TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Model Intervensi

3 digunakan tentu bukan pilihan yang tepat, karena model ini tidak melibatkan variabel lain. Oleh karena itu dalam penelitian ini akan dikaji prosedur pembentukan model runtun waktu dengan adanya intervensi, yang selanjutnya disebut model intervensi.

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Model Intervensi

Model intervensi adalah model dari suatu data runtun waktu yang dipengaruhi oleh kejadian-kejadian eksternal intervensi terhadap variabel yang menjadi obyek pengamatan. Misalkan data hasil pengamatan Untuk suatu proses yang mengikuti model ARIMAp,d,q, bentuk persamaan matematiknya dapat dituliskan sebagai berikut : Wei, 2006 t q t d p a B Y B B 1 θ φ = − , 1 atau t d p q t a B B B Y 1 − = φ θ , 2 dengan B p φ = 1 2 2 1 p p B B B φ φ φ − − − − merupakan operator ARp t d Y B − 1 merupakan runtun waktu Yt yang stasioner pada pembedaan ke-d B q θ = 1 2 2 1 q q B B B θ θ θ − − − − merupakan operator MAq B menyatakan operator mundur, yaitu k t t k Y Y B − = . Misalkan data hasil pengamatan N N T T T Z Z Z Z Z Z Z , , , , , , , , 1 1 1 2 1 − + − sebagai deret waktu dengan selang waktu yang sama dengan T merupakan waktu terjadinya intervensi, maka model umum dari model intervensi adalah t t t Y I f Z + = , 3 dengan t Y adalah model runtun waktu yang diperoleh dengan memodelkan data sebelum intervensi 1 2 1 , , , − T Z Z Z , t I f merupakan fungsi dari variabel intervensi t I . Secara umum ada dua macam variabel intervensi, yaitu step function dan pulse function Yaffe McGee, 2000. Step function adalah suatu bentuk intervensi yang 4 terjadinya dalam kurun waktu yang panjang. Secara matematik, bentuk intervensi step function ini biasanya dinotasikan sebagai berikut ≥ = = T t T t S I T t T t , 1 , 4 dengan T adalah waktu mulainya terjadi intervensi. Sedangkan pulse function adalah suatu bentuk intervensi yang terjadinya hanya dalam suatu waktu tertentu, misalnya penjualan mingguan dari suatu produk jika diskon promosi berlaku hanya untuk satu minggu, maka digunakan pulse function untuk menandai keberadaan promosi. Secara matematik, bentuk intervensi pulse function ini biasanya dinotasikan sebagai berikut = ≠ = = T t T t P I T t T t , 1 , 5 dengan T adalah waktu terjadi intervensi. Pulse function , T t P , dapat dihasilkan dengan pembedaan dari fungsi step, T t S sebagai berikut: 1 1 T t T t T t T t T t T t S B BS S S S P − = − = − = − 6 Dalam penelitian ini, bentuk intervensi yang digunakan adalah step function karena kebijakan penurunan harga BBM jenis premium masih dirasakan sampai sekarang.

2.2. Model Intervensi Step Function

Fungsi intervensi t I f dinyatakan sebagai berikut , T t b t I B B B I f δ ω β = 7 dengan s s B B B ω ω ω ω − − − = 1 dan r r B B B δ δ δ − − − = 1 1 Identifikasi fungsi intervensi ini dilakukan dengan melihat plot semua data. Jika suatu intervensi terjadi pada beberapa waktu yaitu pada saat t = T dan berlanjut dalam periode lama setelah waktu tersebut maka tipe dari variabel intervensi adalah step function . Ada tiga pola respon terjadinya intervensi yaitu abru Pola abrupt permanent dapa gradual permanent menggun menggunakan pulse function.

2.2.1. Abrupt Permanent

Pola respons abrupt terjadi secara kasar abrupt d intervensi. Beberapa bentuk fu a. T t t S I f ω = b. T t t BS I f ω = c. 1 1 1 1 t B B B I f − + − = ω δ ω ons yang dapat terjadi pada suatu data runtun wak brupt permanent , gradual permanent dan abrupt t pat menggunakan step function atau pulse func unakan step function sedangkan pola abrupt t permanent menunjukkan perubahan setelah dan perubahan itu tetap ada permanent setelah fungsi intervensi yang digunakan Wei, 2006: T t P B B 5 aktu setelah t temporary . nction , pola t temporary h intervensi ah terjadinya

2.2.2. Gradual Permanent

Pola gradual perman secara perlahan atau berangs permanent dalam suatu d digunakan: a. 1 1 T t t S B I f δ ω − = b. 1 1 T t t S B B I f δ ω − = c. 1 T t t S B I f − = ω anent menunjukkan intervensi menyebabkan gsur-angsur gradual kemudian perubahan ters data runtun waktu. Beberapa bentuk interv 6 perubahan ersebut tetap rvensi yang d. 1 T t t S B B I f − = ω

III. METODE PENELITIA

Dokumen yang terkait

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

DEKONSTRUKSI HOST DALAM TALK SHOW DI TELEVISI (Analisis Semiotik Talk Show Empat Mata di Trans 7)

21 290 1

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25