16 dalam adsorpsi Weber dan Cakraborti, 1974. Persamaannya
sebagai berikut. R
L
=
1 1+
�
.�
�
� = konstanta faktor pemisahan
C
o
= konsentrasi awal molL K
L
= konstanta Langmuir Lmol Apabila 0 R
L
1 maka dapat dinyatakan bahwa adsorpsi bersifat favorable, R
L
1 adsorpsi bersifat unfavorable, R
L
=1 adsorpsi bersifat linier dan R
L
=0 adsorpsi bersifat irreversibel. Sedangkan pada isoterm Freundlich, apabila 01n1 maka dapat
dinyatakan bahwa adsorpsi bersifat favorable Kul dan Koyuncu, 2010.
8. Spektroskopi Serapan Atom SSA
Spektroskopi Serapan Atom SSA adalah suatu metode untuk mengukur konsentrasi suatu unsur dengan mengukur radiasi yang
terserap oleh unsur tersebut García dan Báez, 2012. Radiasi yang terserap terukur dalam absorbansi. Untuk menghitung konsentrasi
diperlukan persamaan Lambert-Beer, A =
ɛ.b.c Dimana :
A= radiasi yang terserap ɛ = tetapan absorptivitas molar M
-1
.cm
-1
b = panjang medium cm
17 c = konsentrasi zat M
karena b dan ɛ merupakan bilangan tetap, maka absorbansi hanya
tergantung oleh konsentrasi.
9. Spektroskopi FTIR
Spektroskopi inframerah adalah metode untuk mempelajari interaksi molekul materi dengan radiasi inframerah. Salah satu tipe
spektroskopi yang umum dipakai adalah Fourier Transform Infra Red Spectroscopy
FTIR. Alat ini cukup sensitif untuk mendeteksi keberadaan gugus fungsi dalam sampel Smith, 1998.
Spektroskopi ini bekerja ketika ikatan molekul dalam materi menyerap energi inframerah. Namun, tidak semua ikatan dalam
molekul dapat menyerap energi inframerah, meskipun frekuensi radiasi tetap sesuai dengan gerakan ikatan. Hanya ikatan yang
mempunyai momen dipol yang dapat menyerap radiasi inframerah Sastrohamidjojo, 2007:102. Ketika molekul menyerap energi
inframerah, ikatan molekul akan bervibrasi. Ikatan dapat mengalami regangan, penyusutan, dan tekukan Smith, 1998. Setiap tipe ikatan
memiliki frekuensi dengan vibrasi yang berbeda. Walaupun mempunyai ikatan yang sama namun kondisi lingkunganya
berbeda, akan memberikan frekuensi vibrasi yang berbeda. Oleh karena itu tidak ada dua molekul yang berbeda strukturnya akan
mempunyai serapan inframerah yang tepat sama. Untuk memperjelas
18 hal tersebut, dapat dilihat tabel serapan karakteristik senyawa-
senyawa karbon-silikon dalam lingkungan yang berbeda-beda. Tabel 2. Serapan Karakteristik Senyawa-Senyawa Organo-Silikon
Gugus Fungsional Rentang Frekuensi
cm
-1
Rentang Panjang Gelombang
μm Si-H
2230-2150 4, 48- 4,65
890-860 11, 24- 11, 63
Si-OH 3390-3200
2, 95- 3, 13 870-820
11, 49- 12, 20 Si-O
1110- 1000 9, 01- 10, 00
Si-O- O- Si 1053
9, 50 Disiloksan
Si- O- Si 1080
9, 26 Linier
1025 9, 76
Sastrohamidjojo, 1992: 102 Untuk mempelajari keberhasilan sintesis silika, Spektroskopi FTIR
merupakan metode utama yang digunakan karena murah dan cukup sensitif. Berdasarkan percobaan yang dilakukan Wu dkk. 2014,
Spektra FTIR silika gel ditunjukkan dengan adanya pita yang lebar pada kisaran 3000
– 4000 cm
-1
yang menunjukkan gugus hidroksil, dan gugus Si-OH pada 3750 cm
-1
. Sedangkan vibrasi Si-O-Si, regangan asimetriknya terletak didekat 810 cm
-1
, dan regangan simetrik dan vibrasi tekuk didekat 470 cm
-1
. Data tersebut hampir
sama dengan data yang dilaporkan oleh Sulastri dkk. 2011. Secara ringkas, frekuensi vibrasi pada sintesis silika gel dapat
dilihat pada tabel berikut.
19 Tabel 3. Frekuensi Vibrasi Silika Gel
Gugus Fungsional Frekuensi cm
-1
Tipe vibrasi -OH
3400-3000 Regangan
-Si-OH 3750
Regangan -Si-O-Si-
810 Asimetrik
470 Simetrik
-Si-O 1110-1000
Regangan
10. Difraksi Sinar X