167 mutu gula aren supaya harga yang
didapatkan lebih tinggi dengan kualitas yang lebih baik.
3. Pengaruh Rendeman X3 Terhadap
Pendapatan Y Petani Gula Aren
1. 269,47 Rendeman artinya Setiap
perubahan Rendeman sebesar 1 satu persenhari dengan asumsi Produksi,
Harga, Jumlah Batang Sadapan tetap maka akan menaikkan Y atau
Pendapatan sebesar Rp 269,47hari.
2. Berdasarkan Uji – t yang dilakukan uji
secara parsial maka dapat dilihat bahwa Koofisiensi X3 Rendeman secara
parsial tidak berpengaruh nyata terhadap Pendapatan Y pada α0,05
sehingga Ho : diterima Tidak ada pengaruh variable X3 terhadap Y dan
H1 : ditolak ada pengaruh variable X3 terhadap Y.
3. Peningkatan rendeman secara simultan
pada α 0,05 memberikan pengaruh nyata terhadap pendapatan petani gula
aren, tetapi secara parsial pada α0,05 memberikan pengaruh tidak nyata
terhadap pendapatan petani gula aren, Dengan uji signifikansi t pada taraf
nyata a=5 diperoleh signifikansi X3 sebesar 0,354 yang berarti nilai
signifikansi lebih besar dari α sig 0,354 0,05 sehingga Ho diterima, artinya
X3 Rendeman memiliki pengaruh tidak nyata terhadap Pendapatan.
sebagaimana terlihat pada Tabel 4.7 Anova dan Tabel 4.8. Coofficients.
4. Berdasarkan nilai rendeman yang
didapatkan akan memberikan pengaruh terhadap pendapatan petani gula aren di
Kabupaten Tapanuli Selatan yaitu sebesar Rp 269,47hari.
Rendeman terhadap pendapatan petani gula aren di Kabupaten Tapanuli
Selatan memberikan pengaruh tidak nyata dikarenakan rendeman akan berpengaruh
terhadap tingkat kepekatan gula dari
permintaan pembeli ataupun pedagang, sehingga semakin tinggi rendeman maka
tingkat kepekatan gula aren semakin baik dan disukai, bahkan sebaliknya rendeman
yang rendah akan mempengaruhi kualitas gula aren yang kurang baik sehingga
kurang diminati pembeli atau pedagang.
4. Pengaruh Jumlah Batang Sadapan
X4 Terhadap Pendapatan Y Petani Gula Aren
a. -163,99 Jumlah Batang Sadapan
artinya Setiap perubahan Jumlah Batang Sadapan sebesar 1 satu
batang sadapan hari dengan asumsi Produksi, Rendeman, Harga tetap
maka akan menurunkan Y atau Pendapatan sebesar Rp -163,99hari.
b. Berdasarkan Uji – t yang dilakukan uji
secara parsial maka dapat dilihat bahwa Koofisiensi X4 Jumlah Batang
Sadapan secara parsial berpengaruh nyata terhadap Pendapatan Y pada
α0,05 sehingga Ho : ditolak Tidak ada pengaruh variable X4 terhadap Y
dan H1 : diterima ada pengaruh variable X4 terhadap Y.
c. Penurunan nilai Jumlah Batang
Sadapan sec ara simultan pada α0,05
memberikan pengaruh nyata terhadap pendapatan petani gula aren, dan secara
parsial pada α0,05 memberikan pengaruh nyata terhadap pendapatan
petani gula aren, Dengan uji signifikansi t pada taraf nyata a=5
diperoleh signifikansi X4 sebesar 0,042 yang berarti nilai signifikansi lebih
besar dari α sig 0,042 0,05 sehingga Ho ditolak, artinya X4 Jumlah Batang
Sadapan memiliki pengaruh nyata terhadap Pendapatan petani gula aren .
d. Berdasarkan nilai Jumlah Batang
Sadapan yang didapatkan akan memberikan pengaruh negatif terhadap
pendapatan petani gula aren di Kabupaten Tapanuli Selatan yaitu
sebesar Rp -163,99hari.
Pada Hipotesis dinyatakan Jumlah Batang Sadapan memberikan pengaruh
positif terhadap pendapatan petani gula aren, namun kenyataannya didapatkan hasil
yang negatif terhadap pendapatan, dikarenakan :1 Kebanyakan tanaman aren
yang disadap sudah berumur tua sehingga hasil yang didapatkan lebih sedikit
dibanding tanaman aren yang di ambil niranya pada umur optimal yaitu berkisar
8-12 tahun. 2 Tanaman aren yang disadap selama ini merupakan tanaman yang masih
bersifat turun temurun tanpa ada perlakuan yang khusus dan Cuma hanya mengambil
niranya saja tanpa memperhatikan
168 kesehatan tanamannya. 3 Sebahagian
tanaman yang disadap masih berumur muda yaitu 8 tahun sehingga belum layak untuk
disadap guna mendapatkan hasil yang lebih optimal dan mengakibatkan batang tanaman
aren yang disadap akan lebih cepat rusak sementara nira yang didapatkan lebih
sedikit dari hasil yang diharapkan.4 produksi rata-rata tanaman aren yang
dihasilkan perbatangnya di Kabupaten Tapanuli Selatan sebesar 6,82 liter nira
perbatang per hari, sedangkan menurut Lay dan Helianto 2010 di Minahasa bisa
mencapai 10-20 liter nira perbatang per hari.
Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Dari gambar 1, dapat dilihat bahwa adanya hubungan positif antara nilai
variable bebas X dengan variable terikat Y, dimana nilai Y meningkat sejalan
dengan nilai X, akan tetapi dari sebaran data jelas terlihat bahwa semakin besar nilai
variable bebas X dan variable bebas Y, maka semakin mendekat koordinat
X,Y dari garis regresi.
b. Uji Multikolinearitas
Tabel 3. Pengujian Asumsi Klasik
Dari tabel di atas disimpulkan bahwa tidak adanya multikolinieritas,
dimana nilai VIF variabel bebas produksi, harga, rendeman dan jumlah batang
sadapan 10 dan nilai Tolerance Value 0, 1. Sebagaimana terlihat pada Tabel 3.
c. Uji Auto Korelasi
Tabel 4. Durbin – Watson
Dari hasil kita dapat melihat bahwa nilai d dari nilai dL dan lebih kecil dari
nilai 4 – dL, maka d ≤ dL ≤ 4 - dL =
1,364 ≤ 1,5922 ≤ 2,4078
Sehingga disimpulkan bahwa Nilai Durbin Watson lebih rendah dari batas
bawah atau lower bound dL, maka koofisiensi auto korelasi lebih besar dari
nol, berarti ada auto korelasi positif yang terjadi.
d. Uji Heteroskedastisitas
Gambar 2. Scatterplot Dari Scatter Plot di atas dapat kita
lihat bahwa pada model bersifat homoskedastik, tidak terdapat masalah
heteroskedastisitas, dimana tidak ada pola tertentu yang menjelaskan hubungan antara
nilai prediksi yang terstandarisasi ZPRED dan nilai residu terstandarisasi ZRESID
atau karena porsi nilai residu pada setiap nilai prediksi acak.
PEMBAHASAN Analisis Usaha Gula Aren
Usaha gula aren di Kabupaten Tapanuli Selatan menguntungkan dan layak
untuk di kembangkan.Dari 100 seratus orang responden petani gula aren yang
diamati terbukti RC1. Sehingga secara
169 umum, usaha gula aren di Kabupaten
Tapanuli Selatan sangat baik untuk
diusahakan dengan rata-rata RC sebesar 2,19 RC 1. Nilai RC Ratio di
Kabupaten Tapanuli Selatan lebih besar dibandingkan dengan perolehan nilai RC di
Desa Tuhaha Kecamatan Saparua, Maluku Tengah Provinsi Maluku yang sebesar 1,63
seperti yang disebutkan Leatemia, 2008.Hasil perhitungan dan analisis data
berdasarkan tabel di atas, dapat diambil suatu kesimpulan bahwa usaha gula aren
yang saat ini dikerjakan petani aren di Kabupaten
Tapanuli Selatan menguntungkan karena hasil perhitungan
pada penelitian ini membuktikan bahwa setiap Rp. 1 biaya yang dikeluarkan petani
mulai dari menyadap, memasak hingga mencetak nira menjadi gula aren akan
memberikan manfaat sebesar Rp. 2,19 yang di dalamnya sudah ada keuntungan sebesar
Rp. 1,19. Analisis SWOT
a.
Hasil Evaluasi Faktor-Faktor Internal
Total nilai terbobot yang diperoleh dari Matriks IFE Internal Factor Evaluation
menjadi dasar untuk mengetahui respon untuk pengembangan lahan marginal yang
ada di Kabupaten Tapanuli Selatan dalam memanfaatkan kekuatan dengan
mengantisipasi kelemahan. Hasil evaluasi matriks IFE dalam upaya pemanfaatan
lahan marginal oleh tanaman aren di Kabupaten Tapanuli Selatan dapat dilihat
pada Tabel 5.
Tabel 5. Tabel Analisis Matriks Internal Factor Evaluation IFE
Faktor Internal Bobot
Peringkat Skor
Terbobot Kekuatan Strengths
1. Ketersediaan tenaga kerja tinggi.
0.125 3
0.375 2.
Kemampuan akar menahan erosi baik.
0.131 4
0.524 3.
Modal sedikit 0.095
3 0.285
4. Lahan marginal yang tersedia luas
0.122 3
0.366 5.
Kondisi iklim yang memungkinkan 0.074
3 0.222
Total Skor Terbobot : 1.772
Kelemahan Weakness 1.
Perkembangan bibit alami 0.125
2 0.250
2. Tanaman aren merupakan tanaman
warisan orang tua 0.124
2 0.248
3. Pembinaan yang kurang terhadap
pemanfaatan lahan marginal 0.064
1 0.064
4. Lokasi penanaman yang jauh
0.068 1
0.068 5.
Aksessibilitas jalan tidak tersedia 0.072
2 0.144
Total Skor Terbobot :
1.000 0.774
Total : 2.546
170 Berdasarkan Matriks IFE Internal Factor Evaluation tersebut, diperoleh jumlah skor
untuk kekuatan strenghts = 1,772 dan jumlah skor untuk kelemahan Weakness = 0,774 dan diperoleh total skor terbobot adalah sebesar: 1,772 + 0,774 = 2,546.
b. Hasil Evaluasi Faktor-Faktor Eksternal