Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Provinsi

Pengawas pemilu dapat menyelesaikan sengketa yang terjadi selama tahapan Pemilu dan dapat memberi putusan final dan mengikat; Ketiga, terhadap tindak pidana Pemilu, peran Pengawas Pemilu adalah mengkaji dan kemudian meneruskannya kepada penyidik Polri, Pengawas Pemilu tidak mempunyai kewenangan untuk menyelesaikannya.

2.5. Pemilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Provinsi

Sumatera Utara Tahun 2013 Indonesia sudah sejak lama menganut sistem demokrasi, namun pada kenyataannya keterlibatan rakyat sebagai elemen penting dari demokrasi dalam berbagai proses politik tidak mendapat peran dan perhatian yang signifikan, padahal keterlibatan rakyat dalam menentukan dan memilih pemimpinnya merupakan salah satu indikator berjalannya proses demokratisasi. Era demokratisasi yang sesungguhnya dimulai sejak dimasukannya Pilkada sebagai bagian dari rezim Pemilu, yang selanjutnya dikenal dengan Pemilu Kada. Hal ini merupakan cara memaknai ketentuan Pasal 18 ayat 4 UUD 1945 yang berbunyi Gubernur, Bupati, dan Walikota masing-masing sebagai kepala pemerintahan daerah provinsi, kabupaten, dan kota dipilih secara demokratis dengan mekanisme pemilihan langsung. Pemilihan umum kepala daerah dan wakil kepala daerah secara langsung telah menjadi bagian tidak terpisahkan dalam pembangunan demokrasi di Indonesia sejak diundangkannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, yang di dalamnya mengatur tentang mekanisme pergantian kepemimpinan di daerah, yaitu Pemilihan Kepala Daerah secara langsung pasal Universitas Sumatera Utara 24 ayat 5. Hal ini merupakan lompatan besar dalam perjalanan demokrasi di Indonesia, karena sebelumnya kepala daerah dipilih oleh rakyat melalui perwakilannya yang duduk di lembaga perwakilanDPRD. Cara pemilihan seperti ini dirasakan kurang mewakili dan mencerminkan aspirasi rakyat disebabkan rakyat tidak mengetahui kapasitas dan kualitas calon pemimpin, dan melemahkan aspek akuntabilitas dan transparansi sebagai syarat terwujudnya good governance pemerintahan yang baik. Penyelenggaraan pemilihan kepala daerah secara langsung mempunya aspek positif terhadap kehidupan demokrasi secara lokalregional, antara lain dengan pemilihan secara langsung kepala daerah yang terpilih akan memiliki legitimasi yang kuat, sehingga akan meningkatkan kepercayaan terhadap pemerintah. Pemerintahan dengan legitimasi yang kuat akan menyebabkan tingkat partisipasi masyarakat dalam mendukung proses pembangunan lebih tinggi, sehingga pemerintahan yang baik good governance dapat tercipta. Menurut Joko J. Prihatmoko 2005, Tujuan utama pilkada langsung adalah penguatan masyarakat dalam peningkatan kapasitas demokrasi di tingkat lokal dan peningkatan harga diri masyarakat yang sudah sekian lama dimarginal. Pilkada langsung dinilai sebagai perwujudan pengembalian “hak-hak dasar” masyarakat di daerah dengan memberikan kewenangan yang utuh dalam rekrutmen pimpinan daerah sehingga mendinamisir kehidupan demokrasi di tingkat lokal. Keberhasilan pilkada langsung untuk melahirkan kepemimpinan daerah yang demokratis, sesuai kehendak dan tuntutan rakyat sangat tergantung kritisisme dan rasionalitas rakyat sendiri. Pilkada langsung memang merupakan “jalan alternatif” yang harus dilalui bagi peningkatan kualitas demokrasi di daerah. Universitas Sumatera Utara Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Provinsi Sumatera Utara diselenggarakan pada tanggal 07 Maret 2013, diikuti oleh 5 pasangan calon yaitu : 1. Pasangan nomor urut 1: Gus Irawan Pasaribu- Ir. Soekirman Gusman didukung 23 partai politik yaitu : Partai Gerakan Indonesia Raya Gerindra, Partai Amanat Nasional PAN, Partai Bulan Bintang PBB, Partai Bintang Reformasi PBR, Partai barisan nasional Barnas, Partai Buruh, Partai Kedaulatan, Partai Merdeka, Partai Karya Perjuangan PKP, Partai Demokrasi Kebangsaan PDK, Partai Pelopor, Partai Indonesia Sejahtera PIS, Partai Kebangkitan Bangsa PKB, Partai Kasih Demokrasi Indonesia PKDI, Partai Karya Peduli Bangsa PKPB, Partai Matahari Bangsa PMB, Partai Penegak Demokrasi Indonesia PPDI, Partai Pemuda Indonesia PPI, Partai Perjuangan Indonesia Baru PPIB, Partai Persatuan Nahdatul Ummah Indonesia PPNUI, Partai Pengusaha dan Pekerja Indonesia PPPI, Partai Nasional Benteng Kerakyatan Indonesia PNBK, dan Partai Demokrasi Pembaruan PDP. 2. Pasangan nomor urut 2 : Drs. Effendi MS Simbolon- H. Jumiran Abdi ESJA didukung oleh tiga partai politik yaitu :Partai PDI Perjuangan, PPRN dan Partai Damai Sejahtera PDS. 3. Pasangan nomor urut 3 : Chairuman Harahap-Fadly Nurzal Charly didukung oleh lima partai politik yaitu : Partai Golkar, Partai Persatuan Pembangunan PPP, Partai Pengusaha dan Pekerja Indonesia, Partai Pemuda Indonesia dan Partai Buruh. Universitas Sumatera Utara 4. Pasangan nomor urut 4 : H. Amri Tambunan-RE Nainggolan didukung oleh Partai Demokrat. 5. Pasangan nomor urut 5 : H. Gatot Pujo Nugroho, ST- Ir. Tengku Erry Nuradi Ganteng didukung oleh lima partai politik yaitu : Partai Keadilan Sejahtera PKS, Partai Hati Nurani Rakyat Hanura, Partai Bintang Reformasi PBR, Partai Patriot dan Partai Kebangkitan Nasional Ulama PKNU.

2.6. Kerangka Berpikir