PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BANGUN RUANG SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI 10 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2012/2013
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BANGUN RUANG SISWA KELAS V
SEKOLAH DASAR NEGERI 10 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Oleh
NATALIA HENDRIYANI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2012
(2)
ABSTRAK
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BANGUN RUANG SISWA KELAS V
SEKOLAH DASAR NEGERI 10 METRO PUSAT TAHUN AJARAN 2012/2013
Oleh
NATALIA HENDRIYANI
Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya aktivitas dan hasil belajar Matematika kelas V SD Negeri 10 Metro Pusat, untuk mengoptimalkan aktivitas dan hasil belajar Matematika maka penelitian ini menggunakan Media bangun ruang sebagai salah satu alternatif pembelajaran yang membuat siswa berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Matematika siswa kelas V SD Negeri 10 Metro Pusat melalui media bangun ruang.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas atau lazim dikenal dengan Classroom Action Research. Tehnik pengumpulan data menggunakan tehnik tes dan non tes. Alat pengumpulan data dilakukan dengan aara observasi dan tes hasil belajar.Analisis data dalam penelitian ini bersifat kualitatif dan kuantitatif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan media bangun ruang dalam proses pembelajaran Matematika dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari persentase rata-rata aktivitas siswa pada siklus I ( 58, 79%) dan siklus II (81, 86%), sementara persentase ketuntasan belajar pada siklus I sebanyak 18 siswa (58,06%), dan pada siklus II sebanyak 29 siswa (93,55%) dengan rata-rata nilai hasil belajar siswa pada siklus I (66,16), siklus II (89,06) walaupun pencapaian nilainya belum istimewa.
(3)
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BANGUN RUANG SISWA KELAS V
SEKOLAH DASAR NEGERI 10 METRO PUSAT TAHUN AJARAN 2012/2013
Oleh
NATALIA HENDRIYANI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan SI Ilmu Pendidikan
Pada
Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2012
(4)
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN
MENGGUNAKAN MEDIA BANGUN RUANGSISWA KELAS V
SEKOLAH DASAR NEGERI 10 METRO PUSAT TAHUN AJARAN 2012/2013
Skripsi
Oleh
NATALIA HENDRIYANI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2012
(5)
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN
MENGGUNAKAN MEDIA BANGUN RUANGSISWA KELAS V
SEKOLAH DASAR NEGERI 10 METRO PUSAT TAHUN AJARAN 2012/2013
Oleh
NATALIA HENDRIYANI Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan SI Ilmu Pendidikan
Pada
Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2012
(6)
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PERSETUJUAN... i
HALAMAN PENGESAHAN ... ii
HALAMAN PERNYATAAN... iii
MOTTO ... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ... v
SANWACANA... vi
DAFTAR ISI... viii
DAFTAR LAMPIRAN... xi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang masalah... 1
1.2 Identifikasi Masalah... 3
1.3 Perumusan Masalah ... 4
1.4 Tujuan Penelitian ... 4
1.5 Manfaat Penelitian ... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Pengertian Belajar ... 6
1.2 Pengertian Pembelajaran... 7
1.3 Pengertian Aktivitas Belajar ... 8
1.4 Hasil Belajar... 9
1.5 Pengertian Matematika SD ... 11
1.6 Pembelajaran Matematika Dengan Menggunakan Media ... 11
(7)
1.8 Pengertian Media Bangun Ruang ... 13
1.9 Peranan Media Bangun Ruang di Dalam Pembelajaran Matematika ... 14
1.10 Hipotesis Tindakan ... 15
BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian ... 16
3.2 Prosedur Penelitian Tindakan Kelas ... 17
3.3 Setting Penelitian ... 23
3.4 Teknik Pengumpulan Data... 23
3.5 Teknik Analisis Data... 24
3.6 Indikator Keberhasilan... 27
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 29
4.1.1Deskripsi Awal... 29
4.1.2Siklus I ... 30
4.1.2.1Perencanaan Tindakan ... 30
4.1.2.2Tahap Pelaksanaan... 30
4.1.2.3Pertemuan Pada Siklus I ... 33
a. Aktivitas Belajar Siswa... 33
b. Aktivitas Guru Siklus I ... 35
c. Hasil Belajar Siswa... 39
4.1.2.4Refleksi ... 41
4.1.3Siklus II... 42
4.1.3.1Tahap Perencanaan ... 42
4.1.3.2Tahap Pelaksanaan... 43
4.1.3.3Pertemuan Pada Siklus II... 45
a. Aktivitas Belajar Siswa... 45
(8)
c. Hasil Belajar Siswa... 52
4.1.3.4Refleksi ... 54
4.2 Pembahasan... 55
4.2.1Aktivitas Siswa Dalam Prooses Pembelajaran ... 55
4.2.2Aktivitas Guru Dalam Proses Pembelajaran... 57
4.2.3Hasil Belajar Siswa Dalam Proses Pembelajaran ... 58
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 61
5.2 Saran ... 61
DAFTAR PUSTAKA ... 63
(9)
(10)
HALAMAN PERSEMBAHAN
Seiring dengan rasa syukur pada-NYA karya sederhana ini penulis persembahkan kepada: 1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah mengabulkan doa-doaku
2. Ibu dan Bapakku tercinta terima kasih atas doa dan restumu.
3. Suami dan anakku tercinta yang menjadi semangatku dalam menyelesaikan perkuliahan, semoga keberhasilanku ini dapat membawa kebahagiaan.
4. Keluarga terima kasih atas doamu.
5. Semua teman-teman kuliah yang memberi semangatku semoga keberhasilanku akan menjadi keberhasilanmu nanti. dan
(11)
(12)
HALAMAN PERSETUJUAN
Judul Skripsi : PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BANGUN RUANGSISWA KELAS VSEKOLAH DASAR NEGERI 10 METRO PUSATTAHUN AJARAN 2012/2013
Nama Mahasiswa : NATALIA HENDRIYANI Nomor Pokok Mahasiswa : 1013099019
Program Studi : PGSD
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
MENYETUJUI
Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Dosen Pembimbing
Drs. Baharuddin Risyak, M. Pd. Drs. Sarengat, M.Pd
(13)
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Penguji : Drs. Sarengat, M. Pd __________________
Penguji
Bukan Pembimbing : Dr. Hi. Darsono, M. Pd __________________
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dr. H. Bujang Rahman, M. Si. NIP 19600315 198503 1 003
(14)
(15)
MOTTO
“Kasihilah sesamamu manusia seperti kamu mengasihi dirimu sendiri”
“ Kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda dan perjuanganlah adalah kunci utama untuk meraihnya”
“Hari ini adalah pengalaman, besok adalah harapan, lusa adalah impian” “Pendidikan adalah modal dan perlengkapan paling baik dihari tua”
(16)
HALAMAN PERNYATAAN
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama mahasiswa : NATALIA HENDRIYANI NPM : 1013099019
Jurusan : Ilmu Pendidikan Program studi : S 1 PGSD
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi dengan judul Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Dengan Menggunakan Media Bangun RuangSiswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 10 Metro PusatTahun Pelajaran 2012/2013 tersebut adalah benar-benar hasil sendiri.
Demikian pernyataan ini saya buat untuk dapat digunakan seperlunya dan apabila dikemudian hari ternyata pernyataan ini tidak benar, maka saya bbersedia dituntut berdasarkan undang-undang dan peraturan yang berlaku.
Metro, 02 Desember 2012 Yang membuat pernyataan
Natalia Hendriyani Npm 1013099019
(17)
(18)
SANWACANA
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika dengan Menggunakan Media Bangun RuangSiswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 10 Metro PusatTahun Pelajaran 2012/2013” sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar sarjana pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
Penulis menyadari, dalam penulisan skripsi ini masih ada kekurangan baik dari segi penulisan dan isinya. Dalam penyelesaian skripsi ini tentunya tidak lepas dari petunjuk, bimbingan, serta bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si sebagai Dekan FKIP Universitas Lampung.
2. Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M. Pd sebagai Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP Universitas Lampung.
3. Bapak Dr. Hi. Darsono, M. Pd sebagai Ketua Program Studi PGSD dan Dosen Penguji. 4. Ibu Dra. Asmaul Khair, M. Pd sebagai Ketua UPP PGSD Metro.
5. Bapak Drs. Sarengat, M.Pd selaku Dosen Pembimbing.
6. Bapak Yohanes Puryono, S. Pd sebagai Kepala Sekolah Dasar Negeri 10 Metro Pusat, Ibu Eka Sila sebagai Teman Sejawat dan seluruh dewan guru SD Negeri 10 Metro Pusat.
7. Seluruh staf pengajar PGSD FKIP Unila yang telah memberi ilmu pengetahuan kepada penulis selama masa kuliah.
8. Bapak Petrus Suwiji dan Ibu Agnes Pariyem kedua orang tuaku yang selalu memberikan motivasi, dukungan, doa yang tak ternilai harganya.
(19)
9. Seluruh rekan-rekan PGSD terima kasih atas kebersamaan dan keceriaan yang telah kalian berikan selama ini.
10.Almamater tercinta. Aku bangga bisa menjadi bagian di dalamnya.
Metro, 02 Desember 2012 Penulis
Natalia Hendriyani NPM 1013099019
(20)
(21)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang MasalahBerdasarkan Undang-undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya, Serta untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dalam masyarakat, bangsa dan negara.
Berbagai usaha pembaharuan kurikulum, perbaikan sistem pengajaran, peningkatan kualitas kemampuan guru, dan lain sebagainya, merupakan suatu upaya ke arah peningkatan mutu pembelajaran. Banyak hal yang dapat ditempuh untuk mencapai tujuan tersebut, salah satunya adalah bagaimana cara menciptakan suasana belajar yang baik, mengetahui kebiasaan dan kesenangan belajar siswa agar siswa bergairah dan berkembang sepenuhnya selama proses belajar berlangsung. Untuk itu seharusnya guru mencari informasi tentang kondisi mana yang dapat meningkatkan pembelajara di sekolah dasar.
Permasalahan yang umum terjadi di SD adalah rendahnya hasil belajar matematika siswa. Hal ini terbukti bila diadakan ulangan harian per
(22)
2
pokok bahasan selalu hasil belajar matematika di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). KKM untuk mata pelajaran Matematika adalah 6,0 persentase siswa yang telah mencapai KKM untuk mata pelajaran Matematika adalah 57% dari jumlah 27 siswa dengan rincian 17 siswa telah mencapai KKM sedangkan 10 siswa belum mencapai KKM . Hasil belajar matematika siswa lebih rendah lagi pada pokok bahasan luas permukaan bangun ruang. Materi luas permukaan bangun ruang merupakan jumlah luas seluruh sisi-sisi bangun ruang dan materi ini merupakan materi yang sulit bagi siswa. Adapun aktivitas siswa kelas V di SD N 10 Metro Pusat sangat kurang, guru juga masih banyak menggunakan pembelajaran secara konvensional, suasana kelas harus hening, siswa duduk manis, dan tidak ada interaksi dengan siswa.
Beberapa kemungkinan penyebab rendahnya hasil belajar siswa dalam materi luas permukaan bangun ruang adalah:
a. Materi luas permukaan bangun ruang bersifat abstrak. Siswa sukar membedakan antara sisi pada bangun datar dengan sisi pada bangun ruang.
b. Partisipasi siswa dalam proses pembelajaran masih sangat rendah. c. Tidak mantapnya konsep tentang luas bangun datar.
d. Penggunaan media yang kurang tepat atau tidak menggunakan media sama sekali yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Padahal media amat penting dalam pembelajaran matematika. Higgis dalam Ruseffendi (1993:144) menyatakan bahwa keberhasilan 60 % lawan 10 % bila
(23)
3
menggunakan media dibandingkan dengan tidak menggunakan media. Untuk mengatasi permasalaha di atas, langkah yang perlu dilaksanakan adalah dengan menggunakan media. Media tersebut bernama media bangun ruang yang dapat membelajarkan siswa secara optimal. Penggunaan media dapat dimanipulasikan, media merupakan lingkungan belajar yang sangat menunjang untuk tercapainya optimalisasi dalam pembelajaran, karena media merupakan jembatan belajar yang awalnya terdapat benda-benda konkret seperti pengalaman anak.
Melalui media bangun ruang materi yang bersifat abstrak dapat menjadi konkret. Siswa akan mengetahui dan melihat komponen – komponen bangun ruang dan sisi pada bangun ruang. Selain itu dengan media siswa dapat melihat secara langsung bentuk bentuk sisi dan sekaligus mengingat kembali tentang luas luas bangun ruang .
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dilakukan perbaikan kualitas pembelajaran dengan menggunakan Media Bangun Ruangpada siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 10 Metro Pusat.
1.2 Identifikasi masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, dapat dirumuskan identifikasi masalah sebagai berikut:
1.2.1 Guru masih banyak menggunakan pembelajaran secara konvensional, suasana kelas harus hening, siswa duduk manis, dan tidak ada interaksi
(24)
4
dengan siswa.
1.2.2 Partisipasi siswa dalam proses pembelajaran masih sangat rendah. 1.2.3 Hasil belajar Matematika siswa masih rendah, karena nilai rata-rata
siswa masih dibawah kkm yaitu 60.
1.3 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka perumusan masalah yang akan dikemukakan adalah :
1.3.1 Bagaimanakah penggunaan media bangun ruang pada pembelajaran Matematika di kelas V SD Negeri 10 Metro Pusat dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa?
1.3.2 Bagaimanakah penggunaan media bangun ruang pada pembelajaran Matematika di kelas V SD Negeri 10 Metro Pusat dapat meningkatkan hasil belajar siswa?
1.4 Tujuan Penelitian
1.4.1 Untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran Matematika dengan menggunakan media bangun ruang kelas V SD Negeri 10 Metro Pusat.
1.4.2 Untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Matematika dengan menggunakan media bangun ruang kelas V SD Negeri 10 Metro Pusat.
(25)
5
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Bagi siswa
Meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran matematika sehingga hasil belajarnya juga meningkat.
2.5.2 Bagi Guru
Sebagai pedoman untuk melaksanakan pembelajaran dan dapat mengoptimalkan penggunaan media dalam pembalajaran metematika. 1.5.3 Bagi Sekolah
Meningkatkan hasil belajar matematika akan meningkatkan juga citra sekolah di mata masyarakat.
1.5.4 Bagi penulis
Pengalaman yang berharga untuk melaksankan tugas di masa yang akan datang.
(26)
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
3.1 Metode PenelitianProses penelitian tindakan merupakan kerja berulang atau (siklus), sehingga diperoleh pembelajaran dapat membantu siswa dalam menyelesaikan soal tentang luas pemukaan bangun ruang di kls V. Penelitian ini dilaksanakan dengan 2 siklus. Tiap sikslus dilakukan 2 kali pertemuan. Pada setiap siklus terdapat rencana, tindakan, observasi dan refleksi. Wardani dkk (2007 : 2,4) menjelaskan bahwa tahap-tahap dalam penelitian tindakan kelas dapat digambarkan dalam bagan 2.1 berikut ini :
Gambar 1. Prosedur Penelitian Refleksi
Merencanakan
Melakukan Tindakan
Mengamati
Refleksi
Merencanakan
Melakukan Tindakan
Mengamati Siklus I
Siklus II
(27)
17
Pelaksanaan penelitian tindakan
Menurut Wardani ( 2007:1.4) PTK adalah Penelitian yang dilakukan guru dalam kelasnya dan berkolaboratif antara peneliti dengan praktisi ( guru dan kepala sekolah ).
3.2 Prosedur Penelitian Tindakan Kelas 3.2.1 Siklus I
Rencana
Menyediakan perangkat penelitian meliputi:
a. Rencana pembelajaran yang berisikan tentang : (a). pokok bahasan, sub poko bahasan, (b). tujuan pembelajaran khusus (TPK), (c). kegiatan belajar mengajar (KBM), (d). sumber / alat / metode (e). penilaian.
b. Lembar observasi murid
c. Lembar kerja siswa Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap ini pelaksanaan penelitian tindakan kelas dibagi menjadi 2 siklus 2 sesuai dengan yang ditetapkan yaitu siklus I dan siklus II.
Penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan selama 4 bulan yaitu sejak bulan Maret sampai dengan Juni 2012, langkah-langkah yang digunakan sebagai berikut :
a. Meragakan aneka bangun ruang.
(28)
18
sisi, dan titik sudut. Model kerangka untuk menunjukkan rusuk. c. Lima orang siswa kelas bergantian menghitung sisi, rusuk dan titik
sudut dari model-model bangun ruang.
d. Lima orang siswa kedepan kelas bergantian untuk menunjukkan rusuk, panjang, lebar, tinggi, jari-jari, dan diameter dari masing-masing bangun ruang.
e. Lima orang siswa ke depan kelas mengukur rusuk, panjang, lebar, tinggi, jari-jari, dan diameter bangun ruang.
f. Siswa mencari luas permukaan sisi bangun ruang.
g. Melalui bimbingan guru siswa menemukan rumus luas permukaan
kubus, balok dan tabung.
h. Mengerjakan latihan dengan menggunakan rumus luas permukaan
kubus, balok dan tabung. Observasi
Pengamatan yang dilakukan pada siswa dalam menggunakan media bangun ruang adalah dengan menyediakan lembar pengamatan tentang kegiatan siswa, pada :
a. Pendahuluan
Meliputi : (a) melengkapi alat tulis, (b) mengerjakan PR. b. Kegiatan inti
Meliputi : (a) memperhatikan uraian guru, (b) mengerjakan latihan tepat waktu, (c) mengerjakan latihan dengan memahami rumus, (d) berani bertanya, (e) berani menjawab pertanyaan
(29)
19
guru, (f) kurang memperhatikan seperti bercanda, minta izin.
c. Penutup
Meliputi : merangkum pelajaran. d. Hasil Belajar
1. Observasi yang dilakukan terhadap hasil belajar siswa adalah : Mendata hasil belajar siswa yang sudah mencapai hasil ≥ 6,0 dan
yang belum mencapai 6,0.
2. Menemukan kesulitan siswa dalam memahami dan menggunakan rumus luas pemukaan bangun ruang.
e. Analisa
Bedasarkan kegiatan siswa dan hasil belajar siswa, maka hasil analisa peneliti dapat digambarkan pada refleksi.
Refleksi
Berkaitan dengan hasil observasi tentang kegiatan dan hasil belajar siswa di atas maka penelitian berkolaborasi dengan pengamat dan menetapkan :
a. Apa yang telah dicapai siswa dalam menggunakan rumus luas pemukaan bangun ruang.
b. Apa yang belum dicapai siswa dalam menggunakan rumus-rumus
bangun ruang.
c. Apa yang perlu diperbaiki dalam pembelajaran dalam siklus berikutnya.
(30)
20
3.2.2 Siklus II Rencana
Menyediakan perangkat penelitian meliputi:
a. Rencana pembelajaran yang berisikan tentang : (a). pokok bahasan, sub poko bahasan (b). tujuan pembelajaran khusus (TPK) (c). kegiatan belajar mengajar (KBM) (d). sumber / alat / metode (e). penilaian.
b. Lembar observasi murid. c. Lembar kerja siswa. Pelaksanakan Tindakan
a. Siswa meletakkan jaring-jaring bangun ruang yang dibawa dari rumah masing-masing.
b. Siswa menukar jaring-jaringnya dengan teman sebangku.
c. Memperhatikan jaring-jaring bangun ruang yang dipajang guru didepan.
d. Masing-masing siswa mengukur panjang masing-masing rusuk bangun ruang
e. Siswa menggunting jaring-jaring bangun ruang
f. Siswa mampu menbentuk model jaring-jaring bangun ruang.
g. Siswa mengelompokan sisi-sisi yang sama dan sebangun. h. Siswa mengerjakan perintah guru.
(31)
21
Observasi
Pengamatan yang dilakukan pada siswa dalam menggunakan media bangun ruang adalah dengan menyediakan lembar pengamatan tentang kegiatan Siswa, pada :
1. Pendahuluan
meliputi: (a) melengkapi alat tulis, (b) mengerjakan PR. 2. Kegiatan inti
Meliputi :
a. Memperhatikan uraian guru. b. Mengerjakan latihan tepat waktu.
c. Mengerjakan latihan dengan memahami rumus. d. Berani bertanya.
e. Berani menjawab pertanyaan guru.
f. Kurang memperhatikan seperti bercanda, minta izin. 3. Penutup
Meliputi : merangkum pelajaran. Refleksi
Melalui hasil kolaborasi peneliti dengan pengamat serta hasil observasi maka peneliti menetapkan langkah berikutnya.
3.2.3 Alur penelitian dapat dilihat di bawah ini : Siklus 1 :
(32)
22
a. mengamati aneka bangun ruang. b. memberi nama bangun ruang
c. menggunakan media bangun ruang untuk menunjukkan sisi, rusuk, dan titik sudut.
d. Menghitung sisi, rusuk, dan titik sudut
e. Megukur panjang, lebar, tinggi, diameter, dan jari-jari bangun ruang.
f. Memberi nama sisi, rusuk, dan titik sudut. g. Mencari luas sisi-sisi bangun ruang.
h. Menemukan rumus luas pemukaan bangun ruang i. Latihan.
Siklus 2 :
Langkah-langkah yang digunakan adalah : a. Mengamati jaring-jaring bangun ruang b. Mengukur panjang masing-masing rusuk
c. Memberi nama sisi pada jaring-jaring bangun ruang d. Menggunting jaring-jaring bangun ruang.
e. Membentuk beberapa macam model jaring bangun ruang. f. Mengelompokkan sisi-sisi yang sebangun
g. Mencari luas masing-masing sisi. h. Menjumlahkan semua sisi.
i. Menggunakan rumus pencari luas pemukaan bangun ruang untuk menyelesaikan latihan .
(33)
23
3.3 SETTING PENELITIAN 3.3.1 Subjek Penelitian
Dalam PTK ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri 10 Metro Pusat yang terdiri dari 31 siswa dengan komposisi perempuan 19dan laki-laki 12 siswa.
3.3.2 Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas dilaksanakan di kelas V SD Negeri 10 Metro Pusat Pada semester ganjil tahun ajaran 2012/2013 mulai tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap pelaporan.
3.3.3 Waktu Penelitian
Waktu pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan yaitu mulai bulan Mei sampai Agustus 2012 mulai tahap (penyusunan RPP, LKS) sampai tahap pelaksanaan (pembelajaran dikelas) dan tahap pelaporan tahun pelajaran 2012/2013.
3.3.4 Lama Penelitian
Adapun penelitian ini akan dilaksanakan dalam jangka waktu 4 bulan, terhitunng dari perencanaan sampai penulisan laporan hasil penelitian.
3.4 TEKNIK PENGUMPULAN DATA 3.4.1 Lember panduan Observasi
Instrumen ini dirancang peneliti untuk berkolaborasi dengan guru kelas lain. Lembar observasi ini digunakan untuk menggumpulkan data
(34)
24
mengenai kinerja guru dan aktivitas belajar siswa selama penelitian tindakan kelas dalam pembelajaran Matematika dengan media bangun ruang.
3.4.2 Tes hasil Belajar
Instrumen ini digunakan untuk menjaring data mengenai peningkatan hasil belajar siswa khususnya mengenai penguasaan terhadap materi yang dibelajarkan dengan cara mengumpulkan data memberikan tes awal pembelajaran (pretes) dan tes akhir pembelajaran (postes) dengan soal yang sama untuk mengetahui aktivitas siswa menggunakan media bangun ruang.
3.5 Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini menggunakan analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk menganalisis data yang menunjukan dinamika proses belajar. Untuk pengolahan data utama yaitu hasil belajar digunakan teknik persentase. Dimana hasil belajar siswa siklus I dipersentasekan dan dibandingkan dengan hasil belajar siswa awal, kemudian peningkatan hasil belajar pada siklus II dipersentasekan dan dibandingkan dengan nilai hasil belajar siklus I, sasarannya adalah data tentang aktivitas guru, aktivitas belajar siswa, dan interaksi pembelajaran yang bersumber dari data observasi.
1.1 Persentase aktivitas siswa dan guru diperoleh dengan rumus :
NP = x N
SM
(35)
25
Keterangan:
NP = Nilai persen yang dicari atau diharapkan R = Skor mentah yang diperoleh siswa/guru SM = Skor maksimum dari tes yang ditentukan 100= Bilangan tetap
N = Hasil
NP = x100%
siswa seluruh jumlah belajar tuntas yang siswa jumlah Keterangan:
Ketuntasan individua = jika siswa mencapai > 60 %
Ketuntasan klasikal = jika seluruh siswa mencapai ketuntasan > 80% ( diadopsi dari purwanto 2008: 102)
Dimisalkan : data utama tentang hasil belajar siswa kelas VB SD Negeri 10 Metro Pusat mata pelajaran Matematika setelah tindakan kelas siklus I diperoleh data kuantitas sebagai berikut :
1. Jumlah soal 10 butir, skor tiap soal 2, kalau data dijawab benar, nilainya 1 dan 0 jika dijawab salah, skor maksimal adalah 20.
2. Misalnya skor yang diperoleh siswa B, dari 10 soal adalah 18.
Setelah itu dimasukkan dalam rumus di atas maka diperoleh nilai hasil belajar siswa Z adalah :
Hasil belajar = 100 90
20
18x
Sedangkan analisis kuantitatif digunakan untuk menganalisis hasil belajar siswa sebagai kesimpulan keberhasilan penelitian. Analisis yang didapat dari hasil pembelajaran siswa yang dilakukan melalui tes awal pembelajaran dan tes akhir pembelajaran. Persentase ketuntasan belajar siswa memiliki kriteria
(36)
26
keberhasilan siswa sebagai berikut.
Kriteria tingkat keberhasilan belajar siswa dalam (%)
NO TINGKAT
KEBERHASILAN KETERANGAN
1 > 80 % Sangat Tinggi
2 60-79 % Tinggi
3 40-59% Sedang
4 20-39% Rendah
5 <20% Sangat Rendah
(Sumber: Aqib, 2009: 41)
1.2 Nilai rata-rata dari hasil belajar siswa diperoleh dengan rumus:
X =
N X
Keterangan:X = Nilai rata-rata yang dicari
X = Jumlah nilai N = Banyak siswa (diadopsi dari Arikunto 2010: 264)Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar siswa digunakan rumus sebagai berikut:
(37)
27
p = x100%
siswa
belajarnya tuntas
yang siswa
(diadopsi Aqib, 2009: 41)
Dimisalkan : aktivitas siswa dalam proses pembelajaran Matematika dikelas V SD Negeri 10 Metro Pusat pada tindakan kelas siklus I diperoleh data kuantitas sebagai berikut :
a. Jumlah pertanyaan 10 butir, skor tiap pertanyaan paling tinggi 5, sehingga akor maksimal adalah 50.
b. Misalnya skor yang diperoleh siswa Z dari 10 butir pertanyaan adalah 33. Setelah itu dimasukkan dalam rumus di atas maka diperoleh nilai aktivitas siswa Z adalah :
Aktivitas siswa = 100 66
50
33x
3.6 INDIKATOR KEBERHASILAN
Indikator keberhasilan dalam penelitian ini yaitu siswa berhasil belajar jika daya serap siswa secara individu mencapai 60 ke atas dan secara klasikal sebesar 80% dari jumlah siswa yang ada.
3.6.1 Peningkatan aktivitas guru dan siswa khususnya pada mata pelajaran Matematika mencapai 75%.
3.6.2 Peningkatan hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran Matematika mencapai 75%.
(38)
28
JADWAL PELAKSANAAN No Kegiatan
Mei Juni Juli Agustus September November
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan
Penyusun Proposal PTK x Seminar Proposal PTK x
2 Pelaksanaa
n Membuat perangkat siklus I x Pelaksanaan PTK siklus I
x
Refleksi
siklus I x
Membuat perangkat siklus II
x
Pelaksanaan PTK siklus II
x
Refleksi
siklus II x
3 Pelaporan
Pembuatan laporan PTK
x
Ujian x
(39)
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Belajar
Menurut Dalyono (2005: 49) belajar merupakan satu usaha atau kegiatan yang bertujuan mengadakan perubahan di dalam diri seseorang, mencakup tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan, keterampilan dan sebagainya. Menurut Hamalik (2001: 27) bahwa belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Sedangkan menurut Winkel (dalam Angkowo dan Kosasih, 2007: 48) belajar merupakan suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan demi menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, keterampilan, dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat relatif konstan dan berbekas.
Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan perilaku yang relatif dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik dengan peningkatan keterampilan-keterampilan tertentu yang menekankan pengalaman sebagai hasil belajarnya, sehingga seseorang yang belajar mampu untuk berinteraksi dengan lingkungannya.
(40)
7
2.2 Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran dapat diidentikkan dengan kata “ mengajar “ berasal dari kata dasar “ajar” yang berarti petunjuk yang diberikan kepada orang supaya diketahui (diturut) ditambah dengan awalan “pe” dan akhiran “an” menjadi “pembelajaran”, yang berarti proses, perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan sehingga anak didik mau belajar. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik (http://Krisna1.blog.uns.ac.id.Pengerian-dan-ciri-ciri-pembelajaran. Html 2012/04/19(16.25)).
Hamzah (2007: 19) pembelajaran memiliki hakikat perencanaan atau perancangan sebagai upaya untuk membelajarkan siswa. Kualitas hubungan antara guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran sebagian besar ditentukan oleh pendidik dalam mengajar dan peserta didik dalam belajar.
Belajar adalah suatu proses di dalam kepribadian manusia, perubahan tersebutditempatkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas. Sedangkan menurut Purwanto, MP memberikan definisi belajar dari beberapa elemen:a. Belajar adalah merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku di mana perubahan itu dapatmengarah kepada tingkah laku yang lebih baik tetapi ada kemungkinan mengarah kepadatingkah laku yang buruk. b. Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan atau pengalaman dalam arti perubahan-perubahan yang disebabkan oleh pertumbuhan atau tidak dianggap sebagai hasil belajar seperti perubahan-perubahan yang terjadi pada diri seorang bayi.c. Belajar adalah perubahan relatif mantap, harus merupakan akhir daripada suatu periode waktuyang cukup panjang.d. Belajar merupakan perubahan tingkah laku yang menyangkut berbagai aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis seperti: perubahan dalam pengertian, pemecahan suatu masalah, berpikir, keterampilan, kecakapan, kebiasaan ataupun sikap.
(41)
8
Dari pengertian di atas penulis dapat menarik kesimpulan bahwa pembelajaran adalah usaha sadar dari guru untuk membuat siswa belajar, yaitu terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang belajar, dimana perubahan itu dengan didapatkannya kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang relatif lama dan karena adanya usaha.
2.3 Pengertian Aktivitas Belajar
Aktivitas belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh siswa untuk menghasilkan perubahan pengetahuan-pengetahuan, nilai-nilai sikap, dan keterampilan, sehingga menjadi manusia yang mandiri dalam kehidupannya.
Paul (Sardiman, 2010:101) membuat suatu daftar yang berisi 177 macam kegiatan siswa antara lain dapat digolongkan sebagai berikut:
visual aktivities (yang termasuk didalamnya termasuk membaca,
memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain),
oral activities (seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, member
saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi), listening activities (sebagai contoh mendengarkan: uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato), writing activities (seperti misalnya menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin), drawing
activities (misalnya: menggambar, membuat grafik, peta, diagram),
motor activities (yang termasuk didalamnya antara lain: melakukan
percobaan, membuat kontruksi, model mereparasi, bermain, berkebun,
berternak), mental activities (sebagai contoh misalnya:
menanggapi,mengingat, memecahkan soal, menganalisis, membuat hubungan, menggambil keputusan), and emotional activities (seperti misalnya: menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup).
Sedangkan menurut Hanafiah ( 2009 : 23) menyatakan aktivitas pembelajaran haruslah melibatkan seluruh aspek psikologis peserta didik, baik jasmani maupun rohani sehingga akselerasi perubahan perilakunya
(42)
9
dapat secara cepat, tepat, mudah dan benar, baik berkaitan dengan aspek kognitif, afektif, maupun psikomotor.
Menurut Rohani ( 2003 : 6) belajar yang berhasil harus melalui berbagai macam aktivitas, baik aktivitas fisik maupun psikis. Aktivitas fisik adalah peserta didik giat dan aktif dengan anggota badan sedangkan aktivitas psikis (kejiwaan) adalah jika daya dan jiwanya bekerja sebanyak-banyaknya atau banyak fungsi dalam kegiatan pembelajaran.
Hal ini diperkuat oleh Sanjaya ( 2006 : 132) yang mengemukakan
bahwa aktivitas tidak terbatas pada aktivitas fisik saja, akan tetapi juga meliputi aktivitas yang bersifat psikis seperti aktivitas mental.
Berdasarkan berbagai pendapat ahli di atas, maka yang dimaksud
dengan aktivitas belajar adalah kegiatan yang dilakukan siswa untuk memperoleh pengalaman dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan dengan inidikator pelibatan fisik, mental, dan emosi siswa.
2.4 Hasil Belajar
Sumber belajar adalah segala sesuatu yang berada dilingkungan sekitar lingkungan kegiatan belajar yang dapat digunakan untuk membantu optimalisasi hasil belajar. Optimalisasi hasil belajar ini dapat dilihat tidak hanya dari hasil belajar (out put) namun juga dapat dilihat dari proses berupa interaksi siswa dengan berbagai macam sumber yang dapat merangsang untuk terjadinya proses belajar dan mempercepat pengguasaan pengetahuan, keterampilan, dan sikap positif yang dipelajarinya.
(43)
10
Menurut Darmansyah (2006:13) menyatakan bahwa hasil belajar adalah hasil penilaian terhadap kemampuan siswa yang ditentukan dalam bentuk angka. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan hasil belajar adalah hasil penilaian terhadap kemampuan siswa setelah menjalani proses pembelajaran.
belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi dan hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar. Hasil belajar, untuk sebagian adalah berkat tindakan guru, suatu pencapaian tujuan pengajaran (Dimyati dan mudjiono, 2002 : 3-4).
Rahmat ( dalam Abidin. 2004:1 ) mengatakan bahwa hasil belajar adalah “ Penggunaan angka pada hasil tes atau prosedur penilaian sesuai dengan aturan tertentu, atau dengan kata lain untuk mengetahui daya serap siswa setelah menguasai materi pelajaran yang telah diberikan. Nana Sujana ( 1989:9 ) belajar didefinisikan sebagai proses interaksional dimana pribadi menjangkau wawasan – wawasan baru atau merubah sesuatu yang lama.”
Selanjutnya peranan hasil belajar menurut Harahap ( dalam Abidin. 2004:2 ) yaitu :
1. Hasil belajar berperan memberikan informasi tentang kemajuan belajar siswa setelah mengikuti PBM dalam jangka waktu tertentu. 2. Untuk mengetahui keberhasilan komponen – komponen pengajaran
dalam rangka mencapai tujuan.
3. Hasil belajar memberikan bahan pertimbangan apakah siswa diberikan program perbaikan, pengayaan atau melanjutkan pada program pengajaran berikutnya.
4. Untuk keperluan bimbingan dan penyuluhan bagi siswa yang mengalami kegagalan dalam suatu program bahan pembelajaran. 5. Untuk keperluan supervise bagi kepala sekolah dan penilik agar
guru lebih berkompeten.
6. Sebagai bahan dalam memberikan informasi kepada orang tua siswa dan sebagai bahan dalam mengambil berbagai keputusan dalam pengajaran .
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa hasil merupakan suatu indikator yang penting untuk menyatakan kualitas suatu pembelajaran. Hasil belajar adalah sesuatu yang diperoleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar, hasil belajar meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.
(44)
11
2.5 Pengertian Matematika SD
Dalam pembelajaran Matematika, guru harus memahami bahwa
kemampuan setiap siswa berbeda-beda, serta tidak semua siswa menyenangi Matematika. Matematika adalah ilmu logika tentang bentuk susunan, besaran dan konsep–konsep yang saling berhubungan satu sama lainnya, matematika dapat dibagi kedalam tiga bidang, yaitu aljabar, analisis dan geometri. James & James ( dalam Ruseffendi. 1993:27 ) menyatakan bahwa matematika bukanlah pengetahuan menyendiri yang dapat sempurna karena dirinya sendiri, tetapi adanya matematika untuk membantu masalah sosial, ekonomi dan alam.
Sedangkan menurut Russefendi (Heruman, 2007: 1) Matematika adalah bahasa simbol; ilmu tentang pola keteraturan, dan stuktur terorganisasi. Sedangkan menurut Soedjadi (Heruman, 2007: 1) Hakikat Matematika yaitu memiliki objek tujuan abstrak, bertumpu pada kesepakatan, dan pola pikir yang deduktif.
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
Matematika adalah kumpulan dari ide-ide yang bersifat abstrak, dengan struktur-struktur deduktif, mempunyai peran yang penting dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
2.6 Pembelajaran Matematika Dengan Menggunakan Media
Di dalam pengajaran dikenal beberapa istilah seperi peragaan atau
keperagaan. Tetapi dewasa ini istilah keperagaan ini telah mulai dipopulerkan dengan istilah media. Kata media berasal dari bahasa latin dan
(45)
12
secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau
pengantar pesan dari pengirim kepenerima pesan.
Sadiman ( 1999:6 ) yang mengutip pendapat Gagne menyebut media “ berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar”. National Education Association ( NEA ) dalam Halim ( 2002:11 ) mendefinisikan media sebagai “ benda yang dapat dimanipulasi, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan dan dipergunakan dalam kegiatan belajar mengajar “.
Senada dengan itu Ruseffendi ( 141:1993 ) menyatakan bahwa : “ media merupakan alat bantu untuk mempermudah siswa memahami konsep matematika pendapat-pendapat di atas memiliki kesamaan yaitu media adalah segala sesuatu yang dapat. Alat bantu itu dapat berwujud benda kongkrit, seperti : batu-batuan, dan kacang-kacangan. Untuk menerapkan konsep bilangan, kubus ( bendanya ) untuk memperjelas konsep titik, ruas garis, daerah bujur sangkar dan wujud dari kubus itu sendiri, serta benda-benda bidang beraturan untuk menerangkan konsep bangun datar dan bangun ruang “. digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima, sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat siswa, diharapkan hasil siswa belajar dapat ditingkatkan setelah menggunakan media.
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
Media adalah alat bantu siswa dan guru dalam proses belajar mengajar yang berlangsung disekolah, karena dengan menggunakan alat bantu dapat mempermudah siswa memahami konsep Matematika dan dapat mempermudah guru dalam menyampaikan materi pada saat berlangsungnya pelajaran.
2.7 Jenis-jenis Media
Media yang dapat digunakan dalam pembelajaran matematika pada tingkat sekolah dasar meliputi berbagai macam bentuk. Adapun jenis-jenis
(46)
13
dari media adalah sebagai berikut : (a) benda asli yang berada dilingkungan siswa, (b) papan planel, (c) lambang bilangan, (d) dekak-dekak, (e) model bangun datar, (f) papan berpaku, dan (g) model bangun ruang. Menurut Wina Sanjaya ( 2006:171) media yang digunakan harus sesuai dengan materi pembelajaran. Agar penulisan laporan ini lebih terarah nantinya maka penulis akan membatasi tentang jenis media bangun ruang.
2.8 Pengertian Media Bangun Ruang
Bangun ruang adalah sejenis benda ruang beraturan yang memiliki rusuk, sisi dan titik sudut. Media bangun ruang menyerupai kotak, dengan bentuk massif, berongga, dan kerangka. Bentuk–bentuk bangun ruang sudah dikenal siswa dikelas IV adalah kubus, balok, tabung, prisma, kerucut, limas, dan bola. Bentuk-bentuk tersebut akan dipelajari kembali di kelas V dengan pembahasannya dititik beratkan pada penentuan luas pemukaan bangun ruang, seperti : kubus, balok dan tabung. Untuk lebih jelasnya penulis akan menjelaskan pengertian bangun ruang satu persatu.
Wirodikromo ( 2003:2 ) mendefinisikan kubus, balok, dan tabung sebagai berikut : “ (a) kubus yaitu sebuah benda ruang yang dibatasi oleh 6 bidang datar yang masing-masing berbentuk persegi yang sama dan sebangun atau kongruen. Yang mempunyai 6 sisi 12 rusuk dan 8 titik sudut serta diagonalnya sama panjang. (b) balok yaitu sebuah benda ruang yang dibatasi oleh 6 sisi datar yang masing-masing berbentuk persegi panjang yang terdiri dari mempunyai 6 sisi 12 rusuk dan 8 titik sudut. (c) tabung yaitu sebuah benda ruang yang dibatasi oleh 2 sisi datar yang berbentuk lingkaran dan 1 sisi lengkung yang berbentuk persegi panjang.
(47)
14
2.9 Peranan Media Bangun Ruang di Dalam Pembelajaran Matematika
Selain untuk mengkongkritkan konsep yang terdapat dalam pembelajaran, media bangun ruang dapat berperanan untuk memudahkan siswa dalam menerima materi luas permukaan bangun ruang. Penggunaan media bangun ruang ini diharapkan dapat membangkitkan motivasi siswa dalam belajar. Dengan kata lain, penggunaan media bangun ruang dalam pembelajaran matematika dapat memperbesar minat dan perhatian siswa.
Arnis Kamar ( 2002:18 ) fungsi media bangun ruang dalam pembelajaran matematika adalah sebagai berikut : (a) dengan adanya media siswa akan lebih banyak mengikuti pembelajaran matematika dengan gembira sehingga minatnya dalam mempelajari matematika semakin besar. Anak akan senang, terangsang, tertarik dan bersikap positif terhadap pembelajaran matematika. (b) dengan menyajikan konsep abstrak matematika dalam bentuk kongkrit, maka siswa pada tingkat yang lebih rendah akan lebih mudah memahami dan mengerti. (c) media dapat membantu daya titik ruang, karena tidak membayangkan bentuk-bentuk geometri terutama bentuk geometri ruang, sehingga dengan melalui gambar dan benda-benda nyata akan terbantu daya pikirnya agar lebih berhasil dalam belajar. (d) siswa akan menyadari hubungan antara pengajaran dengan benda-benda yang ada disekitarnya. (e) konsep abstrak yang tersaji dalam bentuk konkrit berupa model matematika dapat dijadikan objek penilaian.
Bedasarkan kutipan di atas maka dapat disimpulkan bahwa
penggunaan media bangun ruang dalam pembelajaran matematika dapat membantu guru menjelaskan hal yang bersifat abstrak menjadi lebih konkrit sehingga siswa mudah belajar matematika.
Namun dalam pelaksanaan guru hendaknya memilih dan
menggunakan media yang cocok untuk menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa, sehingga siswa dapat terlibat secara fisik, mental dan sosial, dalam pembelajara. Sejalan dengan pendapat para ahli diatas penulis,
(48)
15
penulis akan menggunakan bangun ruang dalam kegiatan pembelajaran luas pemukaan adalah sebagai berikut:
a. Mengamati model bangun ruang berongga, dan model kerangka.
b. Memberi nama bangun ruang, dan menggunakan media bangun ruang berongga untuk menunjukkan sisi.
c. Menggunakan model kerangka untuk menunjukkan rusuk. d. Menghitung sisi, rusuk, dan titik sudut.
e. Mengukur pada model bangun ruang pada : rusuk, panjang, lebar, tinggi, jari-jari dan diameter.
f. Mencari luas sisi bangun ruang.
g. Menemukan rumus luas permukaan kubus, balok, tabung, dan
h. Membimbing siswa menggunakan rumus-rumus dengan memberikan latihan-latihan. Dengan menggunakan media siswa dapat termotivasi sebagaimana Ivor K. Davies ( 1991:215 ) jika seseorang telah termotivasi maka ia siap untuk melakukan hal-hal yang diperlukan sesuai dengan yang dikehendaki.
3.10 Hipotesis Tindakan
Berdasarkan uraian diatas dirumuskan hipotesis tindakan kelas sebagai berikut “ Apabila dalam pembelajaran Matematika menggunakan Media Bangun Ruang dengan langkah yang tepat maka akan meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 10 Metro Pusat ”.
(49)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian tindakan kelas yang dilakukan terhadap siswa kelas V pada mata pelajaran Matematika SD Negeri 10 Metro Pusat dapat disimpulkan:
5.1.1 Penggunaan media Bangun Ruang dalam Matematika dapat
meningkatkan aktivitas belajar siswa hal ini sesuai dengan pengamatan observer yang telah dilakukan pada siswa mulai dari siklus I sampai siklus II, dan terjadi peningkatan disiklus ke 2 yaitu rata-rata siklus II meningkat dari siklus I yaitu 58,79% menjadi 81,86%.
5.1.2 Penggunaan Media Bangun Ruang dalam Matematika dapat
meningkatkan hasil belajar, hal ini sesuai dengan nilai hasil belajar yang telah dilakukan siswa pada siklus I sampai siklus II , dimana ketuntasan belajar siklus II siswa meningkat dari siklus I yaitu 18 siswa (58,06%) menjadi 29 siswa (93,55%) dengan nilai rata-rata siklus II meningkat dari rata-rata siklus I yaitu 66,16 menjadi 89,06.
5.2 Saran
5.2.1 Kepada guru, untuk selalu senantiasa menggunakan media/alat peraga dalam proses belajar mengajar agar memudahkan siswa untuk mengerti
(50)
60
pelajaran, dan diharapkan guru dapat menciptakan media yang dalam pembelajaran Matematika yang dianggap sukar.
5.2.2. Kepala Sekolah, agar dapat melengkapi sarana dan prasaranayang masih belum ada agar proses pembelajaran dapat berlangsung lebih baik sehinggan hasil belajar dapat meningkat.
5.2.3 Mahasiswa pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), dapat lebih memahami tugas seorang Guru Sekolah Dasar dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan dasar, dapat mengatasi permasalahan-permasalahan yang muncul disekolah, sehingga dapat menjadia acuan sebagai calon guru Sekolah Dasar yang berkualitas.
(51)
61
DAFTAR PUSTAKA
Admihardja Mintarsih. 2010. Format Penulisan Karya Ilmiah .Universitas Lampung, Bandar Lampung.
Andayani, dkk. 2009. Pemantapan Kemampuan Profesional. Universitas
Terbuka. Jakarta.
Angkowo, A dan Kosasih, A. 2007. Optimalisasi Media Pembelajaran. PT. Grasindo, Jakarta
Arnis Kamar. 2002. Penelitian Peningkatan Hasil Belajar. Universitas Terbuka. Jakarta.
Aqib, Zainal. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Yrama Widya, Bandung. Dalyono, M. 2005. Psikologi Pendidikan. PT. Rineka Cipta, Jakarta. Darmansyah. 2006. Belajar dan Pembelajaran.
Dimyati, dan Mudjiono. 2006. Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta : Asdi Mahasatya
Hamalik. 1992. Belajar dan Pembelajaran. Dirjen Dikti Departemen Diknas,
Jakarta.
Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara, Jakarta. Hanafiah. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Unika, Jakarta.
Heruman. 2007. Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Remaja Rosadakarya: Bandung.
Http://lhizaspears21.blogspot.com/2009/07/defenisi-belajar.htm2012/06/11. Ivor. K.Davies. 1991. Pengelolaan Belajar. Rajawali, Jakarta.
Jamzuri. 2007. Desaindan Pembuatan Alat Peraga IPA. Universitas Terbuka: Jakarta
Kasbolah, E.S. Kasihani. 1998. Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Departemen pendidikan dan kebudayaan : Malang.
Krisna. 2012. Pengertian dan Ciri-ciri Pembelajaran. http://Krisna1. blog.uns.ac.id.Pengerian-dan-ciri-ciri-pembelajaran. Html 2012/19/4.
(52)
62
Nana Sujana. 1989. Teori-teori Belajar Untuk Pengajaran. Ekonomi UI, Bandung.
Sadiman Paul.A.M. 1999. Interaksi Motivasi Belajar Mengajar. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Rohani, Ahmad. 2003. Penggelolaaan Pengajaran. PT. Rineka Cipta, Jakarta. Ruseffendi. 1993. Pendidikan Matematika 3. Depdikbud, Jakarta.
Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. PT. Kencana, Jakarta.
Uno B. Hamzah. 2007. Motivasi dan Pengukurannya. Gorontalo : PT Bumi Aksara.
Wardhani, IGAK. Dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka.
Wiradikromo Sartono. 2003. Dimensi Tiga. Erlangga, Jakarta. Zainal Abidin. 2004. Evaluasi Pengajaran. Padang. UNP
(1)
2.9 Peranan Media Bangun Ruang di Dalam Pembelajaran Matematika Selain untuk mengkongkritkan konsep yang terdapat dalam pembelajaran, media bangun ruang dapat berperanan untuk memudahkan siswa dalam menerima materi luas permukaan bangun ruang. Penggunaan media bangun ruang ini diharapkan dapat membangkitkan motivasi siswa dalam belajar. Dengan kata lain, penggunaan media bangun ruang dalam pembelajaran matematika dapat memperbesar minat dan perhatian siswa.
Arnis Kamar ( 2002:18 ) fungsi media bangun ruang dalam pembelajaran matematika adalah sebagai berikut : (a) dengan adanya media siswa akan lebih banyak mengikuti pembelajaran matematika dengan gembira sehingga minatnya dalam mempelajari matematika semakin besar. Anak akan senang, terangsang, tertarik dan bersikap positif terhadap pembelajaran matematika. (b) dengan menyajikan konsep abstrak matematika dalam bentuk kongkrit, maka siswa pada tingkat yang lebih rendah akan lebih mudah memahami dan mengerti. (c) media dapat membantu daya titik ruang, karena tidak membayangkan bentuk-bentuk geometri terutama bentuk geometri ruang, sehingga dengan melalui gambar dan benda-benda nyata akan terbantu daya pikirnya agar lebih berhasil dalam belajar. (d) siswa akan menyadari hubungan antara pengajaran dengan benda-benda yang ada disekitarnya. (e) konsep abstrak yang tersaji dalam bentuk konkrit berupa model matematika dapat dijadikan objek penilaian. Bedasarkan kutipan di atas maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan media bangun ruang dalam pembelajaran matematika dapat membantu guru menjelaskan hal yang bersifat abstrak menjadi lebih konkrit sehingga siswa mudah belajar matematika.
Namun dalam pelaksanaan guru hendaknya memilih dan menggunakan media yang cocok untuk menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa, sehingga siswa dapat terlibat secara fisik, mental dan sosial, dalam pembelajara. Sejalan dengan pendapat para ahli diatas penulis,
(2)
15
penulis akan menggunakan bangun ruang dalam kegiatan pembelajaran luas pemukaan adalah sebagai berikut:
a. Mengamati model bangun ruang berongga, dan model kerangka.
b. Memberi nama bangun ruang, dan menggunakan media bangun ruang berongga untuk menunjukkan sisi.
c. Menggunakan model kerangka untuk menunjukkan rusuk. d. Menghitung sisi, rusuk, dan titik sudut.
e. Mengukur pada model bangun ruang pada : rusuk, panjang, lebar, tinggi, jari-jari dan diameter.
f. Mencari luas sisi bangun ruang.
g. Menemukan rumus luas permukaan kubus, balok, tabung, dan
h. Membimbing siswa menggunakan rumus-rumus dengan memberikan latihan-latihan. Dengan menggunakan media siswa dapat termotivasi sebagaimana Ivor K. Davies ( 1991:215 ) jika seseorang telah termotivasi maka ia siap untuk melakukan hal-hal yang diperlukan sesuai dengan yang dikehendaki.
3.10 Hipotesis Tindakan
Berdasarkan uraian diatas dirumuskan hipotesis tindakan kelas sebagai berikut “ Apabila dalam pembelajaran Matematika menggunakan Media Bangun Ruang dengan langkah yang tepat maka akan meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 10 Metro Pusat ”.
(3)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian tindakan kelas yang dilakukan terhadap siswa kelas V pada mata pelajaran Matematika SD Negeri 10 Metro Pusat dapat disimpulkan:
5.1.1 Penggunaan media Bangun Ruang dalam Matematika dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa hal ini sesuai dengan pengamatan observer yang telah dilakukan pada siswa mulai dari siklus I sampai siklus II, dan terjadi peningkatan disiklus ke 2 yaitu rata-rata siklus II meningkat dari siklus I yaitu 58,79% menjadi 81,86%.
5.1.2 Penggunaan Media Bangun Ruang dalam Matematika dapat meningkatkan hasil belajar, hal ini sesuai dengan nilai hasil belajar yang telah dilakukan siswa pada siklus I sampai siklus II , dimana ketuntasan belajar siklus II siswa meningkat dari siklus I yaitu 18 siswa (58,06%) menjadi 29 siswa (93,55%) dengan nilai rata-rata siklus II meningkat dari rata-rata siklus I yaitu 66,16 menjadi 89,06.
5.2 Saran
5.2.1 Kepada guru, untuk selalu senantiasa menggunakan media/alat peraga dalam proses belajar mengajar agar memudahkan siswa untuk mengerti
(4)
60
pelajaran, dan diharapkan guru dapat menciptakan media yang dalam pembelajaran Matematika yang dianggap sukar.
5.2.2. Kepala Sekolah, agar dapat melengkapi sarana dan prasaranayang masih belum ada agar proses pembelajaran dapat berlangsung lebih baik sehinggan hasil belajar dapat meningkat.
5.2.3 Mahasiswa pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), dapat lebih memahami tugas seorang Guru Sekolah Dasar dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan dasar, dapat mengatasi permasalahan-permasalahan yang muncul disekolah, sehingga dapat menjadia acuan sebagai calon guru Sekolah Dasar yang berkualitas.
(5)
DAFTAR PUSTAKA
Admihardja Mintarsih. 2010. Format Penulisan Karya Ilmiah .Universitas Lampung, Bandar Lampung.
Andayani, dkk. 2009. Pemantapan Kemampuan Profesional. Universitas Terbuka. Jakarta.
Angkowo, A dan Kosasih, A. 2007. Optimalisasi Media Pembelajaran. PT. Grasindo, Jakarta
Arnis Kamar. 2002. Penelitian Peningkatan Hasil Belajar. Universitas Terbuka. Jakarta.
Aqib, Zainal. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Yrama Widya, Bandung. Dalyono, M. 2005. Psikologi Pendidikan. PT. Rineka Cipta, Jakarta. Darmansyah. 2006. Belajar dan Pembelajaran.
Dimyati, dan Mudjiono. 2006. Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta : Asdi Mahasatya
Hamalik. 1992. Belajar dan Pembelajaran. Dirjen Dikti Departemen Diknas, Jakarta.
Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara, Jakarta. Hanafiah. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Unika, Jakarta.
Heruman. 2007. Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Remaja Rosadakarya: Bandung.
Http://lhizaspears21.blogspot.com/2009/07/defenisi-belajar.htm2012/06/11. Ivor. K.Davies. 1991. Pengelolaan Belajar. Rajawali, Jakarta.
Jamzuri. 2007. Desaindan Pembuatan Alat Peraga IPA. Universitas Terbuka: Jakarta
Kasbolah, E.S. Kasihani. 1998. Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Departemen pendidikan dan kebudayaan : Malang.
Krisna. 2012. Pengertian dan Ciri-ciri Pembelajaran. http://Krisna1. blog.uns.ac.id.Pengerian-dan-ciri-ciri-pembelajaran. Html 2012/19/4.
(6)
62
Nana Sujana. 1989. Teori-teori Belajar Untuk Pengajaran. Ekonomi UI, Bandung.
Sadiman Paul.A.M. 1999. Interaksi Motivasi Belajar Mengajar. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Rohani, Ahmad. 2003. Penggelolaaan Pengajaran. PT. Rineka Cipta, Jakarta. Ruseffendi. 1993. Pendidikan Matematika 3. Depdikbud, Jakarta.
Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. PT. Kencana, Jakarta.
Uno B. Hamzah. 2007. Motivasi dan Pengukurannya. Gorontalo : PT Bumi Aksara.
Wardhani, IGAK. Dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka.
Wiradikromo Sartono. 2003. Dimensi Tiga. Erlangga, Jakarta. Zainal Abidin. 2004. Evaluasi Pengajaran. Padang. UNP