Kalau kita kembali pada pertanyaan: Bagaimanakah caranya supaya tujuan
dapat tercapai, maka jawabannya yang dapat diberikan ialah:
1. Tujuan pengajaran itu harus diurai menjadi kemampuan-kemampuan yang
lebih sempit. Dalam merinci kemampuan-kemampuan itu kita selalu bertanya: Kemampuan-kemampuan apakah yang harus dimiliki siswa sebelum mereka
dapat mencapai tujuan? Setelah itu setiap kemampuan yang lebih sempit kalau dapat diurai lagi menjadi kemampuan-kemampuan yang lebih sempit
lagi. Kalau hal tersebut dilakukan dengan cermat kita tentu akan memperoleh materi pelajaran yang rinci yang berbentuk kemampuan-kemampuan yang
dapat mendukung tercapainya tujuan. Kalau semua kemampuan yang lebih sempit itu dapat dikuasai siswa, tujuan pengajaran tentu dapat tercapai.
2. Rincian kemampuan itu harus di informasikan kepada siswa. 3. Perlu diusahakan supaya siswa memahami atau menguasai kemampuan-
kemampuan itu. 4. Perlu diusahakan supaya siswa dapat mempraktekkan atau menerapkan
kemampuan itu.
Peranan media dalam proses belajar di atas ialah sebagai penyalur
informasi. Media yang dikembangkan dengan baik diharapkan juga dapat membantu siswa dalam memahami dan menggunakan informasi itu.
Kalau Anda membuat media pengajaran yang independen seperti film, video, atau film bingkai, semua kemampuan-kemampuan yang diperlukan untuk
mencapai tujuan itu dapat diinformasikan melalui media itu. Tetapi kalau Anda membuat media dependen yang akan digunakan guru sebaiknya alat bantu
mengajar, Anda dapat memilih materi tertentu saja yang dimediakan. Tentu saja materi yang dipilih ialah materi yang dapat disajikan lebih baik melalui media
daripada hanya melalui penjelasan lisan dari guru.
D. Visualisasi Pesan Pengajaran Seorang guru kelas I SD menerangkan secara lisan dengan panjang lebar
tentang apa yang dimaksud dengan benda hidup? Bagaimana ciri-cirinya? dan sebagainya.
72
Guru tersebut sedang menyampaikan pesan pengajaran atau pengalaman belajar dengan kata-kata. Ternyata pengalaman serupa ini sukar dimengerti siswa
dan cenderung membuat isi pelajaran kurang menarik dan mudah dilupakan. Sebagai contoh, kalau siswa mendengar atau membaca bahwa ciri-ciri
benda hidup antara lain makan, minum, bernapas, tumbuh dan berkembang biak, mungkin kata-kata itu tidak berarti apa-apa, kecuali ia pernah mengalaminya. Apa
yang dilakukan dan dialaminya itu merupakan pengalaman langsung. Tidak seperti pengalaman dengan kata-kata. Ternyata untuk siswa SD pengalaman nyata
lebih mudah dimengerti. Hal ini terjadi karena pengalaman langsung itu mengikutsertakan semua indera dan akal. Namun demikian penyampaian pesan
pengajaran melalui pengalaman langsung ini banyak keterbatasannya. Artinya siswa harus tetap belajar walau tanpa mengalami sendiri. Oleh karena itu
diperlukan pengganti pengalaman nyata tersebut pelajari kembali kerucut pengalaman Edgar Dale. Tentunya timbul pertanyaan, bagaimana caranya? Salah
satu di antaranya adalah dengan memvisualisasikan pesan pengajaran. Visualisasi pada dasarnya merupakan upaya penyampaian pesan
pengajaran melalui pengalaman melihat. Upaya ini didasarkan pada prinsip- prinsip psikologis bahwa seseorang akan memperoleh pengertian yang lebih baik
dari sesuatu yang dilihatnya daripada sesuatu yang didengarnya. Namun demikian perlu disadari bahwa tidak ada bentuk visual dari pesan pengajaran yang
sepenuhnya nyata. Hal ini disebabkan adanya tingkat realisme isi pesan yang akan disampaikan. Memang pengajaran akan lebih efektif apabila materi pengajarannya
dan pesan pengajarannya yang akan disampaikan dapat divisualisasikan serealitis mungkin. Namun demikian tidaklah berarti bahwa dalam membuat media, benda
atau objek itu harus digambarkan persis seperti keadaan sebenarnya. Misalnya. sebuah peta wilayah dalam mata pelajaran IPS. Bila pela
tersebut dibuat dalam bentuk relief yang mencantumkan semua hal yang terdapat di wilayah itu, peta relief itu mungkin akan menjadi sangat rumit atau kompleks
sehingga sulit dipelajari. Begitu pula kalau untuk menjelaskan peredaran darah manusia. Anda menggambarkan bagian dalam tubuh manusia secara lengkap dan
rinci, gambar itu mungkin akan terlalu rumit sehingga tak banyak membantu siswa dalam memahami peredaran darah.
73
Gambar. Visualisasi Ciri-ciri Benda Hidup
Dalam memvisualisasikan pesan Anda perlu memperhatikan dua hal yaitu: 1 tingkat perkembangan dan 2 latar belakang budaya siswanya. Untuk siswa
SD visualisasi pesan seyogianya tidak disampaikan secara keseluruhan tetapi tidak lebih tepat bila divisualisasikan bagian demi bagian. Hal di alas sesuai dengan
tingkat perkembangan siswa SD. Penyesuaian itu penting sebab jiwa seseorang mempengaruhi keterbacaan visualnya. Penerimaan siswa terhadap pesan-pesan
visual juga mempengaruhi latar belakang budayanya. Siswa yang memiliki latar belakang budaya yang berbeda akan menyimak pesan-pesan visual secara berbeda
pula. Karena itu pesan visual yang disajikan untuk siswa SD di kota besar seyogianya berbeda dari yang disajikan untuk siswa SD di pedesaan. Sebab itu
pesan visual perlu disesuaikan dengan latar belakang budaya, pengalaman belajar sebelumnya, atau pengetahuan awal siswa yang menjadi sasaran program media
yang dibuat.
E. Pembuatan Media Pengajaran