37 Berdasarkan percobaan, rasio volume HCl 1 M yang dibutuhkan untuk
menetralkan Na
2
SiO
3
rata – rata sekitar 1,3 : 1. Pembentukan gel silika
dengan HCl berlangsung sangat lambat. Menurut Nuryono dan Narsito 2005 hal ini di sebabkan oleh sebagian gugus
–Si-O- terprotonasi dan delokalisasi elektron terganggu sehingga atom Si dapat terserang oleh atom
O dari spesies –Si-O- lain. Apabila penambahan asam dilanjutkan maka
terjadi peningkatan konsentrasi –Si-OH dan reaksi tercepat berlangsung
apabila tercapai konsentrasi –Si-OH dan –Si-O dalam jumlah sama.
2. Hasil Analisis secara Difraksi Sinar X
Hasil sintesis silika dari bagasse menunjukkan adanya pengotor karena kurangnya pencucian dengan aquades yang mengakibatkan banyaknya
puncak-puncak tajam seperti pada gambar 9 bagian atas halaman 32. Menurut Sriyanti dkk. 2005 puncak-puncak tajam itu disebabkan oleh
natrium silikat yang tidak membentuk gel pada lingkungan asam. Setelah dilakukan pencucian cukup lama, hasil silika gel yang dihasilkan
menunjukkan tidak adanya puncak-puncak tajam seperti pada gambar 9 bagian bawah. Dari setiap difraktogram yang didapatkan, puncak yang
landai terletak pada 2 θ =±20-22°. Hal ini juga sesuai dengan hasil XRD
Hariharan dan Sivakumar 2013 yang mendapatkan puncak yang kuat pada 22°2
θ yang menunjukkan silika amorf.
38
3. Hasil Analisis secara Spektroskopi FTIR
Analisis gugus fungsi menggunakan spektroskopi FTIR perlu dilakukan untuk mengetahui keberhasilan sintesis. Adanya gugus fungsi
membantu para peneliti untuk mengetahui apakah reaksi berhasil atau tidak dengan biaya yang terjangkau. Hal ini dikarenakan setiap tipe ikatan
memiliki sifat frekuensi vibrasi yang berbeda. Walaupun 2 senyawa berbeda yang mempunyai tipe ikatan yang sama namun terletak dalam
lingkungan yang sedikit berbeda, maka akan menghasilkan puncak dengan frekuensi yang berbeda. Sehingga tidak ada dua molekul yang berbeda
strukturnya akan mempunyai serapan inframerah yang tepat sama Sastrohamidjojo, 2007.
Tabel 4.Interpretasi Spektra FTIR Kiesel Gel 60 dan Silika Gel dari Bagasse Tebu
Gugus Fungsional Bilangan gelombang cm
-1
Silika Kiesel Gel 60 Merck
Silika Gel
Vibrasi ulur –OH dari
Si-OH 3448,5
3472,39 Vibrasi ulur asimetris
Si-O dari Si-O-Si 1101,3
1097,43 Vibrasi ulur simetris
Si-O dari Si-O-Si 800,4
799,06 Vibrasi tekuk
–OH dari Si-OH
1637,5 1639,88
Vibrasi ulur Si-O dari Si-OH
970,1 -
Vibrasi tekuk Si-O-Si 472,5
465,57
Secara umum, gugus fungsi silika gel hanyalah gugus silanol Si-OH dan Siloksan Si-O-Si. Berdasarkan Tabel , interpretasi spektra FTIR silika
gel hasil sintesis dari bagasse tebu menunjukkan kemiripan dengan spektra
39 silika Kiesel gel 60. Walaupun vibrasi ulur Si-O dari Si-OH tidak terdeteksi
pada silika gel hasil sintesis, tetapi pada grafik terdapat puncaknya. Hal ini dapat terjadi karena puncak tersebut memiliki intensitas yang kecil sehingga
tidak dibaca oleh alat. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa silika gel dari bagasse tebu memiliki kemiripan gugus fungsi dengan Kiesel gel
60. Hal ini menunjukkan bahwa bagasse tebu dapat digunakan sebagai bahan dalam pembuatan silika gel.
4. Adsorpsi Kation Ca