-integratif untuk mengetahui minat,
perkembangan, prestasi, danatau kreativitas peserta didik dalam kurun waktu tertentu.
Jadi, pada dasarnya hasil belajar merupakan perubahan kemampuan intelektual dan pengetahuan, sikap dan nilai, serta kemampuan fisik dan
keterampilan setelah mengalami kegiatan belajar.
b. Faktor faktor yang mempengaruhi hasil belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil beajar menurut Munadi Rusman, 2012: 124 antara lain meliputi faktor internal dan eksternal:
1. Faktor Internal a. Faktor Fisiologis. Secara umum kondisi fisiologis, seperti kesehatan
prima, tidak dalam keadaan lelah dan capek, tidak dalam keadaan
17 cacat jasmani dan sebagainya. Hal tersebut dapat mempengaruhi
peserta didik dalam menerima materi pelajaran. b. Faktor Psikologis. setiap individu dalam hal ini peserta didik pada
dasarnya memiliki kondisi psikologis yang berbeda-beda, tentunya hal ini turut mempengaruhi hasil belajarnya. Beberapa faktor psikologis
meliputi intelegensi IQ, perhatian, bakat, motif, motivasi, kognitif dan daya nalar peserta didik.
2. Faktor Eksternal a. Faktor Lingkungan. Faktor lingkungan dapat mempengaruhi hasil
belajar. Faktor lingkungan ini meliputi lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan alam misalnya suhu, kelembaban dan lain-lain.
Belajar pada tengah hari di ruangan yang kurang akan sirkulasi udara akan sangat berpengaruh dan akan sangat berbeda pada
pembelajaran pada pagi hari yang kondisinya masih segar dan dengan ruangan yang cukup untuk bernafas lega.
b. Faktor Instrumental. Faktor-faktor intstrumental adalah faktor yang keberadaan dan penggunaannya dirancang sesuai dengan hasil belajar
yang diharapkan. Faktor-faktor ini diharapkan berfungsi sebagai sarana untuk tercapainya tujuan-tujuan belajar yang direncanakan.
Faktor-faktor instrumental ini berupa kurikulum, sarana dan guru.
18 Menurut Sunarto 2009 faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
antara lain: 1. Faktor Intern
Faktor intern adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam seseorang yang dapat mempengaruhi prestasi belajarnya. Diantara faktor-faktor intern
yang dapat mempengaruhi prestasi belajar seseorang antara lain adalah kecerdasan, bakat, minat, dan motivasi.
2. Faktor Ekstern Faktor ekstern adalah faktor-faktor yang mendapat mempengaruhi prestasi
belajar seseorang yang sifatnya berasal dari luar diri seseorang tersebut. Yang termasuk faktor-faktor ekstern antara lain adalah keadaan lingkungan
keluarga, keadaan lingkungan sekolah, dan keadaan lingkungan masyarakat.
3. Model Pembelajaran