37
B. KASUS POSISI DAN PENANGANAN OLEH MAJELIS HAKIM
1. Perselisihan hubungan industrial antara Sawab sebagai penggugat
dengan Direksi Perusahaan Umum PERUM Pegadaian sebagai tergugat.
Perselisihan hubungan industrial antara Sawab sebagai penggugat yang bekerja sebagai Kepala Cabang Perum Pegadaian Blora Jawa Tengah
melawan Direksi Perusahaan Umum PERUM Pegadaian sebagai tergugat. Bahwa pada tahun 2001 telah terjadi masalah berkaitan dengan operasional di
Cabang Blora, dimana sehubungan dengan hal itu tergugat melakukan PHK terhadap penggugat dengan alasan sebagaimana pada dictum menimbang
huruf a SK PHK Surat Keputusan No.R.19SDM.3003232003 tanggal 4 April 2003 dimana penggugat telah melakukan pelanggaran disiplin yaitu :
1. Dalam kedudukannya selaku Kepala Cabang lalai atau tidak melaksanakan fungsinya karena telah membuat keputusan diluar
kewenangan dalam penetapan penaksiran barang jaminan diserahkan kepada bawahan yang bukan sebagai petugas penaksir, tidak memiliki
keahlian dibidang penaksir dan belum mempunyai SK fungsional penaksir, sehingga penetapan taksirannya dapat dikualifikasikan
taksiran tinggi.
38
2. Bahwa penggugat selaku Kepala Cabang lemah dalam pengawasan, kurang mengetahui harga pasar, sehingga dalam pemberian uang
pinjaman selalu ditentukan berdasarkan permintaan nasabah. 3. Bahwa memang benar ketika penggugat masih menjabat sebagai
Kepala Cabang Blora dalam kedudukannya sebagai Kuasa Pemutus Kredit KPK telah teradi masalah yaitu adanya barang jaminan gadai
berupa traktor dan mesin diesel yang dilakukan tidak sesuai dengan ketentuan dan norma-norma yang telah ditetapkan oleh perusahaan
berupa pemberian uang jaminan yang melebihi kriteriabatas toleransi dari taksiran wajar, sehingga barang tersebut tidak ditebus oleh
nasabah yang
mengakibatkan Kerugian
Perusahaan Yang
Diperhitungkan KPYD
Pertimbangan Majelis
Bahwa kesalahan berat sebagaimana ketentuan Pasal 158 ayat 1 huruf j dan Pasal 158 ayat 2 UU No. 13 Tahun 2003, yaitu melakukan
perbuatan di lingkungan perusahaan yang diancam pidana penjara 5 lima tahun atau lebih dan telah dibuktikan dengan adanya pengakuan penggugat
dan laporan kejadian yang dibuat oleh pihak berwenang di perusahaan serta didukung oleh saksi-saksi. Perbuatan yang dilakukan penggugat telah
menimbulkan kerugian Negara, karena perusahaan tergugat yaitu Perum
39
Pegadaian merupakan Badan Usaha Milik Negara BUMN jo No. 103 tahun 2000.
Dalam pokok permasalahan perselisihan hubungan industrial di atas, penulis beranggapan, bahwa selain kesalahan berat yang dilakukan pekerja
dapat dikatakan pula bahwa kinerja dari pekerja tersebut adalah kinerja rendah, karena tidak memiliki standar prestasi dalam melakukan penaksiran
barang jaminan, pengawasan, kurangnya pengetahuan tentang harga pasar, serta kurangnya tanggung jawab karena penaksiran barang jaminan
diserahkan kepada bawahan yang jelas-jelas bukan keahliannya.
2. Perselisihan hubungan industrial antara Suyatno sebagai penggugat