Pembuatan Media Pengajaran PEMBUATAN MEDIA PEMBELAJARAN

Gambar. Visualisasi Ciri-ciri Benda Hidup Dalam memvisualisasikan pesan Anda perlu memperhatikan dua hal yaitu: 1 tingkat perkembangan dan 2 latar belakang budaya siswanya. Untuk siswa SD visualisasi pesan seyogianya tidak disampaikan secara keseluruhan tetapi tidak lebih tepat bila divisualisasikan bagian demi bagian. Hal di alas sesuai dengan tingkat perkembangan siswa SD. Penyesuaian itu penting sebab jiwa seseorang mempengaruhi keterbacaan visualnya. Penerimaan siswa terhadap pesan-pesan visual juga mempengaruhi latar belakang budayanya. Siswa yang memiliki latar belakang budaya yang berbeda akan menyimak pesan-pesan visual secara berbeda pula. Karena itu pesan visual yang disajikan untuk siswa SD di kota besar seyogianya berbeda dari yang disajikan untuk siswa SD di pedesaan. Sebab itu pesan visual perlu disesuaikan dengan latar belakang budaya, pengalaman belajar sebelumnya, atau pengetahuan awal siswa yang menjadi sasaran program media yang dibuat.

E. Pembuatan Media Pengajaran

Telah disinggung sebelumnya bahwa pembuatan media pengajaran hendaknya selalu berorientasi pada tujuan pengajaran khusus, materi pengajaran dan telaah karakteristik sasaran program media. Berikut ini akan disajikan cara- 74 cara pembuatan media gambar sederhana, diagram, peta timbul, poster, papan flanel, papan magnet, papan buletin, mock up, diorama serta transparansi. 1. Pembuatan gambar sederhana Bahan yang diperlukan: a. kertas manila b. penggaris c. jangka d. pensil e. spidol f. penghapus Gambar: Visualisasi Pesan dengan Gambar Sederhana Cara membuatnya: Kalau bahan-bahan yang diperlukan sudah tersedia, pekerjaan selanjutnya adalah: a. Membuat sketsa lebih dahulu dengan pensil penggaris, jangka, penghapus di atas kertas yang telah tersedia.

b. Jika sketsa sudah baik, tebalkan garis-garisnya dengan spidol.

c. Simpanlah hasilnya dengan baik dan gunakan pada saat yang diperlukan. 2. Pembuatan Diagram Bel Listrik:Bahan yang diperlukan: a. kertas manila b. pensil 75 c. penggaris d. jangka e. spidol . f. simbol-simbol dan informasi cara kerja bel listrik, dan g. gunting Gambar: Diagram Bel Listrik Cara membuatnya: Jika bahan-bahan yang diperlukan sudah tersedia, pekerjaan selanjutnya adalah: a. gunting kertas sesuai dengan ukuran yang diperlukan b. buatlah sketsa lebih dahulu dengan pensil c. perhatikan apakah penggunaan simbol-simbolnya sudah tepat d. Jika sketsa sudah baik, tebalkan garis-garis dengan spidol

e. Simpanlah hasilnya dengan baik dan gunakan pada saat yang tepat

3. Pembuatan Peta Timbul Bahan yang diperlukan: a. kertas bekas b. tanah liat c. perekat kanji d. cat berwarna e. tripleks f. kertas layang-layang 76 Gambar: Peta Timbul Cara membuatnya: Jika bahan-bahan yang diperlukan sudah tersedia, pekerjaan selanjutnya adalah: a. membuat bentuk peta yang menggambarkan gunung dan lembah beserta kelengkapannya dari tanah liat dan barang bekas di atas papan atau tripleks, lalu keringkan. b. setelah kering, semua permukaan bentuk tanah liat itu dibasahi dengan air sabun. c. menempelkan kertas bekas yang telah dirobek-robek 2x10 cm dengan perekat kanji menutupi semua permukaan tanah liat itu ± 10 lapis ada baiknya bila tempelan kertas itu dilebihkan sedikit melewati kaki bentuk tanah liat itu supaya nantinya dapat ditempelkan pada alas yang permanen. d. menempelkan kertas layang-layang pada sebuah permukaan yang telah dilapisi dengan kertas bekas. e. keringkan. f. setelah kering, lapisan kertas dilepas dari acuan tanah liat dan kakinya direkatkan pada alas tripleks yang telah disiapkan. g. lapisan kertas yang sudah berbentuk dan tertempel pada alas tripleks itu kemudian diberi warna yang sesuai. 4. Pembuatan Poster dengan Cetak Soring Stensil atau Sablon Bahan yang diperlukan: 77 a. saringan monil

b. bingkai ukurannya harus lebih besar dari ukuran gambar yang dihasilkan

c. papan landasan d. pelumar e. kertas pembatas f. pisau penyayat g. rak pengering h. kertas transparan. Gambar: Cetak Saring Gambar: Poster Cara membuatnya: 78 Pembuatan poster dengan cetak saring dilakukan melalui dua tahap, yaitu 1 membuat sablon, dan 2 mencetak. 1 Membuat sablon Membuat sablon bisa dilakukan dengan banyak cara. Sedang cara yang paling mudah dan paling murah adalah membuat sablon dengan kertas sebagai bahan penutup monil. Kertas yang digunakan harus tipis dan tidak menyerap. Bahan penutup tidak boleh larut bila terkena bahan warna yang digunakan untuk mencetak. Misalnya kalau kita membuat sablon dengan bahan penutup kertas, gunakan cat dengan pelarut bukan air. Sebaliknya kalau bahan penutupnya monil tahan air, kita dapat menggunakan bahan warna dengan pelarut air. Cara membuatnya: a. siapkan gambar utama yang diperlukan; b. letakkan gambar itu di atas papan landasan pada tempat yang telah dibatasi dengan kertas pembatas;

c. letakkanlah kertas transparan di atas gambar yang telah disiapkan sebelumnya,

kemudian rekatkan keempat sudutnya dengan -ita perekat ke papan landasan; d. tandailah kertas transparan yang digunakan dengan pensil tepat pada bagian- bagian yang akan disayat; e. sayatlah dengan pisau penyayat bagian-bagian yang harus meluluskan bahan warna, sesudah itu tanggalkan; f. lepaskanlah pita perekat yang merekatkan pita transparan dengan hati-hati. Jaga supaya kedudukan pita tersebut tidak bergeser dari tempat semula. Caranya dengan melepas pita perekat yang menempel pada satu sudut kertas transparan lebih dahulu. Sesudah itu mengangkat ujung kertas itu. Pasanglah pita perekat lagi antara kertas transparan dengan gambar utama. Bagian yang mengandung perekat menghadap ke atas. Dengan cara yang sama lakukan pula pada ketiga ujung yang lain; g. turunkan bingkai, rekatkan kertas transparan pada monil dengan menekan sedikit lem cair pada beberapa tempat melalui monil; 79

h. sediakan cat yang sedikit kental untuk menempelkan kertas transparan ke

monil; i. angkat bingkai dan ganti kertas gambar dengan selembar kertas yang akan dicetak; j. sapukan cat pada permukaan monil dengan pelumar; k. selanjutnya monil siap digunakan untuk mencetak. Cara pembuatan di atas memerlukan ketelitian dan kerajinan, terutama dalam menempelkan kertas transparan kc monil. Saat ini ada cara yang lebih praktis yaitu dengan menggunakan sticker. Ada dua macam tlicker yang tersedia di toko sablon, yaitu sticker kertas dan sticker vinyl. Dengan menggunakan sticker sebagai pengganti kertas transparan, cara mengerjakannya menjadi lebih mudah. Ini disebabkan kertas khusus dan vinyl yang harus ditempelkan pada monil punggungnya mengandung perekat sehingga lebih mudah menempelkannya ke monil. Dalam perkembangan berikutnya, di samping dengan menggunakan kertas atau sticker, pembuatan sablon dapat juga dilakukan dengan beberapa cara lain yaitu 1 campuran diasol dan kalium bikhromat, 2 transfer film, 3 lem cair dan lacquer, 4 tushe dan lem cair, serta 5 lem cair. 2 Mencetak Jika sablon sudah dibuat, maka langkah berikutnya adalah mencetak. Sebelum mencetak perlu diperhatikan hal-hal berikut: 1 apakah semua peralatan yang diperlukan sudah tersedia, 2 siapkan cat yang diperlukan, 3 tentukan letak yang tepat bagi kertas-kertas yang akan dicetak, dengan meletakkan kertas-kertas pembatas pada sisi bawah dan sisi kiri, 4 jagalah ketepatan keenceran cat. Hal ini dapat dilihat dari hasil cetakannya. Kalau sekali sapuan pelumar dapat menghasilkan cetakan yang baik dan kertas tidak melekat pada monil keenceran cat itu sudah baik, 5 jagalah supaya tidak ada cat yang merembes pada bagian monil yang seharusnya tertutup. Bila hal-hal di atas sudah benar- benar disiapkan dengan baik, maka kegiatan mencetak bisa dimulai. Pembuatan poster dengan cetak saring ini dapat dilakukan dengan satu warna atau lebih. Cara yang telah diterangkan di atas adalah cara-cara pembuatan 80 poster dengan satu warna. Kalau dikehendaki lebih dari satu warna, maka harus disiapkan sablon sebanyak warna itu pula. Sablon pertama untuk warna pertama, sablon kedua untuk warna kedua dan seterusnya. Kalau sudah tersedia sablon yang diperlukan, yang penting adalah menjaga agar tiap sablon dapat ditempatkan di tempat yang sama seperti sablon yang terdahulu. Hanya perlu diingat bahwa sebelum menyapu warna berikutnya, warna terdahulu harus kering betul lebih dahulu. 5. Pembuatan Papan Flanel Bahan yang diperlukan: a. tripleks b. laken, flanel c. paku

d. gunting pemotong

e. alat penyerut f. kertas gosok Gambar: Papan Flanel Cara membuatnya: Jika bahan yang diperlukan sudah tersedia, maka pekerjaan selanjutnya adalah: a. memotong tripleks sesuai dengan ukuran yang dikehendaki b. memotong laken atau flanel dengan ukuran yang sesuai, ukuran laken lebih besar dari ukuran tripleks agar ada bagian laken yang dapat dilipatkan ke bagian belakang tripleks untuk dilekatkan atau dipakukan 81

c. memberi bingkai pada bagian pinggir tripleks itu agar penampilan menjadi kuat menarik.

d. membuat dudukan atau gantungan papan sehingga akan memudahkan dalam penggunaannya.

6. Pengembangan OHT dan OHP Dalam mengembangkan media ini pada dasarnya kita melakukan kegiatan perancangan dan pembuatan. Dalam merancang media OHT perlu diperhatikan beberapa prinsip yaitu: a. Kesederhanaan Konsep materi yang disajikan harus sederhana, jelas, mudah dibaca dan mudah dipahami. b. Kekompakan Bagian-bagian yang divisualisasikan harus menunjukkan kekompakan dan kesatuan fungsi. c. Keseimbangan Rancangan media harus memperhatikan prinsip-prinsip keseimbangan sehingga pesan yang disajikan memiliki kesan dinamis atau statis tergantung dari keseimbangan mana yang dianut. d. Penekanan Identifikasi pesan-pesan pengajaran tertentu yang perlu mendapat tekanan atau penonjolan. Penekanan atau penonjolan dapat dilakukan dengan memperbesar, memperjelas, mewarnai atau dengan cara lainnya. Jika kegiatan perancangan telah dilakukan, maka kegiatan berikutnya adalah membuat media transparansinya. Ada dua cara pembuatan transparansi yaitu dengan 1 proses langsung dan 2 proses tidak langsung. Proses langsung adalah proses pembuatan media transparansi dengan jalan menggambarkan pesannya langsung pada proses transparansi itu. Sedang proses tidak langsung adalah proses pembualan media transparansi dengan memindahkan gambar atau 82 tulisan yang mengandung pesan pengajaran yang sudah dipersiapkan pada bahan lain ke transparansi dengan cara membuat foto copy-nya. 83 a. Proses Langsung Pada proses langsung ini, kita dapat menggunakan alat, antara lain 1 feltpen dan 2 letter press. Ada dua macam feltpen untuk transparansi, yaitu yang mudah dihapus dan bersifat permanen. Bahan-bahan yang diperlukan antara lain: a. pena spidol b. film OHT transparan c. alkohol d. kapas

e. pena rotring

f. tinta g. penggaris

h. gunting pemotong

i. masking tape j. letter press

k. mounting frame bingkai

l. kertas milimeter m. jangka n. penggosok b. Proses Tidak Langsung Proses tidak langsung ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu 1 menggunakan proses diazo dan 2 menggunakan thermofax. Proses diazo adalah proses yang menggunakan uap amonia. Master yang akan dikopi dipindahkan ke transparansi. Proses diazo ini menggunakan penyinaran dengan sinar ultra violet. Kemudian transparansi dimasukkan ke dalam tabung yang dialiri uap amonia. Kelebihan proses ini adalah dapat menghasilkan gambar yang tahan lama dan dengan warna yang cemerlang. Pada proses thermofax harus dipersiapkan gambar atau tulisan yang berisi pesan pada kertas HVS, kemudian difotokopi. Hasil foto kopi ini dipindahkan ke transparansi melalui proses thermal. Bahan yang diperlukan pada proses ini: 84 a. Pensil b. Penggaris c. Jangka d. pena rotring e. penghapus f. tinta gambar g. gunting pemotong h. transparansi i. thermofax j. bingkai k. kertas l. mesin fotokopi 7. Pembuatan Papan Magnetik Bahan yang diperlukan pada proses ini: a. tripleks warna sesuai yang dikehendaki b. pelat besi

c. mesin bor

d. alat penyerut

e. kertas gosok

f. paku g. palu h. obeng i. alat pemotong j. cat k. kikir l. potongan potongan magnet m. pelat Aluminium siku profil 85 Gambar: Papan Magnetik Cara membuatnya: Jika bahan-bahan yang diperlukan sudah tersedia, pekerjaan selanjutnya adalah: a. memotong pelat besi dan tripleks sesuai dengan ukuran yang dikehendaki ukuran standar papan tulis. b. meratakan permukaan tripleks dan pelat besi dengan menggunakan alat penyerut, kikir dan kertas gosok. c. melubangi bagian-bagian tertentu dari pelat besi tempat paku dengan menggunakan mesin bor. d. melapiskan tripleks dan pelat besi menjadi satu kesatuan dengan menggunakan paku dan sekrup. e. memberi bingkai aluminium pada semua sisi papan magnet. f. mengecat permukaan pelat besi. 8. Pembuatan Diorama Bahan bahan yang diperlukan: a. Kertas b. karet busa c. gunting d. kawat

e. kertas layang-layang

f. karbon g. lumut-lumutan h. cat. i. Lilin

j. tanah liat

86 k. kain bekas l. sisir m. kanji Gambar: diorama Cara membuatnya: Jika bahan-bahan yang diperlukan sudah tersedia, pekerjaan selanjutnya adalah: a. membuat sketsa yang dibuat dan gambar perspektif rencana diorama disampaikan sesuai dengan pesan pengajaran yang akan dibuat; b. menyimpan tempat diorama. Tempat diorama ini dapat berupa kotak karton misalnya bekas tempat sepatu, kolak kayu, meja, lantai dan sebagainya sesuai dengan ukuran diorama yang dikehendaki; c. mengerjakan bagian-bagian diorama secara rinci sesuai dengan yang direncanakan dalam gambar sketsa. Misalnya membuat pohon-pohonan dari kawat yang dibalut dengan kertas berwarna, membuat hutan dan semak-semak dari busa hijau, membuat rumah-rumahan dari karton. membuat orang- orangan dari tanah liat atau lilin, dan seterusnya ; d. mewarnai diorama supaya menarik dan lebih hidup. 87 Rangkuman Seorang guru selalu menginginkan agar pesan pengajaran itu dapat diterima siswa iya dengan efektif dan efisien. Untuk itu diperlukan media pengajaran. Dalam kenyataannya di sekolah guru sering kali belum dapat memilih media yang sesuai. Kesulitan memilih media ini semata-mata bukan disebabkan oleh ketidakmampuan guru dalam memilih, tetapi mungkin juga karena media yang sesuai atau diperlukan memang tidak tersedia. Dalam kondisi demikian guru tersebut diharapkan dapat merancang, mengembangkan dan membuat sendiri media yang diperlukan terutama untuk media sederhana. Latihan : Bab V 1. a. Buatlah suatu media gambar sederhana yang mengacu pada bahwa pembuatan media pengajaran hendaknya selalu berorientasi pada tujuan pengajaran khusus, materi pengajaran dan telaah karakteristik sasaran program media b. Tentukan topik pelajaran yang sesuai dengan pembuatan media gambar sederhana tersebut 2. Mengapa pesan visual untuk siswa SD perlu disesuaikan dengan latar belakang budaya, pengalaman belajar sebelumnya, atau pengetahuan awal siswa yang menjadi sasaran program media yang dibuat ? 88

BAB 6 PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN

Setelah menyelesaikan kajian bab ini, pembaca diharapkan dapat memahami tentang penggunaan media pembelajaran pola dan prosedur.

A. Pola Penggunaan Media Pembelajaran

Di bab sebelumnya telah diuraikan bagaimana memilih media secara sistematis. Dengan cara demikian prosedur belajar - mengajar diharapkan dapat berjalan efektif dan efisien. Namun betapapun canggihnya media yang dipilin. bila tidak digunakan dengan baik tentunya tidak banyak gunanya. Agar media pengajaran itu efektif, maka penggunaan media harus direncanakan dan dirancang secara sistematik. Masalahnya, ada beberapa pola penggunaan media pengajaran yaitu pola penggunaan media untuk tatanan 1 di dalam kelas. dan 2 di luar kelas. Gambar: Bagan Pola Penggunaan Media 1. Pada pola penggunaan di dalam kelas, media itu digunakan dengan tujuan untuk menunjang tercapainya tujuan pengajaran. Karena itu dalam merencanakan penggunaan media guru harus mempertimbangkan tujuan pengajaran. Materi pengajaran dan strategi pengajaran. 89