PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE DISKUSI KELOMPOK PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SD NEGERI 3 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2012/2013

(1)

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE DISKUSI KELOMPOK PADA MATA PELAJARAN

MATEMATIKA KELAS V SD NEGERI 3 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Oleh

YUYUN ISROWIYANI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar

SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Ilmu pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2013


(2)

ABSTRAK

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE DISKUSI KELOMPOK PADA MATA PELAJARAN

MATEMATIKA KELAS V SD NEGERI 3 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Oleh

YUYUN ISROWIYANI

Penelitian ini dilatarbelakangi adanya masalah rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 3 Metro Pusat khususnya pada mata pelajaran Matematika, dilihat dari ketuntasan nilai individu diperoleh hasil bahwa dari 24 siswa hanya 6 siswa (25%) yang telah mencapai KKM (60). Tujuan penelitian adalah penerapan metode diskusi kelompok dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran Matematika pada materi sifat-sifat bangun ruang.

Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan dua siklus. Tiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Pengumpulan data dilakukan dengan lembar observasi siswa serta tes hasil belajar di setiap siklusnya. Selanjutnya data dianalisis dengan cara analisis kuantitatif dan analisis kualitatif.

Hasil penelitian dapat dilihat dari presentasi rata-rata aktivitas siswa pada siklus I adalah 55,20 kategori cukup aktif dan mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 64,16 kategori aktif. Ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus I adalah 13 siswa ( 54,17%) dan mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 24 siswa (100%).

Kesimpulan penelitian menunjukkan bahwa penggunaan metode diskusi kelompok dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika Kelas V SD Negeri 3 Metro Pusat Tahun Pelajaran 2012/2013.


(3)

(4)

(5)

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR ... v

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 3

C. Rumusan Masalah ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 4

E. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Metode Diskusi Kelompok ... 6

B. Pengertian Belajar ... 8

C. Aktivitas Belajar ... 9

D. Hasil Belajar ... 10

E. Pengertian Matematika ... 11

F. Hipotesis Tindakan ... ...12

BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Setting Penelitian ... 13

B. Subjek Penelitian ... 13

C. Teknik Pengumplan Data ... 13

D. Alat Pengumpulan Data ... 15

E. Teknik Analisis Data ... 15

F. Prosedur Penelitian ... 19

G. Urutan Penelitian Tindakan Kelas ... 20

H. Indikator Keberhasilan ... 28

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A.Hasil ... 29


(7)

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 49 B. Saran ... 49

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Aktivitas Belajar Siswa Siklus I ... 32

2. Observasi Kinerja Guru Siklus I ... 33

3. Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 34

4. Aktivitas Belajar Siswa Siklus II ... 41

5. Observasi Kinerja Guru Siklus II ... 42

6. Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 43


(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Siklus Tindakan Dalam Penelitian ... ... 19 2. Grafik Peningkatan Aktivitas Tiap Belajar Siswa Tiap Siklus ... 46 3. Grafik Peningkatan Hasil Belajar Siswa Tiap Siklus ... 47


(10)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan pada hakikatnya tidak dapat dipisahkan dari kehidupan setiap manusia, karena dengan pendidikan manusia dapat berdayaguna dan mandiri. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003. Bab I pasal 1 tentang sistem pendidikan nasional menyatakan bahwa tujuan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritualnya keagamaan, pengendalian diri, masyarakat, bangsa dan negara.

Pendidikan dasar memiliki peranan penting dalam usaha meningkatkan kualitas sumber daya manusia di masa yang akan datang. Salah satu komponen pendidikan dasar adalah bidang-bidang pengajaran diantaranya Matematika. Perhitungan dan proses berpikir Matematika biasanya diperlukan dalam menyelesaikan, berbagai permasalahan. Oleh karena itu pengajaran Matematika sekolah di masa yang akan datang diupayakan agar siswa tidak hanya terampil menggunakan Matematika.

Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada peserta didik mulai dari Sekolah Dasar (SD) untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berfikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan berkerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat


(11)

2

memiliki kemampuan memperoleh, mengelola dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif (KTSP).

Pemberlakukan KTSP, menuntut siswa untuk memiliki kompetensi khusus dalam semua mata pelajaran setelah proses pembelajaran. Kompetensi merupakan kemampuan berpikir, bertindak, dan bersikap secara konsisten sebagai perwujudan dari pengetahuan, keterampilan, dan nilai.

Berdasarkan hasil observasi dan pengamatan di kelas V SD Negeri 3 Metro Pusat Tanggal 14 November 2012, diperoleh data bahwa dalam pembelajaran Matematika masih banyak hasil belajar siswa yang belum mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkannya yaitu 60, terbukti dari nilai rata-rata kelas yang hanya mencapai 59. Sementara itu dilihat dari ketuntasan nilai individu berdasarkan KKM, diperoleh hasil bahwa dari 24 siswa hanya 6 siswa (25%) yang telah mencapai KKM, sedangkan 18 siswa (75%) belum tuntas atau belum mencapai KKM. Aktivitas belajar siswa juga masih rendah terlihat dari siswa yang cenderung ribut, banyak ngobrol dan tidak menyimak materi yang disampaikan oleh guru, serta proses timbal balik antara guru dengan siswa kurang terlihat.

Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan siswa kesulitan dalam pembelajaran Matematika sebagai berikut : (1) Proses pembelajaran Matematika yang masih bersifat abstrak tanpa mengaitkan permasalahan Matematika dengan kehidupan sehari-hari, (2) Guru kurang memotivasi siswa dalam pembelajaran Matematika sehingga siswa lemah mempelajari Matematika, (3) Siswa tidak berani mengemukakan ide atau gagasan kepada


(12)

guru karena guru belum dapat melakukan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan. (4) Guru masih bersifat dominan dalam proses pembelajaran.

Dari permasalahan guru di atas, dalam pembelajaran guru kurang optimal dan masih berpusat pada guru, dimana guru harus menjelaskan materi pembelajaran. Dengan metode seperti ini, hanya siswa yang mempunyai minat belajar tinggi saja yang aktif dalam proses pembelajaran, sedangkan siswa yang mempunyai minat belajar rendah cenderung tidak serius dalam mengikuti pembelajaran. Oleh karena itu, untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika, perlu ditemukan model pembelajaran yang tepat.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis melaksanakan penelitian

tindakan kelas dengan mengambil judul “Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Metode Diskusi Kelompok pada Mata Pelajaran Matematika Kelas V SD Negeri 3 Metro Pusat Tahun Pelajaran 2012/2013”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, perlu diidentifikasi permasalahan yang ada sebagai berikut :

1. Proses pembelajaran Matematika yang masih bersifat abstrak tanpa mengaitkan permasalahan Matematika dengan kehidupan sehari-hari 2. Guru kurang memotivasi siswa dalam pembelajaran Matematika sehingga

siswa lemah mempelajari Matematika

3. Siswa tidak berani mengemukakan ide atau gagasan kepada guru karena guru belum dapat melakukan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan


(13)

4

4. Guru masih bersifat dominan dalam proses pembelajaran

5. Aktivitas belajar siswa masih rendah terlihat dari siswa yang cenderung ngobrol dan tidak menyimak materi yang disampaikan oleh guru

6. Rendahnya hasil belajar yang diperoleh siswa hanya 6 siswa (25%) dari 24 siswa yang telah mencapai KKM (60)

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, permasalahan yang ada dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah penggunaan metode diskusi kelompok dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam mata pelajaran Matematika di SD Negeri 3 Metro Pusat Tahun Pelajaran 2012/2013?

2. Bagaimanakah penggunaan metode diskusi kelompok dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Matematika di SD Negeri 3 Metro Pusat Tahun Pelajaran 2012/2013?

Metode pemecahan masalah yang akan digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini, yaitu metode pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi kelompok ini, diharapkan hasil belajar Matematika dapat meningkat.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, dapat disimpulkan tujuan penelitian adalah :

1. Meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran Matematika kelas V SD Negeri 3 Metro Pusat Tahun Pelajaran 2012/2013 melalui model pembelajaran metode diskusi kelompok.


(14)

2. Meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika kelas V SD Negeri 3 Metro Pusat Tahun Pelajaran 2012/2013 melalui model pembelajaran metode diskusi kelompok.

E. Manfaat Hasil Penelitian

1. Manfaat bagi siswa

a. Meningkatkan minat belajar dalam proses pembelajaran b. Meningkatkan hasil belajar siswa

2. Manfaat bagi guru

a. Meningkatkan hasil pembelajaran siswa yang dibimbingnya

b. Guru dapat menambah kemampuan mengajar dengan menggunakan metode pembelajaran diskusi kelompok.

3. Manfaat bagi sekolah

Dapat meningkatkan hasil dan kualitas pembelajaran pada umumnya dan khususnya pelajaran Matematika.

4. Manfaat bagi peneliti

Menambah pengetahuan tentang PTK, sehingga dapat menjadi guru yang profesional.


(15)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Metode Diskusi Kelompok

Metode diskusi kelompok adalah metode mengajar dengan mengkondisikan peserta didik dalam suatu group atau kelompok sebagai satu kesatuan dan diberikan tugas untuk dibahas dalam kelompok tersebut.

Pengertian diskusi kelompok adalah salah satu bentuk kegiatan yang dilaksanakan dalam bimbingan. Kegiatan diskusi kelompok merupakan kegiatan yang dilakukan dengan melibatkan lebih dari satu individu. Kegiatan diskusi kelompok ini dapat menjadi alternatif dalam membantu memecahkan permasalahan seorang individu.

(http://belajarpsikologi.com/pengertian-diskusi-kelompok/,26 Desember 2012, 21:52)

Moh. Uzer Usman (2005: 94) menyatakan bahwa diskusi kelompok merupakan suatu proses yang teratur yang melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang informal dengan berbagai pengalaman atau informasi, pengambilan kesimpulan atau pemecahan masalah.

Langkah-langkah dalam metode diskusi kelompok yaitu sebagai berikut :

1. Guru menggunakan masalah yang ada didiskusikan dan memberikan pengarahan seperlunya mengenai cara-cara pemecahannya, hal terpenting adalah permasalahan yang dirumuskan sejelas-jelasnya agar dapat dipahami baik-baik oleh setiap siswa.

2. Para siswa berdiskusi di dalam kelompok dan setiap anggota kelompok ikut berpartisipasi secara aktif.


(16)

3. Setiap kelompok melaporkan hasil diskusinya, hasil-hasil yang dilaporkan itu ditanggapi oleh semua siswa (kelompok lain).

4. Akhir diskusi para siswa mencatat hasil-hasil diskusinya dan guru mengumpulkan hasil diskusi dari tiap-tiap kelompok.

(http://belajar-ajaran.blogspot.com/2010/04/1-diskusi-kelompok.html, 26 Desember 2012, 22:07)

Adapun kelebihan dan kelemahan dari metode Diskusi Kelompok menurut Syaiful Bahri Djamarah (2000: 50) adalah sebagai berikut :

1) Kelebihan metode diskusi kelompok adalah sebagai berikut (a) dapat mendorong siswa untuk berfikir kritis (b) memupuk kemauan dan kemampuan kerja sama antara para peserta didik (c) mendorong siswa untuk mengeluarkan pendapatnya secara bebas. (d) membiasakan anak didik untuk mendnegarkan pendapat orang lain. (e) pemahaman materi lebih mendalam.

2) Kelemahan metode diskusi kelompok adalah sebagai berikut :

(a) Membutuhkan waktu yang lebih lama apalagi bila penataan ruang belum siap dengan baik (b) peserta diskusi mendapat informasi yang terbatas (c) dapat di kuasai oleh orang – orang yang suka berbicara (aktif) sedangkan anggota yang lain hanya pasif (diam).

Penerapan metode diskusi kelompok menuntut guru untuk dapat mengelompokkan peserta didik secara arif dan proporsional. Pengelompokkan peserta didik dalam suatu kelompok dapat didasarkan pada : (a) fasilitas yang, tersedia; (b) perbedaan individual dalam minat belajar dan kemampuan belajar; (c) jenis pekerjaan yang diberikan; (d) wilayah tempat tinggal peserta didik; (e) jenis kelamin; (f) memperbesar partisipasi peserta didik dalam kelompok, dan (g) berdasarkan pada lotre / random.


(17)

8

Selanjutnya, pembagian kelompok sebaiknya heterogen, baik dari segi kemampuan belajar maupun jenis kelamin terjadi dinamika kegiatan belajar yang lebih baik dan kelompok tidak terkesan berat sebelah yaitu ada kelompok yang kuat dan ada kelompok yang lemah.

Berdasarkan beberapa pendapat tentang pengertian diskusi kelompok di atas, dapat di simpulkan bahwa diskusi kelompok adalah suatu cara belajar yang melibatkan kelompok–kelompok dimana dalam satu kelompok terdiri dari 4 sampai 6 orang dan setiap anggota kelompok akan mendapatkan kesempatan untuk menyampaikan pendapatnya masing – masing serta berbagai pengalaman atau informasi guna pemecahan masalah.

B. Belajar

Belajar pada hakekatnya merupakan kegiatan yang dilakukan secara sadar untuk menghasilkan suatu perubahan, menyangkut pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai. Manusia tanpa belajar akan mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak lain merupakan produk kegiatan berpikir manusia-manusia pendahuluanya. Tuntutan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan yang selalu berubah merupakan tuntutan kebutuhan manusia sejak lahir sampai akhir hayatnya. Dengan demikian, belajar merupakan tuntutan hidup sepanjang hayat manusia (life long learning) (Hamzah B. Uno: 2007: 25)

Sejalan dengan pendapat di atas makan menurut Waston dalam Winkel (1986: 4) belajar dipandang sebagai jalan menanamkan sejumlah ikatan antara perangsang dan reaksi (asosiasi-asosiasi tunggal) dalam sistem susunan saraf,


(18)

sedangkan Aristo Rahadi (2004: 3) mendefinisikan belajar merupakan usaha yang dilakukan seseorang melakukan dengan lingkungannya untuk merubah prilaku.

Menurut Winkel (1986: 15) belajar merupakan suatu proses psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif subjek dengan lingkungan dan menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan-pemahaman keterampilan nilai sikap, yang bersifat konstan/menetap. Belajar yang sering disebut sebagai metode perseptual, dan tingkah laku seseorang ditentukan oleh persepsi serta pemahamannya tentang situasi yang berhubungan dengan tujuan belajar.

Berdasarkan beberapa rumusan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan hal-hal pokok yang menyangkut belajar sebagai berikut : (1) Belajar membuat perubahan dalam arti perubahan perilaku aktual maupun potensial, (2) Perubahan itu pada dasarnya didapat dari kecakapan baru, (3) Perubahan itu terjadi karena usaha dengan sengaja.

C. Aktivitas Belajar

Aktivitas merupakan bagian yang sangat penting dalam proses belajar mengajar. Aktivitas siswa tidak hanya cukup mendengarkan dan mencatat seperti lazimnya terdapat di sekolah-sekolah tradisional. Dalam proses pembelajaran, guru perlu membangkitkan aktivitas siswa dalam berfikir maupun berbuat. Slameto (1995: 36) menyatakan : Penerimaan pelajaran jika dengan aktivitas siswa sendiri, kesan itu tidak akan berlalu begitu saja, tetapi dipikirkan, diolah kemudian dikeluarkan lagi dalam bentuk yang berbeda: seperti siswa akan mengajukan pertanyaan, menyatakan pendapat, menimbulkan pendapat dengan guru. Dimyati & Mudjiono (2006: 236 – 238) mengemukakan aktivitas belajar dialami oleh siswa sebagai suatu proses aktivitas belajar adalah segala kegiatan yang dilaksanakan baik secara


(19)

10

jasmani maupun rohani selama proses pembelajaran. Dan menurut Poerwadarminta (2003: 23), aktivitas adalah kegiatan. Jadi aktivitas belajar adalah kegiatan-kegiatan siswa yang menunjang keberhasilan belajar.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan aktivitas belajar adalah segala kegiatan yang melibatkan kerja pikiran dan badan terutama dalam hal kegiatan belajar mengajar untuk rnencapai tujuan yang ditetapkan. Semakin banyak aktivitas yang dilakukan oleh siswa, diharapkan siswa akan semakin memahami dan menguasai materi pelajaran yang disampaikan guru.

D. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki setelah mengalami suatu proses pengajaran. Menurut Gagne dalam Dimyati dan Mudjono (2002: 6), hasil belajar yang diperoleh seseorang setelah belajar berupa keterampilan, pengetahuan, sikap dan nilai.

Soedijarto (Nashar, 2004: 79) mengemukakan bahwa hasil belajar adalah tingkat penguasaan yang dicapai oleh siswa dalam mengikuti program belajar dan mengajar sesuai yang diterapkan.

Sedangkan Sudjana yang dikutip oleh Winkel (1986: 3) mengemukakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar.

Hasil belajar yang dimaksud dalah hasil dari proses pembelajaran yang mencakup ranah kognitif, afektif dan psikomotorik yang diperoleh siswa melalui interaksi dengan lingkungan dan suatu kondisi pembelajaran tertentu.


(20)

Menurut Slameto (2003: 54-72) hasil belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu : faktor yang berasal dari luar (faktor eksternal), dan faktor yang berasal dari dalam (faktor internal). Untuk mencapai hasil belajar yang maksimal harus memperhatikan faktor yang berasal dari luar yaitu : (1) faktor sosial, (2) faktor budaya, (3) faktor lingkungan fisik, (4) faktor lingkungan spiritual. Sedangkan faktor yang berasal dari dalam yaitu (1) faktor jasmaniah (fisiologi), (2) faktor-faktor psikologis dan (3) faktor kematangan fisik maupun psikis.

Berdasarkan dari beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah mengikuti program belajar dan mengajar yang berupa pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai. Hasil belajar dapat dipengaruhi dari faktor eksternal dan faktor internal.

E. Pengertian Matematika

Istilah Matematika berasal dari bahasa Yunani “Mathematike” yang berarti mempelajari, atau “Mathesis” yang berarti “relating to learning” (pengetahuan atau ilmu). Perkataan Mathematike berhubungan erat dengan sebuah kata lainnya yang berupa, “mathein” yang mengandung arti ajaran atau belajar (berpikir) Ensiklopedia Indonesia dalam Tim MKPBM UPI (2001: 17), jadi berdasarkan asal katanya, maka Matematika berarti ilmu pengetahuan yang didapat dengan berpikir atau nalar (Erna, Tiurlina, 2006: 3). Matematika juga diartikan sebagai pengetahuan abstrak dan deduktif, dimana kesimpulan tidak ditarik berdasarkan pengalaman keindraan, tetapi atas kesimpulan yang ditarik dari kaidah-kaidah tertentu melalui deduksi.

Matematika adalah ilmu tentang logika, bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya dengan jumlah


(21)

12

yang banyak yang terbagi ke dalam tiga bidang yaitu, aljabar, analisis, dan geometri. (James dan James dalam Tim MKPBM UPI, 2001: 17).

Ressefendi dalam Erna, Tiurlina (2006: 4), menyatakan bahwa Matematika terorganisasikan dari unsur-unsur yang tidak didefinisikan. Definisi-definisi, aksioma-aksioma, dan dalil-dalil di mana dalil-dalil setelah dibuktikan kebesarnnay berlaku secara umum, karena itulah Matematika sering disebut ilmu deduktif.

Berdasarkan dari beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan Matematika adalah ilmu pengetahuan yang didapat dengan berfikir (bernalar), yang berfungsi mengembangkan kemampuan menghitung, mengukur, menurunkan dan menggunakan rumus Matematika sederhana yang berguna membantu manusia dalam memahami dan menguasai permasalahan sosial dan ekonomi.

F. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian pustaka di atas dapat dirumuskan hipotesis

penelitian tindakan kelas sebagai berikut : “Jika dalam pembelajaran

Matematika dikelas V SD Negeri 3 Metro Pusat Tahun Pelajaran 2012/2013, guru menggunakan metode diskusi kelompok dengan memperhatikan langkah-langkah secara tepat, maka akan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.


(22)

A. Setting Penelitian

1. Tempat Pelaksanaan

Penelitian ini, mengambil kelas V SD Negeri 3 Metro Pusat tahun pelajaran 2012/2013.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan dalam jangka waktu 4 bulan, dihitung dari perencanaan sampai penulisan laporan hasil penelitian pada bulan November 2012 sampai Februari 2013.

B. Subjek Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini, dilakukan pada guru dan siswa kelas V SD Negeri 3 Metro Pusat Tahun Pelajaran 2012/2013 dengan jumlah siswa 24 orang siswa yang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan.

C. Teknik Pengumpulan Data

1. Teknik Tes

Teknik ini dilakukan untuk mengetahui tingkat ketercapaian hasil belajar siswa terhadap materi yang telah diberikan oleh guru dengan memberikan soal tes.


(23)

14

Tabel 3.1 Contoh Lembar Hasil Belajar Siswa Tiap Siklus

No Nama Siswa Nilai Keterangan

1 2 3 4 … Jumlah Modus Nilai Terendah Nilai Tertinggi Rata-rata 2. Teknik Non Tes

Teknik ini dilakukan untuk mengamati aktivitas belajar siswa saat mengikuti pembelajaran dan saat mengikuti diskusi serta mengamati kinerja guru selama proses pembelajaran berlangsung, dengan menggunakan lembar observasi.

a. Data Aktivitas Siswa

Data aktivitas siswa diperoleh dengan lembar panduan observasi selama pembelajaran berlangsung. Pengamatan dilakukan dengan cara mengamati aktivitas yang dilakukan siswa sesuai dengan deskriptor yang terdapat dalam lembar observasi.

Tabel 3.2 Lembar Observasi Aktivitas Siswa

No Nama Siswa

Aspek yang diamati

Total Skor Aktivitas siswa dalam kelompok Partisipasi siswa Motivasi dan semangat Interaksi/antar sesama siswa Insteraksi siswa dengan guru 1 2 3 4 5


(24)

b. Data Kinerja Guru Dalam Pengelolaan Pembelajaran di Kelas

Data kinerja guru dilakukan selama pembelajaran berlangsung, diadakan observasi untuk mengamati pengelolaan pembelajaran melalui lembar observasi. Data kinerja guru diperoleh dari pengamatan langsung kinerja guru ketika dilaksanakan pembelajaran di kelas, dengan menggunakan lembar instrumen Penelitian Kinerja Guru 2 (IPKG 2).

D. Alat Pengumpulan Data

1. Lembar Panduan observasi

Instrumen dirancang peneliti berkolaborasi dengan guru kelas lain. Lembar observasi ini digunakan untuk mengumpulkan data mengenai aktivitas belajar siswa dan kinerja guru selama penelitian tindakan kelas dalam pembelajaran Matematika dengan metode diskusi kelompok.

2. Tes hasil belajar

Instrumen ini digunakan untuk menjaring data mengenai peningkatan hasil belajar siswa khususnya mengenai penguasaan terhadap materi yang dibelajarkan dengan menggunakan metode diskusi kelompok.

E. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini akan dianalisis dengan menggunakan analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif ini digunakan untuk menganalisis data yang menunjukkan dinamika proses dengan memberikan pemaknaan secara kontekstual dan mendalam sesuai dengan permasalahan penelitian, yaitu data tentang kinerja guru, aktivitas siswa dan interaksi pembelajaran,


(25)

16

sedangkan data kuantitatif digunakan untuk menganalisis data yang menunjukkan dinamika prestasi belajar siswa setelah mengikuti proses pembelajaran.

1. Analisis Kualitatif

Analisis kualitatif akan digunakan untuk menganalisis data yang terdiri atas aktivitas siswa dan kinerja guru selama pembelajaran berlangsung. Data diperoleh dengan mengadakan pengamatan secara langsung terhadap aktivitas siswa selama pembelajaran dilakukan dengan menggunakan lembar observasi aktivitas siswa. Data aktivitas diperoleh berdasarkan perilaku yang sesuai dan relevan dengan kegiatan pembelajaran. Data nilai aktivitas siswa dari setiap siklus akan dianalisis menggunakan rumus :

N =

sm R

x 100%

Keterangan :

N : Nilai yang dicari R : Skor yang diperoleh SM : Skor maksimal 100 : Bilangan tetap

Diadopsi dari Purwanto (2008 : 102)

Tabel 3.3 Kriteria Penilaian Aktivitas Belajar Siswa

No Skala Kategori

1 20 – 39 Kurang aktif

2 40 – 59 Cukup aktif

3 60 – 79 Aktif

4 > 80 Sangat aktif

Tabel 3.4 Lembar observasi kinerja guru

No Aspek yang diamati Skor

I Pra Pembelajaran

1. Kesiapan ruang, alat, dan media pembelajaran 1 2 3 4 5

2. Memeriksa kesiapan siswa 1 2 3 4 5

II Membuka Pelajaran

3. Melakukan apersepsi 1 2 3 4 5

4. Menyampaiakn kompetensi (tujuan) yang akan dicapai

dan rencana kegiatan

1 2 3 4 5


(26)

A. Penguasaan Materi Pembelajaran

5. Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran 1 2 3 4 5

6. Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang

relevan

1 2 3 4 5

B. Metode Diskusi Kelompok

7. Mengorganisasir siswa ke dalam

kelompok-kelompok belajar

1 2 3 4 5

8. Mengarahkan kelompok bekerja dan belajar 1 2 3 4 5

9. Mengajukan suatu pertanyaan atau masalah yang

dikaitkan dengan pembelajaran

1 2 3 4 5

10. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk

berpikir mengenai topik pembelajaran.

1 2 3 4 5

11. Memfasilitasi para siswa untuk mendiskusikan

mengenai apa yang telah dipikirkan.

1 2 3 4 5

12. Membimbing kelompok untuk berbagi hasil

pemikiran mereka dengan kelompok lain

1 2 3 4 5

13. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu

yang telah dialokasikan

1 2 3 4 5

C. Pemanfaatan Media Pembelajaran / Sumber Belajar

14. Menggunakan media secara efektif dan afisien 1 2 3 4 5

15. Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media 1 2 3 4 5

D. Pembelajaran yang memicu dan memelihara ketertiban siswa

16. Menumbuhkan partisipasi aktifi siswa dalam

pembelajaran

1 2 3 4 5

17. Merespon positif partisipasi siswa 1 2 3 4 5

E. Kemampuan khusus pembelajaran Matematika di SD

18. Membimbing siswa dalam penanaman konsep dasar

matematika

1 2 3 4 5

19. Memfasilitasi siswa dalam pemahaman konsep

dasar matematika

1 2 3 4 5

20. Memfasilitasi siswa pada pembinaan dan

keterampilan matematika

1 2 3 4 5

F. Penggunaan Bahasa

21. Menggunakan bahasa lisan secara kelas jelas dan lancar

1 2 3 4 5

22. Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar 1 2 3 4 5

IV Penutup

23. Melakukan refleksi pembelajaran dengan

melibatkan siswa

1 2 3 4 5

24. Menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa 1 2 3 4 5

25. Melaksanakan tindak lanjut 1 2 3 4 5

Jumlah Skor Rata-rata

Kategori

Keterangan 1. Sangat kurang 2. Kurang

3. Cukup baik 4. Baik 5. Sangat baik


(27)

18

N = x100% SM

R

Keterangan :

N = nilai yang dicari / diharapkan R = skor mentah yang diperoleh SM = skor maksimal ideal yang diamati 100 = bilangan tetap

Diadopsi dari Purwanto (2008: 102)

Setelah diperoleh presentase mengenai kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran, kemudian dikategorikan sesuai dengan kualifikasi hasil observasi pada tabel berikut :

Tabel 3.5 Kriteria hasil observasi

No Tingkat Keberhasilan (%) Arti

1 0 – 20 Sangat kurang

2 21 – 40 Kurang

3 41 – 60 Cukup baik

4 61 – 80 Baik

5 81 – 100 Sangat baik

(Sumber : Arikunto, 2007: 44) 2. Analisis Kuantitatif

Akan digunakan untuk menganalisis data dari instrumen tes. Data hasil penelitian tergolong data kuantitatif secara deskriptif, yakni dengan menghitung ketuntasan klasikal dan ketuntasan individual dengan rumus sebagai berikut :

a. Ketuntasan individual

S =

N R

x 100%

Keterangan :

S : nilai yang diharapkan

R : Jumlah skor / item yang dijawab benar N : Skor maksimum dari tes


(28)

S =

x 100%

Keterangan :

Ketuntasan individual : jika siswa mencapai KKM 60

Ketuntasan klasikal : jika ≥ 75% dari 24 siswa telah mencapai KKM 60.

(Sumber : Purwanto, 2008: 12)

F. Prosedur Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK), penelitian yang akan ditempuh adalah suatu bentuk proses pengkajian berdaur siklus, setiap siklus terdiri dari 4 kegiatan pokok, yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi (Sunyono, 2009: 11). Kegiatan pertama penelitian didahului dengan menemukan masalah dan upaya mencari solusi yang berupa perencanaan perbaikan, dilanjutkan dengan observasi kemudian refleksi melalui diskusi antar mahasiswa dengan guru kelas sehingga menghasilkan rencana perbaikan untuk tindakan selanjutnyua. Siklus dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 3.1.

Siklus tindakan dalam penelitian (Dikutip dari Sunyono, 2009: 24)


(29)

20

G. Urutan Penelitian Tindakan Kelas

1. Siklus 1

a. Perencanaan

1) Menetapkan dan mendiskusikan rancangan pembelajaran yang akan diterapkan kepada peserta didik di kelas sebagai tindakan. 2) Menyiapkan pemetaan SK KD untuk menyusun Rencana

Perbaikan Pembelajaran (RPP)

3) Menyiapkan silabus Matematika untuk menyusun Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP)

4) Menyusun rencana perbaikan pembelajaran (RPP) menggunakan metode diskusi kelompok sesuai dengan materi yang telah ditetapkan.

5) Menyusun Lembar soal yang akan diberikan kepada peserta didik sebagai bahan berdiskusi selama pembelajaran berlangsung

6) Menyiapkan media pembelajaran untuk mendukung proses pembelajaran

7) Menyiapkan lembar instrumen observasi untuk melihat aktivitas belajar peserta didik ketika pembelajaran berlangsung

8) Menyiapkan lembar observasi untuk melihat tindakan guru selama pembelajaran

9) Menyiapkan perangkat tes (soal evaluasi) sebagai alat evaluasi peserta didik


(30)

b. Tindakan

Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini adalah mengelola proses belajar Matematika dengan menggunakan metode diskusi kelompok, dengan kegiatan sebagai berikut :

1. Kegiatan Awal

Pada kegiatan awal ini guru menyampaikan penjelasan tentang metode diskusi kelompok, kemudian guru memberikan apersepsi dan menyampaikan tujuan pembelajaran. Pada kegiatan awal ini aktivitas pembelajaran adalah sebagai berikut :

a) Tahap Pendahuluan

1) Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok

2) Guru menjelaskan mengenai tugas dan kewajiban setiap anggota kelompok dan tanggungjawab kelompok terhadap keberhasilan kelompok.

3) Guru membagi peserta didik menjadi 6 kelompok

4) Guru membagikan LKK dan materi pada masing-masing kelompok

2. Kegiatan Inti

Pada kegiatan inti, guru melakukan kegiatan mengikuti urutan kegiatan yang ada dalam rencana pelaksanaan pembelajaran yang merujuk pada tahap-tahap pelaksanaan diskusi kelompok yaitu sebagai berikut :


(31)

22

a. Melibatkan peserta didik mencari informasi mengenai sifat – sifat bangun ruang (kubus)

b. Meminta beberapa siswa menjawab pertanyaan yang di ajukan oleh guru

c. Memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan dengan pemberian LKS

- Elaborasi

Dalam kegiatan elaborasi , guru :

a. Siswa di minta untuk membaca buku pelajaran dan mencatat hal-hal penting atas penjelasan materi yang di jelaskan

b. Guru membimbing tiap-tiap kelompok untuk membandingkan sifat-sifat bangun ruang

c. Memberikan kesempatan untuk siswa berfikir, menganalisis dan menyelesaikan LKS yang di berikan

d. Memfasilitasi siswa menyajikan hasil kerja kelompok

e. Memfasilitasi siswa untuk menanggapi presentasi kelomppok lain

- Konfirmasi

Dalam kegiatan konfirmasi , guru :

a. Melakukan tanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa

b. Bersama siswa melakukan repleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah di lakukan


(32)

c. Bersama siswa bertanya jawab tentang meluruskan kesalahan pemahaman memberikan penguatan dan penyimpulan

3. Kegiatan Akhir

Pada kegiatan akhir ini guru mengikuti urutan kegiatan yang ada dalam rencana pelaksanaan pembelajaran yang dibuat mengadopsi dan merujuk pada tahap-tahap pelaksanaan diskusi kelompok. Urutan kegiatan pembelajaran secara garis besar adalah :

b) Tahap Penutup

1) Guru bersama peserta didik membahas Lembar Kerja Kelompok (LKK)

2) Guru menyampaikan klarifikasi tiap kelompok untuk menghindari terjadinya kesalahan konsep dan sekaligus sebagai evaluasi lisan

3) Peserta didik dan guru menyimpulkan materi pelajaran yang telah dipelajari

4) Guru memberikan penghargaan kelompok

5) Peserta didik diberi kesempatan bertanya tentang materi yang telah dipelajari namun kurang atau belum dipahami/dimengerti


(33)

24

c. Observasi

Pada tahap ini dilaksanakan proses evaluasi terhadap pelaksanaan tindakan berdasarkan lembar observasi aktivitas peserta didik, lembar observai pengelolaan pembelajaran oleh guru (dilihat dari observasi kinerja guru dalam pembelajaran), tes ketercapaian prestasi belajar peserta didik, dan lembar angket respon peserta didik. Bentuk observasi yang digunakan adalah observasi terbimbing merujuk pada lembar observasi yang telah dibuat.

Data yang didapat diolah dan digeneralisasi agar diperoleh kesimpulan yang akurat dari semua kekurangan dan kelebihan siklus yang telah dilaksanakan, sehingga dapat direfleksikan guna perbaikan, baik teknik, cara penyampaian, atau hal apapun yang mempengaruhi jalannya proses pembelajaran dalam pelaksanaan siklus yang telah direncanakan dan dilaksanakan.

d. Refleksi

Pada akhir siklus, dilakukan refleksi oleh guru dan peneliti serta pengkajian aktivitas peserta didik selama pembelajaran berlangsung, hal ini dilakukan sebagai acuan dalam pembuatan rencana perbaikan pembelajaran baru pada siklus-siklus berikutnya.

Refleksi diadakan agar pada pelaksanaan siklus yang baru, perencanaan yang matangpun dapat dilaksanakan dengan maksimal. Refleksi dibuat melalui oservasi dan analisis oleh peneliti dan guru guna mendapatkan hasil dan tujuan yang ingin dicapai serta harapan dari penelitian ini.


(34)

2. Siklus II

a. Perencanaan

Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, maka diadakan perencanaan ulang. Rencana yang dibuat pada prinsipnya sama dengan rencana pada siklus I, termasuk pada pembentukan kelompok. Hal ini disebabkan karena efektivitas kerja kelompok yang telah dibentuk hasil efektif dan tidak ada keluhan peserta didik terhadap kelompoknya, hanya saja materi disesuaikan pada siklus II.

b. Tindakan

Kegiatan yang dilaksankan pada tahap ini adalah pengelolaan proses belajar dengan pembelajaran dengan metode diskusi kelompok dengan kegiatan sebagai berikut :

1. Kegiatan awal

Pada kegiatan awal ini guru menyampaikan penjelasan tentang pembelajaran menggunakan metode diskusi kelompok sebelum menampilkan fenomena dalam kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan materi yang akan diajarkan sebagai tindakan apersepsi agar peserta didik lebih terarah dalam pelaksanaannya. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Pada kegiatan awal ini aktivitas pembelajaran adalah sebagai berikut :

a) Tahap Pendahuluan

1) Guru menjelaskan kepada peserta didik tentang metode diskusi kelompok


(35)

26

2) Guru menjelaskan mengenai tugas dan kewajiban setiap anggota kelompok dan tanggung jawab kelompok terhadap keberhasilan kelompoknya.

3) Guru membagi peserta didik menjadi 6 kelompok

4) Guru membagikan LKK dan materi pada masing-masing kelompok

2. Kegiatan Inti

Pada kegiatan inti, guru melakukan kegiatan mengikuti urutan kegiatan yang ada pada rencana pelaksanaan pembelajaran yang merujuk pada tahap-tahap pelaksanaan diskusi kelompok.

3. Kegiatan Akhir

Pada kegiatan akhir ini guru mengikuti urutan kegiatan yang ada dalam rencana pelaksanaan pembelajaran yang dibuat mengadopsi dan merujuk pada tahap-tahap pelaksanaan metode diskusi kelompok

b) Tahap Penutup

1) Guru bersama peserta didik membahas Lembar Kerja Kelompok (LKK)

2) Guru menyampaikan klarifikasi tiap kelompok untuk menghindari terjadinya kesalahan konsep dan sekaligus sebagai evaluasi lisan.

3) Peserta didik dan guru menyimpulkan materi pelajaran yang telah dipelajari


(36)

4) Peserta didik diberi kesempatan bertanya tentang materi yang telah dipelajari namun kurang atau belum dipahami/dimengerti

5) Guru memberikan penghargaan kelompok

6) Guru memotivasi peserta didik dan menutup pelajaran

c) Observasi dan Evaluasi

Pada tahap ini dilaksanakan proses evaluasi terhadap pelaksanaan tindakan berdasarkan lembar observasi aktivitas peserta didik, lembar observasi pengelolaan pembelajaran oleh guru (dilihat dari observasi kinerja guru dalam pembelajaran), tes ketercapaian prestasi belajar peserta didik, dan lembar angket respon peserta didik. Bentuk observasi yang digunakan adalah observasi terbimbing merujuk pada lembar observasi yang telah dibuat.

Data yang didapat diolah dan digeneralisasikan agar diperoleh kesimpulan yang akurat dari semua kekurangan dan kelebihan siklus yang telah dilaksanakan, sehingga dapat direfleksikan guna perbaikan, baik tehnik, cara penyampaian, atau hal apapun yang mempengaruhi jalannya proses pembelajaran dalam pelaksanaan siklus yang telah direncanakan dan dilaksanakan.


(37)

28

d. Refleksi

Pada akhir siklus, dilakukan refleksi guru dan peneliti serta pengkajian aktivitas peserta didik selama pembelajaran berlangsung, hal ini dilakukan sebagai acuan dalam membuat rencana perbaikan pembelajaran baru pada siklus-siklus berikutnya.

Refleksi diadakan agar pada pelaksanaan siklus yang baru, perencanaan yang matang pun dapat dilaksanakan dengan maksimal melalui observasi dan analisis oleh peserta dan guru mendapatkan hasil dan tujuan yang ingin dicapai serta harapan dari penelitian ini.

H. Indikator Keberhasilan

Pembelajaran dengan menerapkan metode diskusi kelompok dikatakan berhasil apabila :

1. Adanya peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa pada setiap siklusnya 2. Pada akhir penelitian adanya peningkatan hasil belajar siswa secara


(38)

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dimaksud dari kegiatan perbaikan pembelajaran ini adalah: 1. Penggunaan metode diskusi kelompok dalam pembelajaran Matematika dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dan kinerja guru dalam kegiatan pembelajaran. Pada siklus I rata-rata aktivitas siswa adalah 55,20 kategori cukup aktif dan pada siklus II rata–rata aktivitas siswa meningkat menjadi 64,16 kategori aktif. Pada siklus I nilai kinerja guru adalah 56,6 kategori cukup baik dan pada siklus II kinerja guru meningkat menjadi 74,4 kategori baik.

2. Penggunaan metode diskusi kelompok dalam pembelajaran Matematika dapat meningkatkan hasil belajar siswa. pada siklus I jumlah siswa yang tuntas adalah 13 siswa (54,17%) dan jumlah siswa yang tidak tuntasn adalah 11 siswa (45.83%). Dan pada siklus II jumlah siswa tuntas adalah 24 siswa (100%) dan tidak ada lagi siswa yang tidak tuntas.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka peneliti menyarankan kepada pembaca atau yang berkepentingan diantaranya :

1. Bagi siswa, harus selalu menjaga kekompakan di dalam kelas dan kelompoknya serta mampu menjalin kerja sama yang baik dalam proses belajar mengajar, senantiasa aktif dalam pembelajaran.


(39)

50

2. Bagi guru yang mengampu mata pelajaran lain dapat mencoba menerapkan metode diskusi kelompok guna meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran.

3. Bagi Kepala Sekolah, diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada guru mengenai model pembelajaran dan cara mengajar yang lebih bervariasi agar guru mampu melaksanakan pembelajaran dengan cara yang lebih menarik.

4. Bagi Peneliti Lanjutan

a. Penggunaan metode diskusi kelompok bukan hanya dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika saja tetapi juga dapat digunakan pada mata pelajaran lainnya.

b. Penggunaan metode diskusi kelompok dapat meningkatkan aktkvitas dan hasil belajar siswa bukan hanya di kelas V tetapi dapat juga dilakukan pada kelas-kelas lain.


(40)

Amin Yusuf, 1982. Evaluasi Pendidikan. Usaha Nasional. Jakarta.

Aqib, Zainal, dkk, 2009. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru SD, SLB & TK. Yrama Widya. Bandung.

Aristo Rahadi, 2004. Media Pengajaran. Departemen P dan K Dirjen Dikti. Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Departemen Pindidikan Dan Kebudayaan, 1998.Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta.

Dimyati dan Mudjiono, 2002, Belajar dan Pembelajaran, Renika Cipta, Jakarta. Erna, Tiurlina, 2006. Mengajar dan Menyayangi Matematika.

http:/www.pikiran_rakyat.com/ diakses pada 20 Nopember 2012 pukul 15.30 WIB.

Hamalik Oemar, 1983. Metode Belajar dan Kesulitan-kesulitan Belajar. tarsito Bandung.

. 2004. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta.

(http://belajarpsikologi.com/pengertian-diskusi-kelompok/,26 Desember 2012, 21:52)

(http://belajar-ajaran.blogspot.com/2010/04/1-diskusi-kelompok.html, 26 Desember 2012, 22:07)

Moedjiono, 1992. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta.

Nabisi Lapono, 2008. Belajar dan Pembelajaran SD. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

Purwanto, Ngalim, 2008. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. PT Remaja Rosdakarya. Bandung.

Tim MKPBM UPI. 2001. Strategi pembelajaran matematika kontemporer. UPI Pres . Bandung.


(41)

Uno. Hamzah. 2007. Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Penerbit Bumi Aksara .Jakarta.

Winarno Surachman, 1986. Pengantar Interaksi Belajar Mengajar. Tarsito Bandung.

Winkel WS, 1986. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. PT. Gramedia. Jakarta.


(1)

4) Peserta didik diberi kesempatan bertanya tentang materi yang telah dipelajari namun kurang atau belum dipahami/dimengerti

5) Guru memberikan penghargaan kelompok

6) Guru memotivasi peserta didik dan menutup pelajaran c) Observasi dan Evaluasi

Pada tahap ini dilaksanakan proses evaluasi terhadap pelaksanaan tindakan berdasarkan lembar observasi aktivitas peserta didik, lembar observasi pengelolaan pembelajaran oleh guru (dilihat dari observasi kinerja guru dalam pembelajaran), tes ketercapaian prestasi belajar peserta didik, dan lembar angket respon peserta didik. Bentuk observasi yang digunakan adalah observasi terbimbing merujuk pada lembar observasi yang telah dibuat.

Data yang didapat diolah dan digeneralisasikan agar diperoleh kesimpulan yang akurat dari semua kekurangan dan kelebihan siklus yang telah dilaksanakan, sehingga dapat direfleksikan guna perbaikan, baik tehnik, cara penyampaian, atau hal apapun yang mempengaruhi jalannya proses pembelajaran dalam pelaksanaan siklus yang telah direncanakan dan dilaksanakan.


(2)

28

d. Refleksi

Pada akhir siklus, dilakukan refleksi guru dan peneliti serta pengkajian aktivitas peserta didik selama pembelajaran berlangsung, hal ini dilakukan sebagai acuan dalam membuat rencana perbaikan pembelajaran baru pada siklus-siklus berikutnya.

Refleksi diadakan agar pada pelaksanaan siklus yang baru, perencanaan yang matang pun dapat dilaksanakan dengan maksimal melalui observasi dan analisis oleh peserta dan guru mendapatkan hasil dan tujuan yang ingin dicapai serta harapan dari penelitian ini.

H. Indikator Keberhasilan

Pembelajaran dengan menerapkan metode diskusi kelompok dikatakan berhasil apabila :

1. Adanya peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa pada setiap siklusnya 2. Pada akhir penelitian adanya peningkatan hasil belajar siswa secara


(3)

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dimaksud dari kegiatan perbaikan pembelajaran ini adalah: 1. Penggunaan metode diskusi kelompok dalam pembelajaran Matematika dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dan kinerja guru dalam kegiatan pembelajaran. Pada siklus I rata-rata aktivitas siswa adalah 55,20 kategori cukup aktif dan pada siklus II rata–rata aktivitas siswa meningkat menjadi 64,16 kategori aktif. Pada siklus I nilai kinerja guru adalah 56,6 kategori cukup baik dan pada siklus II kinerja guru meningkat menjadi 74,4 kategori baik.

2. Penggunaan metode diskusi kelompok dalam pembelajaran Matematika dapat meningkatkan hasil belajar siswa. pada siklus I jumlah siswa yang tuntas adalah 13 siswa (54,17%) dan jumlah siswa yang tidak tuntasn adalah 11 siswa (45.83%). Dan pada siklus II jumlah siswa tuntas adalah 24 siswa (100%) dan tidak ada lagi siswa yang tidak tuntas.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka peneliti menyarankan kepada pembaca atau yang berkepentingan diantaranya :

1. Bagi siswa, harus selalu menjaga kekompakan di dalam kelas dan kelompoknya serta mampu menjalin kerja sama yang baik dalam proses belajar mengajar, senantiasa aktif dalam pembelajaran.


(4)

50

2. Bagi guru yang mengampu mata pelajaran lain dapat mencoba menerapkan metode diskusi kelompok guna meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran.

3. Bagi Kepala Sekolah, diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada guru mengenai model pembelajaran dan cara mengajar yang lebih bervariasi agar guru mampu melaksanakan pembelajaran dengan cara yang lebih menarik.

4. Bagi Peneliti Lanjutan

a. Penggunaan metode diskusi kelompok bukan hanya dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika saja tetapi juga dapat digunakan pada mata pelajaran lainnya.

b. Penggunaan metode diskusi kelompok dapat meningkatkan aktkvitas dan hasil belajar siswa bukan hanya di kelas V tetapi dapat juga dilakukan pada kelas-kelas lain.


(5)

Amin Yusuf, 1982. Evaluasi Pendidikan. Usaha Nasional. Jakarta.

Aqib, Zainal, dkk, 2009. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru SD, SLB & TK. Yrama Widya. Bandung.

Aristo Rahadi, 2004. Media Pengajaran. Departemen P dan K Dirjen Dikti. Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Departemen Pindidikan Dan Kebudayaan, 1998.Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta.

Dimyati dan Mudjiono, 2002, Belajar dan Pembelajaran, Renika Cipta, Jakarta. Erna, Tiurlina, 2006. Mengajar dan Menyayangi Matematika.

http:/www.pikiran_rakyat.com/ diakses pada 20 Nopember 2012 pukul 15.30 WIB.

Hamalik Oemar, 1983. Metode Belajar dan Kesulitan-kesulitan Belajar. tarsito Bandung.

. 2004. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta.

(http://belajarpsikologi.com/pengertian-diskusi-kelompok/,26 Desember 2012, 21:52)

(http://belajar-ajaran.blogspot.com/2010/04/1-diskusi-kelompok.html, 26 Desember 2012, 22:07)

Moedjiono, 1992. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta.

Nabisi Lapono, 2008. Belajar dan Pembelajaran SD. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

Purwanto, Ngalim, 2008. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. PT Remaja Rosdakarya. Bandung.

Tim MKPBM UPI. 2001. Strategi pembelajaran matematika kontemporer. UPI Pres . Bandung.


(6)

Uno. Hamzah. 2007. Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Penerbit Bumi Aksara .Jakarta.

Winarno Surachman, 1986. Pengantar Interaksi Belajar Mengajar. Tarsito Bandung.

Winkel WS, 1986. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. PT. Gramedia. Jakarta.


Dokumen yang terkait

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI 8 METRO SELATAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 6 47

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS V SDN TAMAN BARU KECAMATAN PENENGAHAN

0 10 20

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE KERJA KELOMPOK MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV SDN 4 METRO TIMUR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 14 63

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BANGUN RUANG SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI 10 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 6 52

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN KARTU BERGAMBAR BAGI SISWA KELAS II SD NEGERI 5 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 15 46

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 REJOSARI KECAMATAN PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 5 52

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE DISKUSI KELOMPOK PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SD NEGERI 3 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2012/2013

1 8 41

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL INKUIRI SISWA KELAS IV SD KRISTEN 1 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2012/2013

1 12 37

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) SISWA KELAS VB SD NEGERI 3 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 3 47

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION PADA SISWA KELAS IVB SD NEGERI 3 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2014/2015

3 24 99