BAB 5 PEMBUATAN MEDIA PEMBELAJARAN
Setelah menyelesaikan kajian bab ini, pembaca diharapkan dapat memahami tentang media pembelajaran suatu kebutuhan, perumusan tujuan
pengajaran, mengembangkan bahan ajar, visualisasi pesan pengajaran serta pembuatan media pembelajaran.
A. Media Pembelajaran Suatu Kebutuhan
Kebutuhan belajar siswa adalah kesenjangan antara kemampuan dan keterampilan yang dimiliki siswa saat ini dengan kemampuan dan keterampilan
yang kita harapkan akan dimiliki siswa. Misalnya kalau yang kita inginkan adalah siswa dapat membaca dan menulis, sedang saat ini siswa baru dapat menulis saja
maka kebutuhan adalah belajar membaca. Apa yang kita inginkan dapat dimiliki siswa dapat kita lihat dalam kurikulum. Materi kurikulum itu oleh guru biasanya
dijabarkan ke dalam satuan-satuan pelajaran. Pada setiap akhir caturwulan siswa dituntut menguasai suatu hasil belajar tertentu. Sedangkan pada awal caturwulan.
pada umumnya siswa belum menguasai apa yang dituntut padanya. Kesenjangan kemampuan itulah yang menjadi kebutuhan belajar siswa pada caturwulan
tersebut. Kebutuhan belajar ini harus digunakan oleh guru sebagai rujukan dalam menyusun materi pelajaran yang perlu diberikan ke pada siswa. Sebab itu jika kita
akan membuat media pengajaran, program media itu juga harus disesuaikan dengan kebutuhan belajar siswa itu.
Jadi kalau Anda akan membuat media pengajaran, harus jelas dalam pikiran Anda siapa siswa Anda, bagaimana karakteristiknya dan apa kebutuhan
belajarnya.
B. Perumusan Tujuan Pengajaran
Di muka telah dibicarakan bahwa kalau kita mengajar. kita perlu mengetahui kebutuhan belajar siswa. Dalam sistem pendidikan sekolah,
kebutuhan belajar itu telah dijabarkan dalam kurikulum dalam bentuk topik-topik atau pokok-pokok bahasan yang perlu diajarkan pada,siswa.
69
Supaya kita dapat mengajar secara efektif dan efisien kita harus dapat merumuskan tujuan umum dan tujuan khusus untuk setiap topik dan pokok
bahasan itu. Tujuan ini hanya mencerminkan kemampuan dan keterampilan yang harus dimiliki siswa berkaitan dengan topik atau pokok bahasan itu.
Tujuan pengajaran itu sangat penting karena dapat menjadi tolok ukur berhasil tidaknya pengajaran kita. Kalau tujuan tercapai, itu berarti bahwa siswa
memiliki kemampuan, keterampilan, atau pengetahuan yang berkaitan dengan topik-topik atau pokok bahasan yang bersangkutan. Bila siswa telah menguasai
topik atau pokok bahasan itu, dapatlah diartikan bahwa kebutuhan belajarnya telah terpenuhi.
Tujuan pengajaran itu perlu dirumuskan dengan mengikuti beberapa ketentuan sebagai berikut:
1. Tujuan itu berupa kalimat penyataan yang menyatakan kemampuan atau keterampilan yang diharapkan dimiliki siswa setelah mengikuti kegiatan
pengajaran tertentu. Tujuan itu menyatakan dengan jelas perilaku yang diharapkan dapat dilakukan siswa.
2. Tujuan itu harus jelas subjeknya atau pokok kalimatnya, yang menjadi subjek atau pokok kalimat itu adalah siswa atau sasaran didik. Seyogianya subjek itu
jelas dan spesifik. Contoh:
1. Siswa dapat menghitung satu sampai dua puluh. 2. Siswa TK dapat menghitung satu sampai dua puluh.
Kedua rumusan di atas telah dirumuskan dengan betul. Tetapi tujuan pada contoh kedua lebih jelas dan lebih baik, karena subjeknya lebih spesifik.
3. Tujuan harus mengandung kata kerja yang mencerminkan perilaku yang diharapkan dapat dilakukan siswa. Pada tujuan khusus kata kerja yang
digunakan harus operasional. Artinya kata kerja itu mencerminkan perilaku yang dapat diamati atau dapat diukur. Pada tujuan umum kata kerja yang
digunakan boleh kala kerja tak operasional, boleh juga kata kerja operasional. Yang membedakan tujuan khusus dari tujuan umum itu bukan kata kerjanya,
melainkan luas cakupannya.
70
4. Tujuan yang lengkap menyebutkan juga tingkat keberhasilan yang harus dicapai siswa.
Contoh: Siswa SD kelas I dapat menghitung satu sampai empat puluh tanpa
kesalahan. Tanpa kesalahan, dalam tujuan di atas menunjukkan tingkat keberhasilan yang
diharapkan. 5. Tujuan yang lengkap menyebutkan juga kondisi yang harus dipenuhi saat hasil
belajarnya , dievaluasi. Contoh :
Siswa SD kelas I dapat menjumlahkan angka sampai sepuluh tanpa bantuan jari atau lidi atau benda lainnya.
Tanpa bantuan jari, atau lidi atau benda lainnya, dalam tujuan di atas adalah
kondisi yang harus dipenuhi. Karena media pengajaran itu digunakan untuk membantu siswa belajar, waktu
kita membuat media pengajaran kita juga harus menentukan tujuan yang ingin dicapai. Kita harus telah mempunyai gambaran yang jelas mengenai
kemampuan apakah yang diharapkan akan dimiliki siswa setelah belajar dengan menggunakan media itu.
C. Pengembangan Bahan Ajar